My Charming Lady Boss - Bab 170 Mengobrol (1)

Rossa Du memberi tahu Andri Chen tentang kisahnya dengan Gilbert Xu, katanya, "Semua yang aku miliki hari ini diberikan oleh Direktur Xu. Jika dia tidak menerima aku saat itu, mungkin aku bukan apa-apa sekarang ini. Aku tahu dia baik kepadaku, tetapi dia sudah punya istri."

Mendengar ini, Andri Chen bertanya dengan heran, "Dia sudah punya istri, tapi masih berani bertindak begitu sembarangan?"

Rossa Du menjelaskan, "Istrinya berada di luar negeri sepanjang tahun, hampir setahun tidak pernah kembali. Istrinya menyuruhnya ikut pergi ke luar negeri, tapi dia tidak rela melepaskan Milky Garden. Jadi mereka berusaha mempertahankan hubungan mereka, dua orang berpisah selama bertahun-tahun. Mereka juga memiliki seorang putra yang sedang duduk di bangku SMP di sekolah luar negeri, tapi mereka jarang sekali pulang."

Andri Chen bertanya dengan ragu, "Mengapa dia tidak menceraikan istrinya?"

Mendengar kata-kata perceraian, Rossa Du menghela nafas dan berkata, "Meskipun Direktur Xu selalu menjadi pemilik Milky Garden, tapi banyak orang tidak tahu bahwa sebagian besar saham di perusahaan ini adalah atas nama istrinya. Pada awal berdirinya Milky Garden, itu didanai oleh istrinya. Kemudian, Milky Garden berkembang semakin besar. Meskipun Direktur Xu yang paling berjasa, perusahaan itu sebenarnya berada di tangan istrinya. Dia hanya bertanggung jawab untuk menjalankannya, tetapi istrinya jarang bertanya kepadanya mengenai kondisi perusahaan. Beberapa tahun lalu istrinya masih bertanya seperti apa kondisi perusahaan. Tapi beberapa tahun terakhir, dia sudah jarang bertanya lagi."

Andri Chen mendengar kata-kata itu, mengangguk sambil berpikir, dan berkata, "Rupanya begitu!"

Setelah memikirkannya sebentar, Andri Chen terus berkata kepada Rossa Du, "Rossa, aku pikir Direktur Xu ini lumayan juga. Demi kamu, dia melewati banyak kesulitan."

Mendengar ini, Rossa Du menghela nafas lagi dan berkata, "Tidak mungkin bagi aku dan dia. Aku selalu menganggapnya sebagai kakak laki-laki, dan hubungan kami telah menjadi hubungan keluarga."

Setelah mengatakan itu, Andri Chen tanpa sengaja melirik arloji di pergelangan tangannya, dan mengingatkan dengan cepat, "Rossa, sudah hampir waktunya untuk kembali bekerja, kita harus pergi."

Rossa Du kemudian merespon, melepaskan tangannya dari Andri Chen, dan berkata, "Ayo kembali ke perusahaan!"

Melihat mata merah dan bengkak Rossa Du, Andri Chen bercanda, "Rossa, kamu lihat, kamu menangis seperti seekor panda."

Setelah mendengar ini, Rossa Du tidak tahan dan memukul bahu Andri Chen lagi, "Menyebalkan!"

"Baiklah, sudah waktunya untuk kembali ke perusahaan," Andri Chen mendesak.

Tetapi baru berjalan dua langkah, Rossa Du segera berhenti.

Melihat ini, Andri Chen menoleh dan bertanya dengan rasa ingin tahu, "Kamu kenapa?"

Rossa Du menyentuh perutnya, dan berkata dengan muka kasihan, "Aku sangat lapar."

Mendengar ini, Andri Chen baru teringat kalau mereka belum makan sama sekali pada siang tadi. Tapi melihat jam di pergelangan tangan, tinggal 20 menit lagi sebelum waktu mereka kerja, mereka hanya bisa makan sesuatu yang lain. Terlebih lagi, Andri Chen juga merasa lapar.

Jadi, Andri Chen berpikir sejenak dan menyarankan, "Rossa, haruskah kita pergi dan makan mie asam pedas lagi?"

Setelah mendengar ini, Rossa Du terkejut, dan menganggukkan kepalanya tanda setuju, "Oke!"

"Ayo jalan!"

Dengan begini, Rossa Du menggandeng lengan Andri Chen dan berjalan cepat menuju Park Central.

Keduanya berjalan sekitar beberapa menit dan mencapai gang di mana tempat mie asam pedas dijual. Andri Chen menoleh untuk melihat dan menemukan bahwa tidak banyak orang yang makan mie asam pedas. Mungkin itu karena sudah waktunya untuk kembali bekerja.

Jadi Andri Chen berkata kepada Rossa Du yang berdiri di sampingnya, "Rossa, tunggu aku di sini, aku akan mengantri."

“Oke, aku menunggumu di sini,” begitu Rossa Du menjawab, Andri Chen pergi dengan cepat.

Segera, Andri Chen masuk dalam antrian. Dia berbalik dan menatap Rossa Du yang sedang berdiri di pintu masuk gang. Wanita itu selalu menarik perhatian banyak orang. Mungkin ini adalah hak sebagai seseorang yang cantik.

Andri Chen menunggu kurang dari sepuluh menit, dan membeli dua porsi mie asam pedas, total dua puluh ribu lebih, benar-benar murah.

Dia berjalan ke tempat Rossa Du dengan mie asam pedas di tangannya dan berkata dengan rasa bersalah, "Rossa, aku minta maaf! Aku ingin mengundangmu untuk makan enak di siang hari, tapi aku tidak menyangka akhirnya datang ke sini untuk makan mie asam pedas."

Rosa Du mengambil mie asam pedas di tangan Andri Chen dan berkata dengan penuh kegembiraan, "Aku merasa makanan enak apapun tidak bisa dibandingkan dengan semangkuk mie asam pedas ini. Kamu tahu 'kan, aku paling suka makan ini."

Selesai berkata, Rossa Du benar-benar merasa sangat lapar. Dia memang sudah lapar sebelumnya, ditambah dengan menangis begitu lama, dia sekarang jadi tambah lapar.

Jadi, dia berencana untuk makan mie asam pedas di pinggir jalan, dan dia tidak peduli lagi dengan citranya.

Saat dia hendak menggerakkan sumpitnya, Andri Chen menghentikannya dan berkata, "Rossa, tunggu sebentar."

“Ada apa?” ​​Rossa Du mengerutkan kening menatapnya.

Andri Chen melihat sekeliling dan berkata, "Kamu adalah seorang wanita cantik, apakah benar akan makan di sini?"

"Aku kelaparan. Tidak mempedulikan itu lagi." begitu Rossa Du mau mulai makan, Andri Chen kembali menghentikannya, "Tidak, tidak! Ketika kamu makan seperti ini, citramu akan hancur. Aku pikir kita harus kembali ke perusahaan! Makan di kantor saja, selesai makan baru kembali bekerja."

Setelah mendengar saran ini, Rossa Du langsung mengangguk, "Baiklah, dengarkan katamu."

“Jalan!” Andri Chen memberi isyarat lagi, mengambil inisiatif untuk membawa dua mangkuk mie asam pedas menuju Park Central.

Mereka melewati jalan bawah tanah dan lapangan besar, akhirnya memasuki Park Central.

Ketika mereka sampai di perusahaan, mereka langsung pergi ke kantor Rossa Du.

Andri Chen mengambil tempat duduk, Rossa Du duduk di seberangnya. Mereka berdua makan dengan lahap, kelihatannya sedikit rakus.

Rossa Du, yang sedang makan mie asam pedas, tidak bisa menahan tawa ketika dia melihat cara Andri Chen makan.

Melihat senyum Rossa Du, Andri Chen bertanya dengan rasa ingin tahu, "Ada apa? Kenapa tertawa?"

Rossa Du tidak mengatakan apa-apa, hanya terus tertawa dengan begitu gembira.

Tawanya membuat Andri Chen bingung. Pria itu memandangi dirinya sendiri dari atas ke bawah, tapi tetap tidak mengerti apa yang ditertawakan Rossa Du.

Novel Terkait

Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu