My Charming Lady Boss - Bab 9 Mabuk

Andri melihat dua satpam restoran itu mengeluarkan pistol yang mereka bawa, ia pun mempunyai firasat buruk, ia segera berkata sambil tersenyum kepada mereka, "Tuan-tuan, jangan panik, aku koki di restoran ini."

Mendengar perkataan Andri, kedua satpam tersebut saling memandang satu sama lain, kemudian kembali mengarahkan pandangan penuh curiga kepada Andri.

Andri melanjutkan penjelasannya, "Entah siapa orang kurang ajar yang mencuri pisau di dapur, sekarang aku baru membeli pisau lagi."

Salah satu satpam mengambil pisau dapur itu dan melihat-lihat, pisau itu memang masih baru,  ia dengan teliti melihat Andri, kemudian bertanya, "Kenapa aku tak pernah melihatmu di dapur?"

Seketika Andri tertawa, kemudian ia berkata, "Tuan, aku masih baru di sini, namaku Frank, kalau ada waktu aku akan mentraktir kalian minum, sekarang aku harus cepat-cepat ke dapur, kalau tidak manajer akan mengomel, itu akan menyusahkanku."

Mendengar perkataannya, satpam tersebut baru mengembalikan pisau itu kepada Andri, mereka melihatnya berjalan ke arah aula.

Yuni menunggu di depan lift, tak lama kemudian ia melihat Andri berlari ke arahnya, awalnya ia pikir anak itu pasti tertangkap oleh satpam, tak disangka anak itu baik-baik saja, entah apa yang diucapkannya pada para satpam itu.

Andri baru saja datang, Yuni langsung menggodanya, "Bagaimana bisa mereka tidak menangkapmu?"

Dalam kesempatan ini, Andri membangga-banggakan dirinya sendiri, ia berkata, "Walaupun aku meminjami mereka 100 keberanian, mereka juga tak akan berani menangkapku."

"Apa yang kau katakan pada mereka?" Tanya Yuni dengan agak penasaran.

Andri sengaja membuatnya semakin penasaran. "Mau tahu?"

"Kalau tidak mau kasih tahu ya sudah!" Kata Yuni, ia tiba-tiba tidak tertarik.

Andri menipu Yuni, "Aku bilang pada mereka, pekerjaanku adalah pembunuh."

Yuni meremehkannya dan berkata, "Pembunuh? Aku rasa kamu kurang lebih seperti pembunuh babi."

"Wah, aku ketahuan olehmu ya?"

"Cih," ujar Yuni, ia pun membalikkan badan dan masuk ke dalam lift, mereka berdua sampai di lantai 5, pelayan mengantarkan mereka ke ruang VIP, ini adalah ruang yang sebelumnya telah dipesan oleh Yuni melalui telepon.

Ruangan itu begitu besar, kira-kira sebesar ruangan rapat di perusahaan mereka, bisa menampung beberapa puluh orang, dekorasinya pun sangat amat mewah.

Setelah memasuki ruangan, Yuni melihat jam di pergelangan tangannya, waktu yang telah dijanjikan dengan kliennya akan segera tiba.

Yuni menoleh melihat Andri, ia memperingatkan Andri dengan hati-hati. "Nanti kau jangan banyak omong, mengerti?"

"Tentu, tugasku hanya untuk makan saja!" Andri tiba-tiba merasa sedikit lapar.

Saat itu juga, pintu ruangan tiba-tiba terbuka, seorang pria paruh baya yang mengenakan jas berjalan memasuki ruangan.

Melihatnya, Yuni segera menyambut pria itu dan bersalaman dengannya, kemudian dengan ramah Yuni berkata, "Selamat datang Direktur Zhang, aku adalah Yuni Lin dari Dairy Milk LTD."

Ketika pria itu melihat Yuni, ia juga merasa heran dan berkata, "Benar-benar tak kusangka Direktur Lin masih begini muda."

Yuni tersenyum dan berkata, "Direktur Zhang, anda benar-benar pintar bercanda!"

Pria itu memujinya lagi, "Direktur Lin tak hanya masih muda, juga sangat cantik!"

Begitu selesai berbicara, pria paruh baya itu mengalihan pandangannya pada Andri, Yuni segera memperkenalkannya, "Direktur Zhang, ini adalah manajer departemen pemasaran perusahaan kami, Andri Chen."

Andri juga dengan ramah menjabat tangan Direjtur Zhang, "Salam kenal, Direktur Zhang!"

Pria paruh baya itu menganggukkan kepalanya, baru saja ia duduk, ia bertanya, "Direktur Lin, mengapa aku tak melihat Direktur Chandra datang bersamamu?"

Yuni menjawab, "Direktur Chandra sedang pergi perjalanan dinas."

Pria paruh bata itu tak bertanya lagi, ia pun memanggil pelayan di belakangnya. "Pelayan, tolong hidangkan makanannya, dan tolong bawakan 5 botol arak dahulu."

Mendengarnya memesan 5 botol arak, Yuni merasa takut, ia minum 1 gelas saja sudah kehilangan kesadaran, namun demi perusahaan, tak ada jalan lain.

Tak lama kemudian, para pelayan telah mengidangkan semua masakan dan bir, ada teripang, abalone, lobster, kepiting, dan lain-lain, segala jenis seafood terhidang di atas meja.

Direktur Zhang memanggil lagi pelayan di belakangnya, "Tolong tuang birnya."

Tiga gelas telah dipenuhi oleh bir, Direktur Zhang mengangkat gelasnya, Yuni dengan malu-malu berkata, "Direktur Zhang, saya…"

Belum selesai bicara, pria itu mendahuluinya, "Direktur Lin, jangan khawatir, saya ini orangnya santai, hari ini kita minum sepuasnya, begitu bir di atas meja habis, uang yang harus dibayarkan kepada perusahaan kalian akan kulunasi seluruhnya."

Ia mengambil cek dari dalam kantung bajunya, lalu ditaruhnya di bawah gelas bir, dengan terang-terangan ia berkata, "Saya ini suka sekali ditemani minum-minum, mari, walaupun kita baru bertemu, ayo kita bersulang."

Direktur Zhang bersulang dengang Yuni, kemudian berkata, "Cheers!"

Yuni belum sempat berkata, Direktur Zhang telah meneguk habis bir di gelasnya.

Yuni tak bisa menolak, terpaksa meminum habis birnya. Biasanya, ia bisa minum sedikit anggur merah, namun kali ini adalah arak putih, ia pasti tidak kuat meminumnya.

Andri lebih tegas lagi, ia mendongak dan meneguk habis birnya.

Direktur Zhang melihatnya, dengan sangat gembira memujinya, "Manajer Chen sangat kuat minum!"

Ketiga orang itu baru saja menghabiskan bir mereka, pelayan di belakang mereka langsung kembali mengisi penuh ketiga gelas kosong itu, hal ini membuat Yuni semakin merasa sungkan, namun begitu teringat perusahaan, ia hanya bisa berjuang mati-matian meminumnya.

Saat itu juga pria paruh baya itu kembali mengangkat gelas, lalu berkata, "Gelas kedua! Aku telah bekerja sama dengan Dairy Milk LTD selama 3 tahun, perusahaan kalian juga telah memberiku banyak keuntungan, jadi cheers kali ini untukmu, Direktur Lin!"

Yuni berkata dengan tetap tersenyum, "Direktur Zhang, anda terlalu sungkan, kita saling mendukung dan membantu satu sama lain, semoga perusahaan kita bisa berkembang bersama!"

"Mari, bersulang!" Mereka bersulang dan meneguk habis bir masing-masing.

Gelas kedua ini sangat menyulitkan bagi Yuni, gelas pertama saja sudah membuatnya merasa "overload", begitu gelas kedua ini mengalir memasuki perutnya, ia pasti mabuk.

Tetapi memikirkan cek di atas meja itu, ia tak berpikir banyak, ia pun segera meminum habis gelas bir keduanya.

Kemudian, acara minum-minum pun berlanjut, tak berapa lama, Yuni melambai-lambaikan tangannya kepada Direktur Zhang, kemudian kepalanya langsung tersungkur di atas meja.

Andri tak menyangka Yuni akan mabuk secepat ini, begitu memikirkan gajinya bulan depan, ia berlagak angkuh, kemudian mulai menyerang Direktur Zhang, entah sudah berapa banyak ia minum, pokoknya mereka telah menghabiskan 2 botol arak, ia sama sekali belum mabuk.

Karena itu, Andri mengambil 1 botol, setelah dibuka, ia meletakkannya di depan pria paruh baya itu, dan ia membuka 1 botol arak lagi untuk dirinya, sambil menggenggam botol arak, ia berkata dengan terang-terangan, "Direktur Zhang, minum bersama seorang kawan, 1000 gelas pun terasa sedikit, hari ini mari kita minum sampai mabuk!"

Mendengar itu, pria paruh baya itu seketika berdiri, ia menggenggam erat botol araknya dan berkata pada Andri, "Baik, ayo kita minum sampai mabuk!"

Selesainya bicara, kedua orang itu meneguk arak langsung dari botolnya, saat Direktur Zhang meletakkan kembali botolnya, ia bersendawa, kemudian mengacungkan jempolnya, dengan mabuk ia berkata kagum kepada Andri, "Manajer… Chen, kemampuanmu… Minum… Sangat hebat…"

Sambil berkata, Direktur Zhang jatuh terduduk di kursinya, kedua kakinya mulai bergetar, ia kelihatan sepertibakan jatuh meluncur ke bawah meja.

Setelah Andri menghabiskan 1 botol ini, ia juga merasa dunia berputar, namun kesadarannya masih penuh, melihat cek di atas meja, ia teringat kembali gajinya bulan depan, dengan susah payah ia menopang Direktur Zhang dan membangunkannya. "Direktur Zhang, cek… Ceknya…"

Direktur Zhang menggunakan setitik kesadarannya yang terakhir untuk mengambil cek itu, dan langsung menyodorkannya kepada Andri, kemudian berkata dengan tidak jelas, "Ambil… Saja… Ceknya… Bawalah…"

Selesai bicara, tubuh Direktur Zhang langsung meluncur begitu saja ke bawah meja.

Di ruangan itu dua orang telah mabuk, kebetulan iPhone Direktur Zhang yang diletakkan di atas meja itu berdering, Andri melihat layarnya tertulis "Supir", ia pun mengangkat telepon itu dan menjelaskan keadaan Direktur Zhang yang sedang mabuk kepada sang supir.

Sang supir yang terus menunggu di bawah pun dengan cepat memasuki ruangan, kemudian sebelum ia menopang pria paruh baya itu, ia berkata, "Ini pertama kali direktur kami mabuk!"

Andri juga tak menyangka dirinya demikian kuat minum, setelah supir dan Direktur Zhang pergi, ia menggendong Yuni yang tak sadarkan diri keluar dari restoran.

Saat ia keluar dari restoran, langit sudah gelap, mengira bahwa ia terlalu banyak minum, Andri menggeleng-gelengkan kepala, namun dilihat lagi, langitnya memang benar-benar sudah gelap, melihat Yuni yang mabuk di pelukannya, ia tak tahu ke mana ia harus mengantar perempuan itu, sudah selarut ini, tak mungkin mengantarkannya ke kantor!

Setelah berpikir beberapa saat, ia terpaksa memanggil taksi untuk pulang ke rumah kontrakannya sendiri.

Baru saja mengambil kunci untuk membuka pintu, Yuni muntah ke seluruh badan Andri, ia secepatnya meletakkan Yuni di sofa ruang tamunya, kebetulan di saat itu, Andri melihat kancing kemeja di bagian dada Yuni terbuka, isinya yang penuh itu seketika terekspos begitu saja di depan matanya, dan bahkan berada di dalam jangkauannya.

Novel Terkait

Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu