My Charming Lady Boss - Bab 184 Hadiah yang Berharga (1)

Baru saja Andri Chen bersiap untuk menjawab panggilan dari Yuni Lin, dia malah melihat Rossa Du telah mengiriminya sebuah pesan singkat.

Ia tiba-tiba merasa bahwa dia tidak bisa menjawab panggilan itu, karena mungkin saja Rossa Du memiliki sesuatu yang lebih penting.

Dengan pemikiran itu, Andri Chen langsung menutup panggilan dari Yuni Lin, dan segera memeriksa pesan yang dikirim oleh Rossa Du, isi pesannya adalah, "Andri, aku berbohong kepada Direktur Lin berkata bahwa kamu telah mengalami kecelakaan, sisanya kamu tangani sendiri, kalau tidak aku juga tidak bisa membantumu lagi."

Setelah membaca pesan singkat ini, Andri Chen merasa lega tadi dia tidak mengangkat telepon dari Yuni Lin duluan, jika tidak masalah ini bisa ketahuan, kemungkinan masih bisa membuat Rossa Du terlibat.

Saat ini satu-satunya hal yang dipikirkan oleh Andri Chen, adalah segera melepaskan dirinya dari Sisca Mi, kalau terlihat oleh Yuni Lin, sebanyak apapun dia mengatakannya, dia sendiri juga tidak bisa menjelaskannya dengan jelas.

Baru saja memikirkannya sampai sini, ponsel yang berada di saku celananya mulai berdering lagi, masih saja Yuni Lin yang meneleponinya.

Menatap nama yang tertera di layar ponselnya, hati Andri Chen sangat gugup, sampai-sampai ada sedikit tidak ingin menjawab teleponnya. Namun ponselnya sudah berdering selama beberapa kali, dia tetap menjawabnya dengan enggan.

"Halo!" Ketika dia mengatakan kata 'halo' ini, suaranya sangatlah ringan, karena ia harus terdengar seperti orang yang sedang terluka.

Kadang-kadang, Andri Chen merasa bahwa dia bagaikan seorang aktor, sebab setiap hari harus berakting, sebentar berperan sebagai suami, sebentar berperan sebagai orang sakit.

Yuni Lin yang berada di ujung telepon setelah mendengar suara Andri Chen yang dikenalnya, seketika menjadi lega, karena dia khawatir Andri Chen ada masalah, di telepon dengan panik ia bertanya: "Andri, apakah kamu terluka parah? Sekarang berada di rumah sakit mana? Mengapa kamu begitu tidak berhati-hati, bukankah kamu menguasai KungFu? ......"

Satu per satu pertanyaan terus dilontarkan oleh Yuni Lin, tetapi dari pertanyaannya, Andri Chen dapat merasakan bahwa Yuni Lin benar-benar peduli dengannya, kalau tidak dia tak akan begitu cemas meneleponinya, dan dia berdiri di balkon villa, melihat bahwa saat Yuni Lin pergi, ia berlari kecil menuju mobilnya.

Karena itulah, dapat dilihat bahwa di dalam hati Yuni Lin, dia sangat mempedulikan Andri Chen.

Pada saat ini, Andri Chen merasa dirinya adalah pria yang paling bahagia dari lelaki manapun di dunia ini, karena wanita yang dicintainya sedang mencemaskannya.

Yuni Lin yang berada di telepon telah menanyakan sekian banyak pertanyaan untuknya, menyadari Andri Chen tidak mengeluarkan suara sedikitpun, langsung menjadi gugup kembali, dengan sibuk bertanya: "Andri, ada apa denganmu? Mengapa tidak berbicara?"

Andri Chen kemudian tersadar kembali, dengan lembut ia menjawab: "Yuni, aku tidak apa-apa."

"Kamu berada di rumah sakit mana?" Yuni Lin sekali lagi bertanya dengan tergesa-gesa.

Andri Chen yang tenggelam dalam kebahagiaan baru bereaksi, dengan cepat menjelaskan: "Aku sudah pulang ke rumah."

Selesai mengatakannya, Andri Chen tiba-tiba menyadari sudah tidak ada suara yang dikeluarkan dari ujung sana, memiringkan kepalanya dan melihat ponselnya, baru mengetahui bahwa Yuni Lin telah menutup teleponnya.

Dia berpikir di dalam hati, Yuni Lin pasti akan kembali ke Komunitas Perumahan Xin Hua.

Jadi, dia pun menyimpan ponselnya, dan mendesak Sisca Mi yang berada di sampingnya dengan berkata: "Sisca, cepat antar aku keluar."

Sisca Mi tidak tahu apa yang terjadi, juga tidak banyak bertanya, berpikir pasti ada hubungannya dengan kebohongan yang dibuat oleh Andri Chen.

Segera, mobil Audi A6 yang dikendarai Sisca Mi telah berhenti di persimpangan area villa, Andri Chen bergegas turun dari mobil. menghentikan sebuah taksi di stasiun, ketika membuka pintu taksi, menoleh ke arah Sisca Mi yang sedang duduk di dalam mobilnya dan berkata: "Sisca, aku pergi dulu."

Awalnya Sisca Mi masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi taksi yang dinaiki Andri Chen sudah berlalu pergi.

Andri Chen sempat berpikiran ingin meminta Sisca Mi untuk mengantarnya kembali ke Komunitas Perumahan Xin Hua, dengan begitu ia bisa menghemat biaya taksi, namun jika dia membiarkan Sisca Mi yang mengantarnya kembali, apabila terlihat oleh Yuni Lin, maka segalanya akan berakhir.

Di bawah desakan Andri Chen, sepanjang perjalanan itu sopir taksi sangat panik dan akhirnya sampai juga ke gerbang Komunitas Perumahan Xin Hua di Daerah Poly.

Sebelum Andri Chen menuruni mobil, dia melihat sekeliling terlebih dahulu, melihat apakah Yuni Lin sudah tiba di Komunitas Perumahan Xin Hua.

Namun, di depan gerbang Komunitas dan tempat parkir Komunitas, ia bahkan tidak menemukan mobil Audi A4 milik Yuni Lin, jadi dia berbalik dan meninggalkan Komunitas, pergi ke toko obat di sekitar Komunitas untuk membeli satu gulung kain kasa, kain ini akan menjadi sangat berguna sebentar lagi.

Sebenarnya, Andri Chen pernah berjanji kepada Yuni Lin bahwa dia tidak akan membohonginya lagi, tetapi ada saatnya, ia tak punya pilihan lain, sama seperti hari ini, dia juga terpaksa melakukannya.

Setelah membeli kain kasa, Andri Chen secepat mungkin kembali pulang ke rumahnya.

Sesudah menemukan gunting di dalam rumah, ia membalut kaki kirinya dengan kain kasa, berpura-pura seperti sedang terluka. Meskipun perbuatannya ini sedikit tidak pantas, akan tetapi Andri Chen benar-benar sudah tidak mempunyai pilihan lain.

Di saat itu pula, terdengar beberapa ketukan yang sangat tidak sabaran, ketukannya semakin keras dari ketukan lainnya.

"Tok! Tok! Tok!"

Andri Chen mendengarnya, hatinya berpikir secepat ini?

Dia melangkah menuju ke pintu ruang tamu dengan cepat, melalui lubang kecil yang ada di pintu, ia melihat ke luar sebentar, sesuai dengan perkiraannya dia melihat Yuni Lin sedang berdiri di depan pintunya, mengetuk pintu beberapa kali, menemukan tidak ada yang membukakan pintu, kemudian mengeluarkan ponsel dan bersiap untuk menghubungi Andri Chen.

Andri Chen mengetahuinya, barulah ia bergegas untuk membuka pintu ruang tamunya.

Yuni Lin yang bersiap untuk menelepon mendengar suara dan menoleh, menatap Andri Chen yang masih hidup berdiri di hadapannya, dia menyimpan kembali ponselnya, dan langsung berlari ke dalam pelukan Andri Chen, saking cemas ia sampai menangis, "Kamu membuatku takut saja! Aku pikir aku tidak akan pernah......"

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
5 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu