My Charming Lady Boss - Bab 277 Melihat yang Seharusnya Tidak Boleh Dilihat

Andri Chen terkejut mendengar besarnya nominal itu, “Apa? 100juta untuk perawatan medis?” tanyanya sambil mengerutkan dahi.

Melihat Andri Chen yang terkejut dengan besarnya nominal itu, Ayah Andri berpikir dia takut, “Jangan khawatir tentang hal ini, Andri. Ayah akan mencari cara untuk mendapatkan uangnya. Ayah hanya meminta kamu jangan buat masalah lagi. Tidak mudah bagi ayah dan ibu untuk mencari uang—”

Ayah Andri tidak melanjutkan kalimatnya. Dia tahu susah bagi Andri Chen untuk pulang. Walaupun dia baru saja membuat kesalahan, namun dia tidak ingin kehilangan anaknya lagi. Hidup mereka akan susah tanpanya.

Tidak peduli seberapa besar kesulitan yang harus diderita Andri Chen, dia bisa saja menanggungnya. Tapi, dia tidak ingin orang tuanya diinjak-injak begini. Andri Chen tidak bisa menerimanya. Apa yang terjadi di restoran juga bukan salahnya.

Andri Chen lalu berkata dengan lembut, “Ayah, bukan aku yang membuat gara-gara siang ini. Mereka yang melakukannya.”

Ayahnya mengangguk, “Jangan bicara lagi, Andri. Ayah paham maksudmu. Ayah juga tahu tadi siang bukan salahmu. Tapi, kita tinggal di Kota Keluarga Wang, tidak ada yang bisa membantu kita. Kita hanya bisa menanggungnya. Kadang, melakukan hal yang benar pun bisa dianggap salah.”

Kata-kata Ayah Andri ada benarnya, namun di mata Andri Chen, tidak ada yang boleh menindas keluarganya. Tidak peduli siapa. Dia diam-diam bersumpah Calvin Zhou harus membayar semua ini.

Andri Chen tidak bisa membuat orang tuanya khawatir. Mereka sudah tua dan masihharus menanggung perbuatannya. Dia merasa tidak enak.

Setelah berpikir beberapa saat, Andri Chen berkata, “Ayah benar. Kadang melakukan hal benar juga bisa dianggap salah. Ayah tenang saja, anakmu ini akan menyiapkan 100juta-nya besok.”

Ayah Andri terkejut, “Andri! Dimana kamu akan menemukan uang sebanyak itu?”

Andri Chen tersenyum, “Ayah, aku tidak perlu mencarinya. Aku punya banyak uang.”

Uang sejumlah itu sangatlah banyak untuk Ayah Andri. Hasil kerja setahunnya pun tidak sampai 100juta, “Andri, darimana kamu mendapat uang sebanyak itu?”

“Ayah, aku berbisnis di Kota Nanjing. Aku mengumpulkan banyak uang beberapa tahun ini. Aku memiliki 100juta.” jelasnya.

Ayah Andri menghembuskan nafas lega, “Baiklah, Andri. Kamu akhirnya suskes juga. Ayah sangat senang!”

Mata Ayah Andri berkaca-kaca. Dia tidak menyangka anaknya akan sesukses ini. Dia sangat bahagia.

Andri Chen berkata, “Ayah, aku akan mengajak ayah dan ibu tinggal di kota setelah pekerjaanku selesai.”

Ayah Andri dan Ibu Andri terkejut.

Ketika dia melihat senyum di wajah kedua orang tuanya, dia sangat berharap hari itu bisa cepat datang.

Malam itu, Ayah Andri dan Ibu Andri sedang sibuk di dapur untuk menyiapkan makan malam. Sejak Andri Chen pulang, senyum di wajah Ayah Andri tidak juga memudar. Andri Chen, yang sedang berada di halaman, mendengar sayup-sayup tawa kedua orang tuanya.

Dia duduk diatas batu besar di halaman itu sambil menghisap cerutunya. Matanya menatap bulan yang mencul dari barat. Hari ini bulan itu terlihat lebih cantik dari biasanya.

Andri Chen tidak ingin memberikan 100juta ke pihak Calvin Zhou. Dia lah yang harus mendapat 100.000 RMB darinya sebagai biaya perawatan medis ayahnya.

Tiba-tiba, ponselnya berdering. Dia meraihnya dan mendapati Nora Shen meneleponnya. Ketika dia kembali ke Kota D, dia masih ada pekerjaan penting, tapi setelah pulang dia merasa tidak ingin meninggalkan tempat ini terlalu cepat. Dia mengabaikan telepon Nora Shen sesaat.

Tapi, Nora Shen meneleponnya berkali-kali, jadi dia mengangkatnya.

“Kak Nora.” sapa Andri Chen.

“Andri, bagaimana kabarmu di rumah?”

“Disini terasa hangat.” ujarnya jujur.

Nora Shen tersenyum. Dia tahu maksud Andri Chen. Tidak peduli seberapa cantik dunia di luar sana, tempat paling hangat adalah rumah.

“Andri, aku ingin mengundang paman dan bibi untuk makan bersama. Apa kamu menyetujuinya?”

Andri Chen tidak tahu bagaimana harus menolaknya. Nora Shen lah yang menyuruhnya pulang. Ketika dia datang, dia membawa hanya buah tangan. Orang yang harusnya diundang adalah Nora Shen.

“Kak Nora, aku lah yang harusnya mengundangmu.”

“Mengapa?” Nora Shen bingung.

“Kamu sudah menempuh jarak yang sangat jauh untuk mengantarku pulang. Aku akan mentraktirmu makan. Itu baru benar.”

Nora Shen tersenyum, “Karena kamu sudah mengundangku, jadi tidak sopan bagiku untuk menolaknya.”

“Aku akan ke kota besok—” sebelum Andri Chen bisa menyelesaikan kalimatnya, Nora Shen memotongnya, “Andri, aku akan belanja sayuran dan membawanya ke rumahmu besok. Aku juga akan meminjam dapurmu. Aku akan memasak masakan yang enak.”

Andri Chen merasa sedikit malu, “Kak Nora, kamu tahu aku tinggal di rumah yang sederhana, ‘kan?”

“Memangnya kenapa? Kupikir itu bagus. rumahku juga di desa. Aku belum pulang selama bertahun-tahun. Ketika aku mengantarmu pulang ke desa beberapa hari yang lalu, aku jadi ingin pulang kampung.” ujar Nora Shen sedih.

Andri Chen sama sekali tidak menyangka Nora Shen lahir di desa, “Jika kamu ingin pulang kampung, sepertinya kamu harus ambil cuti untuk mengunjungi ayah dan ibumu.”

Tiba-tiba, mereka hening. Andri Chen sayup-sayup mendengar suara tangis. Awalnya, dia pikir dia salah dengar, namun dia lalu sadar Nora Shen benar-benar menangis.

Dia tidak menyangka wanita setegas itu bisa menangis. Andri Chen terkejut.

Nora Shen akhirnya angkat suara, “Ayah dan ibuku sudah lama meninggal.”

Andri Chen terkejut, “Maaf! Aku turut berduka cita.”

“Tidak apa-apa. mereka sudah lama meninggal. Ketika aku mengantarmu pulang beberapa hari yang lalu, rasanya mirip seperti mengunjungi ayah dan ibuku sendiri. saat itu aku berpikir, kalau saja ayah dan ibuku masih hidup, aku pasti bahagia.”

Andri Chen tidak tahu mengapa Nora Shen memberitahunya banyak hal.

Andri Chen juga tidak tahu cara menenangkannya. Hubungan mereka juga sedikit aneh. Mereka bukan orang asing, bukan juga sebatas teman.

Ketika Andri Chen tidak juga menemukan ide untuk menenangkannya, Nora Shen mengganti topik pembicaraan mereka, “Baiklah. Aku akan mengunjungi rumahmu besok pagi dan kamu bisa mencicipi masakanku.”

“Baiklah. Selamat datang!”

Ketika Nora Shen memutus teleponnya, Andri Chen mengambil nafas panjang. Dia berpikir apakah Nora Shen benar-benar merindukan kampung halamannya? Apakah Nora Shen berniat melakukan sesuatu pada orang tuanya? Nora Shen bukan wanita yang mudah ditebak. Andri Chen tidak tahu apa yang dipikirkannya.

Rossa Du dan kedua orang tuanya adalah orang paling penting dalam hidupnya. Dia akan melakukan apa saja untuk melindungi mereka.

Ketika mereka akan memulai makan malam mereka, ponsel Andri Chen bergetar lagi. Dia pikir Nora Shen meneleponnya, ternyata Rossa Du. Dia mengirim sebuah pesan.

Entah mengapa Andri Chen merasa harus membuka pesan itu. Dia khawatir akan kabar Rossa Du dan anak-anaknya.

“Andri, bagaimana kabarmu di Amerika?” tanya Rossa Du di pesannya.

Andri Chen mempertimbangkan apakah dia harus membalas pesan itu atau tidak. Jika dia membalasnya, dia akan mengungkap kebohongannya karena jika ponselnya kini berada di luar negeri, Rossa Du tahu biaya pengiriman pesannya pasti mahal.

Andri Chen menahan dirinya dan mengetik pesan berulang kali. Namun, dia tidak memiliki keberanian untuk mengirimnya. Akhirnya, dia menyerah.

Malam itu, Andri Chen berguling-guling di kasurnya. Dia tidak bisa tidur. Pikirannya kalut.

Jam delapan pagi itu, suara dering telepon membangunkannya. Dia melihat nama Nora Shen di layarnya. Dia lalu mengangkatnya.

“Halo!”

“Andri, aku berada di gerbang masuk desa.”

Andri Chen terbangun, “Aku akan keluar dan menjemputmu.”

Andri Chen langsung berlari ke gerbang desa. Sebab gerbang masuk desa itu adalah pematang sawah, mobil Nora Shen tidak bisa masuk. Jadi, mereka harus berjalan kaki.

Andri Chen mendapati Nora Shen membawa banyak barang belanjaan. Isi supermarket seakan pindah ke mobilnya.

Andri Chen menggelengkan kepalanya, “Kak Nora, mengapa kamu membeli banyak sekali barang?”

Nora Shen bertanya, “Banyak?”

Andri Chen terkejut, “Kak Nora, mengapa kamu suka sekali berbelanja?”

Nora Shen terkejut, “Bagaimana kamu tahu?”

“Aku hanya menebaknya.”

Nora Shen tersenyum. Dia berbalik badan dan mulai mengangkat barang dari mobilnya. Tepat ketika Nora Shen menungging, Andri Chen melihat sesuatu yang tidak seharusnya dia lihat.

Novel Terkait

Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu