My Charming Lady Boss - Bab 517 Penembakan Gila

Cahaya merah itu berkedip tiga kali, dan Andri Chen berteriak kepada Laver dan Rose: "Hati-hati!"

Begitu suara itu keluar, dengung di langit malam membuat raungan riuh, "St! Stt! Stt!"

Peluru yang tak terhitung jumlahnya menembaki posisi Andri Chen dengan gila. Ini adalah karakter Season. Dia adalah orang yang paling setia dalam Florist Big Company, karena orang yang ada di hatinya adalah Raja Bunga. Meskipun Raja Bunga jauh lebih tua daripada Season, tapi Season tidak mempedulikannya. Demi dirinya, Season rela seumur hidup menjadi pembunuh.

Alasan Peony selalu berdiri di pihak Season, adalah karena pada suatu misi, Season menyelamatkan nyawa Peony. Dan suatu hari, Peony membuat kesalahan dan hampir dibunuh oleh Raja Bunga, tapi ia tidak jadi dibunuh karena diselamatkan oleh Season.

Namun, Rose dan Laver menyukai Andri Chen. Kontradiksi antara mereka dan Season telah lama lahir. Ini juga karena status mereka di kelompok mereka. Semua orang ingin mendapatkan reputasi sebagai pembunuh nomor satu di Florist Big Company. Selain Raja Bunga, semua orang harus mematuhi pembunuh nomor satu ini.

Ketika peluru datang, tiga orang itu langsung berguling ke bawah mobil. Peluru padat hampir menembak Rose, untungnya, mereka cukup sigap. Jika tidak, mungkin sejak tadi di sini sudah menjadi genangan darah.

Setelah drone itu berhasil disingkirkan, Rose segera melemparkan bom yang dia bawa ke arah Season dan Peony.

Bom itu berupa lipstik. Season dan Peony melihat situasi ini, ia pun langsung menghindar.

Dalam waktu kurang dari sedetik, ledakan keras terdengar di pintu masuk Komunitas Xin Hua. Suara "Duarrr" dan ledakan api meledakkan lubang besar di pintu masuk Komunitas Xin Hua. Suara itu juga membangunkan orang-orang dari tidur mereka. Mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi di Komunitas Xin Hua.

Ketika ledakan itu terjadi, Rose langsung berkata kepada Andri Chen dan Laver: "Naik mobil!"

Ketiganya tidak berani menunda lagi, mereka langsung nai ke dalam mobil. Rose menginjak pedal gas. Dengan cepat mobil ini mengarah ke gerbang keluar Komunitas Xin Hua.

Kebetulan drone itu sudah mengganti peluru, drone itu menembakkan pelurunya dengan liar ke bagian belakang mobil Rose.

"Stt! Stt! Stt!" Lusinan peluru masuk dengan liar, banyak lubang peluru tertembak di jalanan, kaca jendela belakang mobil juga sudah hancur.

"Tiarap!" Rose berteriak sebelum dia lolos dari peluru.

Mobil melaju keluar dari Komunitas Xin hua dengan cepat, tetapi suara dengung itu terus mengikuti, dan peluru berdatangan satu demi satu.

Rose mengendarai mobil dengan bentuk zigzag, tubuhnya terus menyamping ke kiri dan ke kanan demi menghindari peluru. Beberapa kali ia hampir tertembak.

Di bawah kendali Rose, mobil itu berjalan dengan formasi huruf S. Untungnya mobil Rose sangat luar biasa hebat, jika tidak sejak tadi pasti sudah meledak.

Mobil melaju dan drone terus menembaki mobil itu.

Segera, Rose membawa mobil ini ke jalan utama di Kota Nanjing. Meskipun sudah malam, tapi di jalanan masih banyak mobil. Demi menghindari peluru, dia dengan cepat berputar di antara mobil-mobil ini. Peluru mengenai beberapa taksi, dan taksi-taksi itu pun langsung meledak.

Suara ledakan-ledakan itu langsung mengejutkan polisi di Kota Nanjing.

Tidak lama setelah itu, sirene yang keras terdengar di langit, dari arah berlawanan datang beberapa mobil.

Suara sirene tidak mempengaruhi serangan drone, Rose mengemudikan mobil untuk tetap di jalan utama, Drone mengejar satu demi satu kendaraan. Suara ledakan terdengar lagi. Tidak berani melihat ke belakang, Rose terus menatap ke depan, fokus ke jalanan.

Setelah sejenak melarikan diri, Laver melihat melalui kaca spion. Kemudian tiba-tiba berkata: "Kita harus mencari cara untuk menyingkirkan drone itu, jika tidak cepat atau lambat kita akan mati juga."

Andri Chen langsung memahami alasan ini, tetapi drone secara otomatis langsung mengenali sasarannya, ditambah mereka tidak memiliki senjata apapun. Sangat sulit bagi mereka untuk menyingkirkan drone-drone itu.

"Laver, apakah kamu sudah punya ide?" Andri Chen langsung bertanya.

Laver memikirkannya dan berkata, "Kita harus membuyarkan target drone itu. Saat ini mereka mengunci fokusnya ke mobil kita. Jika mobil kita ditembak lagi, aku khawatir akan langsung meledak."

Andri Chen setuju dengan analisis Laver bahwa kemungkinan besar mobil ini akan segera meledak karena sudah dihujani peluru yang banyak, ditambah laju yang sangat cepat.

Andri Chen berpikir sejenak, melihat ke depan lagi, dan langsung berkata kepada Rose: "Rose, di depan ada persimpangan, cepat masuk ke dalam mal. Kita langsung berpencar saat turun nanti."

Rose langsung menjawab: "Oke!"

Setelah itu, Rose langsung mengganti gigi dan langsung melaju ke depan pintu mal.

Ketika orang-orang yang lewat di pintu mal melihat ini, mereka semua langsung takut dan membubarkan diri. Terdengar suara"Bang!"Dengan suara ini, mobil Andri Chen dan mereka langsung menerobos masuk ke mal ini.

Drone mengikuti mereka dengan cermat, menembak dengan liar di depan mal.

"Stt! Stt! Stt!" Lusinan peluru dilepaskan, dan beberapa warga tak bersalah tertembak mati di tempat.

Setelah Andri Chen menghentikan mobil mereka, mereka bertiga langsung membuka pintu mobil, kemudian turun dan melarikan diri ke arah yang berbeda.

Setelah drone menembaki pintu mal, drone itu tidak langsung terbang. Sebagai gantinya, ia mencari target di pintu mal. Setelah mendapati target tersebar, sistem drone itu langsung mengunci wajah target kembali. Menggunakan mode inframerah, drone itu langsung mengunci Andri Chen sebagai targetnya, kemudian dengan cepat terbang ke lantai dua. Saat ini, Andri Chen juga sedang berada di lantai dua.

Drone langsung mengunci lokasi Andri Chen melalui kaca dari lantai ke langit-langit di lantai dua.

Sedetik kemudian, sejumlah besar peluru dikeluarkan dari drone.

"Stt! Stt! Stt!" Peluru-peluru itu berterbangan menembus kaca jendela dari lantai ke langit-langit dan langsung terbang ke posisi Andri Chen berada. Untungnya, langkah kaki Andri Chen meniupkan angin, jika tidak maka ia sudah sejak awal tertembak peluru. Dengan satu tarikan nafas, Andri Chen berlari sejauh sepuluh meter, ia langsung berlari ke belakang pilar mal. Peluru yang padat dan kuat itu menghantam pilar itu, membuat lantai dua menjadi sangat berantakan.

Pelanggan di lantai dua mendengar suara tembakan keras. Mereka semua langsung berteriak dan melarikan dirin.

Tiba-tiba drone itu langsung berhenti. Andri Chen terengah-engah dan bersembunyi di balik pilar. Dia tidak mengerti kenapa pemindaian drone itu berhenti.

Dia memikirkannya dan menyadari ada sesuatu yang salah. Butuh satu detik sebelum dia menyadari bahwa drone itu akan meluncurkan roket.

Jadi, begitu Andri Chen mengertakkan gigi, dia bergegas menuju pilar lainnya.

Dia baru saja lolos dari pilar, dan hanya mendengar suara berdeguk, drone itu benar-benar menembakkan roket ke pilar itu tepat sebelum Andri Chen tiba.

Tiba-tiba, ada ledakan keras, dan pilar yang baru saja dijadikan tameng oleh Andri Chen langsung tidak terlihat, seluruh lantai diledakkan hingga membuat lubang besa. Lampu-lampu gantung juga langsung mengeluarkan suara percikan listrik.

Tubuh Andri Chen juga terhempas karena ledakan tadi. Kepala dan tubuhnya langsung terbalut debu.

Dia tergeletak di lantai, kemudian batuk, ia mengelurkan tangannya dan menepuk-nepuk debu di tubuhnya. Terdapat sedikit goresan di tubuhnya. Andri Chen langsung berdiri dan berlari ke lantai tiga.

Ada enam atau tujuh lantai di mal ini. Andri Chen bergegas ke puncak gedung dalam satu tarikan napasnya. Dalam proses pelariannya ini, drone itu terus menembakan peluru ke arahnya. Peluru-peluru ini hampi menghancurkan seluruh isi mal ini.

Ketika Andri Chen bergegas ke lantai atas, ia menyadari tidak ada jalan lagi untuknya melarikan diri. Satu-satunya jalan kabur hanya melompat ke bawah. Tapi gedung setinggi ini, jika harus terjun, pasti akan mati.

Tepat ketika Andri Chen putus asa, sirene keras terdengar di lantai bawah mal.

Setelah mobil-mobil polisi ini sampai, mereka langsung mengeluarkan pistol dan menembaki drone yang melayang di atas mal.

"Bang! Bang! Pow! Pow! Stt stt! Duarr..." Suara berbagai senjata berbaur. Sejumlah senjata ditembakkan ke arah drone.

Drone itu secara tiba-tiba diserang. Drone itu akhirnya melepaskan targetnya. Dan menjadikan polisi-polisi ini sebagai target barunya. Kemudian penembakan gila pun kembali terjadi.

"Stt! Stt! Stt!" Dengan tembakan yang mengarah ke arah mereka, mobil-mobil itu langsung berlubang seperti sarang lebah. Tidak terhitung jumlah polisi yang langsung tewas seketika. Drone itu juga menembakkan roket ke arah para polisi itu.

"Boom! Boom!" Ledakan itu terdengar untuk kedua kalinya, banyak polisi yang langsung terluka.

Andri Chen tidak menyangka kekuatan drone-nya akan sebesar dan sehebat ini. Drone ini berhasil membuat pintu masuk mal berubah menjadi medan perang. Satu demi satu polisi terjatuh ke dalam genangan darah itu. Andri Chen tahu, jika terus bertarung seperti ini, Polisi Nanjing pasti akan terbunuh semua. Hal yang lebih besar dan menakutkan dari drone ini adalah, jika drone ini membawa virus, masalahnya akan bertambah besar.

Karena itu, ketika memikirkan hal ini, Andri Chen harus memikirkan cara untuk mematikan drone ini.

Saat itu, sosok yang dikenal muncul di penglihatan Andri Chen. Orang ini adalah Rose.

"Bee!" Rose berteriak kepada Andri Chen.

Andri Chen bergegas ke arah atap, dengan penuh perhatian Rose bertanya: "Kamu tidak apa-apa?"

Andri Chen menjawab dengan terengah-engah, "Aku baik-baik saja."Lalu dia bertanya, "Bagaimana denganmu?"

Rose juga tersentak, menjawab, "Aku baik-baik saja."

Andri Chen memandangi Rose dan bertanya, "Bagaimana dengan Laver?"

Rose menjawab: "Dia berlari ke sana tadi."

Andri Chen heran lalu bertanya: "Kenapa kamu tidak lari, kenapa malah datang ke sini?"

Rose segera memberi isyarat, "Lihat apa yang kudapat."

Andri Chen menunduk, kemudian terkejut mengetahui rose memegang selang pemadam api di tangannya. senjata ini memiliki dorongan yang kuat. Andri Chen pernah menunjukkannya. Dia juga tahu bahwa kelamahan drone ini adalah mereka takut air. Mesin drone ini akan langsung hancur total.

"Bagus sekali." Andri Chen berkata dengan penuh semangat.

Rose langsung menyerahkan selang itu kepada Andri Chen dan berkata, "Bee, bawa ini, aku akan memancingnya ke sini."

"Aku saja yang pergi!" Andri Chen merasa dirinya berlari lebih cepat daripada Rose.

Namun, begitu dia mengatakan ini, Rose sudah berlari menuju lokasi di mana drone itu berada.

Pada saat ini, drone telah menghancurkan beberapa mobil yang datang di depan mal, drone itu langsung memutar target, mengunci Rose dan menembakinya dengan liar.

Novel Terkait

Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu