My Charming Lady Boss - Bab 105 Suara yang Aneh (2)

Yuni Lin berpikir sejenak. Namun, dia terlalu kalut untuk berpikir. Lalu, dengan tidak sabar Yuni Lin berkata, “Baiklah. jangan bermain-main lagi. Cepat beritahu aku pelanggan mana kali ini.”

Melihat kesabaran Yuni Lin habis, Andri Chen tertawa, “Anda cepat siapkan kontrak. Aku akan ke toilet sebentar. Setelah itu, aku akan membawa anda untuk menandatangani kontrak ini.”

Usai mendengarnya, Yuni Lin semakin tidak sabar, “Cepatlah.”

Andri Chen melihat suasana hati Yuni Lin yang tampak jauh lebih baik. Dia lalu berbalik badan menuju ke toilet.

Tepat ketika Andri Chen keluar dari toilet, dia mendapati Yuni Lin sedang menunggunya di muka kamar mandi, dengan buru-buru Yuni Lin berkata, “Mengapa kamu lambat sekali?”

“Direktur Lin, berbeda dengan keran air, aku tidak bisa mengontrol debit urinku.” ujar Andri Chen.

Yuni Lin memandang Andri Chen sejenak, lalu menariknya, “Ayo!”

Kedua orang itu lalu berjalan menuju muka kantor. Dea berdiri, pertanda hormat, “Direktur Lin!”

Dea baru saja akan mengatakan sesuatu namun Yuni Lin menyelanya, “Dea, tolong catat, aku dan Andri Chen ada urusan penting, kalau ada orang yang mencariku, bilang saja aku tidak ada, atau suruh mereka datang lagi besok.”

Mendengar perintah Yuni Lin, Dea menganggukkan kepalanya, “Baiklah, Direktur Lin.”

Usai bicara, Yuni Lin langsung menarik Andri Chen ke lift.

Melihat sikap atasannya, Andri Chen lalu menggodanya, “Direktur Lin, jangan menarik-narikku begitu. Banyak orang melihat.”

“Aku tidak takut. Apa yang kamu takutkan?” tanya Direktur Lin tidak peduli.

Demi kontrak ini, Yuni Lin akan melakukan apa saja. Dia tahu jika produknya harus tinggal di gudang penyimpanan lebih satu hari saja, hal itu hanya akan menambah kekhawatirannya.

Kedua orang itu tiba di tempat parkir. Andri Chen tiba-tiba teringat pesan singkat yang dia kirim tadi malam. Dia langsung bergegas menjelaskan, “Direktur Lin, pesan singkat semalam, aku tidak sengaja mengirimnya. Tadinya, aku ingin mengirimnya ke Hendy Wang, tanpa sengaja aku—”

Sebelum Andri Chen bisa menyelesaikan kata-katanya, Yuni Lin memotongnya, “Kita bicarakan hal ini nanti. Yang paling penting sekarang adalah kontrak.”

Usai berbicara, dengan sepatu hak tinggi yang dipakainya, Yuni Lin berlari ke Audi A4L-nya. Dia membuka pintu mobilnya dengan tergesa-gesa, lalu memasukinya.

Saat itu juga, Andri Chen masih berdiri di luar mobil. Yuni Lin membuka jendela mobilnya lalu berteriak, “Apa yang kamu lakukan berdiri disitu? Kamu menungguku untuk mempersilakanmu masuk ke mobil?”

“Baiklah. Aku masuk.” ujar Andri Chen sambil berlari memasuki mobil.

Dengan kilat, mobil Yuni Lin pun meninggalkan tempat parkir itu.

Melihat atasannya yang sangat tergesa-gesa, Andri Chen berkata, “Direktur Lin, pelan sedikit. Jangan terburu-buru. Kontraknya tidak kemana.”

Yuni Lin sama sekali tidak menggubrisnya. Sambil menyetir, dia menjawab, “Kalau belum ditandatangani, masih ada kemungkinan kontraknya akan lari.”

Andri Chen langsung merasa ucapan atasannya ada benarnya juga. Namun, Rendy Xia adalah kepala sekolah Sekolah Menengah Atas Poly, jadi,kata-katanya harusnya bisa dipegang. Lagipula, Rendy Xia merupakan gurunya saat dia SMP, juga merupakan teman sekelas ibunya dulu.

“Kemana kita pergi?” tanya Yuni Lin.

“Sekolah Menengah Atas Poly.” jawab Andri Chen.

Yuni Lin terkejut, dahinya mengerut, “Mengapa kita pergi ke sekolah?”

Andri Chen tertawa, “Nanti Anda akan tahu mengapa.”

Yuni Lin lalu tidak banyak tanya. Dia mengemudikan mobilnya menuju SMA Poly.

Andri Chen tidak memperbolehkan Yuni Lin mengemudikan mobilnya memasuki area sekolah. Setelah turun dari mobil, mereka jalan kaki menuju sekolah itu.

Ketika satpam sekolah itu melihat Andri Chen, satpam tersebut langsung mempersilakan Andri Chen masuk. Satpam itu tahu Andri Chen adalah teman kepala sekolah.

Setelah memasuki area sekolah, para siswa yang sedang bermain di lapangan bola memandangi mereka. Ada seorang anak berbisik, “Bukannya itu kakak ipar Robin?”

Siswa satunya menjawab, “Benar! Kakak iparnya hebat sekali. Dia membereskan Kak Refaldi. Sekarang Kak Refaldi selalu mengantar adiknya ke sekolah.”

Setelah melewati lapangan bola yang tiba-tiba ramai karena kedatangan mereka, Yuni Lin sedikit terkejut anak-anak ini ternyata mengenal Andri Chen.

Tepat ketika mereka akan menaiki tangga menuju kantor, seseorang memanggil Andri Chen, “Kakak ipar!”

Andri Chen menoleh ke arah suara itu dan mendapati Robin depat balutan perban di kepalanya berlari ke arahnya. Di belakangnya tampak segerombolan siswa lain.

“Robin!” panggil Andri Chen.

Robin lalu berbalik badan, mengenalkan Andri ke kerumunan siswa itu, “Ini kakak iparku, Kak Andri namanya.”

Setelah Robin mengenalkannya, para siswa itu menyebut namanya dengan hormat, “Kak Andri!”

Yuni Lin terkejut, lalu menyapu kerumunan siswa itu dengan pandangannya. Dia lalu menoleh ke Andri Chen, “Sejak kapan kamu menjadi pemimpin sekolah ini?”

Andri Chen sendiri terkejut. Entah apa yang terjadi di sekolah Robin.

Tepat ketika Andri Chen berjalan menghampiri Robin, suara yang lebih mengagetkannya terdengar lagi.

Novel Terkait

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu