My Charming Lady Boss - Bab 113 Permintaan Tidak Masuk Akal (2)

“Masih ada yang keduakah?” Andri sangat terkejut dan wajahnya memucat.

Futari berkata dengan yakin: “Tentu saja! Kamu kira satu syarat saja bisa membeliku?”

Andri hanya bisa mengiyakannya: “Baiklah, baiklah, katakanlah syarat kedua.”

Futari berpikir lalu berkata: “Kamu harus mentraktirku makan.”

Andri langsung menjawab: “Tidak masalah, silahkan.”

Futari lanjut berbicara: “Syarat ketiga! Kamu harus mengajariku tinju.”

Mendengar syarat ketiga, Andri pun kehabisan kata-kata, ia tidak paham dan bertanya: “Kamu seorang wanita, apa yang akan kau lakukan setelah belajar tinju?”

Futari menjawab dengan percaya diri: “Aku tumbuh begitu cantik, kalau saja suatu hari nanti ada orang yang kurang ajar, aku bisa memukulnya dengan keras.”

Mendengar ucapan Futari, Andri tiba-tiba teringat Refaldi Ma yang waktu itu menindasnya.

Jadi, ia tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa mengiyakan: “Baiklah, aku berjanji padamu.”

Melihat Andri mengangguk, Futari berkata dengan gembira: “Kakak ipar, kamu sungguh baik!”

Baru selesai berbicara, Andri mengira Futari hanya akan melontarkan tiga permintaan, tapi ia benar-benar salah.

Futari melanjutkan: “Syarat ke empat! Kamu harus berpura-pura menjadi kekasihku, selama satu minggu.”

Mendengar syarat ini, Andri lagi-lagi kehabisan kata-kata: “Bibi kecil, kekasih, aku sudah bisa menjadi pamanmu sekarang, tahukah kamu?”

Futari langsung mengancam: “Kamu tidak akan mengiyakan, bukan?”

Andri terhenti sejenak, Futari menoleh ke dapur dan berkata pada Cyntia Lu yang sedang sibuk: “Bibi ……”

Hanya dengan memanggil saja, Andri sudah terkejut dan langsung mengiyakan, “Baiklah, baiklah, aku berjanji.”

Mendengar ini, bibir Futari yang cemberut langsung tersenyum, tersenyum dengan sumringah.

Saat itu, Cyntia Lu memegang pisau sayur sambil berjalan keluar dari dapur, memiringkan kepala dan bertanya: “Futari, ada apa?”

Futari memiringkan kepalanya sambil menjawab: “Bibi, masih berapa lama lagi hingga makan? Aku sudah sangat kelaparan.”

Cyntia Lu menjawab: “Segera, tunggu sebentar.”

“O!” Futari menjawab dengan patuh.

Setelah Cyntia Lu berbalik dan kembali ke dapur, Andri langsung berkata pada Futari: “Umurmu sudah tidak muda lagi, mengapa kau begitu kejam?”

Futari cemberut sambil berkata: “Aku tidak kejam! Aku hanya ingin ada orang yang menemaniku bermain.”

Andri langsung terpikirkan Robin dan buru-buru bertanya: “Bagaimana dengan Robin?”

Futari cemberut: “Ia terlalu membosankan, tidak seru.”

“Mengapa tidak seru?” Andri benar-benar tidak paham.

Futari menghela napas: “Ia tidak bisa melindungku, seharian membicarakan omong kosong, tidak ada gunanya.”

Keduanya sedang mengobrol, lalu pintu di ruang tamu terbuka, Sisca membawa beberapa bir berjalan masuk, tepat saja Victor Mi sedang berjalan keluar dari dapur, tangannya membawah piring buah, ketika melihat Sisca, Victor Mi bertanya: “Sisca, bir Nanjing bukan?”

Futari mengangguk: “Pa, tenang saja! Aku tahu selain bir Nanjing, Papap tidak menyentuh bir lain.”

Mendengar ucapan ini, Victor Mi tertawa: “Memang putriku yang paham.”

“Pa, jika aku tidak memahamimu, mana mungkin aku menjadi putrimu.” Sisca berbicara dengan percaya diri.

“Dasar kau!” Victor Mi tertawa sambil menunjukkan cintanya.

Saat itu juga, Cyntia lu berjalan keluar dari dapur sambil membawa sayur, sibuk menyuruh Victor Mi yang membawa piring buah: “Tetua, jangan hanya bicara saja, cepat bantu aku menyiapkan sayur, bersiap untuk makan.”

“Baiklah!” Victor Mi menjawab, meletakkan piring buah yang ada di tangannya di meja the di hadapan Andri, lalu berkata: “Andri, makanlah apel.”

“Terima kasih Paman.” Andri menjawab dengan sopan.

Mendengar ini, Sisca berbicara dengan pasrah: “Pa, sudah mau makan, kamu masih menyuruhnya makan apel!”

Victor Mi baru tersadar, langsung merespon: “Betul, Andri, makan nasi.”

Mereka yag tua sibuk di dapur, membawa semua makanan ke atas meja makan, ke atas meja marmer, daging ayam bebek dan ikan semuanya ada, bahkan abalon dan teripang pun ada.

Andri menyapukan pandangannya, menyadari makan siang hari ini begitu beragam.

Baru saja ia duduk, Victor Mi pun membukakan sebotol bir untuknya, meletakkannya di meja di depan Andri dan berkata: “Sudah lama tidak meminum bir, Andri, hari ini kau harus baik-baik menemaniku minum.”

Baru selesai berbicara, Cyntia Lu langsung menyelak: “Kepala tua, kamu jangan membuat Andri minum banyak, mereka adalah dokter, rumah sakit tidak mengijinkan minum bir.”

Mendengar ini, Futari terkejut dan bertanya: “Kakak Ipar, kau adalah dokter?”

Kalimat ini membuat Andri terpaku, tapi khawatir Cyntia Lu menyadari kejanggalan, hanya bisa mengaku dengan terpaksa: “Iya.”

Victor Mi mendengarkan, lalu menuangkan segelas bir padanya sambil berkata: “Andri, kudengar dari Sisca kamu adalah dokter gigi, gigi Paman di bagian kiri akhir-akhir ini sering sakit, kalau kamu ada waktu kosong, bantu Paman melihatnya, tidak tahu apa yang menyebabkannya, ada kalanya di malam hari sakit hingga tidak bisa tidur.”

Mendengar ucapan ini, Andri langsung terkejut, salah jika mengiyakan, menolak juga salah, sesaat ia tidak tahu harus menjawab apa.

Novel Terkait

Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu