My Charming Lady Boss - Bab 420 Menolak Jauh-Jauh

Andri Chen ingin mencari kejelasan tentang apa yang terjadi dengan Dairy Garden. Bagaimana bisa Dairy Garden berubah menjadi Grand City, apa yang dilihatnya ini seperti sebuah mimpi, Andri Chen sama sekali tidak berani mempercayai apa yang dilihatnya, karena itu dia memilih untuk terus diam di sana, ingin benar-benar mencari tahu masalah ini, siapa tahu di pintu gerbang perusahaan bisa bertemu dengan mantan karyawan Dairy Garden, karena mereka pasti bisa mengantor di gedung ini.

Andri Chen menunggu di pintu gerbang gedung kira-kira satu jam lebih, dari Grand City orang-orang yang keluar semuanya adalah wajah-wajah yang asing, dia tadinya menyangka dia bisa menanti kemunculan mantan karyawannya di sini, tapi satu jam sudah berlalu, dia tidak menemukan apapun, ingin rasanya masuk ke gedung memeriksanya, terhalang oleh badannya yang bau, satpam sudah menolaknya jauh-jauh.

Melihat ini, Andri Chen tiba-tiba mengerti suatu kebenaran, perubahan di sini, erat kaitannya dengan dirinya, karena kartu atm nya telah dibekukan, bahkan perusahaan pun sudah tidak ada, agaknya masalah ini pasti ada hubungannya dengan Tuan Ketiga, dia tidak menyangka Tuan Ketiga begitu hebatnya, saking hebatnya membuat orang menjadi takut.

Hanya dalam waktu 1 hari yang sangat singkat, orang-orangnya Tuan Ketiga sudah berhasil menyusup ke seluruh kota Nanjing, bahkan perusahaannya sendiri juga sudah disusupi tangan beracunnya, lebih-lebih lagi tidak perlu dikata perusahaan dan hotel milik Nora Shen, diperkirakan juga sudah berganti kepemilikan.

Karena seperti ini, Andri Chen harus semakin kuat bertahan, tidak peduli berapa hebat Tuan Ketiga, dia pasti harus memikirkan cara untuk menyelamatkan Yuni Lin, kalau tidak dia juga tidak akan sanggup hidup lagi di dunia ini.

Tetapi, dia yang sekarang, tidak ada uang sepeser pun, yang terbayang adalah akan segera mati kelaparan, lagipula orang-orangnya Tuan Ketiga masih ada di mana-mana sedang mencari dirinya, kalau sampai diketemukan, berakhirlah semuanya.

Persis di saat ini, Andri Chen tiba-tiba teringat satu orang, orang inilah yang dapat membantu dirinya, tapi saat ini dia tidak tahu Futari Tsu ada di mana, tidak tahu apakah masih ada di kota Nanjing.

Andri Chen sangat hafal nomor telepon Futari Tsu, tapi dirinya tidak punya uang, ditambah lagi tampilan dia yang seperti ini, kalau sampai Futari Tsu muncul di hadapannya pun, dia juga tidak akan percaya pria frustasi di hadapannya adalah Andri Chen.

Berpikir ke sana sini, Andri Chen berencana pergi mencari telepon, asalkan bisa menelepon Futari Tsu, dia punya kesempatan untuk membalikkan keadaan, karena sekarang dia membutuhkan uang, tadinya dia berpikir ingin menjual jam Rolex nya, tapi jam tangan ini baginya sesungguhnya sangatlah berharga.

Jadi, Andri Chen menanti sebentar di gerbang Grand City, lalu perlahan pergi, saat meninggalkan tempat itu, otaknya sambil berpikir, dari mana bisa didapatkannya telepon.

Dia berjalan begitu saja menyusuri jalanan kota, masih untung tadi sudah makan roti, ada tenaga, ditambah bantuan sinar matahari, masuk anginnya sudah jauh lebih baik, otaknya sedang berpikir seksama.

Dari sore terus sampai malam, dari Daerah Park Centra Andri Chen pelan-pelan berjalan sampai ke SMP Nanjing, dia juga tidak tahu mengapa dia datang ke tempat ini, dia ingat waktu terakhir kali bertemu dengan Angelina Chen, di kantor sekolah ada telepon, dia memanfaatkan gelapnya malam, hanya perlu memanjat pagar masuk ke sekolah, maka bisa menggunakan telepon kantor sekolah untuk menelepon Futari Tsu.

Jam 10 malam, melalui pengamatan Andri Chen, SMP Nanjing tidak ada yang tinggal di dalam sekolah, di sini hanya ada SMP, setelah sore hari sekolah berakhir, seluruh area sekolah sunyi, ditambah lagi besok adalah akhir minggu, orang di dalam sekolah makin sedikit.

Tengah malam, dalam sekolah bahkan bayangan setan pun tak nampak.

Andri Chen segera menuju tempat melompati pagar masuk, setelah berhasil melompat masuk ke dalam SMP Nanjing, dia melangkah cepat ke gedung kelas, dengan cara yang sangat barbar mencongkel pintu ruang kantor, waktu dilihatnya pesawat telepon di dalam ruang kantor, senangnya tidak ada bandingnya, karena dia melihat harapan.

Dia ragu-ragu selama dua detikm, lalu segera diangkatnya telepon dan menekan nomor telepon Futari Tsu.

Telepon baru saja tersambung, di telepon terdengar nada sambung berupa lagu berbahasa Korea yang dikenalnya, mengenai judul lagunya, Andri Chen sedikit lupa.

Sampai nada dering habis, Andri Chen tidak menyangka telepon belum juga diangkat, dia mulai khawatir, sudah susah payah dia mendapatkan telepon, kalau kesempatan ini sampai hilang, tidak tentu kapan lagi bisa menemukan ponsel.

Oleh sebab itu, Andri Chen yang tidak putus asa terus mencoba menghubungi ponsel Futari Tsu.

Kali ini, baru nada dering berbunyi setengah, terdengar suara sahutan yang tidak begitu jelas dari sana: “Halo! Siapa ya?”

Begitu Andri Chen mendengarnya, langsung tahu ini adalah suara Futari Tsu, sepertinya dia sudah tidur.

Mendengar suara Futari Tsu, Andri Chen sedikit bersemangat, memegang erat gagang telepon dan bicara dengan sangat tidak sabaran: “Gadis kecil, ini aku.”

Futari Tsu yang mengantuk sekali mendengar suara di telepon itu, awalnya masih sedikit bengong, baru saja mau bertanya “Kamu siapa”, dia seketika bereaksi, sangat tidak menyangkanya dan bertanya: “Paman? Kamukah ini?”

Andri Chen cepat menjawab: “Ya, ini aku.”

Kali ini, Futari Tsu akhirnya bisa mendengar dengan jelas suara Andri Chen, semakin bertambah yakin suara di telepon itu adalah suara Andri Chen, dia tidak menyangka larut malam seperti ini Andri Chen menelepon dirinya, dengan senang bertanya: “Paman, demikian larut malam, kamu bagaimana ingat meneleponku, beberapa waktu ini, kamu pergi ke mana?”

Mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam beberapa waktu ini, Andri Chen tidak tahu bagaimana mulai mengatakannya di telepon, lagipula ini adalah masa yang spesial, dirinya bisa menelepon, sudah menghabiskan usaha yang demikian besar, dia harus menghargai waktu, menjawab singkat saja di telepon: “Gadis kecil, aku sekarang menghadapi sedikit masalah, perlu bantuanmu.”

Futari Tsu mendengar ini, hatinya berdebar, tidak tahu apa yang terjadi atas Andri Chen.

Maka dia bertanya dengan penasaran: “Paman, apa yang terjadi? Kamu di mana?”

Andri Chen menjawab apa adanya: “Aku di Nanjing.”

Selesai mendengar ini Futari Tsu terlihat sedikit tidak menyangka, tidak terpikir bahwa Andri Chen ada di Nanjing, dia mengira Andri Chen sudah pergi ke tempat yang lain.

Di saat ini, Andri Chen meneruskan bicaranya: “Gadis kecil, aku memerlukan sedikit uang, bisakah kamu meminjami aku uang?”

Futari Tsu tidak menyangka Andri Chen bisa mencarinya untuk meminjam uangnya, lagipula mendengar nada suaranya yang tergesa-gesa, dia tahu sepertinya Andri Chen memang sedang ada masalah, mengenai masalahnya apa, dia tidak tahu sama sekali, segera dijawabnya: “Baik, berikan nomor rekeningmu padaku, aku segera mentransfernya dengan internet banking.”

Satu-satunya kartu atm yang dipegang Andri Chen sekarang sudah dibekukan, dia hanya bisa memohon dan berkata: “Gadis kecil, kartu atm ku sudah dibekukan, aku perlu uang tunai, aku sekarang berada di dekat SMP Nanjing, tolong kamu antarkan uangnya untukku! Sekalian tolong bawakan sebuah ponsel untukku.”

Begitu Futari Tsu mendengarnya, dia tahu tingkat keparahan masalah ini, buru-buru dijawabnya: “Baik, aku segera mengantarkannya, tapi tunggu aku sebentar, aku sekarang ada di Quyang, aku akan mengemudikan mobil ke sana, diperkirakan perlu waktu sekitar dua sampai tiga jam.”

Mendengar nama Quyang ini, dalam kesan Andri Chen, sepertinya tidak terlalu jauh dari Nanjing, Quyang adalah sebuah daerah yang pemandangannya indah, Futari Tsu pergi ke Quyang harusnya untuk syuting.

“Baik, aku menunggumu, setelah kamu sampai di SMP Nanjing, berhentikan mobilmu di depan gerbang sekolah, aku langsung dapat melihatmu.” Andri Chen memberi instruksi di telepon, dia tahu begitu dirinya meninggalkan ruang kantor sekolah, dia tidak dapat kembali lagi, jadi harus mengatakan semuanya dengan jelas di telepon, untuk menghindari terjadinya kesalahan.

“Paman, aku tahu.” Selesai bicara demikian, Futari Tsu menutup teleponnya.

Setelah Andri Chen meletakkan telepon, dia tidak tahu sekarang jam berapa, dengan sinar bulan yang masuk melalui jendela, dia samar-samar melihat jam dinding yang tergantung di hadapannya, di tembok ruang kantor ini, waktu sudah hampir pukul satu malam.

Terakhir, dalam kegelapan Andri Chen meninggalkan ruang kantor, lalu menyeberangi lapangan sepakbola yang luas menuju arah WC, melalui tempat melompat pagar yang sama meninggalkan SMP Nanjing.

Ketika dia duduk di gerbang SMP Nanjing, didapatinya sepanjang jalan kecil ini begitu sunyi, diperkirakan alasannya karena tengah malam.

Malam telah sangat larut, suhu udara kota Nanjing naik sedikit, tapi waktu menjelang subuh seperti ini, angina malam sedikit menusuk tulang, ditambah lagi pakaian Andri Chen sangat tipis, kakinya belum bersepatu, dia mencari tempat yang terlindung dari angin lalu berjongkok, pandangannya terarah ke gerbang SMP Nanjing, mengharapkan Futari Tsu bisa segera tiba di SMP Nanjing.

Setengah jam telah berlalu, daerah sekitar SMP Nanjing semakin sunyi, Andri Chen sedikit mengantuk, tapi dia tidak bisa tidur di saat ini, dia harus menantikan kedatangan Futari Tsu, lalu mencari tempat untuk tidur dengan nyenyak, bahkan bila itu adalah di dalam mobil, itu juga sudah sangat mewah baginya.

Dua jam sudah berlalu, kaki dan tangan Andri Chen sudah kebas-kebas kedinginan, seluruh tubuhnya gemetar kedinginan, pandangannya selalu tertuju SMP Nanjing pada jalan kecil gelap gulita, dalam pandangannya yang tidak terlalu jelas, sepertinya terlihat sebuah mobil Audi putih berjalan perlahan mendekati.

Andri Chen masih mengira dirinya sedang bermimpi, atau berhalusinasi.

Ketika pancaran terang lampu mobil mengenai wajahnya, dia baru sadar bahwa dirinya tidak bermimpi, tapi kaki tangannya sudah kebas-kebas, dia tidak sanggup berdiri, tempatnya menunggu dari gerbang SMP Nanjing masih ada belasan meter jauhnya, kalau ada orang yang tidak memperhatikan, sama sekali tidak akan menyadari di tempat Andri Chen ada orang.

Tidak lama, Andri Chen melihat kaca mobil di bagian pengemudi dibuka, Andri Chen tidak tahu di dalam mobil itu apakah benar Futari Tsu, tadinya ingin segera menghampiri, tapi kedua kakinya sulit bergerak.

Beberapa menit kemudian, Futari Tsu dari mobil Audinya keluar, dia mengenakan baju tidur, rambutnya kusut, dengan gadis kecil yang dikenal Andri Chen dulu sama sekali berbeda, seolah dia sudah menjadi dewasa, di tubuhnya pun bertahap mulai ada pesona kedewasaan yang seharusnya dimiliki oleh wanita dewasa, lagipula gerak geriknya sangat mencirikan seorang artis.

Setelah dia turun dari mobil, mengeluarkan ponselnya dan langsung menelepon, Andri Chen tahu yang diteleponnya pastilah dirinya, lagian yang ditelepon adalah nomor telepon kantor sekolah.

Melihat ini, Andri Chen membasahi tenggorokannya, dari tempatnya yang gelap, berteriak ke arah Futari Tsu yang berdiri di depan pintu mobil: “Gadis kecil!”

Futari Tsu yang sedang menelepon mendengar suara ini, terdiam sejenak, tidak tahu siapa yang memanggilnya, mengikuti arah datangnya suara dia melihat, sepertinya di samping tempat sampah di pojojan itu ada bayangan orang, tadinya dia mau berjalan menghampiri, tapi terlalu gelap, dia sedikit takut, dia sendirian mengendarai audi nya sampai ke kota Nanjing saja sudah melewati batas, ditambah pula diam-diam kabur keluar tanpa sepengetahuan manajernya.

Futari Tsu sambil memegang ponselnya tidak berani maju ke depan, pikirnya Andri Chen tidak mungkin bersembunyi dekat tempat sampah, karena tempat itu terlalu bau, lagipula dia tidak melihat orang sama sekali.

Andri Chen melihat Futari Tsu hanya diam di tempat semula, kembali memanggil dengan suara keras: “Gadis kecil!”

Novel Terkait

Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu