My Charming Lady Boss - Bab 203 Apakah kamu mencintaiku

Karena Sisca Mi hanya melirik sesaat, melihat apa yang seharusnya tidak dilihat, baru saja hendak memarahi bajingan Andri Chen ini, tetapi Andri Chen sudah masuk mobil, dan berkata kepada:”Sisca, aku pamit dulu.”

Andri Chen tahu bahwa jika dia tetap akan disini, tidak ingin memukulnya, tetapi karena Sisca Mi adalah seorang wanita, memeluknya begitu erat, jika dia memikirkan hal yang aneh, menjelaskan bahwa dirinya bukan pria sejatu, maka dia akan menyelinap pergi.

Dia dengan cepat berlari ke stasiun bis terdekat, pada saat ini langit malam yang gelap ditutupi dengan hujan lebat, dan tetesan hujan yang jatuh diam-diam ke pipi Andri Chen, dengan sentuhan dingin.

Pada saat ini, sebuah taksi baru saja datang, Andri Chen langsung memanggilnya, dan masuk ke mobil, berkata kepada sopir taksi:”Pak, pergi ke Komunitas Xinhua.”

“Baik.” Sopir itu menjawab, memutarkan CD di dalam mobil, sopir itu sambil mengemudi, sambil bernyanyi di dalam mobil.

Dalam lagu itu, Andri Chen teringat kembali Rossa Du pergi ke Kota C, tidak tahu bagaimana keadaanya sekarang.

Memikirkan hal ini, Andri Chen dengan segera melihat jam tangan, dan hampir dini hari, tetapi sejak Rossa Du menelepon sampai sekarang, telah empat jam berlalu.

Taksinya melaju dengan cepat sampai tempat tujuan Komunitas Xinhua, Andri Chen membayar dan keluar dari mobil, dan ponsel dari kantong celananya berdering, dia mengambil ponsel dan melihat, tidak disangka adalah telepon dari Rossa.

Melihat nama Rossa Du, Andri Chen dengan tidak sabar untuk menjawab telepon:”Halo! Rossa.”

Dengan cepat, terdengar suara Rossa dari ujung ponsel:”Andri, aku sudah sampai di Kota C.”

Andri Chen mengangkat arloji di pergelangan tangannya dan melihatnya, pada saat itu sudah dini hari, suhu di kota Nanjing sudah menurun, dan hujan turun di langit malam, dia tidak tahu bagaimana suhu udara di Kota C.

Tetapi, dia bertanya dengan cemas:”Rossa, apakah kamu dingin disana?”

Rossa Du menjawab dengan santai:”Andri, aku disini sangat baik.”

Andri Chen berkata dengan gelisah:”Rossa, kamu sampai Kota C sendirian harus lebih berhati-hati.”

Menghadapi nasihat dari Andri Chen, Rossa Du tidak menganggapnya serius, dan berkata dengan ceroboh:”Andri, kamu tenang saja! Aku pernah ke Kota C untuk perjalanan bisnis, aku sangat akrab dengan kota ini, kamu tidak perlu khawatir, jika aku ada masalah, akan segera meneleponmu.”

Andri Chen bertanya dengan penuh perhatian:”Rossa, apakah kamu sudah menemukan hotel?”

Rossa Du menjawab:”Aku sedang di lobi hotel!”

“Baguslah kalau begitu, kamu cepat istirahat, kasus Rico akan sidingbesok, setelah kasus Rico selesai, aku akan pergi ke Kota C mencarimu.” Andri Chen membiarkan Rossa seorang wanita pergi begitu jauh, dia sedikit tidak rela.

Rossa Du berkata:”Andri, kamu tidak perlu khawatir padaku, nanti jika aku sudah menemukan Florida, aku akan meneleponmu. Baiklah, begini dulu! Ponselku sudah hampir kehabisan batere, kamu juga cepat istirahat.”

“Baiklah! Sampai Jumpa.” Menjawab ini, Andri Chen langsung memutuskan telepon.

Setelah menjawab telepon, Andri Chen langsung pulang ke rumah, berdiri di bawah mencari kunci untuk membuka rumahnya, dia berbalik dan melihat pintu rumah Yuni Lin, dalam hatinya tahu, bahwa Yuni Lin hari ini tidak akan kembali.

Setelah sekilas, Andri Chen berbalik dan masuk ke rumah sendiri.

Ketika dia mandi, dan bersiap untuk tidur, sudah pukul satu dini hari, baru saja berbaring di atas ranjang, dia mendengar ada suara ponsel bergetar, seperti ada orang mengirim pesan teks kepadanya.

Dia mengambil ponsel dan melihatnya, pesan yang masuk itu dikirim oleh Yuni Lin.

Dia dengan tidak sabar membuka pesannya,”Andri, sudah tidur?”

Andri Chen dengan cepat membalas:”Belum! Baru sampai rumah.”

Tidak lama setelah membalasnya, Rossa Du kembali mengirimkan pesan teks, dan berkata:”Andri, besok aku akan pindah rumah.”

Melihat sebuah pesan singkat, Andri Chen tidak bisa tenang, dia tahu pasti akan ada hari ini, hanya saja tidak merasa akan begitu cepat, jika Yuni Lin pindah rumah, hatinya akan merasa hampa.

Memikirkan hal ini, Andri Chen tidak bisa menahan untuk merokok di dalam kamar, sambil mengambil waktu, dan merokok, baru mengedit pesan, dan membalas:”Apakah kamu tidak akan balik lagi?”

Setelah membalas pesan, Yuni Lin belum membalas, setelah sesaat, Yuni Lin melakukan panggilan telepon.

Andri Chen memegang ponsel dan melihat, baru menekan tombol jawab.

“Halo!”

“Andri, kamu belum tidur?” Yuni Lin bertanya dengan lembut di telepon.

Andri Chen menjawab:”Sudah mau tidur.”

“Oh.”Yuni Lin menjawab, tiba-tiba mengganti topik pembicaraan, dan sedikit sedih:”Andri, ayahku masuk rumah sakit.”

Andri Chen tiba-tiba menjadi tegang, dan dia sibuk:”Apakah itu serius?”

Yuni Lin menjawab:”Sekarang sudah tidak apa-apa.”

Setelah beberapa saat, Yuni Linmemcoba berkata:”Andri, aku berencana untuk mengatakan tentang kita kepada ayahku, tetapi kondisi ayahku sekarang, aku…”

Andri Chen langsung menyela kata-kata Yuni Lin, dan berkata:”Yuni, aku mengerti.”

“Andri, maaf…” kata Yuni Lin dengan nada meminta maaf di telepon.

“Tidak apa-apa.” Andri Chen pura-pura merespons dengan santai di telepon.

Yuni Lin bertanya dengan ragu:”Andri, apakah aku bisa bertemu kamu sekarang?”

Andri Chen dengan tidak sabar bertanya:“Kamu dimana? Aku pergi menemuimu?”

Yuni Lin menjawab:”Aku didepan pintu Komunitas.”

Setelah mendengar ini, Andri Chen segera berbalik dan turun dari tempat tidur, dengan cepat berjalan ke jendela kamar tidur, melirik ke bawah, dan ternyata melihat Yuni Lin dengan mobil Audi yang berhenti di kompleks itu, dan lampu darurat menyala.

Melihat adegan ini, Andri Chen langsung menutup telepon, dengan cepat mengenakan celana dalam, dan buru-buru meninggalkan rumah.

Ketika aku berlari ke gerbang komplek, melihat Yuni Lin mengenakan pakaian formal berdiri di depan matanya, Andri Chen tidak berpikir banyak, langsung menarik Yuni Linke dalam pelukannya, keduanya tidak berbicara, hanya berdiam.

Setelah beberapa saat, Andri Chen bertanya dengan lembut:”Yuni, sudah begitu malam, mengapa kamu belum tidur?”

Yuni Linmenyandarkan kepalanya di bahu Andri Chen, dan menjawab dengan penuh kasih :”Tidak bisa tidur, rindu padamu!”

Mendengar ini, Andri Chen memeluk Yuni Linsemakin erat, dan berkata:”Aku juga.”

Setelah memeluk, kedua orang itu naik ke mobil, dalam mobil sedang memutarkan lagu, keduanya terdiam, mendengarkan dengan tenang seolah-olah terbenam dalam melodi.

“Baru saja turun hujan beberapa hari ini, orang-orang di jalanan juga tidak banyak, apa yang sedang kamu lakukan sekarang, adakah kamu merindukanku…”

Melodi yang indah berdesir di dalam mobil, Yuni Linmenoleh dan menatap Andri Chen, dan keduanya jatuh dalam ciuman yang dalam, seolah-olah berciuman di lautan yang luas….

Di langit malam, kompleks itu sangat sepi, hanya ada lagu yang di putar di dalam mobil Yuni Lin.

Di dalam mobil, terdengar suara Yuni Lin, “Andri, apakah kamu mencintaimu?”

“aku mencintaimu!” Andri Chen menjawab dengan tegas.

“Sejak kapan?” Yuni Lin bertanya dengan penasaran.

Andri Chen dengan tidak berpikir menjawab:”Sejak dari pertama kali bertemu denganmu.”

“Pada saat itu, bagaimana kamu bisa yakin bahwa kamu jatuh cinta padaku?” Andri Chen memiringkan kepalanya dalam pelukan Yuni Lin.

Andri Chen menundukkan kepala dan mencium kening Yuni Lin, dan berkata:”Sejak aku bertemu denganmu, aku sangat merindukanmu setiap hati, sangat tidak sabar untuk bisa bertemu denganmu, tetapi melihat keagunganmu, aku menjadi takut.”

Mendengar ini, Yuni Lin tidak bisa menahan diri untuk tertawa, dan berkata:”Baik sekali! Pada saat itu, kamu sangat tergila-gila denganku, mengapa tidak memberitahuku?”

Andri Chen menanggapi dengan getir:”Darimana datangnya keberanian aku.”

Setelah menjawab, Andri Chen bertanya:”Apakah kamu mencintaiku?”

Yuni Lin berpura-pura menjadi misterius:”Kamu tebak.”

Andri Chen berkata dengan tegas:”Cinta!”

Yuni Lin menggelengkan kepalanya dan dengan genit berkata:”Tidak.”

“Tidak cinta ya? Kalau begitu aku akan menciummu sampai kamu mencintaiku!” Andri Chen menundukkan kepala dan menarik leher Yuni Lin dan menciumnya, mulutnya seperti semut dari leher menciumnya sampai bagian dada Yuni Lin, dan dengan sengaja mengancam:”Apakah kamu mencintaiku?”

Yuni Lin masih menanggapinya dengan bercanda:”Tidak!”

“Baik! Kamu jangan menyesal!” setelah itu, bibir Andri Chen melesat melewati buah dadanya.

Yuni Lin mendorong kepala Andri Chen, dan dengan manja berkata:”Kamu sangat nakal, selalu memanfaatkanku!”

“Cinta tidak!” Mulut Andri Chen berhenti menyerang, dan sekali lagi mengancamnya.

Kali ini, Yuni Lin akhirnya menyerah dan berkata:”Cinta! Cinta!”

Andri Chen bertanya:”Sejak kapan?”

Yuni Lin menjawab dengan samar:”Lupa.”

“Sudah lupa yah?” setelah mengatakannya, Andri Chen pura-pura ingin menciumnya, lalu Yuni Lin menjawab dengan jujur:”Baik, baik, aku akan mengatakannya, itu ketika kamu dibawa ke rumah sakit dengan ambulan, aku takut kamu meninggal. ”

Andri Chen bertanya dengan gembira:”Jika pada saat itu aku meninggal…”

Sebelum dia menyelesaikan perkataaannya, Yuni Lin sudah menutup mulutnya dengan tangan, dan berkata:”Aku tidak mengizinkanmu mengatakan itu.”

Andri Chen hanya bisa diam, dan Yuni Lin bertanya lagi:”Andri, ketika kamu menyelamatkanku, apa yang kamu pikirkan saat itu?”

Andri Chen berpikir sejenak, dan menjawab dengan serius:”Aku sedang berpikir, harus menggunakan kekuatan yang besar untuk mendorongmu!”

Setelah mendengar ini, Yuni Lin segera mengulurkan tangan dan mencubit pinggang ANdri, dan dengan manja berkata:”Apakah kamu bilang aku gemuk?”

Andri Chen memohon ampun:”Tidak, tidak, aku tidak berani!”

Yuni Lin mendengus dan bertanya:”Jadi apa maksud dari kata-katamu tadi?”

“Maksud aku tadi, hanya menggunakan sedikit kekuatan, bagaimana aku bisa menolong wanita cantik ini?”Andri Chen menjelaskan dengan cepat.

Yuni Lin mendengus, dan melepaskan cubitan di pinggangnya, dan bersandar di pelukannya, tiba-tiba mengganti topik pembicaraam, dengan lembut bertanya:”Andri, apakah kamu menginginkanku?”

Mendengar ini, Andri Chen tertegun, bahkan dia merasa apakah telinganya salah mendengar.

“Apa yang kamu bilang?” Andri Chen bertanya dengan heran, dan seluruh tubuhnya bersemangat.

Novel Terkait

Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu