My Charming Lady Boss - Bab 290 Sengaja Terlihat Tenang

Ketika hampir pukul 4 pagi, pintu Romance Bar terbuka, Noel membawa beberapa pria dengan tubuh kekar memasuki bar, ia tidak begitu tinggi, kira-kira 170 sentimeter, rambutnya di cat putih, memakai kacamata dengan bingkai hitam, mengenakan baju kemeja longgar putih, ia menemukan Desi yang sedang duduk di bar, ia tersenyum dan memanggil: “Kak Desi!”

Mendengar suara Noel, barulah ketiganya menoleh menatap sejenak, tapi tatapan ketiganya tidak berhenti pada Noel, tapi ke balik tubuhnya, namun mereka tidak menemukan bayangan Yinna.

Tidak melihat Futari, hati Andri kejewa, firasat bahwa malam ini akan menjadi malam yang tidak biasa.

Desi mencium keadaan, barulah meletakkan gelas bir di tangannya, menoleh melihat Noel dengan teliti, langsung bertanya: “Noel, di mana Nona Yinna?”

Noel mengeluarkan sebatang rokok, setelah menyalakannya, ia menghisapnya dengan kuat, barulah menjawab dengan tenang: “Oh, Nona Yinna tidak bisa datang malam ini.”

Begitu mendengarnya, Desi mengerutkan dahi, menangkat gelasnya dan menggoyangkan koktail di dalamnya.

Noel menjelaskan: “Kak Desi, bukan aku sengaja tidak membawa Nona Yinna datang, tubuhnya sedang tidak nyaman, jika kamu tidak percaya, aku bisa membiarkanmu meneleponnya.”

Selesai berbicara, Noel menghisap lagi rokoknya, segera mengeluarkan ponsel dan menelepon, telepon berdering dua kali, melalui teleponnya ia memerintahkan: “Suruh Nona Yinna mengangkat telepon.”

“Baiklah, Kak Noel.” Jawab seorang pria Noel juga memberikan ponselnya pada Desi.

Desi terdiam sejenak, tapi tetap mengambil ponsel itu, menunduk melihat ponsel Noel, menyadari yang di layar benarlah Nona Yinna, setelah memperhatikan sekelilingnya, sepertinya sedang bersender di ranjang, bahkan wajahnya tampak pucat.

Melihat ini, Desi tidak kuasa mempedulikannya dan bertanya, “Nona Yinna, ada apa denganmu?”

Futari belum sempat menjawab, ia hanya terbatuk dua kali, tampak sangat sakit.

Setelah batuk, barulah Futari menjadi tenang, berkata pada Desi: “Aku tidak tahu apa yang terjadi denganku, sepertinya aku sakit.”

Ketika berbicara, Futari terlihat sangat lemah tak berdaya.

Andri menatapnya sejenak, langsung ia merebut ponsel, melihat Futari yang ada di layar, bergegas bertanya: “Hei, bagaimana denganmu? Parah kah?”

Ketika melihat Andri, Futari pun berkata dengan lemah: “Paman, aku ingin pulang.”

“Hei, jangan takut, paman ……” Belum selesai Andri berbicara, telepon diputuskan.

“Hei! Hei!” Andri melihat layar ponsel yang hitam, langsung berteriak pada ponselnya.

Saat itu, Noel yang sedang merokok berkata: “Kak Desi, aku tidak menipumu, bukan! Nona Yinna memang sedang tidak enak badan, sekarang ia sedang diinfus, jika saja saat ini mengantarkannya ke bar, jika terjadi sesuatu, aku tidak bertanggung jawab!”

Mendengar Noel selesai berbicara, Desi lagi-lagi meneruskan menggoyangkan gelas koktailnya, setelah beberapa kali, barulah meneguknya hingga habis, lalu meletakkan gelas koktailnya dengan kasar ke atas meja bar, berkata dengan lembut: “Noel, aku ingin bertanya padamu, kapan kamu akan melepaskan Nona Yinna?”

Noel mengeluarkan asap mengebul, berpikir, lalu berkata: “Kak Desi, dokter berkata, setelah Nona Yinna selesai diinfus, kira-kira besok sudah pulih. Begini saja! Kak Desi, karena Nona Yinna adalah temanmu, kujmin besok jam sepuluh, pasti mengantarkannya ke sini.”

Setelah mendengarnya, Desi mengangguk, melihat Noel dan berkata: “Baiklah, aku akan mempercayaimu kali ini saja.”

Noel menambahkan: “Kak Desi, tapi aku mempunyai satu syarat.”

“Apa?” Tanya Desi.

Noel berkata dengan sopan: “Kak Desi, dia bukan sekedar adik Sandy, tapi juga adikku, kuharap Kak Desi tidak memperhitungkannya dengan anak kecil, juga berharap ketika besok aku membawa Nona Yinna, juga bisa bertemu dengan adikku.”

Desi menjawab dengan cepat: “Tidak masalah.”

“Baiklah, Kak Desi, kalau begitu, besok kita bertemu jam 10.” Selesai berbicara, Noel pun mematikan rokok di tangannya, berbalik meninggalkan Romance Bar.

Belum beberapa menit Noel keluar, ponsel Desi berdering kembali, ia mengangkatnya, seorang bawahannya berkata dengan tidak rela: “Kak Desi, kita melepaskannya begitu saja?”

Desi memerintah melalui ponselnya: “Suruh mereka bubar!”

“Kak Desi, jika sekarang melepaskan mereka ……” Baru saja pria di balik telepon berbicara sampai di sini, Desi menghentikannya, berbicara: “Biarkan ia pergi, ini adalah perintah.”

Lawan bicaranya tidak bisa apa-apa, hanya bisa menjawab: “Baiklah! Kusuruh mereka bubar!”

Dengan itu, Desi menutup teleponnya, lanjut meminum bir.

Sebenarnya, Andri tahu Desi melakukan ini demi keamanan Futari, jika saja malam ini mencelakai Noel, Desi bisa melakukannya, tapi tentang Yinna, ia akan sulit untuk menjelaskannya pada Nora, bagaimana pun juga kedatangan Nora ke kota Kota S kali ini, adalah demi Yinna.

Setelah meneguk koktailnya, tiba-tiba Desi penasaran dan menanyakan sesuatu.

“Andri, bagaimana mungkin tiba-tiba Nona Yinna jatuh sakit?”

Andri juga merasa aneh, ketika ia berjalan-jalan di pasar malam dengan Futari, sama sekali tidak terlihat sakit, malahan ia makan dengan begitu banyak.

Ia mengungkapkan kecurigaannya, berkata: “Kurasa ada kejanggalan dalam masalah ini, ketika Yinna bersamaku, tubuhnya baik-baik saja.”

Saat itu Nora membuka suara dan menyampaikan pendapatnya: “Apakah Noel memaksa Nona Yinna melakukan sesuatu? Jika ia tidak menyanggupi, Noel pun menggunakan kekerasan.”

Keadaan yang dikatakan Nora ini bukannya tidak mungkin terjadi, di dalam hatinya Andri pun mulai khawatir, jika terjadi sesuatu dengan Futari, ia tidak akan melepaskan Noel.

Malam itu ketiganya tidak meninggalkan Romance Bar, mereka mengobrol hingga pagi.

Ketika pagi, Desi pergi ke warung di sekitar untuk membeli sarapan, ia berkata pada Nora dan Andri: “Kak Nora, Andri, cobalah cakue ini, ini adalah makanan terkenal di Kota S, sangat enak.”

Desi khusus merekomendasikannya, Andri mencoba sesuap, rasanya cukup enak, lebih enak dari cakue di Nanjing, namun ketika menyantap cakue, membuat Andri teringat pernah makan cakue bersama dengan Yuni.

Sambil menyantap, pikiran Andri tidak berada di tempat, tiba-tiba ia sangat ingin tahu bagaimana kabar Yuni di Amerika, apakah benar sudah menikah.

Baru berpikir, Nora pun menyadari kejanggalan pada Andri, gegas bertanya: “Andri, ada apa denganmu?”

Andri baru sadar, menjawab seperti tidak ada apa-apa: “Tidak apa.”

Nora mengira Andri mengkhawatirkan Futari, mencoba mempedulikannya: “Andri, jangan khawatir, tidak mungkin terjadi sesuatu dengan Yinna, tunggu beberapa jam lagi, aku yakin Noel pasti mengantarkan Yinna kembali dengan aman.

“Hm.” Andri hanya bisa mengangguk, meneruskan melahap cakuenya.

Selesai sarapan, ketiganya tidur sejenak di sofa Romance Bar, ketika pukul 9 pagi, manajer bar membangunkan mereka, Nora dan Desi pergi ke toilet untuk mencuci muka, Andri duduk di sofa sambil merokok, gayanya dalam merokok memperlihatkan kekhawatirannya pada dua wanita ini, ia juga tidak tahu bagaimana janin dalam kandungan Rossa, ia sangat ingin menelepon dan bertanya, namun setelah berpikir cukup lama, ia tetap menyerah.

Ketika pukul setengah sepuluh pagi, ponsel Desi berdering, ia menunduk melihat ponselnya, menyadari panggilan dari Noel, ia pun mengangkatnya: “Halo!”

“Kak Desi, sepuluh menit lagi, aku akan tiba di Romance Bar.” Ucap Noel dengan sopan dari balik telepon.

“Sampai bertemu!” Desi tidak bicara banyak pada Noel, setelah menutup telepon, ia pun menelepon suruhannya, menyuruh mereka membawa adik dari Sandy ke Romance Bar.

Pukul sembilan lewat empat puluh menit, berhenti sebuah mobil Audi hitam di depan pintu masuk Romance Bar, Noel yang mengenakan kemeja putih turun dari mobil, Desi yang berdiri di depan pintu pun langsung melihatnya.

Tapi, dari beberapa mobil hanya Noel lah yang turun seorang diri, tidak ada pergerakan dari mobil lainnya, membuat Desi mulai gelisah, takut ini adalah penipuan, ia memperingatkan Andri dan Nora dengan suara pelan: “Kak Nora, Andri, hati-hati!”

Keduanya tidak berbicara, hanya mengangguk pelan, tatapan keduanya menuju pada Noel.

Saat itu Noel berjalan ke arah mereka, berjalan beberapa meter, Noel pun berhenti, melihat tidak ada orang suruhan di balik mereka, juga tidak melihat adik Sandy.

Oleh karenanya, Noel membuka suara terlebih dahulu: “Kak Desi, aku sudah membawa Nona Yinna, ia duduk di dalam mobil, bagaimana dengan adik Sandy? Di mana dia?”

Desi tidak bodoh, ia langsung menyampaikan syaratnya: “Biarkan aku melihat Nona Yinna, maka kamu akan dengan segera melihat adik Sandy.”

Noel tidak menolak syarat ini, ia mengerutkan alisnya, lalu mengangguk: “Baiklah.”

Selesai berbicara, Noel berbalik dan memberikan isyarat pada beberapa mobil Audi di belakangnya.

Saat itu, tiba-tiba sebuah pintu mobil terbuka, pertama-tama keluarlah dua orang penjaga berpakaian kemeja hitam, lalu diikuti oleh Futari.

Tapi, pakaian yang dikenakan Futari, bukanlah pakaian yang ia pakai sebelumnya.

Baru saja Futari turun dari mobil, Andri melihatnya, jarah keduanya sangat jauh, Andri menyadari rona wajah Futari hari ini jauh lebih baik, wajahnya lebih merona, bisa dilihat tubuhnya mulai pulih.

Ketika melihat Andri, Futari berteriak: “Paman!”

Setelah Futari memanggil, Noel lagi-lagi mengerutkan alisnya, ia berkacak pinggang sambil berkata: “Kak Desi, Nona Yinna sekarang berada di hadapanmu, bukankah seharusnya kamu mempertemukanku dengan adik Sandy?”

Desi juga mengangguk dan berkata: “Baiklah.”

Baru selesai berbicara, Desi mengambil ponselnya, memerintahkan dalam teleponnya: “Bawa adik Sandy kemari.”

Selesai memerintahkan, tiba-tiba ia menjadi kaku, namun demi tidak mencerminkan kegugupan dalam dirinya, ia sengaja bertindak tenang dan berkata: “Segera tiba.”

Novel Terkait

Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu