My Charming Lady Boss - Bab 386 Semua Sudah Tenang

Demi untuk menyakinkan ibunya, Andri hanya bisa mengatakan, "Ibu, aku tahu kamu menyukai Nora, namun aku tidak mungkin akan bersama dengan Nora, didalam hatiku, aku selalu menganggapnya sebagai kakakku."

Sekali mendengar perkataannya Ibu Andri mengerutkan keningnya, "Mengapa tidak mungkin? jangan-jangan Nora masih tidak sebanding untukmu? Dia cantik dan baik hati, waktu itu jika bukan karena Nora, kamu kira ibumu masih bisa berdiri disini dan mengobrol denganmu?"

Andri bergegas menjelaskan, "Ibu, bukan itu maksudku, aku tahu kebaikan Nora terhadap keluarga kita tidak bisa dibalas hingga habis, tapi, Ibu, dengarkanlah perkataanku, aku dan Nora tidak mungkin, aku menganggapnya sebagai kakakku, aku tahu kamu menyukainya, tapi masalah perasaan memang tidak boleh dipaksa."

Ibu Andri lalu membantah, "Perasaan bisa dikembangkan, ketika aku muda, aku juga tidak mempunyai perasaan terhadap ayahmu, tapi setelah menikah, kami juga hidup bersama, jika masih mempertimbangkan perasaan, mana mungkin ada kamu sekarang, Nora sangatlah pengertian, aku benar-benar suka, Andri! Dengarkanlah perkataan ibu, Ibumu juga adalah seorang wanita, aku tahu Nora ingin menjadi istrimu, asalkan kamu menganggukkan kepalamu, dia pasti tidak akan bermasalah, dan aku juga menanyakannya, ketika dia menjawabku, dia juga gagap, aku tahu...."

Ibu Andri masih belum selesai berkata, namun Andri langsung memotongnya, "Ibu, aku akan jujur denganmu! Belakangan ini aku berencana untuk menikah dengan Yuni, dan Yuni sudah mengandung anakku."

"Apa katamu?" Mendengar perkataannya, ibu Andri sangatlah terkejut.

Andri hanya bisa mengulang perkataannya lagi, "Ibu, Yuni sudah mengandung anakku."

Andri berkata demikian juga tidak ingin ibunya tidak senang dengan Yuni, karena kedepannya mereka masih mempunyai jalan yang panjang untuk dilalui! hubungan antara mereka harus rukun.

kali ini, Ibu Andri mendengarkannya dengan jelas, tapi setelah mengetahui bahwa Yuni mengandung, dia malah tidak senang, melainkan memarahi Andri, "Kamu ini, apakah kamu ingin membuat ibumu marah?"

Melihat ibunya yang sedikit marah, Andri berkata, "Ibu, setelah aku menikah dengan Yuni, Nora tetap adalah anak kandungmu....."

Sebelum Andri selesai berkata, Ibu Andri seolah terpikiran sesuatu, dan memotongnya, "Andri, aku jujur kepadamu juga! Sekalipun didalam perutnya ada anakmu, aku juga tidak peduli, yang pasti kamu harus menikah dengan Nora, jika tidak aku tidak akan setuju dengan pernikahan kalian."

"Ibu, mengapa kamu begitu tidak masuk akal." Andri tidak berdaya.

"Andri, ibumu tidak berbudaya, tapi ibumu tahu membalas budi, dia seorang gadis telah mengorbankan banyak ke keluarga kita, dialah yang mengantarkan kita ke Nanjing, dan mengatur kehidupan kita dan mencari orang untuk menjaga kita, kamu bilang sendiri saja, mengapa Nora mau begini dengan kita? Kamu pikirkan dengan teliti saja, kamu diluar selama ini, kamu pasti mengerti." seusai berkata, Ibu Andri semakin marah, nafasnya juga mulai terengah-engah, seperti kurang nyaman.

Melihat kondisinya, Andri juga mulai tegang, "Ada apa denganmu, ibu?"

Nafas Ibu Andri semakin terengah-engah, tangan kirinya memegang dadanya dan seolah sangat tidak enak badan.

Andri melihat ibunya tidak menjawabnya, dia tahu bahwa penyakit jantungnya kambuh, dia bergegas menopang ibunya naik ke mobil dan dia menyetir mobilnya dengan cepat ke rumah sakit terdekat.

Beberapa menit kemudian, Ibu Andri diantarkan ke ICU terdekat.

Baru saja dia sampai di rumah sakit, teleponnya berbunyi, dia mengeluarkan teleponnya dan melihat bahwa Yuni meneleponnya, dia tidak ragu-ragu dan langsung menjawabnya.

"Halo!"

Yuni bertanya, "Andri, kamu kemana?"

Andri menjawab dengan nafas terengah-engah, "Aku ada di rumah sakit disekitar sini."

Sekali mendengar perkataannya, Yuni kaget, "Mengapa kamu kerumah sakit?"

Andri menjawab, "Penyakit jantung ibuku sepertinya kambuh."

Seusai mendengarkannya, Yuni semakin tegang dan bertanya dengan penasaran, "Mengapa sakitnya tiba-tiba kambuh?"

Andri tentu saja tidak bisa mengatakan kejadiannya kepada Yuni, karena sangatlah susah bagi mereka berdua untuk bersama kembali, dia tidak menyangka penjelasannnya membuat ibunya marah dan dilarikan kerumah sakit, dia sangatlah menyalahkan dirinya sendiri, jika ibunya kenapa-kenapa, hatinya tidak akan tenang, dia juga tidak tahu bagaimana dia bertanggung jawab kepada ayahnya.

Sekali terpikiran, Andri hanya menjawab, "Dia tiba-tiba merasa dadanya kurang enakan, dan langsung menjadi begini."

Setelah mendengar ini, Yuni tidak lanjut bertanya, "Kamu jangan khawatir, tante pasti tidak akan kenapa-kenapa, aku akan segera ke rumah sakit."

"Baik." Andri menjawabnya, lalu mengakhiri panggilan teleponnya, dia berdiri didepan pintu ICU.

Dia sambil berjalan kesana-kemari, sambil jalan, dia mengangkat kepalanya dan menatapi lampu yang menyala.

Saat ini Andri sangatlah menyalahkan dirinya, jika dia tahu akan seperti begini, dia tidak seharusnya beradu dengan ibunya, baiklah sekarang, dia memasukkan ibunya sendiri kedalam ICU, dia juga tidak tahu apa yang terjadi disana, menunggu diluar sana sungguh menyiksa baginya.

10 menit kemudian, lampu di ruang ICU masih menyala, dari ujung koridor terdengar suara langkah yang panik.

Dia menatapinya dan melihat Yuni berlari kemari sambil membawa ayahnya.

Sebelum ayahnya mendekat, dari kejauhan dia sudah berteriak, "Andri!"

"Ayah!" teriak Andri.

Ayah Andri mendekat, dan bertanya dengan tegang, "Andri bagaimana dengan ibumu? Mengapa dia tiba-tiba kambuh?"

Saat ini, Andri hanya bisa jujur saja, "Ayah, semua ini salahku, aku mengatakan kata-kata yang membuat ibu marah."

Mendengar perkataannya, Ayah Andri marah, dia menunjuk Andri yang berada dihadapannya dan berkata dengan marah, "Kamu....kamu ini! Benar-benar sama seperti waktu kecil, kamu bisa berbicara dengan santai dengan ibumu, mengapa kamu membuatnya marah."

Andri hanya bisa meminta maaf, "Ayah, maafkanlah aku, aku tidaklah sengaja."

Mendengar perkataannya, Ayah Andri juga merasa tidak berdaya, dia menghempaskan nafas dan berkata, "Duh, kamu ini! Jika ibumu kenapa-kenapa, bagaimana denganku nanti?"

Seusai berkata, Ayah Andri mulai panik, dan terus mengangkat kepalanya menatapi lampu ruang ICU.

Melihatnya yang begini, Yuni tidak tahu apa yang terjadi, namun melihat tampang panik Ayah Andri, dia pergi menasehatinya, "Paman, kamu jangan khawatir dulu, tante pasti tidak akan kenapa-kenapa."

Ada Yuni yang berada disini, makanya Ayah Andri tidak terus memarahinya, melainkan berjalan bolak-balik didepan ruang ICU.

Saat ini, Yuni berjalan kehadapan Andri, dan bertanya, "Andri, apa yang terjadi?"

Andri mengelengkan kepalanya dan menjawab, "Tidak apa-apa."

Melihat ekspresi Andri, Yuni mengerti bahwa pasti ada apa-apa, namun Andri tidak bersedia mengatakannya saja.

Malahan Ayah Andri yang setelah berjalan sejenak, dia mengeluarkan telepon dan menelepon seseorang, Yuni tidak tahu siapa yang dia teleponi, setelah mengobrol beberapa kata, dia mengakhiri panggilannya.

Namun setelah kurang lebih lewat 20 menit, barulah Yuni sadar bahwa Ayah Andri menelepon Nora.

Ketika Nora tiba dirumah sakit, dia bertanya, "Andri, apa yang terjadi? Mengapa ibu angkat bisa tiba-tiba masuk rumah sakit?"

Menghadapi pertanyaan Nora, Andri tidak tahu bagaimana cara menjawabnya, dia ragu-ragu sejenak lalu mengakui kesalahan, "Semua salahku, aku beradu mulut dengan ibuku dan sakitnya kambuh."

Nora segera memarahi Andri, "Andri, kamu ini benar-benar, apakah kamu tidak bisa berbicara dengan santai dan harus beradu mulut dengan ibu angkat? kamu tahu ibu angkat punya penyakit jantung dan tidak boleh marah."

Sekali mengungkit masalah Yuni, Andri melupakan penyakit jantung yang diderita ibunya, dan saat itu, didalam otaknya penuh dengan Yuni, dia hanya ingin cepat menikah dengannya, namun tidak menyangka akan seperti ini, kali ini dia menjadi yang bersalah.

"Maaf!" saat ini yang bisa dikatakan oleh Andri hanyalah ini saja.

Nora tahu bahwa seberapa banyakpun dia menuduh kesalahan Andri, tetap tidak ada gunanya, dia berbalik dan menatapi lampu di ruang ICU, dan bertanya, "Sudah masuk berapa lama?"

Andri berpikir sejenak, "Sudah sekitar 30 menit."

Seusai mendengarkannya, Nora menganggukkan kepalanya, "Aku cari dulu kepala rumah sakit ini, dia adalah temanku."

Seusai berkata, Nora pergi meninggalkannya.

Andri dan Yuni hanya bisa terus menunggu dikoridor ICU, setelah Nora pergi, dia muncul lagi dengan cepat di koridor, namun disampingnya muncul seorang lelaki paruh baya yang mengenakan jas putih dan mengenakan kacamata, mereka sedang mengobrol sesuatu, ketika sampai dihadapan Andri, dia mendengar Nora berkata, "Doctor Jiang, tolonglah."

"Direktur Shen, tenang saja, ini memang seharusnya." Seusai berkata, lelaki itu menganggukkan kepalanya kearah Andri dan lainnya, lalu membuka pintu ruang ICU dan masuk kedalam.

Selanjutnya, mereka menunggu didepan ruang ICU, satu jam kemudian, akhirnya pintu ICU terbuka, dokter yang keluar pertama adalah doktor Jiang yang tadi baru saja masuk.

melihatnya keluar, Nora langsung mendekat, dan bertanya, "Bagaimana Doktor Jiang, bagaimana keadaannya?"

Doctor Jiang membuka maskernya, dia berkata, "Tadi untung saja, untung saja kalian mengantarkannya tepat waktu, jika lebih lambat satu menit saja, mungkin saja pasien tidak akan tertolongkan."

Mendengar perkataanya, akhirnya hati mereka semua juga tenang, jika tidak mereka juga tidak tahu harus bagaimana.

Nora senang dan memegang tangan Doctor Jiang, dia berkata, "Terima kasih, Doctor Jiang."

Doctor Jiang tersenyum dan berkata, "Direktur Shen, kita juga teman, tidak perlu begitu sungkan, tapi emosi pasien tidak boleh meninggi lagi, sebelumnya dioperasi, dia tidak boleh diransang sama sekali, jika tidak sekalipun dewa juga tidak bisa menyelamatkannya."

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu