My Charming Lady Boss - Bab 103 Omongan yang keceplosan (2)

Tanpa ragu-ragu Rossa langsung menjawab : "Oke! Bayar ya bayar, aku sih tidak takut!"

"Kasih 1miliar dan beliin satu mobil dulu baru aku pertimbangkan." Andri langsung mengulurkan tangan meminta uang.

Rossa meledek : "Di rumahku ada beberapa, tapi baterai harus beli sendiri."

Mendengar ini, Andri berpura-pura menggertakkan gigi mengancam : "Percaya atau tidak aku bakal......"

Ngomong sampai di sini, Andri langsung berhenti, karena perkataan selanjutnya agak tidak sopan.

Namun Rossa nampaknya tidak peduli, tanpa memikirkan yang lain dia tertawa ke Andri : "Silakan saja, aku sih tidak takut! Lagian aku juga sudah ditiduri sama kamu."

Mendengar kata 'ditiduri', Andri langsung merasanya dirinya dosa besar.

Segera dia menjelaskan dengan canggung : "Itu sebuah ketidaksengajaan."

Rossa sengaja mencandainya : "Siapa yang tahu kamu sengaja atau tidak, lagian pokoknya aku sudah milik kamu, kamu lihat saja harus bagaimana."

Seketika Andri merasa serba salah sekali, sudah dibilang Rossa itu mawar berduri yang tak boleh di sentuh, dan sekarang benar-benar kejadian.

Melihat Andri menjadi gugup, Rossa tidak bisa menahan tawanya, "Lihat deh kamu sampai sekaget apa, aku bercanda sama kamu!"

Rossa tertawa agak lama, lalu bertanya lagi dengan serius : "Andri, kamu jujur sama aku, kamu suka ya sama direktur Lin kita?"

Pertanyaan yang begitu tiba-tiba, membuat Andri semakin serba salah, dengan tergagap-gagap dia menjelaskan : "Aku......Aku sama direktur Lin hanya......hubungan kerja...kami......"

Belum selesai dia menjelaskan, Rossa sudah menyela omongan dia : "Andri, jangan dipendam lagi, suka ya suka, apa yang kamu takuti?"

Dalam soal ini Andri memang kurang percaya diri, dengan canggung dia berkata : "Direktur Lin itu sudah punya calon suami, aku rasa aku tidak punya kesempatan."

Mengungkit Tommy, Rossa langsung berkata : "Tommy itu playboy, kalau direktur Lin menikah sama dia itu sungguh sial sekali, aku teman sama Tommy sejak lama, jadi aku kenal banget sama dia."

Rossa tidak tahu keadaan yang sebenarnya di balik ini, dan Andri sendiri juga tidak bias sekejap menjelaskan dengan jelas, jadi dia hanya berkata begini kepada Rossa : “Jangan ngomongin ini lagi deh, minum bir saja.”

Setelah ngomong begitu, di angkatnya bir dia untuk cheers sama Rossa, lalu keduanya sama-sama meneguk bir itu sampai habis tak tersisa sedikit pun.

Pas di saat ini, Rossa memutar bola matanya dan bertanya dengan penuh siasat : “Andri, kamu mau aku bantu tidak?”

“Bantu aku apa?” Andri agak keheranan.

Rossa tertawa terkekeh :”Tentu saja bantu kamu bisa sama direktur Lin!”

Mendengar itu, Andri jadi tertarik : “Bagaimana caranya?”

Dengan sangat serius Rossa menjelaskan : “Aku godain Tommy, kamu bawa direktur Lin selingkuh, selesai deh.”

Mendengar itu, Andri langsung menolak : “Itu terlalu hina, tidak mau.”

Rossa menggeleng : “Kalau begitu aku juga tidak punya cara lagi, kamu lanjut bertepuk sebelah tangan saja!”

Andri mengakui dirinya memang suka Yuni, tapi cara yang begitu hina, tidak akan mungkin dia lakukan, meskipun sebentar lagi Yuni akan menikah.

Di saat ini, mendadak Rossa teringat sesuatu : “Oh iya, Aku dengar Tommy sudah mau nikah sama direktur Lin kalian?”

Andri mengangguk : “Iya.”

“Kapan?” Rossa bertanya lagi.

Dengan ragu-ragu Andri membalas : “Mungkin dua bulan lagi!”

Rossa menyemangati : “Andri, kalau suka, kamu harus berusaha kejar, kayak aku suka kamu……”

Pas ngomong sampai ini, Rossa menyadari dia keceplosan, langsung dia berhenti ngomong.

Mendengar itu Andri langsung mengangkat kepala melihat Rossa, dilihatnya wajah Rossa memerah, merah seperti buah cherry.

Andri Cuma melihat sekilas ke dia, dan dia langsung gugup sambal mengalihkan pandangan ke luar jendela, “Sudah malam, aku harus pergi.”

Selesai berkata, dengan langkah cepat Rossa berjalan ke depan pintu, namun Andri memanggil dari belakang : “Rossa!”

Tanpa menoleh Rossa membuka pintu sambal menjawab : “Kamu jangan tidur kemalaman! Aku pergi dulu, bye!”

Melihat Rossa pergi, seketika hatinya mengerti, diam-diam Rossa menyukai dirinya, dia juga tidak berani menghadapi kenyataan.

Akhirnya, Andri berjalan ke balkon untuk merokok, menatapi Mazda biru Rossa keluar dari komunitas Xin Hua.

Dikeluarkannya handphonenya untuk mengirim pesan ke Rossa : “Rossa, bawa mobilnya pelan sedikit!”

Tapi tunggu agak lama, masih tidak mendapat balasan dari Rossa, setelah dua puntung rokok habis di hisap, kembali dia teringat ucapan Rossa tadi.

Sampai saat ini, dia masih tidak punya keberanian untuk mengungkapkan isi hatinya ke Yuni, dia juga tidak tahu apa yang ia takuti, mungkin karena dia tidak bisa memberi apa-apa ke Yuni, karena untuk sekarang ini dia tidak mempunyai apa pun, bahkan ingatan juga hilang.

Tapi mengingat dia sebentar lagi akan ke Amerika, hati Andri jadi gelisah.

Setelah meronta agak lama di kamar, akhirnya dia keluar dari rumahnya dan berdiri di lorong, serta mengetuk pintu rumah Yuni.

Setelah mengetuk beberapa kali, akhirnya pintu rumah Yuni terbuka.

Novel Terkait

Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu