My Charming Lady Boss - Bab 119 Sebuah Keberanian (1)

Awalnya Andri Chen masih terlihat tidak fokus, namun saat dia menundukkan kepalanya, dia melihat Yuni Lin sedang memegang handphonenya. Melihat handhponenya sendiri, Andri Chen langsung merespon, karena latar belakang handponenya yang adalah foto Yuni Lin yang sedang memakai bikini.

Andri benar-benar tidak mengira bahwa dirinya akan ketahuan oleh Yuni, ini benar-benar masalah besar.

"Ini.... Handphone ini...." Andri berbicara dengan tergagap-gagap, dia tidak tahu bagaimana menjelaskannya.

Kerutan di kening Yuni terlihat semakin dalam, dan dia bertanya : "Bagaimana kamu bisa mempunyai foto ini?"

"Aku..aku... melihatnya di laptopmu waktu itu." Andri hanya bisa menjawab dengan jujur. Ada pepatah berkata 'Orang yang jujur akan kejahatannya, akan diperlakukan dengan lembut, dan sebaliknya, orang tidak mengaku akan kejahatannya, akan di perlakukan dengan kasar.' Sekarang dia mendapatkan kesempatan untuk berkata jujur, kalau tidak, dia bisa membuat perempuan itu marah, dan membuat hari-harinya menjadi susah.

"Kapan?" Kerutan di kening Yuni semakin dalam.

Andri menjelaskan: "Waktu itu laptopmu tidak dapat menyala, dan aku membantumu untuk memperbaikinya. Namun aku tidak sengaja melihat foto itu dan aku..."

Saat berkata sampai disini, Yuni memotongnya: "Apakah kamu tahu bahwa kamu sangat tidak memiliki sopan santun?"

Andri meminta maaf dengan sungguh-sungguh: "Direktur Lin, maafkan aku, aku tidak sengaja melakukan ini, hanya saja aku..."

Berkata sampai seperti ini, Andri terdiam karena dia tidak memiliki keberanian untuk melanjutkan kata-katanya.

"Hanya saja kenapa?" Yuni bertanya.

Andri menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkan keberanian paling besar dalam hidupnya dan berkata: "Direktur Lin, aku menyukaimu, maka dari itu aku diam-diam memotret fotomu."

Mendengar pengakuan dari Andri yang tiba-tiba, Yuni tertegun sejenak.

Yuni terdiam sejenak dan bertanya lagi: "Apa yang kamu katakan?"

Andri hanya bisa mengeluarkan semuanya dan tidak menarik kata-katanya kembali: "Direktur Lin, aku menyukaimu!"

Suara Andri kali ini lebih besar dari sebelumnya. Setelah mengeluarkan kata-kata ini, badan Andri terlihat lega.

Kali ini Yuni sudah mendengarnya dengan jelas. Dia tidak menyangka bahwa Andri Chen akan mengeluarkan kata-kata ini. Yuni segera megembalikan handphone Andri dan berkata: "Aku tidur duluan."

Yuni langsung membalikkan badannya dan masuk ke dalam kamarnya.

Baru saja Yuni sampai di depan pintu, Andri Chen tiba-tiba berteriak: "Direktur Lin, aku sudah menyimpan ini sejak lama. Aku tahu, aku tidak pantas untukmu, namun aku hanya ingin menyatakan bahwa aku menyukaimu."

Yuni berhenti di depan pintu kamar, namun tidak menoleh kebelakang. Setelah itu, Yuni mendorong pintu dan masuk ke dalam kamar.

Setelah pintu tertutup, hati Andri seperti kosong. Dia tidak tahu mengapa tiba-tiba dia merasa takut kalau saja dia melakukan kesalahan. Mungkin saja setelah ini, mereka sudah tidak dapat berteman lagi.

Andri duduk di sofa yang ada di ruang tamu dan mulai merokok beberapa batang. Walaupun dia sudah menghisap beberapa batang rokok, hatinya masih kacau, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Dia juga tidak tahu apa yang dipikirkan oleh Yuni.

Setelah menghisap rokok sebanyak batang ke-5, Andri tidak tahan lagi dan mengambil handphonenya dan mengirim pesan pendek untuk Yuni.

"Direktur Lin! Aku tahu, aku yang seperti ini sangat tidak pantas untuk menyukaimu. Anggap saja kata-kataku yang tadi tidak pernah aku katakan dan tidak pernah terjadi."

Setelah Andri mengedit pesan pendek itu, dia merasa ragu sejenak dan akhirnya dia pun mengirimkannya.

Setelah dia mengirim pesan itu, dia merasa gelisah, dia tidak tahu apakah Yuni melihat pesannya atau tidak.

Tidak lama setelah itu, handphone Andri bergetar. Andri langsung terburu-buru membuka pesan yang ada di handphonenya.

Yuni membalas pesannya: "Andri, aku sudah memiliki tunangan. Dan kamu juga tahu bahwa aku akan menikah tidak lama lagi, sepertinya lebih baik kalau kita tetap berteman saja."

Setelah membaca pesan ini, Andri tahu bahwa dirinya sudah di tolak oleh Yuni. Hatinya tiba-tiba terasa kosong.

Andri tahu bahwa dirinya tidak memiliki apa-apa, dan tidak dapat memberikan Yuni apa-apa. Satu-satunya yang bisa dia berikan untuk Yuni hanyalah kata-kata yang biasa saja.

Saat memikirkan hal ini, Andri mulai merokok. Karena di saat-saat seperti ini, rokok adalah teman baiknya. Dia menghisap beberapa batang rokok dan asap dari rokok tersebut mulai menyelimuti ruang tamu itu.

Di saat yang sama, Andri tidak tahu bahwa Yuni sedang menyenderkan tubuhnya di pintu kamarnya. Tangannya memegang handphone dan menundukkan kepalanya melihat pesan yang dikirim oleh Andri.

Hatinya terasa sangat kacau karena dia tidak dapat membohongi dirinya sendiri, karena dia memiliki perasaan terhadap Andri. Saat dirinya sedang banyak pikiran, dia sangat menikmati saat-saat duduk bersama dengan Andri tanpa bicara apapun. Kalau tidak melihat Andri, dia dapat bertanya dalam hati, apa yang sedang di lakukannya? Atau jangan-jangan dia sedang bersama dengan perempuan lain?

Tapi Yuni sudah menjadi tunangan laki-laki lain. Dia tidak dapat melakukan apa-apa, apalagi membuat ayahnya malu.

Maka dari itu, saat memikirkan hal-hal ini, hatinya terasa nyeri, dia tidak tahu bagaimana caranya untuk menghadapi Andri.

Kedua orang itu hanya dipisahkan oleh sebuah pintu. Andri duduk di atas sofa dan Yuni bersender di pintu namun mereka sedang memikirkan hal yang sama.

Setelah beberapa waktu, Andri menerima pesan dari Yuni.

"Aku tidur duluan, selamat malam!"

Andri membalas pesan itu: "Selamat malam!"

Setelah itu, kamar menjadi terasa hening. Andri tidur di atas sofa dan kepalanya menghadap ke atas sambil berpikir.

Setelah membolak-balikkan badannya di atas sofa, dia tidak tahu mengapa dia tidak bisa tidur. Sepertinya malam ini akan menjadi malam yang panjang.

Novel Terkait

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu