My Charming Lady Boss - Bab 166 Sebuah Rencana (2)

Mendengar perkataan ini, Andri pun mengangguk dan berkata: "Daerah Sha Yang sepertinya memang daerah orang kaya, yang tinggal disana pasti adalah orang yang sangat kaya."

Rossa menyambung: "Tentu saja!"

Andri berpikir sejenak, dan akhirnya memutuskan: "Oke deh, aku ikuti rencanamu."

Setelah itu, Andri tiba-tiba berkata lagi: "Rossa, tapi aku tidak punya SIM!"

Rossa mengerutkan alisnya, dia kaget dan bertanya: "Kamu tidak punya SIM?"

Andri mengangguk: "Iya!"

"Tidak ada SIM, lalu sebelumnya kenapa kamu bisa menyetir?" Rossa bingung.

Andri berkata: "Ya begitulah, tapi aku takut ketemu polisi."

Rossa merasa kagum dan berkata: "Andri! Kamu cukup berani ya, kalau kamu ketemu polisi, kamu bisa ditahan di penjara."

Andri menjawab: "Walaupun aku tidak punya SIM, tapi aku jago mengemudi kok, aku dulu punya mobil, tapi aku sudah lupa SIM ku dimana."

Rossa berpikir dan berkata: "Ya sudah! Nanti kalau kamu punya waktu, cepat bikin SIM, kalau tidak, repot."

Andri melanjutkan: "Jadi bagaimana aku bisa mengikuti Tommy?"

Rossa tertawa dan berkata pasrah: "Bagaimana lagi? Tentu saja aku temani kamu! Aku jadi supir gratis."

Andri langsung berdiri dan menuang segelas air untuk Rossa: "Rossa, kamu sungguh baik!"

"Tidak usah memujiku! Aku sudah membantumu banyak, bagaimana kamu mau berterima kasih padaku?" Rossa mengambil air dari tangan Andri dan sengaja memberikan persyaratan.

Andri berpikir-pikir dan bercanda: "Kalau tidak begini saja?"

"Bagaimana?" Rossa penasaran.

Tanpa rasa malu Andri berkata: "Aku cium kamu, hutangku lunas."

Rossa sama sekali tidak takut, dia mendekatkan wajahnya ke hadapan Andri dan berkata: "Ayo!"

Andri ingin menciumnya, tapi mengingat mereka sudah menjadi teman baik, dia hanya bisa tertawa dan berkata: "Rossa, aku bercanda saja!"

Rossa menarik wajahnya kembali dan menjulingkan matanya, menggeleng dan menghela nafas: "Dasar tidak berguna! Aku pikir kamu berani!"

Mendengar ini, Andri juga tidak peduli lagi, lagipula tirai jendela juga tertutup kok.

Saat Rossa tidak memperhatikan, dia pun menciumnya dengan cepat.

Rossa merespon, dia kaget dan berkata: "Kamu beneran cium?"

Andry tersenyum dan menjelaskan: "Ciuman pertemanan! Jangan salah paham!"

Setelah itu, Andri ingin cepat-cepat pergi: "Aku harus keluar sekarang, kalau tidak, orang lain bakal mengira aku ngapain di ruanganmu!"

"Ngapain?" Rossa kaget, dia tidak mengerti.

Andri mencoba menjelaskan: "Yah itu, orang lain suka mengatakan, melakukan itu di kantor..."

Mendengar perkataan ini, Rossa seketika mengerti, dia lalu tertawa dan memarahinya: "Dasar kamu! Siapa yang..."

Belum selesai dia bicara, Andri langsung memotongnya: "Sudah ya, aku keluar dulu."

Andri ingin membuka pintu, tapi Rossa memanggilnya dari belakang: "Oyah, aku ingat sesuatu."

Andri membalikkan badannya dan bertanya: "Apa?"

Rossa mengingatkan: "Bukannya kamu bilang mau beri aku hadiah? Aku sudah menunggu lama loh."

Andri tersadar, dan mengingat hal yang dijanjikannya di depan pintu sekolah SMA 7: "Jangan takut, aku sudah mempersiapkannya."

Rossa sangat menantikan kejutan yang akan diberikan Andri kepadanya.

"Oke, aku tunggu ya!" Rossa tertawa, lalu duduk di atas kursi kerjanya.

Andri juga tertawa: "Oke, aku keluar ya."

Setelah itu, Andri berjalan keluar dari ruangannya.

Dia pun berpikir, harus memberi hadiah apa ya untuk Rossa, dia tahu Rossa datang ke Dairy Milk karena dirinya, oleh karena itu dia ingin memberikan hadiah spesial untuknya.

Saat Andri berjalan ke daerah kerja, Dea pun berlari kesana, tergesa-gesa dan berkata: "Kak Andri, bantu aku jagain sebentar dong di resepsionis, aku ingin ke toilet."

Melihat Dea yang tergesa-gesa, Andri tahu dia pasti sedang kebelet, dia pun menjawab: "Pergilah!"

Dea berterima kasih: "Kak Andri, kamu benar-benar tampan dan baik!"

Setelah itu, Dea pun berlari cepat ke toilet.

Saat Andri berjalan ke meja resepsionis dan duduk, telepon di meja pun berbunyi, dia segera mengangkatnya dan berkata: "Halo! Perusahaan Dairy Milk, ada yang bisa..."

Belum selesai dia berbicara, orang yang ada di telepon itu langsung memanggil namanya: "Andri Bai!"

Novel Terkait

Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu