My Charming Lady Boss - Bab 333 Teriakan Tragis

Keduanya sama sekali tidak menyangka bapau yang diselipkan di dadanya itu akan jatuh, terlebih lagi ada seseorang yang melihat kejadian itu, untungnya orang tidak dikenal, kalau tidak mereka akan sangat malu

Rico mengambil bapau yang terjatuh itu, lalu menatap orang berkacamata itu dengan sinis, "Apa yang kamu lihat? Tidak pernah lihat bapau?"

Andri tahu mereka tidak boleh berlama-lama berada di sana, kalau ketahuan orang suruhan Gill bisa bahaya.

"Rico! Ayo pergi!" kata Andri sambil menarik lengan Rico dan berjalan pergi, baru berjalan beberapa saat, bapau yang diselipkan di dada mereka itu jatuh kembali, Rico ingin memungutnya tapi Andri berkata, "Tidak usah diambil, cepat jalan!"

Dengan cepat keduanya telah meninggalkan Dragon Bar lalu tiba di ruangan yang mereka sewa, Nora yang melihat mereka berdua dalam kondisi seperti ini pun tidak dapat menahan tawanya, Nora melihat semua kejadian yang terjadi barusan, ia tidak menyangka kedua pria ini sangat lucu, terutama mengenai dua bapau putih besar itu, awalnya NOra sudah menyarankan untuk memakai benda lain, tapi Rico tidak ingin repot, ia lalu menggunakan dua bapau, katanya menggunakan bapau lebih praktis dan kalau lapar bisa langsung dimakan.

Melihat Nora yang tertawa kegirangan, Rico pun tidak bisa apa-apa ,ia hanya menjawab, "Kak Nora! Jangan tertawakan kami, harus menyamar seperti ini sangat tidak mudah."

Mendengar hal itu Nora pun berhenti tertawa, ia berkata, "Baiklah, aku tidak menertawakan kalian lagi."

Tiba-tiba Nora teringat akan suatu hal lalu bergegas mengganti topik pembicaraan, "Oh iya, mengapa tiba-tiba Nona Yuni muncul di depan pintu masuk Dragon Bar?"

Masalah kemunculan Yuni barusan, bukan saja Yuni yang terkejut, tapi Andri pun terkejut dan tidak menyangka, tapi sepertinya Yuni datang memang untuk menemui Gill.

Andri menjawab,"Kita sudah menghilang cukup lama, sepertinya ia mencari Gill untuk mendapatkan informasi."

Mendengar hal itu, Nora pun mengangguk dan bertanya lagi, "Andri, Yuni tidak berbahaya kan?"

"Seharusnya tidak." kata Andri, ia berkata seperti itu karena telah melihat sendiri pria bertato itu sangat menghormati Yuni, sepertinya Gill memang menyukainya, kalau tidak, pasti Yuni tidak akan diijinkan masuk ke dalam Dragon Bar oleh anak buah Gill.

Saat itu, Rico yang sedang mengamati pintu masuk Dragon Bar menggunakan teropongnya tiba-tiba memanggil, "Kak Andri, Direktur Yuni sudah keluar dari dalam Dragon Bar."

Andri segera berjalan menuju arah jendela, ia melihat ke arah pintu masuk Dragon Bar, ternyata memang Yuni sedang berbicara dengan pria bertato itu, setelah selesai berbicara, Yuni memanggil taksi dan naik ke dalamnya.

Setelah taksi itu mulai pergi, Nora baru bertanya, "Andri, perlukah kita memberi tahu Yuni agar ia tidak mencari kita kemana-mana?"

Andri mejawab, "Tidak perlu, sementara ini kita tidak boleh terlihat, seluruh anak buah Gill sedang mencari kita, sekarang kita harus mencari cara untuk menculik pria bertato itu, dan melalui dia kita dapat tahu dimana keberadaan Gill sekarang."

"Baiklah!" jawab Nora.

Rico bertanya, "Kak Andri, rencana kita kali ini sudah gagal, kita harus bagaimana lagi selanjutnya?"

Andri juga sedang memikirkan hal ini, awalnya rencana ini sudah sangat lancar, tidak disangka ada hambatan di tengah jalan, kalau tidak karena kemunculan Yuni, pria bertato itu sudah dapat dibawa pergi oleh mereka.

Sampai di sini, Andri menjawab, "Biarkan aku berpikir."

Andri lalu berdiri di sebelah jendela dan berpikir dengan dalam, pria bertato itu adalah orang kepercayaan Gill, bila mereka ingin menangkapnya, sepertinya harus menggunakan sedikit akal, kalau tidak mereka akan malu karena gagal akibat perbuatan mereka sendiri.

Andri yang sudah berpikir cukup lama akhirnya mendapatkan ide, ia berkata, "Begini saja! Kita terus mengawasinya, lihat ia tinggal dimana, selanjutnya baru kita buat rencana sesuai dengan situasi dan kondisi."

"Baik." kata Nora dan Rico setuju, memang tinggal rencana ini yang bisa mereka lakukan, bila melakukan rencana yang sebelumnya dibuat, sepertinya mereka akan ketahuan, karena mereka tidak tahu apakah pria berkacamata tadi adalah teman pria bertato itu atau bukan.

Mereka bertiga melanjutkan untuk tinggal dalam ruangan itu dan begadang sampai pagi harinya, RIco dan Nora sedikit mengantuk, mereka berdua kurang tidur karena dua hari ini terus menerus mengawasi pergerakan di pintu masuk Dragon Bar, saking mengantuknya bersandar di jendela kaca saja bisa tertidur.

Saat itu, Andri yang melihat menggunakan teropong melihat pria bertato itu sedang merangkul seorang perempuan dan berjalan keluar dari dalam Dragon Bar, Andri pun segera membangunkan mereka dan berkata, "Cepat, pria bertato itu sudah keluar."

Nora dan Rico yang sudah tertidur lelap itu pun bangun dan melihat ke arah pintu masuk Dragon Bar, ternyata pria bertato itu keluar sambil merangkul seorang perempuan yang berpakaian seksi dan berjalan ke arah tempat parkir mobil.

Akhirnya mereka bertiga dengan segera kembali ke jalan di depan Dragon Bar, Nora mencuri sebuah mobil dan dengan hati-hati membuntuti BMW yang dikemudikan pria bertato itu, setelah mengikutinya beberapa waktu, Andri takut pria bertato itu sadar mereka dibuntuti, lalu Andri berkata pada Nora yang sedang menyetir, "Nora, berhenti dulu sebentar di depan, aku akan naik taksi untuk membuntutinya, agar kita tidak ketahuan."

Nora juga merasa saran ini harus diikuti, kalau mereka ketahuan, tamatlah sudah, karena hanya dengan satu kali telepon, teman-teman pria bertato itu akan segera datang membantu, jadi mereka harus melangkah dengan sangat hati-hati.

Nora pun memberhentikan mobil yang dikendarainya di bahu jalan, Andri turun dari mobil itu dan langsung memanggil taksi, lalu meminta sopir taksi itu untuk diam-diam membuntuti mobil yang dikendarai pria bertato itu.

Setelah beberapa belas menit seperti ini, mobil BMW putih itu mulai melambatkan laju kendaraannya saat memasuki area Greenhill apartment, Andri melihat mobil itu menyalakan lampu sen, sepertinya mobil itu akan berbelok ke arah apartemen ini, tidak lama, ternyata mobil itu masuk ke dalam Greenhill apartment, terpaksa Andri turun di depan gerbang apartemen itu, karena di depan gerbang juga ada penjagaan, maka taksi tidak diizinkan masuk.

Setelah turun dari taksi, Andri langsung menelepon Nora dan memberitahukan posisinya sekarang.

Setelah beberapa menit, Nora dan Rico akhirnya tiba di apartemen itu, setelah ketiganya bertemu, Andri memberi tatapan isyarat ke arah apartemen itu, ia berkata, "Sepertinya pria bertato itu tinggal di sini."

Nora mengangkat kepalanya melihat ke arah apartemen itu, melihatnya ia sedikit terkejut, sepertinya tempat tinggal orang kaya.

Tapi sekarang ini mereka mendapat masalah baru, di depan gerbang itu ada penjaga dan mereka tidak bisa masuk, kalaupun sekarang bisa masuk, mereka juga tidak mengetahui pria bertato itu tinggal di gedung mana, apartemen ini sangat besar, kurang lebih ada 7--8 gedung, untuk mencari dirinya, sama saja eperti mencari arum di tengah lautan.

Rico berkata, "Kak Andri, masuk ke dalam apartemen ini bukanlah hal yang sulit, tapi setelah kita berhasil masuk, kita tidak tahu pria bertato itu tinggal di gedung mana!"

Saat itu, Nora tiba-tiba bertanya, "Apakah kalian ingat nomor mobil pria bertato itu?"

Perkataan Nora itu mengingatkan Andri kan suatu hal, karena nomor BMW itu sudah teringat I benaknya, Andri langsung mengatakannya dengan tepat, "Aku ingat, plat nomornya adalah XXXX"

Nora mencatat nomor itu di ponselnya ia langsung menelepon seseorang yang tidak diketahui oleh Andri dan Rico, tapi setelah tidak lama berbicara, Nora langsung mematikan telepon itu.

Tidak berapa lama Nora mendapatkan sebuah pesan singkat, pesan singkat itu berisi tempat dimana pria bertato itu tinggal.

Nora yang sambil menggenggam ponselnya itu membacakan isi pesan singkatnya, "Pria bertato itu sepertinya bernama Shen Zhou, berumur 28 tahun, alamat rumahnya di...."

Hal yang dikatakan Nora barusan sudah menjelaskan identitas pria bertato itu dengan detail, semuanya ini didapatkannya melalui kenalannya di kota D, asalkan mobil itu benar-benar milik pria bertato itu, maka alamatnya pasti benar.

Setelahnya mereka bertiga langsung bergegas melewati tembok itu masuk ke Greenhill apartment, sesuai dengan alamat yang ada di pesan singkat itu, mereka pergi menuju gedung nomor 6 lalu naik lift sampai ke lantai 15, setelah memutari lantai 15 akhirnya mereka menemukan kamar nomor 1502.

Saat Andri akan menutup pintu, Rico langsung menghalanginya, "Kak Andri, jangan ketuk pintu, biarkan aku yang menunjukkan padamu suatu cara."

Setelahnya, Rico langsung mengeluarkan sebuah kawat kecil dari gembolan kuncinya, lalu ia memasukkan kawat ini ke lubang kunci kamar itu, setelah dimasukkan, terdengar suara kreekk, sepertinya kunci pintu itu dapat dibuka oleh Rico dengan mudah.

Saat ia akan membuka pintunya, Nora menghalangi.

Dengan suara pelan Nora berkata, "Ada kemungkinan dia memiliki senjata api di rumah ini, lebih baik kita berhati-hati!"

Keduanya menganggukkan kepala, dengan perlahan mereka memutar gagang pintu ruang apartemen itu, dengan tidak bersuara mereka mendorong pintunya, dari dalam ruangan terdengaran ada suara air mengalir, sepertinya dari kamar mandi, dan masih ada suara perempuan yang sedang tertawa.

"Kak Shen! Kamu menyebalkan! Jangan terburu-buru! kamu harus lebih lembut sedikit, jangan terlalu kasar..."

Setelah ketiganya masuk ke dalam ruangan itu, mereka menutup pintunya perlahan, ketiganya berdiri di ruang tamu untuk mengamati, mereka melihat apartemen ini terdiri dari 3 kamar tidur dan 1 ruang tamu, lampu di ruang tamu dan di salah satu kamar sedang menyala, sisanya hanya lampu kamar mandi yang menyala, tapi pintu toilet itu tidak tertutup, suara pria bertato dan perempuan itu terdengar dari dalam kamar mandi.

Andri melihat keadaan, ia lalu memberi isyarat pada Rico untuk pergi mengecek ke kamar di sebelah kirinya dan memberi isyarat yang sama pada Nora untuk mengecek kamar satunya lagi.

Andri tetap berada di ruang tamu, berjaga-jaga bila tiba-tiba pria bertato dan perempuan itu keluar dari kamar mandi.

Setelah beberapa menit, Nora dan Rico keluar dari kamar itu, Rico membawa sebuah senjata api, sepertinya di ambil dari dalam kamar itu, sedangkan Nora membawa sebuah ponsel, sepertinya milik pria bertato itu.

Rico melihat senjata api yang digenggamnya itu, pistol jenis 54, di dalamnya penuh peluru, masih sangat baru seperti baru diproduksi.

Akhirnya Rico mengeluarkan seluruh peluru di dalamnya dan menggenggamnya.

Andri memberi isyarat agar Nora tetap berjaga di ruang tamu, dia dan Rico akan masuk ke Dallam kamar mandi untuk "menyapa" pria bertato itu.

Saat mereka berdua masuk ke dalam kamar mandi, mereka melihat pria bertato itu sedang berbaring di dalam bathtub, sedangkan perempuan itu tidak berpakaian dan sedang memijat pria bertato itu, perempuan itu pun berteriak nyaring saat melihat Andri dan Rico masuk ke dalam kamar mandi.

Rico langsung mengarahkan pistol itu ke arah bibir perempuan itu, ia mengisyaratkan agar perempuan itu berhenti berteriak, perempuan itu segera mengambil handuk untuk menutupi tubuhnya.

Pria bertato yang sedang berbaring di dalam bathtub itu pun sangat terkejut, ia segera membalikkan kepala dan menemukan orang yang selama ini dicarinya muncul di rumahnya sendiri, ia terkejut dan terdiam sejenak lalu bertanya, "Kalian... apa yang ingin kalian lakukan?"

Novel Terkait

Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu