My Charming Lady Boss - Bab 339 Segumpalan asap ledakan yang berbentuk menyerupai jamur

Setelah mendengar ini, pria berkulit hitam itu langsung menjatuhkan sepeda motor yang dia tunggangi lalu berjalan ke depan Jack, melirik ke kursi yang dipegang, tersenyum dan memuji : "Jack, kungfu China kamu bagus, asalkan kamu memberikan wanita ini kepadaku, kita masih bisa berteman, bahkan kami akan belajar Chinese Kungfu bersamamu."

Pria berkulit hitam mengatakan ini karena dia pernah dipukuli oleh Jack dan telah merasakan kehebatan kungfu China, dia juga ingin belajar Chinese Kungfu dari Jack, oleh karena itu pria kulit hitam ini tidak begitu berani dengan Jack.

Namun, Jack tidak mungkin menerima permintaan dari pria berkulit hitam itu, dia bersusah payah menyelamatkan Yuni Lin dari laut, tidak mungkin di saat ini dia membiarkan Yuni Lin jatuh ke lubang api lagi, oleh karena itu dia tidak akan menyetujui permintaan pria berkulit hitam itu.

"Tidak mungkin, jika kalian ingin membawanya pergi hari ini, kecuali kalian membunuhku." Kata Jack dengan gigih.

"Jack, jangan paksa kami !" Pria berkulit hitam itu mengancam dengan dingin.

Jack juga tidak menunjukkan kelemahannya, dia mengepalkan tinjunya dan berkata : "Aku memaksamu hari ini, memangnya kenapa ?"

Baru saja Jack selesai berbicara, tiba-tiba pria berkulit hitam itu mengeluarkan sebuah pistol dari pinggangnya dan mengarahkan pistolnya langsung ke dahi Jack dan berkata : "Sehebat apapun kungfu kamu, apakah bisa lebih hebat dari benda ini ?"

Melihat pistol di tangan pria berkulit hitam itu, wajah Yuni Lin menjadi pucat ketakutan, dia tidak ingin Jack terluka karena dirinya sendiri, akhirnya Yuni Lin membujuk Jack dengan suara pelan : "Jack...."

Belum selesai Yuni Lin berkata, Jack langsung menyela : "Yuni, jangan khawatir, bahkan jika dia menembakku hari ini, aku tidak akan membiarkan mereka membawamu pergi."

Di saat fokus pria berkulit hitam itu teralih, Jack mengulurkan tangannya dan meraih pistol yang dipegang oleh pria berkulit hitam itu, menutup baut pengaman pistol, diikuti oleh jari telunjuk untuk menahan pelatuk sehingga pria berkulit hitam itu tidak bisa menarik pelatuknya.

Selanjutnya, pria berkulit hitam itu sedikit lengah, dia tidak menyangka Jack begitu cepat meraih pistolnya. Ketika dia akan bereaksi, Jack memutar pergelangan tangan pria berkulit hitam yang memegang pistol, membuat seluruh tubuh pria berkulit hitam itu kesakitan hingga berlutut di lantai sambil mengeluarkan suara teriakan kesakitan.

Kemudian, pistol di tangan pria berkulit hitam itu jatuh ke tangan Jack. Jack memegang pistol itu dan mengarahkan ujung pistolnya ke kepala pria berkulit hitam itu, menakutinya hingga pria berkulit hitam itu memohon ampun : "Jack, tolong tenang, aku tadi hanya bercanda denganmu, tolong turunkan benda ini!"

Setelah mendengar ini, Jack tersenyum dan bertanya : "Apakah hanya bercanda ?"

Pria berkulit hitam itu tertawa ketakutan sambil mengangguk : "Iya, iya."

Jack tiba-tiba tidak tersenyum dan berkata dengan dingin : "Aku tidak sedang bermain denganmu."

Selesai berbicara, Jack segera membuka kotak pistol dan siap untuk menarik pelatuknya sehingga membuat pria berkulit hitam itu ketakutan, tangannya terangkat di dadanya dan berkata dengan nada ketakutan : "Tidak, tidak, tidak, Jack, jangan tembak !"

Namun, pria berkulit hitam yang memohon belas kasihan tidak mampu menghentikan gerakan Jack, Jack masih menarik pelatuknya.

"Pang !" Suara pistol terdengar hingga membuat Yuni Lin menutup telinganya dan berteriak ketakutan.

"Ah !" Yuni Lin menutup kedua matanya, dia tidak menyangka Jack akan menembak, Dia tidak berani membuka matanya karena dia tidak ingin melihat darah, Yuni Lin hanya membayangkan peluru itu menembus ke kepala pria berkulit hitam itu saja sudah mengerikan.

Namun, setelah beberapa saat, suara ketakutan pria berkulit hitam itu terdengar dari telinganya : "Jack ! Maaf, maaf....."

Setelah mendengar ini, Yuni Lin membuka matanya dan menemukan bahwa pria berkulit hitam itu sudah berlutut di depan Jack. Dahi pria berkulit hitam itu tidak terluka, hanya saja Yuni Lin menemukan bahwa tanaman pot di belakang pria berkulit hitam itu rusak. Peluru itu tidak mengenai dahi pria berkulit hitam, melainkan melewati tubuh pria berkulit hitam itu dan menembak tanaman pot itu.

Namun, tembakan tersebut menakutkan pria berkulit hitam itu, dan jika Jack meleset maka peluru itu pasti sudah menembus dahi pria berkulit hitam itu.

Sebenarnya, Jack sengaja melakukannya, dia hanya ingin memberi peringatan kepada pria berkulit hitam itu bahwa dirinya juga bukan orang yang mudah diganggu.

Setelah menembak, Jack memperingatkan sekali lagi kepada pria berkulit hitam yang sedang berlutut di lantai itu : "Kali ini aku akan mengampunimu, tetapi jika kejadian ini terulang lagi, aku akan meledakkan kepalamu."

"Jack ! Aku bersalah, aku tidak akan mengulanginya lagi." Pria berkulit hitam itu terus meminta maaf dan hampir bersujud kepada Jack.

Jack menambahkan lagi kepada pria berkulit hitam itu : "Tidak boleh mengganggu nona Yuni lagi, jika tidak, aku akan memusnahkan kalian."

"Aku mengerti, aku mengerti." Jawab pria berkulit hitam itu.

Kemudian Jack mengeluarkan satu per satu peluru dari dalam pistol, dan melemparkan peluru tersebut ke dalam tangki ikan di sebelahnya, lalu mengembalikan pistol ke pria berkulit hitam.

Pria berkulit hitam itu mengambil pistol, berdiri dan terus berkata : "Jack, jika sudah selesai, aku pergi dulu."

"Keluarlah !" Jack memberi isyarat.

Pria berkulit hitam itu berbalik dan meninggalkan Chinese Restaurant, lalu pergi bersama bawahannya dengan mengendarai sepeda motor.

Setelah sekelompok orang ini pergi, Yuni Lin yang berdiri di belakang Jack baru benar-benar merasa lega. Ketika pistol itu ditembakkan, membuat Yuni Lin ketakutan setengah mati, dan dia tidak menyangka bahwa Jack memiliki kemampuan China Kungfu. Bahkan gambaran saat Jack meraih pistol dari tangan pria berkulit hitam itu membuat Yuni Lin tertegun seperti sedang membuat film.

Pada saat ini, Jack berbalik dan bertanya dengan khawatir : "Nona Yuni, apakah kamu baik-baik saja ?"

Yuni Lin termenung sejenak lalu menjawab : "Aku baik-baik saja."

Sebenarnya Yuni Lin masih syok, ini pertama kalinya dia mendengar suara tembakan begitu dekat dan sekarang gendang telinganya masih berdengung. Untungnya peluru tersebut tidak mengenai pria berkulit hitam itu, jika tidak Yuni Lin akan jatuh ke dalam bayangan kejadian itu seumur hidup.

Melihat keadaan Yuni Lin yang masih syok, Jack mencoba menenangkannya : "Apakah menakutkanmu ?" Di tempat seperti New York ini sudah biasa mendengar suara tembakan."

Apa yang dikatakan Jack itu benar, tetapi saat Yuni Lin tinggal di New York, dia belum pernah mengalami secara langsung kejadian ini, kejadian seperti ini hanya pernah dia lihat di berita.

Setelah berbicara, Jack berinisiatif menuangkan segelas air untuk Yuni Lin, lalu Yuni Lin meminumnya dan setelah duduk di meja makan, Yuni Lin secara bertahap pulih dari keadaan syok sambil memegang gelas di tangannya dan menatap Jack, dia bertanya dengan gelisah : "Jack, apakah kamu tidak takut bahwa mereka akan datang membalasmu ?"

Jack menjawab : "Seharusnya tidak, aku hanya menakuti mereka, jika aku benar-benar membunuhnya, maka para mafia akan datang menggangguku."

"Apakah para mafia begitu menakutkan ?" Yuni Lin bertanya dengan kebingungan.

Jack menjelaskan : "Iya, kita tidak sanggup berhubungan masalah dengan mereka, bahkan polisi setempat saja tidak mampu mengaturnya. Pemimpin mafia kecil itu berulang kali memintaku untuk bergabung dengan mereka, tetapi aku menolak. Ketika tahun ini berlalu, aku berencana untuk kembali ke Tiongkok, tidak sanggup tinggal di sini lagi."

Berbicara tentang kembali ke Tiongkok, Yuni Lin sama sekali tidak punya pemikiran ini, karena dia tidak ingin kembali ke tempat yang menyedihkan itu, dia juga tidak ingin menceritakan hal-hal sedihnya kepada Jack.

Ketika keduanya sedang berbicara, seorang detektif yang memakai topi baret tiba-tiba masuk ke restoran. Dia melirik ke lobi restoran, matanya menatap Jack dan berjalan datang dengan sepatu kulitnya.

Melihat ini, Jack segera bangkit dan menyapa detektif itu dengan salam : "Hai! Detektif Lauv, selamat siang !"

Detektif itu berjalan ke depan Jack dan melirik sejenak ke Yuni Lin, kemudian bertanya kepada Jack : "Aku menerima sebuah telepon dan mengatakan ada suara tembakan di restoranmu, apa yang terjadi ?"

Jack bertanya seperti berpura-pura tidak tahu apa-apa : "Adakah ? Apakah orang yang menelepon itu tidak salah dengar ? Bagaimana mungkin ada suara tembakan di restoranku ?"

"Tidak adakah ?" Ketika si detektif bertanya, dia melirik lagi ke lobi restoran dan matanya tertuju pada tanaman pot yang rusak di depan pintu masuk restoran itu.

Jack dengan cepat menjelaskan : "Detektif Lauv, aku tidak sengaja menendangnya, Chinese Kungfu !"

Ketika Jack sedang menjelaskan, dia juga secara khusus membuat gaya Shaolin Kungfu untuk detektif itu.

Detektif itu tidak bertanya lagi, dia dan Jack masih terhitung akrab dengan satu sama lain karena Kungfu Jack yang sangat bagus, bahkan Jack pernah beberapa kali membantu detektif menangkap pencuri, dan Jack juga tahu bahwa detektif Lauv ini juga salah satu anggota dari para mafia, hanya saja tidak diketahui oleh orang lain.

"Baik, kalau gitu aku pergi dulu, jika terjadi sesuatu, ingat untuk menelepon aku." Detektif itu memerintahkan dan berbalik dari Chinese Restaurant.

Jack melambaikan tangan kepada detektif itu dan berkata : "Selamat jalan Detektif !"

Setelah detektif itu pergi, Jack merasa lega, dia khawatir detektif itu hanya datang mencari masalah, karena Nick juga anggota mafia.

Yuni Lin berpikir bahwa setelah mengalami kejadian ini, dunia akan damai, tetapi ternyata hal yang buruk akan segera datang.

Keesokan harinya, dengan bantuan Jack, Kafe Yuni Lin dibuka lagi. Dengan adanya bantuan dari Jack, pria berkulit hitam yang bernama Nick itu tidak pernah datang ke Kafe lagi, dan bisnis kafe kembali berjalan seperti semula, bahkan ketika Jack memiliki waktu senggang, dia akan pergi ke Kafe Yuni Lin dan belajar membuat kopi dengan Yuni Lin.

Seiring waktu berjalan, keduanya menjadi teman, dan karena Jack adalah orang Tiongkok maka selama Yuni Lin memiliki sesuatu yang tidak dia mengerti, dia akan meminta bantuan Jack.

Dengan adanya teman baru di New York, Yuni Lin dapat menahan diri untuk tidak memikirkan Andri Chen dan tidak mengingat setiap kenangan di Nanjing.

Namun, masa-masa indah mereka tidak berlangsung lama, dan periode ketika pria berkulit hitam itu menghilang tampaknya sedang merencanakan hal yang lebih mengerikan.

Saat malam, ketika Yuni Lin sedang belajar mengendarai perahu motor di pantai, Jack diam-diam memotret Yuni Lin.

Saat Yuni Lin sedang bersenang-senang, tiba-tiba terdengar suara ledakan yang besar seperti memecah langit, Yuni Lin menoleh dan melihat segumpalan asap ledakan yang berbentuk menyerupai jamur perlahan-lahan terbang ke langit, ledakan itu terjadi tepat di kafe Yuni dan dalam sekejap api besar menelan seluruh ruangan kafe.

Yuni Lin yang melihat ini, terbengong dan hanya berdiri di pantai menyaksikan kafenya terbakar.

Jack tidak tahu apa yang terjadi, dengan cepat dia berlari ke kafe, tetapi apinya terlalu besar dan dia tidak bisa mendekati kafe tersebut. Jack tahu masih ada beberapa orang di dalam ruangan kafe, dan mengapa kafe tersebut bisa meledak, itu masih menjadi sebuah misteri.

Dengan tepat waktu, ambulans dan mobil pemadam kebakaran tiba di kafe tersebut, ketika api padam, mobil polisi juga tiba.

Yuni Lin tidak mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya.

Novel Terkait

Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu