My Charming Lady Boss - Bab 137 Tekad yang Luar Biasa (2)

"Ya," angguk Rico.

Mendengarnya, Andri pun menghembuskan napas panjang. Akhirnya ia memenangkan izin perawat.

Tapi, Rico menunduk mengamati kedua kaki Andri, "Kak Chen, apa lukamu tidak apa-apa?" tanyanya cemas.

Andri tertawa, "Setelah keluar rumah sakit dan minum beberapa gelas anggur nanti pasti tak masalah lagi."

Rico pun menggodanya, "Apakah perlu kucarikan 2 gadis untuk menenangkan dirimu?"

"Mana boleh 2? Minimal 3," jawab Andri serius.

Saat keduanya sedang mengobrol, perawat pun datang membawa banyak kantong obat. Saat melihat Andri, ia berkata dengan sungguh-sungguh, "Ini obat yang harus kau minum begitu keluar dari rumah sakit. Aturan minumnya sudah tercantum jelas di kotak obat, kau harus meminumnya tepat waktu. Jangan berkontak dengan air, kalau tidak dokter tak akan bisa menolongmu."

Andri mengangguk-angguk, lalu tiba-tiba menggodanya, "Suster, apakah ada larangan untuk urusan kamar?"

Mendengar hal itu, si suster pun merasa sangat canggung, wajahnya memerah, "Dengan keadaanmu yang seperti ini, kau masih punya keinginan untuk melakukan hal itu?"

Andri terkekeh, "Aku kan hanya berantisipasi! Bagaimana kalau suatu hari nanti terjadi?"

Melihat wajah perawat yang makin memerah, Rico pun menyela, "Kak Chen, kau jangan menggoda suster lagi, lihat wajahnya sudah memerah."

Perawat itu pun semakin malu, ia buru-buru menyerahkan kantong obat ke tangan Rico, "Aku pergi dulu."

Si perawat pun buru-buru meninggalkan mereka.

Setelah si perawat pergi, Rico kembali mengarahkan pandangannya ke tubuh Andri, lalu tertawa, "Kak Chen, apakah kau sungguh menginginkannya? Apa mau kucarikan gadis untuk memuaskan keinginanmu?"

Andri tiba-tiba tersadar, "Kau membuatnya terluka waktu itu, tak tahu apakah masih bisa berfungsi dengan baik! Aku sungguh harus mencobanya nanti, sampai tak bisa berfungsi dengan baik lagi, aku harus memotong punyamu."

Rico tak menyangka Andri masih mengingat hal ini, ia pun tertawa mengancamnya, "Kak Chen, apa kau tak takut aku mengadu ke Yuni kalau kau berpura-pura hilang ingatan?"

Andri pun berkata dengan angkuh, "Kuberitahu kau, mereka sudah lama tahu kalau ingatanku sudah pulih."

Rico baru saja mau menjawab, tiba-tiba terdengar dering ponsel dari dalam saku celana Andri.

Ia merogoh ponselnya. Sisca yang menelepon. Ia pun buru-buru mengangkatnya, "Halo, Sisca!"

"Andri, pasangan di rumah sakit itu hanyalah keracunan ringan, tidak membahayakan nyawa. Tapi menurut hasil pengecekan, mereka memang meminum susu produksi perusahaan kalian. Detektif juga telah mengecek CCTV supermarket. Dua mahasiswa ini memang membeli susu di supermarket itu, dan susu itu tidak kadaluwarsa."

Sampai di sini, Andri memotong perkataan Sisca, "Apakah aku bisa ke rumah sakit melihat kedua mahasiswa itu?"

"Itu..." Sisca kebingungan.

Andre memohon padanya, "Sisca, masalah ini berkaitan dengan nama baik Dairy Milk LTD. Semenjak pemberitaan di media, ada banyak konsumen yang mendatangi perusahaan, serta banyak yang meretur produk kita. Kalau aku tidak mengklarifikasi masalah ini, Dairy Milk bisa hancur. Perusahaan ini adalah hasil kerja keras seumur hidup ayah Yuni. Selama 6 tahun berdiri, ia sudah mengalami banyak badai hujan. Aku tak ingin mereka hancur saat baru mencapai tahap ini."

Mendengarnya, Sisca pun jadi merasa bersimpati. Ia mengiyakan, "Baiklah! Aku akan mengajakmu."

Tapi sejurus kemudian, Sisca kembali bertanya dengan cemas, "Bagaimana caramu pergi?"

"Aku sudah keluar dari rumah sakit," jawabnya.

"Apa? Sudah keluar?" Sisca terkejut.

"Ya!" jawab Andri dengan mantap.

Sisca masih saja heran, "Badanmu sudah tidak apa-apa?"

Andri tak ingin banyak bercakap-cakap dengan Sisca di dalam telepon, karena perhatiannya saat ini sedang terpusat pada kedua mahasiswa itu. Ia ingin memperjelas masalah ini secepatnya.

Oleh karena itu, Andri pun mengganti topik pembicaraan, "Aku tidak apa-apa. Kau segeralah jemput aku di rumah sakit, kita pergi ke Poly Hospital."

"Baiklah! Aku segera sampai." Saat Sisca hendak menutup teleponnya, tiba-tiba ia teringat sesuatu, "Oh, ya, nanti kita pergi kantor catatan sipil untuk mengambil surat nikah ya. Dengan begitu, orang tuaku bisa lega."

Mendengar hal itu, Andri amat terkejut, "Petugas Mi, kita sungguh menikah?" tanyanya tak percaya.

Sisca menjawab, "Menurutku idemu bagus juga. Aku sudah mempertimbangkannya dengan seksama, kita pura-pura menikah dulu, lalu nanti ketika aku sudah menemukan pria yang kusukai, kita bercerai."

Andri tak menyangka ide konyolnya itu ternyata diambil juga oleh Sisca.

"Tapi..." kata Andri lemas.

Sisca langsung menyelanya, "Tidak ada tapi-tapi, aku yang seorang wanita saja tidak takut, apa yang kau takutkan? Sudah kuputuskan begini. Aku akan membantumu mengurus kasus Direktur Lin, setelah kasusnya beres, kita mendaftar."

Andri mencoba bertanya lewat sambungan telepon, "Petugas Mi, bisakah aku memikirkannya dahulu? Ini juga pertama kalinya aku menikah, kau..."

Belum selesai ia berbicara, Sisca sudah memotongnya, "Memikirkan apanya! Aku sudah memberitahu hal ini pada ayah dan ibuku. Kita akan mengambil surat nikah."

Novel Terkait

My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu