My Charming Lady Boss - Bab 133 Murung (1)

Futari Tsu mengirim sms seperti ini: "Paman, aku minta maaf, aku tidak akan merepotkanmu lagi."

Setelah membaca sms ini, entah kenapa Andri Chen merasa tidak enak hati. Ia selalu merasa terlalu berlebihan saat memarahi Futari Tsu.

Setelah berpikir untuk waktu yang cukup lama, ia segera membalas sms Futari Tsu: "Futari Tsu, maaf, Paman sedikit di luar kendali hari ini, tak seharusnya semarah itu padamu."

Setelah mengirim sms ini, Futari Tsu tidak membalas smsnya, ponsel Andri Chen pun langsung sangat sunyi.

Setelah beberapa saat berlalu, ponsel Andri Chen masih belum berdering juga.

Pada sore hari, Andri Chen menerima telepon dari Rico Wang dan berkata, "Kak Andri, aku mengirim orang untuk mencari robin, namun ia tetap tidak ditemukan."

Mendengar ini, Andri Chen bergumam di dalam hatinya, Ke mana anak kecil ini pergi?

Semakin memikirkannya, ia semakin khawatir Robin akan melakukan hal-hal bodoh.

Dia terdiam sejenak, lalu lanjut berbicara dengan Rico Wang di telepon: "Rico, teruslah mencarinya."

"Oke, aku akan meneleponmu ketika aku punya informasi lagi."Setelah itu, Rico Wang menutup teleponnya.

Pada akhirnya, Andri Chen tidak berdaya lagi, ia memanggil perawat, dan memintanya untuk menolongnya mengirimkan sms.

Sms itu tentu saja dikirim ke Robin. Andri berharap dia bisa kembali tepat waktu. Andri Chen dan kakaknya sangat khawatir.

Namun, setelah mengirim sms, Robin masih belum meresponnya sama sekali.

Andri Chen hanya bisa menyerah, ia berpikir apakah ia harus melapor ke polisi atau tidak.

Pada pukul enam sore, pintu kamarnya terbuka, Yuni Lin berjalan masuk ke arahnya. Melihat Andri Chen yang tampak sedang banyak pikiran, dengan rasa penasarannya ia bertanya, "Apa yang sedang kamu pikirkan?"

Andri Chen menatapnya dan berkata sambil tersenyum, "Aku merindukanmu!"

Yuni Lin menatapnya dengan sinis dan berkata sambil tersenyum: "Kamu tidak serius."

Setelah berbicara, dia memperhatikannya lagi: "Apakah kamu lapar?"

Andri Chen masih baik-baik saja sebelum ia menanyakan ini, namun begitu ia bertanya, Andri Chen benar-benar merasa lapar.

"Agak lapar."Andri Chen menjawabnya

Yuni Lin langsung meletakkan sup ayam yang ada di termos di meja tempat tidur Andri Chen dan berkata, "Aku memasak sup ayam untukmu."

Andri Chen sangat senang mendengar adanya sup ayam dan bertanya, "Kamu bisa masak sup?"

Yuni Lin membuka penutup termos dan berkata, "Mana mungkin aku bisa masak sup, aku membelinya di restoran."

Andri Chen memberinya saran: "Yuni, kamu juga harus belajar, kalau tidak bagaimana melayani suamimu di masa depan?"

Yuni Lin menyuapkan sup ayam ke mulut Andri Chen dan berkata sambil tersenyum, "Minumlah sup ayammu!"

Andri Chen membuka mulutnya lalu menyesapnya, Yuni Lin langsung bertanya, "Bagaimana rasanya?"

Andri Chen mengangguk dengan bahagia: "Enak sekali."

Setelah mendengar ini, Yuni Lin tersenyum lebih bahagia, dia masih khawatir rasanya tidak enak, karena ketika dia pergi ke restoran untuk membeli sup ayam, dia tidak mencicipinya terlebih dahulu. Namun, ia tahu dari Dea bahwa sup ayam di restoran itu enak rasanya.

Setelah minum sup ayam beberapa saat, Andri Chen mulai peduli lagi: "Yuni, bagaimana keadaan perusaan?"

Yuni Lin menjawab, "Ada Rossa Du di departemen pemasaran. aku sangat lega, tetapi Organic Milk Corporation sudah merebut pelanggan lama."

Ketika mendengar ini, Andri Chen tak tahan untuk mengutuk: "Sial! Berantakan!

Yuni Lin menghela nafas dan berkata, "Tidak apa-apa, kita bisa membangun jalur penjualan kita sendiri."

Tiba-tiba rasa penasaran bersarang di benar Andri Chen, ia bertanya, "Oh iya, Yuni, Organic Milk Corporation dibuka di mana?"

Yuni Lin berpikir sejenak lalu berkata, "Sepertinya di Gedung di seberang kita."

Setelah mendengarkannya, Andri Chen mengangguk sambil berpikir.

Yuni Lin bingung dan bertanya, "Apa yang ingin kamu lakukan?"

Andri Chen berpikir sejenak dan menjawab, "Jika kita bahkan tidak tahu di mana mereka, Bagaimana kita bisa bersaing dengan mereka?"

Yuni Lin setuju: "Masuk akal."

Ketika mereka membicarakan hal ini, ponsel Andri Chen tiba-tiba bergetar, dia penasaran, menoleh dan melihat seolah-olah melihat nama Robin di layar ponsel.

Dia langsung berkata kepada Yuni Lin, "Yuni, tolong ambilkan ponselku."

Yuni Lin tidak tahu siapa yang mengirim sms. Ketika melihat Andri Chen yang sangat cemas, dia mengulurkan tangan dan segera mengambil ponselnya. Dia memandang ke bawah dengan santai dan melihat nama Robin di layar ponsel itu sebelum menyerahkannya ke Andri Chen.

Andri Chen membuka sms dengan susah payah. Robin mengirimkan sms yang berisi: "Kakak ipar, jangan cari aku lagi, aku ingin sendirian. Aku sudah naik bus jarak jauh.

Tepat ketika Andri Chen ingin membalasnya, Yuni Lin berkata, "Biarkan aku membantumu."

"Baiklah."Andri Chen menjawabnya, dan Yuni Lin pun mengambil ponselnya.

Andri Chen memberi isyarat: "Tanya dia, mau pergi ke mana?"

Yuni Lin dengan cepat mengedit smsany dan mengirim apa yang ingin dikatakan oleh Andri Chen.

Tidak lama kemudian, Robin menjawab, "Aku tidak akan memberitahumu ke mana aku pergi. Tolong beritahu kakakku, jangan khawatirkan aku, aku akan kembali sebentar lagi."

Setelah membaca pesan ini, Andri Chen berkata kepada Yuni Lin, "Tolong katakan padanya, Futari Tsu dan aku benar-benar bukan apa-apa. Aku selalu menganggapnya sebagai adikku sendiri ..."

Baru saja bicara sampai di sini, Yuni Lin yang sedang mengetik sms mengerutkan keningnya, ia menatap dan bertanya kepada Andri Chen, "Andri Chen, apa kamu benar-benar sudah turun tangan? Apakah kamu tahu bahwa dia masih anak-anak? "