My Charming Lady Boss - Bab 249 Perpisahan Terakhir

Rossa Du langsung masuk ke dalam kamar pasien, dan berhenti di depan ranjang pasiennya Gilbert Xu, ia melihat kain putih yang menutupi ranjang tersebut, Rossa Du sambil menutupi mulutnya dan menangis dengan sedih, dia tidak bisa percaya apa yang terjadi di depannya ini adalah kenyataan, ia tidak pernah mengira kalau Gilbert Xu akan pergi begitu saja.

“hiks hiks hiks…..” Rossa Du berusaha keras menutupi mulutnya, namun tangisannya terus mengalir ke bawah.

Saat itu Andri Chen juga masuk ke dalam kamar pasien, ia melihat Gilbert Xu yang tertutup kain putih, tiba-tiba ia tidak tahu harus mengatakan apa yang pantas mencerminkan perasaannya, terbayangan suasana siang tadi Gilbert Xu masih ngobrol dengan diri sendiri, ia pun merasa ingin menangis, orang itu pergi begitu saja.

Saat ini, Rossa Du melepas tangisannya dengan kencang, sambil menangis, sambil berkata dengan diri sendiri: “Bagaimana bisa jadi seperti ini? kenapa bisa sampai seperti ini……”

Melihat Rossa Du yang sangat sedih itu, Andri Chen tidak tahu harus bagaimana menghiburnya, hanya bisa merangkulnya dengan perlahan ke dalam pelukkan, dan dengan suara yang lembut: “Rossa, jangan menangis lagi, orang yang sudah pergi tidak bisa kembali, Direktur Xu mengidap kanker, dia sudah lama menyembunyikan dari mu, ia tidak ingin kamu merasa sedih.”

Habis mengatakan kata tersebut, Giwon Xiao pun masuk ke dalam kamar pasien dari koridor, ia melihat sekilas Gilbert Xu yang tertutup kain putih itu, dia mengusap air matanya, dengan sangat sedih ia berkata: “Semua ini karena rokok, beberapa tahun yang lalu, aku sudah pernah membujuknya, tapi dia tidak mau mendengarkan aku, ia bilang kalau hidupnya tinggal rokok saja yang bisa menemani dia……”

Ngomong sampai disini, Giwon Xiao tidak sanggup melanjutkannya lagi, tangisannya mengalir dengan terus menerus.

Rossa Du menangis beberapa saat, dan dia memaksa diri berjalan ke samping ranjang, dan membuka kain putih pada Gilbert Xu, Rossa Du tiba-tiba melihat wajah pucat Gilbert Xu itu, membuatnya menangis dengan semakin sedih. Dia tidak bisa menerima kenyataan itu, dan merasa semua ini seperti mimpi buruk.

”Hiks hiks hiks…..” Suara tangisan Rossa Du memenuhi seluruh kamar pasien, dan Andri Chen berdiri di tempat, dengan terbengong ia sambil menatap Gilbert Xu yang telah meninggal. Dia tiba-tiba memikirkan Nick Lin yang sudah meninggal, dan terbayang Yuni Lin yang berteriak pada dirinya sendiri, hatinya pun mulai merasa sakit, sampai dia sudah bernafas.

Kedua hari, Andri Chen mulai mempersiapkan pemakaman Gilbert Xu, walaupun mereka tidak termasuk sebagai teman, namun perasaan ia kepada Rossa Du, membuat Andri Chen merasa terkagum.

Andri Chen menggunakan waktu yang paling singkat untuk memilih sebuah tempat pemakaman untuk Gilbert Xu, dan menguburkannya di atas Gunung Jiuling yang ada di Nanjing, orang-orang yang menghadiri pemakaman Gilbert Xu sampai tidak terhitung, seluruh karyawan Milky Garden pun ikut hadir, mereka berbaris di barisan kedua dan membungkukkan badan mereka dan memberikan bunga, mereka ingin mengantarnya untuk terakhir kalinya.

Rossa Du sudah menangis semalaman, hari ini dia berdiri di depan batu nisan Gilbert Xu, dia malah tidak menetes setetes air mata, kemudian ia meletakkan karangan bunga yang dipersiapkan dengan sepenuh hati, dan membungkuk sebanyak tiga kali kepada Gilbert Xu, sambil melihat foto yang ada pada batu nisan tersebut, dengan suara yang rendah ia berkata: “Direktur Xu, maafkan aku untuk kehidupan yang ini, kalau masih ada kehidupan yang akan datang, kita akan menjadi teman lagi.”

Orang-orang yang datang untuk mengantarnya pergi satu demi satu. Sampai sore hari, seorang wanita paruh baya tiba-tiba muncul di pandangan Andri Chen. Seorang anak kecil berada di sampingnya. Ketika berjalan ke depan batu nisan tersebut, Rossa Du baru menyadarkan diri, dengan cepat ia memanggil dengan sopan: “Kakak Ipar!”

Mendengar sebutan yang ini, Andri Chen tiba-tiba paham, kalau wanita yang mengenakan mantel ini adalah mantan istri Gilbert Xu, ia tidak menyangka kalau mantan istrinya akan sengaja datang dari Amerika, ini juga pertama kalinya Andri Chen bertemu dengan istri Gilbert Xu.

Tentu saja dia tidak secantik Rossa Du, namun ia terlihat sangat elegan dan mewah, saat ia bertemu dengan Rossa Du, ia terlihat biasa saja, hanya menganggukkan kepala dengan perlahan, dan menaruh karangan bunga krisan putih di depan batu nisan Gilbert Xu, dan ia menatap foto yang ada di batu nisan tersebut dengan lama, dan tidak mengatakan apa-apa.

Pria kecil itu pun sama seperti Ibunya menatap batu nisan tersebut dengan lama, namun ia tidak mengeluarkan reaksi apapun, hanya melihat beberapa saat saja.

Tiba-tiba, suasana di depan batu nisan tersebut pun menjadi kaku, setelah wanita paruh bayah tersebut membungkuk 3 kali, dia juga menyuruh anak kecil tersebut menyembah 3 kali, kemudian ia menggandeng tangan anak kecil tersebut membalikkan badannya dan pergi dengan biasanya saja.

Andri Chen terbengong di tempat, dia tidak paham mengapa diantara mereka kenapa bisa menjadi begitu dingin, dari awal sampai akhir, ia tidak melihat wanita dan anak kecil tersebut meneteskan setetes air mata pun, seolah-olah pria yang ada di dalam batu nisan tersebut, tidak adah hubungannya dengan dia.

Demikian, wanita paruh baya membawa anak itu pergi.

Tapi, Andri Chen mereka tidak tahu, kalau saat wanita paruh baya membawa anak itu pergi, tetesan air mata pun terjatuh dengan hening dari ujung matanya, namun ia tidak menolehkan kepalanya, sampai ia masuk ke dalam mobil yang sedang parkir disamping kuburan tersebut, anak yang terduduk di samping wanita paruh baya tersebut dengan heran bertanya: “Ibu, Ibu kenapa menangis?”

Wanita paruh baya tersebut mengeluarkan tisu dan mengusap air mata yang ada diujung matanya, dari jauh ia melihat batu nisan Gilbert Xu, kemudian ia berkata: “Jackson! Hari ini kamu harus ingat kata ini.”

Anak tersebut bertanya dengan penasaran: “Ibu, kata apa?”

Wanita paruh baya tersebut mengembalikan tatapannya, menoleh dan melihat ke arah anak yang sedang duduk di sampingnya, berkata: “Ayah paling menyayangi kamu!”

Anak kecil tersebut sedikit bingung sambil mendengar ucapan tersebut, dia melihat ke arah tempat wanita paruh baya itu menatap.

Saat ini, wanita paruh baya tersebut menutup jendela mobil, dan berkata kepada supir: “Ayo jalan!”

Demikian, mobil hitam yang berhenti di sekitar kuburan tersebut pun meninggalkan Gunung Jiuling dengan perlahan.

Saat ini, Andri Chen yang sedang berdiri di depan batu nisan tersebut melihat wanita paruh baya yang pergi menjauh itu, tiba-tiba ia ingin menanyakan sesuatu, namun ucapannya sampai di ujung mulut, dia pun tidak sanggup menanyakannya, Rossa Du menghelakan nafas pada saat itu, menolehkan kepala dan melihat ke foto yang ada di batu nisan, kemudian ia berkata : “Direktur Xu, di dalam hati Kakak Ipar masih ada kamu.”

Ucapan ini, membuat Andri Chen merasa bingung, ia tidak tahu diantara kedua orang itu, ada konflik pernikahan yang seperti apa.

Saat hari menjadi gelap, Giwon Xiao menerima sebuah panggilan darurat, ia menutup telepon tersebut, dan berkata terhadap Andri Chen dan Rossa Du: “Andri, Rossa, aku ada operasai darurat, harus segera kembali.”

Andri Chen menganggukkan kepala: “Kamu pulanglah dulu! Kami sebentar lagi juga pulang.”

“Baiklah.” Giwon Xiao menjawab, tapi ia tidak langsung pergi, ia berdiri di depan batu nisan Gilbert Xu dan berkata: “Gilbert, aku pergi dulu, nanti aku akan kemari melihat mu lagi.”

Setelah selesai ngomong, Andri Chen melihat bayangan Giwon Xiao yang menjauh dengan perlahan, sampai hilang dari cahaya senja.

Tidak lama setelah Giwon Xiao pergi, Andri Chen tiba-tiba terpikir sesuatu yang dipesankan oleh Gilbert Xu sebelum ia meninggal, surat tersebut selalu ia bawa dengan dirinya, karena ia pernah berjanji kepada Gilbert Xu, harus menunggu sampai ia meninggalkan dunia ini, baru boleh memberikan surat tersebut kepada Rossa Du.

Sekarang Gilbert Xiao sudah pergi, akhirnya Andri Chen mengeluar surat tersebut, dan memberikan surat tersebut kepada Rossa Du, dan berkata: “Rossa, ini adalah surat yang diberi Direktur Xu sebelum ia meninggal, sekarang aku berikan kepada mu.”

Mendengar kata tersebut, Rossa Du menyadarkan diri, menoleh dan menatap surat yang ada ditangan Andri Chen, ia pun tertegun, kemudian baru mengulurkan tangan dan menerima surat tersebut, dan membuka surat tersebut di depan Andri Chen.

Setiap kata dalam surat tersebut ditulis tangan oleh Gilbert Xu sendiri, Rossa Du sangat mengenal tulisannya, tulisannya terlihat sangat bebas tidak kaku, membuat hati orang merasa lega melihatnya.

“Rossa, saat kamu membaca surat ini, aku sudah tidak ada di dunia ini lagi, bisa bertemu dengan mu di kehidupan ini, adalah kebahagiaan terbesar di hidup ku, mengenal mu selama 7 tahun, aku juga telah diam-diam menyukaimu selama 7 tahun, aku tahu aku sendiri tidak pantas untuk mu. Tapi, aku tidak bisa menahan diri untuk tidak menyukai mu. Sampai akhirnya, aku sadar kalau perasaan aku terhadap mu telah berubah dari menyukai mu menjadi mencintai mu, aku pernah membayangkan kamu menjadi istriku, tapi aku tahu pria yang kamu cintai bukanlah aku……

Sebenarnya, setahun yang lalu, aku sudah divonis mengidap kanker paru-paru, saat aku menerima laporan tersebut, aku sudah tahu segala sesuatu yang aku miliki akan berubah menjadi seperti gelembung, termasuk kamu, oleh karena itu…….”

Melihat sampai disini, Rossa Du melihat dibelakang surat tersebut ada bekas darah, dia merasa kalau itu adalah bekas saat Gilbert Xu batuk.

Di akhir dari surat tersebut, Gilbert Xu menyampaikan satu hal, berkata: “Rossa, mohon bantuan mu untuk menjaga Jackson.”

Setelah selesai membaca surat tersebut, hati Rossa Du merasa sangat berat, dia tidak sanggup menahan diri kemudian menetes air matanya lagi, ia menoleh melihat batu nisan Gilbert Xu, dan menarik nafas panjang, baru berkata terhadap Andri Chen: “Andri, ayo kita pergi!”

“Iya.”Andri Chen langsung menjawab, kemudian ia menemani Rossa Du bersama meninggalkan Gunung Jiuling.

Pagi keesokan harinya, terdengar suara dering hp di kamar yang membangunkan Andri Chen dari mimpinya, dia membuka mata, melihat ke arah kamar, ia baru sadar kalau hp Rossa Du yang diletakkan di samping laptop berdering.

Dia menunduk melihat Rossa Du yang sedang tertidur dengan lelap, dia tidak tega untuk membangunkannya, ia bangun dan turun dari ranjang, mengambil hp tersebut dan melihat, ternyata yang menelepon adalah nomor yang tidak dikenal.

Dengan penasaran, Andri Chen mencoba mengangkat telepon tersebut.

“Halo!”

Saat itu, terdengar suara seorang pria dari telepon, dengan bahasa mandarin yang sangat bagus ia menjawab: “Halo, aku mencari Nona Rossa Du.”

“Ini siapa?” Andri Chen dengan ragu-ragu bertanya.

Ia pun menjawab: “Aku adalah Pengacara Xia dari Kantor Hukum Yuxuan, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan kepada Nona Du.”

Mendengar sampai disini, Andri Chen hanya bisa berkata dengan sopan kepada Pengacara Xia: “Pengacara Xia, mohon tunggu sebentar.”

Selesai ngomong, Andri Chen sambil menggenggam telepon berjalan ke samping ranjang, dan membangunkan Rossa Du, dan berkata: “Rossa, bangun!”

Andri Chen mendorong-doorngnya, Rossa Du pun terbangun, saat ia melihat Andri Chen, ia menguap, dengan sedikit bingung ia bertanya: “Andri, kenapa?”

Andri Chen menyampaikannya dengan jujur berkata: “Rossa, ada seorang Pengacara Xia dari Kantor Hukum Yuxuan mencari kamu.”

Rossa Du mengucek matanya, dan terduduk di atas ranjang, sambil mengerutkan alis ia bertanya: “Pengacara Xia?”

Andri Chen menjelaskan dengan berkata : “Katanya ada masalah yang ingin dibicarakan.”

Rossa Du sambil berpikir, dia sendiri sama sekali tidak kenal Pengacara Xia, dia juga tidak tahu Kantor Hukum Yuxuan, dia sama sekali tidak pernah berhubungan dengan kantor hukum yang satu ini, jangan-jangan karena masalah kantor?

Terpikir sampai disini, Rossa Du langsung menerima telepon yang diberikan oleh Andri Chen, dan mengangkat telepon tersebut: “Halo, aku Rossa Du, ada apakah?”

Pengacara Xia dengan sopan berkata: “Nona Du, begini, aku Wilson Xia, aku…..”

Ngobrol sampai disini, tiba-tiba tidak terdengar suara dari hp Rossa Du lagi, dia sambil mengerutkan alis, dan bertanya dengan sambil halo halo, namun sudah tidak terdengar suara dari sebelah telepon tersebut.

Novel Terkait

Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu