My Charming Lady Boss - Bab 146 Satu Atap Rumah (1)

Tubuhnya Andri Chen menimpa tepat pada badan Yuni Lin, dia dengan sekuat tenaga mendorong dan berkata: ”Cepat bangun! Kamu menindas aku.”

Kali ini Andri Chen benar-benar tidak sengaja menimpanya, dia takut Yuni Lin benaran ngepost foto

perlindungan dirinya ke internet, kalau begitu dirinya akan menjadi terkenal.

Makanya, pada dorongan Yuni Lin, dia tidak segera mengeser tubuhnya sendiri dari badan Yuni Lin, tapi malah membicarakan syarat dengan Yuni Lin: “Kalau begitu kamu menghapuskan foto yang di dalam Hp dulu!”

Yuni Lin juga tidak bodoh, berkata: “Kamu bangun dulu!”

Andri Chen sama sekali tidak percaya Yuni Lin, bersikeras berkata: “Kamu hapus dulu!”

“Kamu tidak bangun aku gimana hapusnya?” Yuni Lin memberi isyarat berkata.

Andri Chen bimbang sebentar, melihat Yuni Lin yang tertimpa di bawah badan sendiri, khawatir Yuni Lin menipu lagi, dia terpaksa berkata terhadap Yuni Lin: “Kalau begitu kamu berikan Hp ke aku dulu!”

“Tidak mau, kamu membiarkan aku bangun dulu!” Yuni Lin menolak secara langsung.

Andri Chen tau Yuni Lin tidak akan mudah menghapus foto yang di dalam Hp, karena dia demi mendapat foto ini, termasuk sudah mengeluarkan banyak pengorbanan juga, berinisiatif mencium dirinya.

Makanya, Andri Chen pikir sampai sini, terpaksa mengambil tindakan mutlak terhadap Yuni Lin.

Dia mencoba senyum mengancam dan berkata: “Direktur Lin, kamu sebaiknya berikan Hp ke aku, kalau tidak aku akan… …”

Ketika berbicara sampai disini, Andri Chen sengaja berhenti, karena dia tidak perlu bicara selesai

perkataan yang seterusnya, Yuni Lin juga tidak tau dia ingin melakukan apa, tak lain hanya itu itu… …

Melihat senyuman Andri Chen ini, Yuni Lin sarafnya segera direntang tegang, dengan sangat berhati-hati berkata: “Kamu… …kamu ingin melakukan apa?”

Andri Chen tidak berbicara, hanya mendekatkan bibirnya ke pipinya Yuni Lin.

Yuni Lin segera mengeser mukanya, mengancam Andri Chen dan berkata: “Kamu bangun! Kalau tidak aku teriak pemerkosaan.”

Andri Chen takutpun tidak, bersenyum terus dan berkata: “Kalau begitu kamu coba teriak sekali untuk didengar-dengar!”

Selesai berbicara, jarak antara bibirnya Andri Chen dengan mukanya Yuni Lin semakin mendekat, terlihat sudah mau kena pipinya Yuni Lin, ketakutan sampai dia minta ampun berkata: “OK, OK, aku kasih Hp ke kamu!”

Mendengar perkataan ini, Andri Chen bersenyum lebih bahagia lagi, melihat muka Yuni Lin berubah

menjadi warna cherry lagi.

“Benarkah?” Andri Chen bertanya sekali lagi, khawatir Yuli Lin membohonginya.

Yuni Lin memiringkan kepala, dengan tergesa-gesa menganggukkan kepala: “Ehmm.”

“Kalau begitu kamu berikan Hp ke aku.” Andri Chen meminta berkata.

Yuni Lin dipaksa sampai tak berdaya, dia ditekan Andri Chen begini, tubuh dirinya tidak dapat bergerak sama sekali, di tambah ukuran badan Andri Chen yang begitu besar, dia hanya bisa menjadi seperti domba yang tertindas dan dihisap semaunya, apa tidak sebaiknya lebih memilih untuk menyerah, karena Andri Chen jika benaran mau melakukan perbuatan tidak senonoh terhadapnya, dia hanya bisa menangis saja.

Dia terpaksa baik-baik memberikan Hp yang tergenggam di tangannya kepada Andri Chen, dia menerima Hp, ketawa dengan bangga dan puas, kemudian baru memindahkan badannya dari badan Yuni Lin.

Setelah Andri Chen mendapat Hp, lalu tidak berhenti menghapus terus, dia menemukan Yuni Lin telah berfoto banyak.

Dia menghabiskan waktu beberapa menit, baru menghapus tuntas fotonya.

Dia baru saja rencana untuk meneruskan mencari fotonya apa masih ada di album Hp Yuni Lin, dengan tidak sengaja tak sangka menemukan satu foto dia yang di kantor, tidak tahu kapan Yuni Lin memfotonya.

Dia segera mengangkat kepala, bertanya: “Direktur Lin, dalam Hp kamu kenapa masih ada foto aku?”

Mendengar perkataan ini, Yuni Lin sekejap merasa canggung, karena foto yang di dalam Hp itu dia foto dengan diam-diam, dia menyadari pada saat Andri Chen serius bekerja, lumayan ganteng, jadi tak tertahan dengan diam-diam memfoto satu, tak tersangka telah diketahui olehnya.

Dia tidak tau bagaimana menjawab, berkata dengan ragu-ragu dan tidak terus terang: “Foto… … apa?”

Andri Chen memberi Hp ke depan matanya, memberi isyarat dan berkata: “Ya! Yang ini!”

Yuni Lin menundukkan kepala melihatnya, dengan sedikit canggung menjelaskan: “Oh, itu hanya foto main-main saja.”

Melihat wajah Yuni Lin yang sedikit canggung, Andri Chen pun menyadari diantaranya ada sesuatu yang disembunyikan, mukanya berlimpah-limpah penuh dengan senyuman jahat-jahat, bertanya: “Direktur Lin, apa kamu dari awal sudah tertarik kepada aku?”

Mendengar perkataan ini, Yuni Lin langsung marah, dengan menutup-nutupi berkata: “Kamu mengaur apa, aku… … aku itu hanya foto main-main saja.”

“Apa benar?” Andri Chen menatapi Yuni Lin dengan ketat.

Yuni Lin tidak berani melihat sepasang matanya, karena dia telah berbohong, buru-buru mengalihkan pandangannya ke tempat lain, mengalihkan topik, berkata: “Cepat kembalikan Hp aku, waktu sudah tidak pagi, sudah harus tidur.”

Andri Chen tetap menatapi dia, menanya sampai ke akar-akarnya berkata: “Direktur Lin, kamu masih belum menjawab pertanyaan aku?”

Yuni Lin menggunakan kesempatan saat Andri Chen tidak memperhatikannya, dengan tenaga cakap merebut Hp yang di tangan dia, berkata: “Aku ngantuk, tidur.”

Selesai bicara, dia membalikkan badan lalu berjalan pergi ke arah lemari yang disamping kepala ranjang, menaruhkan Hp di atas lemari yang di kepala ranjang, langsung masuk ke dalam selimut.

Andri Chen baru rencana untuk berjalan ke situ, Yuni Lin kaget sampai membalikkan badannya, dengan cepat dari bawah bantal telah mengambil keluar satu gunting dan mengengam di tangan, mengancam Andri Chen berkata: “Kamu jangan kemari! Cepat pergi tidur, kalau tidak aku akan... …”

Andri Chen melihat kondisi, dengan gelisah menjawabnya: “Ok, Ok, Tidur.”

Begitulah, pada pengawasan Yuni Lin, Andri Chen kembali ke selimut milik sendiri.

Dia baru saja tiduran, Yuni Lin sudah memperingatkan berkata: “Mulai dari sekarang tidur! Tidak ada pengizinan dari aku, kamu di larang mendekat ranjang, kalau tidak hati-hati gunting aku tidak akan sungkan kepadamu!”

Andri Chen menguap-guap, menjawabnya: “Aku ngantuk, tidur, selamat malam.”

Novel Terkait

Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu