My Charming Lady Boss - Bab 276 Rehat Sejenak

Pemilik restoran itu terkejut ketika Andri Chen dikira sebagai pelayan. Dia lalu menjelaskan, “Tuan, Anda salah panggil. Dia bukan pelayan restoran kami.”

Lelaki itu mengerutkan dahi, tampak mengejek, “Kalau bukan pelayan, lalu mengapa dia berdiri disini?”

Lelaki itu berjalan berjalan masuk sambil mengambil sebatang cerutu dan menghisapnya. Andri Chen menghalanginya. Lelaki itu mengerutkan dahi lagi. Tidak ada satu pun orang yang berani menghalangi jalannya di Kota Keluarga Wang.

Hari ini Andri Chen akan bertemu anggota keluarganya di tempat itu. Dia tidak ingin lelaki tengil ini merusak suasana. Dia lalu dengan sopan berkata, “Tuan, sudah ada orang yang menempati meja ini. Tolong cari meja yang lain.”

Lelaki tengil itu merasa dipermalukan. Dia lalu menghisap cerutunya dalam-dalam dan meniupkan asapnya tepat ke wajah Andri Chen, “Apa kamu tahu siapa aku?” tanyanya dengan sombong.

Andri Chen benar-benar tidak mengenali lelaki tengil itu karena dia sudah lama tidak pulang ke kota ini. Kalaupun dia dulu mengenalnya, dia sama sekali tidak mengingatnya sekarang karena amnesia yang dideritanya. Dia tidak ingin membuat masalah dengan lelaki tengil itu. Lagipula, mereka berasal dari kota yang sama. Mereka adalah sama-sama penduduk kota kecil ini.

Andri Chen tersenyum lalu mengambil 500 RMB dari dompetnya. Dia menawarkannya ke lelaki itu, “Tuan-tuan, tolong kerjasamanya. Ini sedikit dari saya. Ambilah dan pergi minum dengan ini.”

Lelaki itu tidak mengambil uang Andri Chen. Dia hanya tersenyum dan membentaknya, “Tolong kerjasamanya? Kamu pikir kamu siapa?”

Tiba-tiba, suasana restoran itu berubah tegang. Pemilik restoran bergegas menghampiri mereka, “Tuan, tenang sedikit. Hari ini saya akan menyiapkan meja disebelah sana. Bagaimana menurut Anda?”

Lelaki itu menghisap cerutunya. Ketika dia menghembuskan asapnya, dia menunjuk ke pintu di belakang Andri Chen, “Bos, dengar, kuberi kamu waktu satu menit untuk mengusir lelaki ini atau kamu tidak akan bisa membuka retsoranmu besok.”

Pemilik restoran itu sangat ketakutan. Dia tidak berani memprovokasinya karena dia tahu identitas lelaki itu. Dia lalu menghampiri Andri Chen dengan segan, “Maaf Tuan, Anda tidak perlu membayar makanan Anda hari ini. Anda lebih baik—”

Andri Chen mengambil botol bir yang ada di dekatnya dan memukulkannya ke kepala lelaki itu dengan keras. Botol bir itu pecah berkeping-keping. Birnya bercampur dengan darah yang mengalir dari kepala lelaki itu. Lelaki itu lalu tumbang.

Anak buahnya tidak ada yang berani bergerak. Andri Chen mendekati lelaki itu dan menginjak kepalanya. Lelaki itu tidak bisa bergerak. Ketika anak buahnya ingin membantunya, teriakan lelaki itu menghentikan mereka.

“Ah!”

Mereka tidak berani menolongnya. Andri Chen menusuk wajah lelaki itu dengan serpihan botol kaca yang paling tajam. Darah mengalir deras dari wajah lelaki itu.

Hal itu membuat wajah beberapa orang disekeliling tempat itu memucat. Bahkan, pemilik restoran itu takut, karena dia kota ini, tidak ada yang berani melakukan hal seperti itu ke lelaki ini.

Pemilik restoran tidak ingin terjadi apa-apa dengan lelaki tengil itu di restorannya.

Tepat ketika dia ingin memohon Andri Chen untuk berhenti, Ayah Andri muncul dari meja di belakangnya, “Andri, apa yang sedang kamu lakukan?” tanyanya sambil mengerutkan dahi ketika dia melihat kepala lelaki yang berlumuran darah berada dibawah kaki Andri Chen.

Andri Chen menjelaskan, “Ayah, mereka ini benar-benar tidak beradab. Aku sudah memberi mereka pelajaran.”

Ayah Andri mengamati wajah lelaki itu pelan-pelan. Dia menyadari lelaki itu adalah anak dari kepala polisi di Kota Keluarga Wang. Dia terkenal berkuasa di kota ini. Dengan reputasi ayahnya, tidak ada yang berani macam-macam dengannya.

Ayah Andri langsung berteriak ke Andri Chen, “Andri, apa yang kamu lakukan? Lepaskan dia.”

Andri Chen terpaksa melepaskan lelaki itu. Dia lalu babngun sambil memegang luka di kepalanya, “Tunggu! Jika aku tidak membunuhmu hari ini juga, jangan panggil aku Calvin Zhou!”

Lelaki itu lalu meninggalkan restoran dengan tujuh atau delapan anak buahnya.

Wajah Ayah Andri memucat setelah mendengar perkataan lelaki itu barusan, “Andri! Apa yang kamu lakukan? Kamu ini hampir 30 tahun. Mengapa kamu tidak juga memahami bocah seperti itu? Apa kamu tahu anak bernama Calvin Zhou barusan?”

“Siapa?” tanya Andri Chen.

Ayah Andri menjelaskan dengan geram, “Dia adalah anak Kepala Polisi Zhou. Kamu malah memukulinya. Apa kamu tahu kamu telah membuat kesalahan besar?”

“Memangnya kenapa kalau dia anak kepala kepala polisi? Apa anak kepala polisi tidak mungkin melakukan kesalahan?”

Ayah Andri tidak ingin banyak bicara karena semua ini sudah terjadi. Jadi, dia berkata dengan singkat, “Bawa ibumu pulang.”

Dengan begitu, Ayah Andri bergegas meninggalakan restoran.

Andri Chen berteriak, “Ayah mau kemana?”

Tepat ketika dia akan mengejarnya, ibunya muncul di belakangnya, “Andri!”

Andri Chen terpaksa kembali ke mejanya. Ibu Andri bertanya dengan khawatir, “Andri! Apa yang terjadi?”

Andri Chen tidak ingin ibunya khawatir jadi dia mencoba menenangkannya, “Ibu, tidak apa-apa.”

“Dimana ayahmu?”

Andri Chen tidak tahu kemana ayahnya pergi jadi dia berbohong, “Ayah bilang mau belanja. Dia meminta kita untuk pulang lebih dulu.”

Ibu Andri mengangguk, “Andri, jam berapa sekarang?”

Andri Chen melihat jamnya, “Tepat jam tiga.”

Ibunya tampak khawatir, “Ayo kita cepat pulang! Ibu menjemur jagung yang habis dipanen diluar. Sore ini sepertinya akan hujan.”

Andri Chen lalu mengendarai motornya dan kembali ke Desa Keluarga Wang. Sampai rumah, dia membantu ibunya memasukkan jagung yang telah dijemur.

Beberapa saat kemudian, langit tampak mendung. Ayahnya belum juga pulang. Dia menjadi sedikit khawatir. Dia tidak tahu apa yang ayahnya lakukan.

Dia mengambil ponsel dan menelepon ayahnya.

“Halo!” panggil Ayah Andri. Andri Chen merasa tenang mendengar suara ayahnya.

“Ayah kemana saja?” tanya Andri Chen.

“Ayah sebentar lagi pulang.”

Saat itu Andri Chen sedang berdiri di tepi bukit. Dia melihat motor di jalan masuk desa. Dia terus memandanginya dan mendapati pria paruh baya itu adalahh ayahnya yang sedang mengangkat teleponnya, “Ayah, aku melihatmu.”

Setibanya di rumah, Andri Chen melihat ada yang aneh dengan wajah ayahnya. Dia melihat guratan luka dan daranh yang mongering.

“Apa yang terjadi dengan wajah ayah?” tanya Andri Chen.

“Ayah jatuh dari motor karena tidak hati-hati.”

Andri Chen tahu ayahnya berbohong karena baju ayahnya masih bersih. Kalau benar ayahnya jatuh, bajunya harusnya berlumuran lumpur. Bagian dekat matanya juga memar, seperti baru saja dipukul oleh seseorang.

Dia lalu teringat tapa yang terjadi siang ini. Dia merasa ayahnya menyembunyikan sesuatu darinya karena ayahnya enggan memberitahunya apa yang dia lakukan.

Ketika Andri Chen hendak bertanya, ayahnya berkata lebih dulu.

“Andri, kamu dengar ayah baik-baik. Jangan berkelahi lagi di masa depan. Kamu hampir 30 tahun. Mengapa kamu harus melakukan hal seperti itu?”

Setelah ayahnya mengatakannya, dia sadar luka ayahnya ada hubungannya dengan perbuatannya. Dia lalu bertanya, “Ayah, katakana dengan jujur, apa ayah dipukul oleh seseorang?”

Ayahnya lalu berusaha mengganti topik pembicaraan, “Andri, berjanjilah pada ayah, hiduplah dengan damai, jangan berkelahi dengan orang, jangan cari-cari masalah.”

Andri Chen tidak perlu bertanya. Dia yakin luka ayahnya ada hubungannya dengan lelaki bernama Calvin Zhou. Dia lalu merasa ini salahnya.

Dia marah setelah tahu ayahnya yang harus membayarnya. Perasaan itu lebih menyakitkan dari luka pukul sekalipun. Tapi, dia juga tidak bersalah pada lelaki itu. Dia sudah mencoba sopan.

Andri Chen bertanya lagi, “Ayah, katakan dengan jujur, apa luka ini karena Calvin Zhou?”

Ayah Andri menghela nafas, “Andri! Ayah sudah menyelesaikan masalah ini. Tidak masalah jika harga dirimu terluka. Orang yang kamu lukai itu meminta 100juta untuk perawatan medisnya. Darimana kita bisa mendapat uang sebanyak itu dalam situasi ini?”

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu