My Charming Lady Boss - Bab 459 Darah Terciprat

Nora Shen tidak terpikir bahwa Tuhan memberinya kesempatan bagus seperti ini, selama mereka bisa membunuh Tuan ketiga Chen, mereka mungkin dapat meninggalkan vila keluarga Chen dengan selamat, ia tidak tahu mengapa Tuan ketiga Chen muncul di paviliun saat ini, dengan tanpa perlindungan dari sembilan tentara khusus disekitarnya.

Di malam yang gelap, Nora Shen segera mengeluarkan pistol dari tubuhnya, ketika dia hendak membidik Tuan ketiga Chen, sebuah ponsel tiba-tiba berdering mengejutkan Nora Shen dan dering telepon seluler itu berasal dari Tuan ketiga Chen.

Langkah Tuan ketiga Chen terhenti di persimpangan paviliun, dan seketika ia sibuk menjawab telepon.

"Halo! Viper! Apa? Nona kedua menghilang?" Tanya tuan ketiga Chen di telepon.

Setelah beberapa saat, ia kemudian memerintahkan orang di telepon itu: "Viper, kamu dengar, tidak peduli bagaimana kamu melakukannya, kamu harus menemukan nona kedua, dalam keadaan apapun, kamu harus bawa dia kehadapanku."

Selesai berbicara Tuan ketiga Chen menutup telepon.

Paman Ma yang berdiri di sampingnya bertanya dengan rasa ingin tahu : "ada apa, kakak ketiga?"

"Viper tidak menjaga nona kedua, membiarkannya kabur, sekarang tidak tahu ke mana ia pergi," jelas Tuan ketiga Chen.

Ketika dia mengatakan ini, hatinya sangat khawatir, karena Angelina Chen melarikan diri akan menambah masalah yang tidak perlu ia pikirkan, malam ini begitu banyak orang suruhannya yang meninggal, dia harus membiarkan Andri Chen dan Nora Shen membayar harganya, dan harus menyelesaikan hal ini sebelum fajar, kalau tidak masalah malam ini tidak akan bisa disembunyikan, dia tidak ingin membuat masalah ini semakin besar, jika dibiarkan sampai nanti, ini akan menyusahkannya dan akan melibatkan orang-orang lain.

Begitu Paman Ma mendengar ini, dia menjadi gugup dan berkata : "Aku akan mengirim orang untuk mencarinya."

Paman Ma baru hendak pergi dan seketika Tuan ketiga Chen langsung menghentikannya dan berkata : "Fred, kamu baru saja kembali."

Paman Ma terhenti saat mendengar perkataan Tuan ketiga Chen : "Fred, jangan pedulikan Rainie dulu, prioritas kita sekarang adalah memastikan apakah mereka sudah mati atau tidak, waktu kita tidak banyak, jika orang-orang di sekitar menemukan kejanggalan, kita akan berada dalam masalah. "

Tuan ketiga Chen mengatakan itu dengan serius, dan Paman Ma secara alami mengetahui keseriusan masalah itu, mereka menyatakan bahwa mereka sedang melangsungkan syuting, tetapi ledakan dan tembakan itu begitu nyata sehingga akan membuat orang-orang curiga, dan juga banyak orang yang meninggal, bahkan jika Tuan ketiga Chen mempunyai kekuatan sekalipun, tidak menutup kemungkinan bahwa kebenaran akan terungkap.

Setelah mendengar ini, Paman Ma menjawab dengan jujur: "Kakak ketiga, sembilan orang asing itu telah diluncurkan dan belum ada berita."

"Kita harus menemukan tubuh mereka dan memastikan apakah mereka sudah mati atau belum," kata Tuan ketiga Chen dengan hati-hati.

"Aku mengerti." Paman Ma mengangguk.

"Pergi ke paviliun dan lihat apa yang terjadi dengan ponsel mereka, mereka tidak bisa dihubungi seharian." lanjut Tuan ketiga Chen memerintahkan.

"Ya, aku akan segera kesana." Setelah itu, Paman Ma berencana untuk berjalan melalui koridor paviliun ke lokasi paviliun.

Dia mengangkat kakinya dan hanya berjalan dua langkah, langkahnya tiba-tiba berhenti, ia mengerutkan alis, seolah dia melihat sesuatu.

Tuan ketiga Chen melihat gerak geriknya, mengernyit bertanya: "Fred, ada apa?"

Paman Ma seperti sadar dan berkata dengan perasaan curiga : "Kakak ketiga, aku merasa ada yang salah dengan paviliun."

"Apa masalahnya?" Tuan ketiga Chen bertanya.

Paman Ma segera menyampaikan kecurigaannya dengan memberi isyarat, "Kakak ketiga, apakah kamu merasa paviliun itu terlalu sunyi?"

Mendengar perkataan Paman Ma, Tuan ketiga Chen juga menemukan beberapa kejanggalan, ia tahu bahwa di paviliun ada seorang yang suka berbicara, yang kapanpun akan terdengar suaranya, tapi kali ini ia menyadari paviliun itu sangat tenang.

Melihat ini, Tuan ketiga Chen segera membuat kesimpulan, mengerutkan kening dan berkata : "Tidak bagus, sesuatu terjadi pada paviliun."

Mendengar ini, Nora Shen yang bersembunyi di luar koridor terkejut, ia tidak menyangka bahwa Tuan ketiga Chen menyadari kejanggalan itu, sebenarnya ia menunggu sampai Tuan ketiga Chen dan Paman Ma mendekat baru menembaknya, dengan itu mereka bisa terbunuh dengan satu tembakan, tapi mereka sudah menyadarinya, jika Nora Shen tidak melakukannya sekarang, mungkin ia tidak akan mendapat kesempatan seperti ini lagi dan sembilan prajurit khusus tampaknya pergi ke danau untuk mencari tubuh mereka.

Jadi, Nora Shen segera mengeluarkan pistol, berbaring di luar koridor perlahan-lahan mengarah membidik ke arah Tuan ketiga Chen yang berdiri di persimpangan paviliun.

BANG! Nora Shen tidak ragu untuk menarik pelatuknya.

Suara tembakan tiba-tiba mengejutkan semua orang, bahkan Tuan ketiga Chen tidak terpikir, dalam keadaan kritis seperti ini, Paman Ma dengan reflek yang cepat menghalangi Tuan ketiga Chen dari tembakan itu, peluru yang baru saja ditembakkan dari pistol Nora Shen menembaki dada Paman Ma, tetapi ia tidak tumbang dengan satu tembakan, dia dengan cepat menarik pistol keluar dari sakunya dan membidik keposisi Nora Shen berada.

BANG! BANG! Suara tembakan itu sangat keras, Paman Ma sambil menembak dan berteriak ke Tuan ketiga Chen : "Cepat pergi, Tuan ketiga!"

Setelah Paman Ma menembakkan dua tembakan, seluruh pria itu jatuh ke persimpangan paviliun sambil terus menembak ke posisi Nora Shen, jika Nora Shen tidak menghindar tepat waktu, mungkin ia sudah terkena tembakan.

Ketika terdengar suara tembakan, dia langsung melompat terjun ke danau.

Paman Ma yang berbaring di persimpangan paviliun, dengan sekuat tenaga berteriak kepada Tuan ketiga Chen : "kakak ketiga, cepat pergi!"

Tuan ketiga Chen tampaknya tidak panik, ia juga mengeluarkan pistolnya dari sakunya dan melepaskan beberapa tembakan ke posisi di mana Nora Shen baru saja menembak. Setelah ia menembak, ia berencana untuk membantu Paman Ma yang terkena tembak. Karena pada saat kritis ini, dia tidak akan mungkin meninggalkan Paman Ma, mereka telah menjadi saudara selama bertahun-tahun, melihat usia mereka, dia tidak ingin Paman Ma mati di sini.

Namun, ketika Tuan ketiga Chen akan membantu Paman Ma, dia terus berteriak kepada Tuan ketiga Chen: "Kakak ketiga, jangan pedulikan aku, kamu cepat pergi! Tinggalkan tempat ini"

Tuan ketiga Chen bergegas menghampiri Paman Ma dan membantunya lalu berkata : "Ayo kita pergi bersama!"

Tetapi pada saat ini, Andri Chen yang bersembunyi di paviliun melihat mereka, ia mengambil AK47 dan mulai menembak ke persimpangan paviliun.

"DA DA DA ... " Beberapa peluru dilepaskan kearah Paman Ma dan Tuan ketiga Chen berada.

Untungnya, ada beberapa bebatuan di persimpangan paviliun, mereka bisa bersembunyi di belakangnya, kalau tidak, mereka akan mati diserang oleh tembakan yang bertubi-tubi oleh Andri Chen.

Kedua belah pihak terus menembak satu sama lain, Paman Ma mengkhawatirkan keselamatan Tuan Chen dan terus mendesak: "Tuan Chen, cepat pergi, aku akan melindungimu."

"Ayo pergi bersama." Tuan Chen masih bersikeras.

Paman Ma melihat Andri Chen dari paviliun bergegas menghampiri mereka, peluru mereka terbatas, dan kedua lelaki tua itu tidak muda lagi, ditambah lagi mereka tidak menembak untuk waktu yang lama, dan gerakan mereka kaku, ia tahu bahwa sulit untuk mengalahkan Andri Chen, bahkan bom di kapal pesiar tadi tidak dapat menghentikan mereka.

Memikirkan hal ini, Paman Ma harus menggunakan ancaman, mengarahkan pistolnya ke kepalanya sendiri, dan berkata : "Kakak ketiga, jika kamu benar-benar saudaraku, pergi sekarang juga, kalau tidak aku akan menembak diriku didepanmu."

"Fred..." Tuan ketiga Chen ingin melanjutkan ucapannya.

Paman Ma langsung membuka pelatuk pistol dan memberi isyarat ia akan menarik pelatuknya.

Dengan putus asa, Tuan ketiga Chen menghela napas dan berkata kepada Paman Ma, "Fred, tunggu sebentar, aku akan kembali untuk menyelamatkanmu secepatnya."

Paman Ma berteriak, "Cepat pergi!"

Dengan itu, dia mendorong Tuan ketiga Chen dengan keras, lalu berbalik dan menembak Andri Chen.

Bang! Bang! Dada ... Pistol dan AK47 menyalakan api lagi, Tuan ketiga Chen menaikki mobil hitam di sebelahnya, menyalakan mesin mobil dan bersiap pergi meninggalkan tempat itu.

Saat ini, paman Ma mempertaruhkan nyawanya untuk menahan Andri Chen. Meskipun usianya lebih dari 50 tahun, ia masih mahir dalam keahlian menembak. Dia menembakkan beberapa tembakan hampir mengenai Andri Chen dan membuatnya tidak berani maju.

Saat itu, pistol paman Ma mengeluarkan bunyi klik. Tampaknya dia telah menghabiskan seluruh peluru di dalamnya.

Ketika dia mencari peluru di sakunya, dia tiba-tiba merasa ada bayangan muncul dari belakangnya, dan dahinya merasakan sesuatu yang dingin, dan itu menempel di dahinya.

Tiba-tiba jantungnya berdebar. Dia tahu bahwa seseorang telah menodongkan pistol di kepalanya. Dia tahu itu sudah berakhir, ia segera menutup matanya dan pistol di tangannya jatuh ke tanah.

Detik berikutnya, hanya terdengar "BANG!", darah terciprat, dan sebutir peluru menembus dahinya. Dia jatuh miring di persimpangan paviliun, wajahnya berlumuran darah.

Penembaknya adalah Nora Shen, ia menyelam ke ujung paviliun dan memanjat, ia menyodorkan pistol ke kepala Paman Ma, dengan ragu-ragu sejenak dan kemudian menarik pelatuknya dengan tegas, darah memercik ke wajahnya, tetapi dia tidak merasa takut sedikitpun, ia berbalik dan melihat mobil yang sedang menghidupkan mesin, ia segera berlari menuju mobil itu sambil menembak.

Mobil Audi Q7 hitam. Ketika Nora Shen menembak barusan, dia menghancurkan kaca jendela belakang dengan sebuah peluru. Ketika dia berlari ke mobil itu, tangannya hanya dapat meraih atap dari jendela belakang, dan tubuhnya menggantung di belakang.

Tetapi pada saat ini, Audi Q7 telah melaju dengan kecepatan yang sangat cepat, Tuan ketiga Chen yang mengemudi tidak terpikir Nora Shen menggantungkan dirinya di jendela belakang, ia hanya mendengar seseorang menembak kaca belakang mobil.

Andri Chen yang membawa AK47 mengejarnya, menyaksikan Nora Shen tergantung di belakang mobil, dia harus menyusulnya, karena Nora Shen dalam bahaya, dan dia tahu di mana Tuan ketiga Chen melarikan diri dan akan berdampak buruk bagi Nora Shen.

Dengan cepat ia membawa pistol di bahunya dan mengejar Audi dengan kecepatan tercepatnya, meskipun mobil Audi itu melaju dengan cepat, Andri Chen masih bisa mengejarnya, lagipula ini bukan di jalan raya, tetapi di vila keluarga Chen.

Ketika mobil Audi itu melarikan diri, Nora Shen yang tergantung di bagian belakang mobil, mencoba naik ke dalam mobil, tetapi saat kepalanya baru masuk, ia terkejut mendapati bahwa Tuan ketiga Chen yang sedang mengemudi menemukan keberadaannya lewat kaca spion, sambil mengemudi ia menembak ke posisi di mana Nora Shen menggantungkan dirinya.

"Bang! Bang!"

Untungnya reflek Nora Shen cepat, kalau tidak peluru itu pasti telah menembus dahinya, dan membuatnya hampir jatuh dari mobil, untuk menghentikan mobil Audi itu, dia meraih jendela dengan satu tangan dan pistol dengan tangan lainnya dan menembakkan beberapa tembakan ke arah roda belakang.

Novel Terkait

That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
5 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu