My Charming Lady Boss - Bab 121 Pesona (1)

Karena kedua kaki Andri sudah mati rasa, tubuhnya langsung menimpa Yuni begiu saja. Celananya pun belum sempat dia naikkan. Pemandangan saat ini begitu indah sampai tidak bisa dilihat oleh mata telanjang. Terlebih lagi Yuni sedang menutup kedua matanya, terlihat seperti.. seperti…

Saat Yuni jatuh ke lantai, dia langsung membuka sarung bantal yang menutupi matanya. Saat tahu bahwa tubuh Andri sedang menimpanya, dia berkata dengan canggung: “Tubuhmu berat sekali! Cepat berdiri!”

Andri sangat ingin berdiri, namun kedua kakinya belum membaik.

Andri hanya bisa berkata: “Kakiku masih mati rasa, tidak dapat digerakkan sama sekali.”

Yuni menggigit bibirnya dan mendorong Andri. Namun saat dia mendorong Andri, Yuni baru sadar bahwa Andri belum menaikkan celananya. Yuni pun melihat sesuatu yang tidak seharusnya dia lihat.

“Kamu…” Yuni menutup kedua matanya dengan canggung dan berkata dengan tergagap.

Mendengar ini, Andri baru sadar dan cepat-cepat menaikkan celananya. Andri tidak berhenti meminta maaf: “Direktur Lin, aku tidak sengaja, aku benar-benar tidak sengaja, aku….”

Mendengar suara celana dinaikkan oleh Andri, Yuni membuka matanya dan berdiri dengan muka yang merah dan berkata: “Tidak perlu dijelaskan, waktu kerja sudah dekat.”

Selesai berbicara, Yuni langsung keluar dari toilet.

Andri diam sejenak di dalam toilet. Saat dia dapat merasakan kakinya lagi, barulah dia perlahan-lahan berdiri dan keluar dari toilet.

Saat sampai di ruang tamu, Yuni langsung berkata kepada Andri: “Cepat siap-siap, aku tunggu kamu di lantai bawah. Kalau tidak cepat, kita akan telat.”

Andri menjawab: “Baik, aku akan turun secepatnya.”

Setelah Yuni pergi, Andri memakai baju dan membersihkan badannya. Andri hanya perlu waktu beberapa menit untuk membersihkan badannya dan dia pun keluar dari rumah kontrakannya.

Saat sampai di lantai bawah, dia melihat mobil Audi merah milik Yuni yang berhenti di dekat pintu lantai bawah. Andri dengan cepat berlari dan duduk di sebelah kursi pengemudi. Mereka berdua pun berangkat.

Di dalam mobil, Andri meminta maaf atas kejadian tadi, “Direktur Lin, maaf sekali, aku benar-benar tidak sengaja.”

Mengingat kejadi tadi, wajah Yuni memerah. Yuni juga tahu bahwa Andri tidak sengaja. Situasi seperti tadi bisa dimengerti oleh Yuni.

“Aku tahu, kamu tidak perlu meminta maaf lagi.” Yuni mengganggukkan kepalanya dan terus menyetir.

Andri bertanya dengan khawatir: “Direktur Lin, kamu tidak melihat apa-apa bukan?”

Berbicara tentang hal ini, wajah Yuni langsung memerah. Yuni ingin berkata bahwa dia tidak melihatnya, namun dia sudah melihatnya dengan sangat jelas.

Yuni tidak tahu harus menjawab apa, namun ekspresi di wajahnya sudah menunjukkan semuanya.

Melihat ini, Andri langsung bertanya: “Direktur Lin, kamu melihatnya?”

Yuni dengan canggung menjawab: “Bisakah kamu tidak mengungkit-ungkit hal ini lagi?”

Mendegar hal ini, Andri sangat yakin bahwa Yuni sudah melihatnya. Andri tertawa dan berkata: “Baik, tidak akan aku ungkit lagi. Lagipula kamu sudah melihatnya, yang penting kamu tidak memberitahu orang lain tentang hal ini.”

Andri berkata seolah-olah dirinya dirugikan. Yuni menatapnya dengan tatapan sinis. Andri cepat-cepat menyuruh Yuni untuk melihat kedepan dan berkata: “Direktur Lin, menyetirlah dengan baik. Aku masih sangat muda, aku tidak ingin mati begitu saja.”

Baru saja Yuni ingin membalasnya, tiba-tiba handphone yang berada di tasnya berbunyi.

Yuni menyuruh Andri untuk mengambil handphonenya: “Bantu aku ambilkan handphoneku yang ada di dalam tas.”

“Baik.” Andri mengambil tas Yuni yang berada di kursi belakang. Andri membuka tas Yuni dan merogoh-rogoh isinya. Namun yang dia pegang adalah sebuah pembalut.

Melihat ini, Yuni melirik Andri dengan sinis.

Andri pun terburu-buru meminta maaf: “Direktur Lin, maafkan aku, aku tidak sengaja.”

Andri mencari-cari handphone Yuni yang ada di dalam. Andri melihat kebawah dan melihat handphone Yuni. Handphone Yuni menunjukkan sebuah nomor.

Andri langsung mengangkat telepon itu dan mendekatkannya ke mulut Yuni.

“Halo?”

Terdengar suara perempuan dari handphone itu. Andri mendengarkannya dengan baik-baik, sepertinya itu adalah Dea.

“Direktur Lin, Sekolah Menengah Atas Poly baru saja menelepon. Mereka bertanya tentang barang mereka.”

Mendengar ini, Yuni tertegun sejenak dan bertanya: “Bukankah kemarin 4000 barang sudah dikirim?”

Dea menjawab: “Belum, aku baru saja menelepon ke departemen produksi, namun tidak tahu mengapa, mereka tidak menjawabnya. Sekolah Menengah Atas Poly sudah menelepon kami beberapa kali.”

Mendengar ini, Yuni menjawab: “Baiklah, sekarang aku akan pergi ke pabrik.”

Yuni langsung memutar balik mobilnya. Andri mematikan teleponnya dan bertanya kepada Yuni: “Direktur Lin, bukankah barang Sekolah Menegah Atas Poly sudah dikirim kemarin?”

Yuni mengganggukkan kepalanya, dia juga merasa aneh dan dia menjawab: “Iya! Tapi Sekolah Menengah Atas Poly sudah menelepon beberapa kali. Tidak tahu apa yang dilakukan oleh departemen produksi, telepon juga tidak diangkat.”

Saat bicara tentang hal ini, Yuni terlihat sedikit kesal.

Andri berpikir sejenak dan mengeluarkan handphoenya. Andri berniat untuk menelepon Rendy, namun saat dia ingin menelpon Rendy, dia baru sadar bahwa tagihan kartu ponselnya belum dia bayar sehingga semua layanan diberhentikan. Pantas saja Sekolah Menengah Atas Poly langsung menelpon kantor.

Yuni yang sedang menyetir mobil menoleh ke arah Andri dan bertanya dengan penasaran: “Apa yang terjadi?”

Novel Terkait

Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu