My Charming Lady Boss - Bab 133 Murung (2)

Kata-kata ini membuat Andri Chen benar-benar terdiam, ia menjelaskan dengan tergesa-gesa: "Yuni, tidak, dia menjeratku, dan memelukku dengan erat, kemudian terlihat oleh Robin."

Mendengar ini, Yuni Lin semakin cemburu, "Apa? Dia memelukmu juga? aku pikir kamu sengaja ya? "

Andri Chen tidak habis pikr, ia berkata dengan getir, "Direktur Lin, apa aku sengaja seperti ini sekarang?"

Yuni Lin meresponnya setelah menatap kedua tangan Andri Chen, tapi dia masih tidak percaya kepada Andri Chen lalu berkata, "Kenapa dia memelukmu tanpa alasan?"

Andri Chen menjawab dengan getir, " Bagaimana aku tahu?"

Yuni Lin mendengus dan bertanya, " Jujurlah, kamu sudah menindas orang lain lagi ya?"

"Kenapa aku menindas orang lain lagi?" Andri Chen merasa sedih.

Yuni Lin segera mengambil gunting yang dibawanya lalu mengancam Andri Chen, "Kamu tidak mau jujur ya? Oke, kalau begitu aku akan mengubahmu menjadi saudaraku!"

Dia mengambil gunting dan berjalan menuju ujung tempat tidur.

Melihat ini, Andri Chen memohon ampun: "Oke, aku katakan, aku katakan."

Yuni Lin berhenti, berbalik menatapnya, dan berkata, "Ada apa denganmu?"

Andri Chen hanya bisa jujur: "Dia mengatakan bahwa dia menyukaiku, dan aku tidak menerimanya, lalu ia memelukku dengan erat, sehingga menimbulkan kesalahpahaman ini."

Setelah mendengar ini, Yuni Lin berkata dengan jijik, "Kamu pikir kamu siapa!" Semua orang menyukaimu. "

Andri Chen langsung bertanya, "Lalu, apa kamu suka?"

"Aku...Aku..." Yuni Lin dengan malu berdiri dan kemudian terbata-bata berkata, "Suka kentut!"

Andri Chen sengaja bertanya, "Jika kamu tidak menyukaiku, mengapa kamu menciumku waktu itu?"

Wajah Yuni Lin memerah semerah ceri saat mendengarkan ucapan ini, ia benar-benar tersipu malu.

"Aku...Aku..." Yuni Lin yang wajahnya memerah tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya.

Pada akhirnya, dia terpaksa mengalihkan dan berkata, "Aku tidak menciummu!"

Andri Chen mengingatkannya: "Bagaimana kamu tidak menciumku? Kamu juga menangis. "

"Jangan asal bicara!"Wajah Yuni Lin semakin panas.

"Apa aku asal bicara?"Andri Chen menatap lurus ke arah Yuni Lin.

Yuni Lin buru-buru menghindari tatapannya dan berkata, "Lalu, siapa yang melihatnya?" Siapa yang bisa membuktikan? "

Pada saat itu, pintu kamarnya terbuka, dan suara yang familiar terdengar di pintu kamar rawatnya.

"Andri!"

Keduanya menoleh dan melihat Rossa Du masuk.

Dia juga membawa makan malam, ketika melihat wajah Yuni Lin merah, dia penasaran lalu bertanya, " Direktur Lin, kenapa wajahmu begitu merah?"

Yuni Lin menjawab dengan canggung: "Pemanas ruangan di ruangan ini terlalu panas."

Andri Chen juga berkata dengan sengaja, " Direktur Lin, pemanas ruangan di sini tidak dinyalakan, mana mungkin terlalu panas"

Yuni Lin menoleh dan menatap Andri Chen dengan ganas, ia mengalihkan topik dan berkata, "Aku pergi kamar mandi dulu."

Kemudian, dia pergi dengan cepat, agar Rossa Du tidak berpikiran yang aneh-aneh lagi.

Setelah Yuni Lin pergi, Rossa Du berjalan ke depan Andri Chen, ia tersenyum buruk, dan sengaja bertanya dengan misterius, "Andri, apa yang kalian lakukan di kasur rumah sakit ini?"

Ketika melihat senyum Rossa Du, dia tahu apa yang ada dalam pikirannya, ia tak berdaya dan bertanya, "Kedua tangan dan kakiku seperti ini, apa yang bisa aku lakukan?"

"Kenapa wajah Direktur Lin begitu merah?"Rossa Du bertanya sambil tersenyum.

Andri Chen sengaja menggoda Rossa Du: "Dia bilang dia menyukaimu!"

"Apa katamu!"Rossa Du tahu bahwa Andri Chen sedang bicara omong kosong, dan memukul siku Andri Chen.

Pukulannya sangat ringan, tapi Andri Chen meresponnya dengan ekspresi kesakitan: "Aduh! Sakit, sakit, dan tanganku patah. "

Ketika Rossa Du melihat ini, dia sedkit panik dan bertanya dengan gugup, "Apa yang terjadi padamu? Apakah aku menyakitimu? "

Andri Chen langsung tersenyum dan berkata, "Menyenangkan sekali mempermainkanmu!"

"Menyebalkan!"Rossa Du tidak tahan untuk tidak memukulnya lagi.

"Ah! Sakit!"Andri Chen menunjukkan ekspresi seperti orang kesakitan"

"Kamu sungguhan!"Kali ini, Rossa Du tidak mempercayainya sama sekali.

Andri Chen berkata dengan getir, "Bibi, kamu benar-benar menyakitiku kali ini."

Rossa Du kemudian dengan cepat meminta maaf, "Maaf, maaf!"

Pada saat ini, pintu kamar dibuka, Yuni Lin buru-buru masuk ke kamar, dia memegang ponselnya, seolah-olah sedang mengangkat telepon dan berkata sebentar dulu, lalu menutupnya.

Andri Chen melihat Yuni Lin dengan wajah kusam, dan bertanya dengan curiga, " Direktur Lin, ada apa?"

Yuni Lin tidak tenang dan menjawabnya dengan gugup: "Ada masalah."

Mendengar kata-kata ini, Andri Chen mengerutkan keningnya dan bertanya, "Apa yang terjadi?"

Rossa Du ikut tegang saat mendengar ini dan bertanya, " Direktur Lin, ada apa?"

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu