My Charming Lady Boss - Bab 382 Semakin Cepat Semakin Baik

Di telepon Nora Shen berkata dengan nada gusar: “Andri, Tuan Ketiga belum mati.”

Mendengar ini, Andri Chen menjadi bengong, alisnya berkerut dan dia bertanya: “Kamu bilang apa?”

Nora Chen mengulangi perkataannya: “Tuan Ketiga belum mati.”

Andri Chen kebingungan bertanya: “Belum mati? Aku mendorong mobil Rolls Roycenya masuk sungai, ini tidak membuatnya mati?”

Mendengar itu Nora Chen menjelaskan: “Andri, orang yang kamu dorong masuk sungai itu sudah mati, tapi Tuan Ketiga yang asli bukanlah dia, sepertinya dia adalah bawahannya Tuan Ketiga, panggilannya Paman Tao, beberapa tahun ini, dia selalu berperan sebagai Tuan Ketiga, orang luar mengira dia adalah Tuan Ketiga, tapi Tuan Ketiga yang asli siapapun belum pernah melihatnya.”

Andri Chen seketika tersadar, hatinya mulai cemas, Tuan Ketiga belum mati, mereka sudah membunuh orang di samping Tuan Ketiga yaitu Paman Tao, mengingat kemampuan Tuan Ketiga, pasti dia dapat menyelidiki seluruh kejadian di jembatan Nanjing, ditambah lagi sekarang mati hidupnya Rico Wang tidak ada kejelasan, hati Andri Chen semakin lama semakin khawatir, kalau-kalau Rico Wang jatuh ke tangan Tuan Ketiga, maka urusan itu jadi semakin runyam.

Berpikir sampai di sini, Andri Chen tersadar dari lamunannya, lanjut bertanya: “Nora, apakah ada berita tentang Rico?”

Nora Shen menjawab: “Andri, untuk sementara ini belum ada.”

Andri Chen kembali berpikir, lalu dengan rasa ingin tahu bertanya: “Nora, bagaimana kamu bisa tahu bahwa orang yang mati itu bukanlah Tuan Ketiga?”

Nora Shen menceritakan terus terang: “Aku punya seorang dari kelompok pengembara, waktu dia muda, pernah berhubungan dengan Paman Tao, dia juga bilang Paman Tao ini adalah bodyguardnya Tuan Ketiga, segala urusan dan pengaturan semua diselesaikan oleh Paman Tao, yang diam-diam mengontrol orang itu adalah Tuan Ketiga, dia seperti apa hanya Paman Tao yang pernah bertemu, orang-orang selebihnya mengira Paman Tao dalah Tuan Ketiga daerah utara.”

Berita ini mengejutkan Andri Chen, dia telah membunuh Paman Tao, orang terdekat Tuan Ketiga, Tuan Ketiga pasti akan memikirkan cara untuk membalas dendam, lagipula baru-baru ini Gill juga sudah mati, kalau masalah ini diam-diam diselidiki oleh Tuan Ketiga, takutnya setiap mereka tidak akan ada akhir yang baik.

Nora Shen mendapati Andri Chen terdiam di telepon, segera memberi usul: “Andri, kita harus bersembunyi, kalau tidak bisa gawat.”

Andri Chen tahu bahwa Nora Chen sudah ketakutan, mengenalnya begitu lama, ini kali pertama melihat dia begitu ketakutannya, dapat dibayangkan, Tuan Ketiga ini sungguh bisa membuat orang-orang gemetar ketakutan.

Bicara soal bersembunyi, mereka bisa bersembunyi di mana, kalau benar Tuan Ketiga sangat hebat, walaupun mereka bersembunyi di luar negeri, ditakutkan Tuan Ketiga akan mengutus orang untuk membalaskan dendam atas kematian Paman Tao dan Gill, lagipula orangtuanya semua ada di kota Nanjing, juga perusahaannya sendiri, bahkan masih ada pula Yuni Lin, ke mana mereka bisa kabur? Yang menjadi kunci utamanya adalah hidup matinya Rico yang sampai sekarang belum diketahui, dia tidak bisa pergi begitu saja, meski begitu Tuan Ketiga sangat kejam, dia juga harus berhadapan melawan Tuan Ketiga, tapi teringat orang tuanya, terlebih wanita yang sangat dicintainya, tiba-tiba dia mulai merasa cemas.

Setelah berpikir beberapa saat, Andri Chen berkata: “Nora, kamu pergilah cari tempat untuk bersembunyi!”

“Bagaimana denganmu?” Nora Shen bertanya balik.

Andri Chen spontan menjawab: “Aku yang membunuhnya, aku akan bertanggungjawab untuk hal ini.”

Mendengar perkataan ini, Nora Shen mulai merasa gugup, dia memberikan saran: “Andri, menurut perkataan temanku, Paman Tao adalah orang yang paling dekat dan paling dipercaya oleh Tuan Ketiga, soal terbunuhnya dia, cepat atau lambat akan meledak, sekarang sambil membawa ibu angkat dan yang lainnya tinggalkanlah Nanjing, bersembunyilah di luar negeri, siapa tahu kita masih bisa terhindar dari masalah ini, kalau terus bertahan di Nanjing, Tuan Ketiga akan tidak segan-segannya menghabisi kita semua, aku, Nora Shen sejak hari keluar dari kelompok pengembara, sejak awal aku sudah tahu tidak ada masa depan yang baik, tapi Andri, ayah dan ibu angkat, mereka tidak sama, mereka sudah tua, kamu harus memikirkan mereka!”

Perkataan ini menyentuh Andri Chen, dia tidak mempedulikan hidup matinya, tapi begitu dia teringat ayah ibunya sendiri, dia mengalah.

Sambil tetap memegang ponselnya dia berpikir, barulah lanjut bertanya: “Nora, kamu punya rencana apa?”

Nora Shen menjawab: “Di luar negeri aku punya seorang saudara laki-laki yang baik, dia sudah tinggal di luar negeri puluhan tahun, masih aktif menjalankan bisnisnya, lagipula bisa dengan leluasa membantu kita untuk mendapatkan green card, aku berencana pergi ke tempatnya untuk bersembunyi sementara waktu, tunggu sampai lima enam tahun ke depan, rumor ini sudah berlalu, kalau ayah dan ibu angkat rindu ingin kembali, kita bawa mereka kembali.”

Mendengar usul Nora Shen ini, Andri Chen hanya bisa mengangguk setuju, karena selain ini tidak ada cara lain.

“Baiklah! Kamu uruslah masalah ini!”

“Baik, kamu tunggu teleponku ya, kita secepatnya meninggalkan Nanjing.” Bicara sampai ini, Nora Shen terburu-buru memutuskan sambungan teleponnya.

Andri Chen pun tahu parahnya masalah ini, dia tidak menginginkan ayah ibunya karena masalah ini ikut terlibat, tidak mudah bagi mereka sampai bisa pindah ke kota, tidak terpikirkan sebelumnya bisa ada masalah seperti ini, dia masih belum tahu bagaimana harus menjelaskan kepada ayah ibunya! Mengatakan pergi ke luar negeri untuk bertamasya? Tapi bagaimana dengan Angeline Chen yang ada di hadapannya ini, dia sama sekali tidak ada kesan sedikitpun terhadap masalah-masalah di masa itu, tapi waktu Angeline Chen memeluknya, dia dapat merasakan seperti hubungan mereka memang bukan hubungan yang biasa, mungkinkah dia sungguh adalah kekasihnya.

Baru saja dia menutup teleponnya, Angeline Chen yang berdiri di sampingnya bertanya penasaran: “Andri, ada masalah apa?”

Andri Chen berlagak tenang menjawab: “Tidak ada apa-apa.”

Teringat masalah Tuan Ketiga, Andri Chen segera membelokkan pembicaraan dan berkata kepada Angeline Chen: “Angeline, aku harus pergi.”

Melihat Andri Chen yang ingin pergi, Angeline Chen mengejarnya dengan pertanyaan: “Kamu mau pergi ke mana?”

Andri Chen menjawab: “Aku mau pergi mengurus sesuatu.”

Baru saja Andri Chen membuka pintu ruang kantor, Angeline Chen mengikutinya dari belakang, dengan tubuhnya dihalanginya Andri Chen, spontan berkata: “Andri, aku ikut kamu pergi.”

Andri Chen tahu ada masih banyak hal yang ingin dia tanyakan kepada Angeline Chen, karena dia dan dirinya di masa lalu ada hubungan yang dekat, tapi sekarang keadaannya kritis, siapa tahu orang yang diutus oleh Tuan Ketiga sudah di tengah perjalanan, kalau sampai terlambat sedikit saja, takutnya bisa membuat Andri Chen menyesal seumur hidup.

Jadi, Andri Chen dengan lembut menolak: “Angeline, kamu tunggulah aku sebentar di sini, tunggu aku selesai membereskan urusanku, aku akan kembali mencarimu, aku masih ada banyak hal yang harus dibicarakan denganmu.”

Angeline Chen pun hanya bisa mengiyakannya, mengangguk: “Baiklah!”

Andri Chen barulah dapat berjalan menuju koridor kantor dengan langkah cepat, tapi baru berjalan tidak sampai lima meter, Angeline Chen dari belakangnya lari mengejarnya dan berteriak: “Andri, tunggu.”

Andri Chen mendengar suara itu menghentikan langkahnya, tidak tahu Angeline Chen kenapa, waktu menengokkan kepala, barulah dilihatnya Angeline Chen bergegas berlari masuk ke ruang kantor.

Belasa detik kemudian, dia berjalan keluar dari ruang kantor, sampai ke depan Andri Chen, diberikannya secarik kertas memo kepada Andri Chen dan berkata: “Andri, ini nomor ponselku, kamu kalau sudah beres, teleponlah aku, hari ini aku tidak pergi ke mana-mana, aku menunggumu di SMP Nanjing.”

Andri Chen menerima memo yang diulurkan oleh Angeline Chen, mengangguk dan berkata: “Baik, aku pergi dulu.”

Selesai berkata, Andri Chen menyimpan baik-baik memo yang diberikan Angeline Chen, dengan langkah cepat meninggalkan gedung kelas.

Waktu dia berjalan sampai di lapangan sepakbola, membalikkan kepalanya melihat ke arah gedung kelas, dilihatnya Angeline Chen masih berdiri di koridor lantai 4 memperhatikan dirinya, Andri memandangnya sekilas, lalu mengalihkan pandangannya dan melanjutkan mengarahkan pandangannya menyapu lapangan sepakbola yang luas mencari sosok Yuni Lin, tapi sudah melihat sekeliling, tidak dilihatnya Yuni Lin, tidak tahu dia sudah pergi ke mana.

Akhirnya, Andri Chen mengeluarkan ponselnya dan menelepon Yuni Lin, untunglah setelah tersambung terdengarlah suara Yuni Lin yang dikenalnya.

“Halo! Andri, kamu di mana?”

Andri Chen kembali melihat ke sekelilingnya sambil bertanya balik: “Kamu di mana?”

Yuni Lin sedikit gugup berkata: “Andri, satpam yang kamu pukul sampai pingsan itu sudah sadar, waktu aku di lapangan sepak bola tadi hampir saja ditemukan olehnya, langsung aku mencari tempat untuk bersembunyi, kalau tidak….”

Andri Chen buru-buru berkata: “Aku di lapangan sepak bola, kamu cepat keluar, kita harus pergi.”

“Oh, tunggu aku sebentar, aku segera datang.” Selesai berkat, Yuni Lin menutup teleponnya.

Andri Chen hanya bisa berdiri di lapangan sepak bola menunggu, tidak lama berselang, Andri Chen melihat sosok yang dikenalnya berjalan dari gedung kelas, orang ini bukanlah orang lain, tepat sekali orang yang dinantikannya yaitu Yuni Lin.

Andri Chen langsung berteriak memanggilnya: “Yuni!”

Mendengar suara itu Yuni Lin mengangkat kepalanya, langsung dia melihat Andri Chen, dia segera berlari mendekatinya.

“Barusan kamu pergi ke mana sih? Aku terus mencarimu lama sekali.” Yuni Lin baru saja berdiri di samping Andri Chen tidak bisa menahan dirinya untuk bertanya, kalau bukan dia berlari cepat barusan, bisa diperkirakan sudah ditangkap oleh satpam tadi.

Andri Chen menjawab jujur: “Angeline Chen membawaku ke kantor sekolah.”

Begitu mendengar ini Yuni Lin penasaran bertanya: “Apa yang dia katakan padamu? Sebenarnya apa yang terjadi saat kamu ada di Amerika?”

Andri Chen menceritakan semua yang dikatakan oleh Angeline Chen kepadanya, selesai Yuni Lin mendengarnya, sedikit kaget dan dengan ragu melihat Andri Chen. “ Kamu dulu betul-betul menjadi bodyguard?”

Menyikapi perkataan Angeline Chen, Andri Chen tidak tahu apakah harus percaya atau tidak, selalu dirasanya wanita ini sedang dengan sengaja menyembunyikan sesuatu dari dirinya, dia menghela nafas, membalikkan kepalanya menengok ke arah koridor lantai 4 dan dilihatnya Angeline Chen yang masih berdiri di sana memperhatikan mereka, lalu katanya: “Aku juga tidak tahu, dia bahkan bilang juga bahwa dia adalah kekasihku.”

Mendengar perkataan ini, Yuni Lin merasa cemburu, menengok melihat sekilas Angeline Chen, katanya: “Siapa tahu dia dulu memang adalah kekasihmu!”

Waktu berbicara sampai di sini, Andri Chen menunduk melihat jam di pergelangan tangannya, mengganti topik pembicaraan, berkata: “Yuni, waktunya tidak banyak, aku harus memberitahumu suatu hal.”

“Masalah apa?” Yuni Lin bertanya bingung.

“Kamu harus ikut dengan kami ke luar negeri.” Andri Chen berkata langsung.

“Pergi ke luar negeri?” Yuni Lin mulai merasa bertanya-tanya.

Andri Chen tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya, berpikir sejenak lalu berkata: “Masalah kota D sudah gawat, kita harus sesegera mungkin meninggalkan Nanjing, kalau tidak akan semakin gawat.”

Mengungkit kata kota D ini, Yuni Lin langsung teringat kematian Jack, begitu teringat kematian Jack, dia langsung mengerti maksud dari perkataan Andri Chen ini.

Dia termenung sejenak lalu bertanya: “Kapan?”

Andri Chen segera menjawab: “Semakin cepat semakin baik! Nora sedang mempersiapkannya, sekarang kamu ikut denganku menemui orangtuaku, setelah memberitahu mereka, kita segera pergi ke luar negeri.”

Melihat tampang gusar Andri Chen, Yuni Lin sudah tahu bahwa masalah ini pastilah bukan masalah kecil, paling baik hanyalah menurut dan berkata: “Baiklah!”

Novel Terkait

Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu