My Charming Lady Boss - Bab 528 Meloloskan diri dengan tipuan

Sebaliknya, Peony yang ada di belakang Andri menahan dengan kakinya, sehingga barulah ia tidak melayang keluar.

Baru saja dia menstabilkan keseimbangan, ia ingin mengambil pistol dan mengarahkanya ke Andri, tapi tindakannya ini sudah tertebak oleh Andri, dengan secepat kilat Andri membalikkan badan, gerakan tangannya bagaikan sambaran kilat, lalu menangkap pergelangan tangan Peony, ia berusaha membelokkan arah pistol hingga mengarah ke atas atap mobil, terdengar bunyi “Prangggg!”, peluru meluncur bebas membuat satu lubang di atas atap mobil.

Selanjutnya Andri dan Peony bergulat di dalam mobil polisi tersebut, keduanya mengeluarkan berbagai jurus mematikan, untungnya Andri tidak asing jurus Peony, ketika dia akan mencari kesempatan, Andri sudah bersiaga dan menghindar, lalu dengan sekuat tenaga menepuk pergelangan tangan Peony ke jendela hingga pistol yang ia pegang terlempar keluar mobil.

Kemudian Peony mengeluarkan pisau belati tajam dari kakinya, serta ditusuknya dengan sekuat tenaga ke dada Andri, sama sekali tanpa memberi ampun, mereka pernah berjuang bersama untuk melawan musuh, tapi kali ini, Andrilah musuhnya.

Meskipun Andri merupakan salah satu anggota Florist Big Company, tapi pada dasarnya dia tidak sama dengan Peony mereka, karena ia mempunyai hati nurani, dia ingat dirinya adalah utusan tim pergerakan khusus untuk membunuh mata-mata di tim killer.

Jadi dalam menghadapi Peony, ia masih berusaha untuk lebih longgar, setelah berhasil menghindar dari Peony yang ingin membunuhnya, ia menendang perut Peony dengan kaki, sampai Peony melayang keluar beserta pintu mobil.

Namun, Peony yang terjatuh di lantai bagaikan ikan emas yang berusaha mempertahankan hidup, segera ia bangkit berdiri, di saat yang bersamaan, dengan cepat ia mengeluarkan sebuah pistol kecil dari kaki satunya lagi, ia langsung memfokuskan sasaran tepat mengenai Andri yang ada di dalam mobil, lalu menarik pelatuk tanpa ragu-ragu.

“Praanggg!” Peluru meluncur dengan cepat, Andri tercengang dan segera membungkukkan badan untuk menghindar.

Peony menembak beberapa kali secara berkelanjutan, setiap tembakannya sangat membahayakan nyawa, kalau bukan Andri bisa menghindar dengan cepat, mungkin sudah mati karena tembakan Peony.

Dia menembak tiga tembakan secara langsung, dan semuanya berhasil Andri hindar, masing-masing peluru tersebut mengenai kaca jendela mobil polisi, membuat beberapa kaca jendela menjadi retak.

Melihat Andri kewalahan, Peony kemudian mendekati mobil dari arah lain dengan hati-hati sambil sebuah pistol mengarah ke mobil.

Saat mengitari belakang mobil, dia membidik dua tembakan lagi ke Andri, sampai membuat dia berguling-guling di tanah, dengan cepat ia berguling ke bawah mobil Gold cup car, dengan kecepatan pula masuk ke dalam mobil tersebut.

Melihat keadaan seperti ini, Peony tidak mengejar lagi, karena bisa jadi akan mendatangkan bahaya bagi dirinya, dia memahami daya tahan Andri, serta tidak aman untuk tetap di tempat ini, kalau tidak sebentar lagi pasukan polisi akan datang mengejar, dan yang paling penting adalah, barang yang dia dan Season perlukan ada di dalam mobil polisi.

Oleh karena itu, tanpa berpikir panjang, dalam dua tiga langkah ia sudah masuk ke dalam mobil, dengan cepat ia menyalakan mesin dan kabur.

Setelah Peony pergi, Andri yang bersembunyi di sebuah mobil pun menghela napas lega, tadi bahaya sekali, kalau bukan dirinya bersembunyi dengan cepat, sudah mati dalam satu tembakan dari Peony, untungnya Peony memilih untuk langsung pergi, barulah ia bisa menyelamatkan satu nyawa ini.

Andri keluar dari mobil, dilihatnya sekilas Nicky yang tadi melayang keluar dari mobil polisi, dia sedang terbaring bergeliang-geliut di jalan, tadi ia terluka lumayan parah, ketika Andri berniat untuk menelepon ambulans, dia mendengar bunyi sirene polisi, tak perlu ditebak juga tahu ini pasti pasukan Sisca yang datang mengejar, jika ia tetap berdiam di sini, mungkin hanya akan ditahan kembali di dalam sel oleh Sisca.

Saat ini ia tidak tahu apakah Rose mereka sudah berhasil, yang disayangkan adalah membiarkan Peony kabur.

Tanpa sempat berpikir panjang lagi, ia langsung membalikkan badan pergi dari tempat kejadian.

Belum lama dia pergi, terdengar suara rem mobil yang melengking, beberapa mobil polisi dengan lampu merah biru menyala berhenti di jalan sekitar Nicky terbaring, serta beberapa polisi bersenjata juga turun dari sana, yang paling pertama mendekati Nicky adalah Sisca, lalu segera memberi perintah kepada polisi lainnya : “Cepat panggil ambulans!”

Setelah itu, Sisca menatap Nicky lagi dan bertanya : “Nicky, di mana mereka?”

Dengan susah payah Nicky batuk beberapa kali lalu menjawab dengan sekuat tenaga : “Kabur.”

Mendengar itu, langsung ia memberi aba-aba : “Juna, kamu tetap di sini, sisanya ikut aku mengejar mereka.”

“Siap!” Semuanya menjawab bersamaan, lalu masing-masing masuk ke dalam mobil serta membunyian suara sirene yang menusuk telinga.

Bunyi sirene yang menusuk telinga tersebut membelah setiap jalan di kota Nanjing yang mereka lewati.

Mendengar bunyi sirene yang semakin mendekat, Andri pun mempercepat langkahnya, dia harus segera kabur dari pandangan polisi, jika tidak dia pasti akan mendapat masalah.

Andri bersembunyi dari satu jalan ke jalan lain, tidak lama kemudian sudah berhasil menghindar dari polisi yang mengejarnya, sedangkan Peony tidak tahu sudah kabur ke mana, dia sendiri juga tidak sempat memikirkan itu, ia mencari tempat yang aman dan menelepon ke Rose.

Telepon berdering beberapa saat, kemudian terdengar suara Rose, “Halo! Lebah!”

Andri bertanya dengan tak sabar : “Kalian sudah berhasil?”

Rose menjawab : “Berhasil, tapi Peony kabur”

Andri menjawab lagi : “Peony menyamar jadi polisi dan masuk ke dalam kantor, serta menyandera seorang polisi, lalu meminta aku menyerahkan bom itu, ketika akan meninggalkan kantor polisi, dia kabur.”

Mendengar itu, Rose langsung bertanya dengan tegang : “Bomnya dibawa oleh dia?”

“Iya.” Andri mengaku.

“Apa?” Rose sangat terkejut.

Andri lekas menjelaskan : “Rose, kamu jangan panik, bom yang Peony bawa hanya sebotol bir merah, bom yang sebenarnya ada di aku.”

Mendengar itu, Rose seolah sudah mengerti semuanya, ternyata yang Andri beri kepada Season dan Peony adalah bom asap, sengaja untuk menjebak mereka pergi ke kantor polisi, awalnya mengira mereka tidak akan bisa dibohongi, tak disangka mereka benar-benar terjebak.

Selesai mendengar perkataan Andri, Rose pun menjadi tenang, ia lanjut bertanya lagi : “Lebah, kamu di mana sekarang?”

Andri mengamati sekitarnya, lalu menjawab : “Aku masih di pusat kota, polisi sedang mencari aku dan Peony.”

Andri balik bertanya : “Kalian?”

Rose menjawab : “Aku dan Laver sudah meninggalkan pusat kota.”

“Berikan aku lokasi kalian, aku cari kalian sekarang.” Tanya Andri dengan tergesa-gesa.

Rose menyebutkan lokasi mereka di telepon, setelah mengetahui alamat detilnya, Andri langsung menutup telepon dan terus berjalan ke arah satunya lagi.

Mendengar bunyi sirene yang menusuk telinga, dia tahu tidak lama lagi polisi Nanjing akan menutup jalan utama, akan melakukan penggeledahan besar-besaran di kota daerah kota Nanjing, maka Andri harus pergi di saat ini, kalau tidak ia akan terkurung.

Di saat ini juga, Andri teringat satu cara lama lagi, yaitu menyamar menjadi seorang pengemis, dengan cara seperti ini mungkin bisa lolos.

Kemudian, Andri pergi ke tempat yang paling familiar di Nanjing, yaitu di jembatan penyeberangan Nanjing di mana dia hampir menjadi pengemis, di bawah jembatan sana, dia menemukan sebuah jam tangan yang ia sembunyikan, jam tangan ini sangat penting baginya, bom racun hanya bisa ditemukan dengan jam tangan ini, jawabannya adalah huruf-huruf di atas pergelangan jam tangan.

Selama ini Andri tidak tahu apa maksud dari huruf-huruf ini, tapi sejak ingatannya kembali, dia sudah tahu semuanya, ketika sudah sampai waktunya, ia akan pergi mengambil bom racun melalui jam tangan ini, lalu diserahkan kepada orang yang sudah sewajibnya, dimusnahkan dengan cara tertentu, agar dia tidak menjadi tumor ganas bagi dunia.

Setelah menemukan jam tangan, Andri menghabiskan sedikit uang untuk membeli pakaian pengemis yang baunya menyengat sekali, setelah ia pakai di tubuhnya, bau yang familiar dan membuat muntah itu kembali tercium di hidungnya, tapi kali ini tidak separah sebelumnya, meskipun tidak enak sekali, tapi setidaknya dia bisa menahan.

Begitulah, dengan pakaian pengemis, Andri mulai berjalan di jalan raya kota Nanjing, orang yang melihatnya pasti akan menghindar sambil menutup hidung, ditambah lagi cuara Nanjing yang sedang panas sekali, bau menyengat tersebut langsung menyebar, menjadi semakin kental di saat ada angin bertiup.

Andri tahu, semakin bau maka semakin berhasil, dia menghabiskan waktu setengah jam untuk berjalan sampai jalan utama di mana ada pemeriksaan dari polisi, ini adalah jalan yang harus Andri lewati.

Setiap mobil dan pejalan kaki harus diperiksa satu per satu, sehingga membuat barisan panjang di jalan.

Melihat keadaan yang seperti ini, Andri menjadi agak tegang, ia khawatir akan ketahuan oleh polisi, karena saat ini adalah masa-masa genting, pasti para polisi ini akan pintar sekali.

Meskipun beresiko besar, Andri tetap ingin bertaruh, siapa tahu bisa meloloskan diri dengan tipuan.

Dengan cepat dia sudah hampir sampai di hadapan polisi, belum juga dirinya sampai, bau yang kental tersebut sudah menyerang hidung beberapa polisi, bahkan anjing pelacak yang dituntun polisi pun menghindar dengan jijik, sungguh bau sekali.

Mencium bau tersebut, beberapa polisi bersenjata pun memusatkan perhatian ke Andri, Andri memakai wig panjang yang berantakan, bahkan demi tampak asli, dia menoreh sesuatu yang sudah membusuk di wajahnya, kelihatan menjijikkan sekali, Andri juga tidak ingin berbuat demikian, tapi demi tidak diperiksa oleh polisi, hanya ini yang bisa ia lakukan.

“Pengemis dari mana!” Seorang polisi berkata dengan jijik, lalu mengusir Andri : “Cepat pergi!”

Andri tidak memilih untuk langsung pergi, melainkan berdiam di depan polisi-polisi itu, sengaja untuk membuat mereka jijik, tujuannya adalah agar mereka mengusirnya dengan paksa, dengan begitu tidak akan dicurigai.

“Cepat pergi! Buat apa masih berdiam di sini?” Seorang polisi lainnya berteriak kepada Andri sambil menutup hidung.

Mendengar ini, baraulah Andri lewat dengan pelan-pelan, baru beberapa langkah ia berjalan, terdengar suara mesin motor dari belakang, kecepatannya cepat sekali, orang yang mengendarainya memberi perintah dengan suara keras : “Tahan pengemis itu!”

Setelah mendengar dengan seksama, Andri merasa itu adalah suara Sisca, seketika jantungnya berhenti berdetak, apakah dia sudah ketahuan oleh Sisca? Jika dia memilih lari saat ini, mungkin tidak akan berhasil, polisi mempunyai pistol, sekali dia lari, polisi tersebut pasti akan menembaknya.

Novel Terkait

Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu