My Charming Lady Boss - Bab 139 Sebuah Lagu Lama (2)

Yuni menjawab: “Sampai jumpa!”

Dengan cepat, mobil polisi yang dikemudikan Sisca telah meninggalkan Kantor Polisi Poly.

Saat ini, Yuni langsung memusatkan pandangannya ke Andri, bertanya dengan curiga: “Kenapa kamu sudah keluar dari rumah sakit?”

Andri tertawa menggoda: “Tidak ada uang, makanya dikeluarkan.”

“Dasar tidak pernah serius!” Yuni meliriknya sekilas.

Setelah itu, Yuni memandang daerah sekitarnya. Menyadari langit sudah gelap, dia pun bertanya: “Sekarang kita kemana?”

Andri berkata: “Pulang!”

Yuni tiba-tiba memikirkan sesuatu, berkata: “Oh iya, mobilku masih di kantor, ayo kita naik taksi ke kantor!”

Andri mengangguk dan mengiyakan: “Baiklah.”

Keduanya menunggu beberapa saat di depan Kantor Polisi Poly, menghentikan sebuah taksi, dan menuju ke Park Central.

Sesampainya di bawah gedung kantor, waktu sudah menunjukkan jam 7 malam, Andri menerima telepon dari Rossa.

“Andri, kamu sudah keluar dari rumah sakit?”

“Iya, aku sudah terlalu lama di rumah sakit, sekujur badanku terasa tidak nyaman,” Jawab Andri di dalam telepon.

“Sekarang kamu dimana?” Rossa bertanya dengan penasaran.

“Aku dan Direktur Lin sedang di bawah gedung kantor, siap-siap pulang.” Andri berkata sesuai kenyataan.

Tadi sore Rossa menerima kabar baik dari Yuni melalui telepon. Saat mengetahui Andri sedang bersama Yuni, dia pun merasa tidak enak untuk hadir, hanya bisa berbohong: “Oh, seperti itu ya! Aku tidak pergi menjengukmu malam ini , aku punya sedikit urusan.”

“Baiklah, maaf merepotkanmu beberapa hari ini.” Andri berterima kasih melalui telepon.

Andri tahu, setelah Direktur Lin dibawa pergi oleh polisi, Rossa lah yang menangani semua masalah di kantor.

“Sudah, tidak bicara denganmu lagi, aku mau mengemudi.” Rossa langsung mematikan telepon itu.

Setelah Andri selesai bertelepon, mobil Audi merah milik Yuni melaju ke arah Andri secara perlahan, berhenti di depan Andri. Yuni langsung membukakan pintu untuknya.

Andri pun duduk ke dalam mobil, mobil Audi itu pun melaju meninggalkan Park Central.

Dengan sangat cepat, mobil itu menembus keramaian arus lalu lintas, Yuni menyalakan CD di mobil, sebuah lagu dengan irama cepat dan musik penuh kenangan terdengar di dalam mobil.

“Hujan turun dengan deras, orang-orang di jalan terlihat sangat sedikit, apa yang sedang kamu lakukan sekarang, apakah masih merindukanku, apakah kebahagiaan pernah datang, mengunjungi kami berdua ……”

Ini adalah sebuah lagu lama, tetapi Yuni malah sangat menyukainya, mendengar lagu ciptaan Hins Cheung, dia selalu teringat masa-masa kuliah, cuplikan memori yang sudah berlalu, selalu membawakan kenangan yang tidak terbatas.

Sambil mendengarkan lagu, Yuni pun ikut bersenandung. Meskipun hanya beberapa saat, Andri dapat merasakan suara nyanyiannya cukup bagus. Tidak lama kemudian, Andri pun menatapnya wajahnya perempuan itu.

Yuni tidak memperhatikannya, terus menyenandungkan lagu itu sambil mengemudi.

Andri melihatnya sekilas, pada akhirnya tidak tahan untuk berkata: “Direktur Lin, suaramu bagus sekali.”

Yuni tersadar, menoleh ke arah Andri, bertanya dengan nada tidak percaya: “Beneran bagus?”

Andri mengangguk berkali-kali: “Bagus!”

Yuni tersenyum, berkata: “Aku sudah lama tidak bernyanyi, dulu aku adalah seorang penyanyi di sekolahku.”

“Hebat sekali?” Andri terkejut.

“Kenapa? Tidak percaya?”

“Sedikit.” Andri menyatakan keraguannya.

Yuni membasahi tenggorokannya, berkata: “Demi membalas kebaikanmu hari ini, aku akan menyanyikan sebuah lagu untukmu.”

Selesai berkata, Yuni pun mengemudi sambil bernyanyi.

“Hujan turun dengan deras, orang-orang di jalan terlihat sangat sedikit, apa yang sedang kamu lakukan sekarang, apakah masih merindukanku, apakah kebahagiaan pernah datang, mengunjungi kami berdua ……”

Mendengar sampai sini, Andri merasa tergila-gila, dia tiba-tiba menyadari bahwa Yuni tidak hanya berparas cantik, tetapi nyanyiannya juga sangat bagus. Tidak heran jika dia menjadi idola di universitasnya saat itu, sungguh perempuan yang berbakat.

Memikirkan seorang perempuan berbakat yang akan menikah dengan Tommy, Andri mulai merasa tidak senang.

Nyanyian Yuni bergema di telinga Andri, Andri menutup mata dan sangat menikmatinya, lagu itu membawanya ke dunia fantasi. Hujan gerimis sedang turun perlahan, Andri mengendarai sepeda, membonceng Yuni melewati jalan setapak lingkungan kampus, Yuni duduk di belakang, melambaikan syal di tangan, dan menyanyikan lagu yang sangat familiar ……

Pemandangan yang sangat indah, Andri seolah sedang berada didalamnya.

Andri terus menikmatinya. Saat membuka mata, dia baru menyadari mobil Yuni telah berhenti di gerbang Kawasan Komunitas Xin Hua, tetapi saat itu di luar mobil sedang turun hujan dengan deras.

Yuni menyalakan wiper mobil dengan nyanyian yang tidak berhenti. Saat mengendarai mobil ke dalam kawasan komunitas, dia baru sadar bahwa mereka sama sekali tidak membawa paying. Jika meninggalkan mobil di saat seperti ini, mereka pasti akan basah kuyup. Yang lebih penting, dokter berpesan bahwa Andri tidak boleh menyentuh air.

Keduanya hanya bisa menetap dalam mobil, meskipun suara hujan sangat keras, suara musik di dalam mobil tetap tidak tenggelam.

Yuni melihat keluar jendela sambil masih menyanyikan lagu yang disetelnya.

Andri duduk di kursi sebelah supir, terus menatap Yuni tanpa berkedip. Semakin dipandang, Andri merasa Yuni semakin cantik, cantik yang membuat Andri tergila-gila.

Tiba-tiba Yuni menoleh, menyadari Andri sedang menatapnya, dia terkejut, nyanyiannya di mulut pun berhenti.

Dalam waktu yang sangat singkat itu, sebuah kekuatan dalam hati mendorong Andri memajukan bibirnya. Bibir itu menempel pada bibir Yuni dan ciuman pun dimulai. Yuni Lin sedikit tertejut, tetapi tidak menolak, hanya memejamkan mata dan larut dalam ciuman mesra Andri.

Secara perlahan, tangan Andri mulai tidak jujur….

Novel Terkait

My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu