My Charming Lady Boss - Bab 402 Suara Ketukan Mencurigakan

Setelah Yuni kembali dari Nanjing, ia tinggal di tempat yang hampir tidak ada orang datang bertamu, sekarang saat ini tiba-tiba terdengar ketukan, tidak mungkin ia tidak tegang, manalagi dari televisi ia pernah melihat berita pembunuhan, di dalam hatinya ia menebak, masalah ini memiliki hubungan erat dengan Andri dan yang lainnya, hanya sebuah masalah kecil jika sekarang polisi mengamati terus Andri, yang paling menakutkan adalah, jika yang mengetuk pintu bukanlah polisi, tetapi orang lain.

Kebalikannya di saat seperti ini Andri justru sangat tenang, karena ia adalah laki-laki, jika ia panik, maka Yuni akan merasa lebih ketakutan.

Oleh karenanya, begitu terdengar ketukan, Andri langsung mengisyaratkan Yuni agar tidak bersuara, barulah Yuni tenang, duduk di kursi meja makan, memandangi pintu di ruang tamu.

Saat itu Andri tidak tinggal diam, ia pergi ke dapur mengambil pisau dapur dan memegangnya erat-erat, kalau-kalau yang mengetuk pintu adalah pembunuh atau sejenisnya, ia bisa menggunakan pisau itu, setidaknya lebih baik daripada dengan tangan kosong.

Selanjutnya, ia membawa pisau dapur dan berjinjit pergi ke pintu, dari kaca kecil di pintu ia melihat seorang pria di luar, ia tidak mengenali pria ini, tapi setelah dilihat seksama, baru menyadari pria ini mengenakan seragam tukang paket, jangan-jangan ia hanya mengirim barang?

Berpikir sampai di sini, hati Andri yang tegang berubah sedikit tenang, tapi ia tidak meluputkan kewaspadaannya, siapa tahu pria yang menggunakan seragam kerjanya ini adalah orang polisi atau yang lainnya.

Setelah mengamati, Andri berdiri di depan pintu dan bertanya: “Siapa?”

Dari luar pintu pria itu pun menjawab dengan cepat: “Paket.”

Andri menyembunyikan pisau di balik tubuhnya, kalau-kalau lawannya melakukan pergerakan yang tidak wajar, ia akan mengambil langkah seharusnya, membuat lawannya tidak bisa berkutik.

Perlahan Andri membuka pintu, ketika ia membuka pintu, seperti elang kedua matanya mengamati tangan pengirim paket itu, kalau-kalau ia mengeluarkan sesuatu, Andri menunggunya.

Untungnya kedua tangan pria itu ada dalam jangkauan pandangan Andri, ia memberikan Andri sebuah paket berwarna abu-abu, menyapa dengan sopan: “Halo tuan! Mohon bertanya apakah Nona Yuni ada di rumah?”

“Iya.” Jawab Andri, dan mengamati paket itu dengan ujung matanya.

Tukang paket itu mengerti, dan berkata: “Ini adalah paketnya, tolong di terima.”

Tangan kanan Andri memegang pisau, ia hanya bisa menggunakan tangan kirinya untuk menulis nama Yuni, setelah tukang paket memastikan tidak ada yang kurang, barulah ia memberikan paket itu pada Andri sambil tersenyum dan berkata: “Maaf menggangguk.”

ANdri menggunakan senyuman yang sama membalasnya: “Tidak apa-apa, maaf merepotkan.”

“Tidak masalah, dadah!” Selesai berbicara, tukang paket itu menggendong sebuah tas dan pergi melalui koridor.

Ketika tukang paket itu pergi, Andri tidak buru-buru masuk ke ruangan, namun ia berdiri di koridor menunggu sampai pria itu turun, barulah ia lega, karena selama proses ini, tukang paket tidak menunjukan keanehan, maka Andri pun menghela napas lega.

Saat itu, Yuni datang menghampiri dari ruang makan, bertanya dari belakang tubuh ANdri: “Kamu membeli apa dari internet?”

Yuni mengira Andri membeli barang kecantikan atau apa, lagipula beberapa hari ini, setiap pergi Andri harus berdandan menjadi seorang wanita.

Begitu mendengarnya, Andri mengerutkan alisnya dan balik bertanya: “Bukankah kamu yang membeli ini?”

Yuni semakin bingung dengan pertanyaan Andri, ia bergegas menjawah: “Aku tidak membeli apa-apa!”

Andri memeriksa nama dan alamat paket dengan seksama, menyadari memang benar tertulis nama Yuni.

“Tertulis namamu di paket ini.” Andri berbicara.

Yuni menundukkan kepalanya dan melihat dengan teliti, benar tertulis namanya, tapi setelah dipikir-pikir, ia berkata dengan yakin: “Andri, akhir-akhir ini aku tidak membeli barang di internet.”

Andri tahu Yuni tidak akan berbohong padanya, ia langsung khawatir akan paket yang ada di tangannya, takut berisi barang berbahaya, contohnya seperti bom yang sering tampak di televisi.

Andri merasa sedikit tegang, tapi tidak panik, ia menaruh kupingnya menempel pada bungkusan paket dan mendengarkan, tidak terdengar suara tititit dari dalam paket, ia pun meraba dan menyadari isinya adalah seperti sebuah boks.

Yuni melihat Andri melakukan pergerakan aneh, ia pun menjadi semakin tegang dan bertanya: “Andri, ada apa?”

Andri lekas berkata pada Yuni: “Kamu pergi ke kamar, cari tempat aman dan bersembunyilah.”

Yuni tidak mengerti mengapa Andri memintanya untuk berbuat demikian, baru saja ingin meneruskan bertanya, Andri sudah mengejarnya: “Cepat masuk kamar dan tutup pintu, cepat!”

Yuni tidak mengulur waktu lagi, ia langsung kembali ke kamar tidur dan menutup pintunya.

Barulah Andri membawa paket itu keluar kamar, dan berjalan ke puncak gedung melalui koridor, karena tempat tinggal mereka ada di lantai paling atas, untung saja ada atap terbuka, jika tidak Andri hanya bisa berlari ke bawah, jika saja isi paket ini adalah bom, berapa banyak nyawa akan terluka.

Untung saja Andri tiba tepat waktu di atap terbuka, ia membuka paket, dan menggunakan seluruh keberaniannya, jika saja bom, maka ia akan terluka, demi Yuni, ia hanya bisa mengeratkan giginya dan membuka bungkusan paket dengan hati-hati.

Ketika ia selesai membuka paket itu, ia terkejut, di dalam kotak itu ternyata ada seekor tikus mati, melihat tikus mati itu, Andri sedikit tidak mengerti, mengapa ada orang yang ingin mengirimi Yuni tikus mati, apakah Yuni membuat salah pada orang lain? Tapi tidak benar! Sekarang Yuni sudah tidak bekerja, semakin tidak mungkin membuat masalah dengan orang lain.

Ketika Andri masih tidak mengerti, ia menemukan sebuah surat yang ditulis dengan tinta merah di dalamnya, di atas kertas tertulis huruf-huruf tak beraturan.

“Andri, malam ini pukul sepuluh, sebaiknya kamu muncul di pelabuhan nomor dua Nanjing, jika tidak lain kali aku pasti akan mengirimkan bom pada Nona bermarga Lin ini, seharusnya kamu tahu siapa diriku.”

Setelah membaca kertas itu, hati Andri terkejut, tidak mengerti siapa penulis kertas itu, bagaimana ia tahu hubungan Andri dengan Yuni, dan juga tahu mereka tinggal di Komunitas Perumahan Xin Hua.

Andri berpikir cukup lama, tiba-tiba ia terpikirkan seseorang, sangat mungkin bahwa orang ini adalah adik Anastasia, yaitu Jane.

Meski ia tidak pernah berhubungan dengan Jane, tapi dari telepon terakhir kali, ia ingat Jane pernah berkata, “Andri, aku pasti akan menemukanmu.”

Tentang bagaimana ia menemukan bahwa Yuni tinggal di Komunitas Perumahan Xin Hua, Andri tidak tahu, ia hanya tahu Anastasia dan Jane bukanlah wanita sederhana, jika tidak mereka tidak akan memiliki pengawal pribadi, terhadap keluarga Chen, Andri tidak mengetahui apapun, tidak tahu sebenarnya berapa besar potensi keluarga Chen.

Andri berpikir sejenak, menunduk melihat jam tangannya, sekarang pukul delapan lebih empat puluh menit di malam hari, masih ada sekitar satu jam sampai tiba pukul sepuluh, tentang janji malam ini, ia harus pergi, ia percaya Jane tidak hanya bermain-main, jika saja sampai benar ia mengirimkan bom pada Yuni, maka Andri akan menyesal seumur hidupnya.

Berpikir sampai di sini, Andri bergegas dari atap terbuka kembali ke kamar Yuni.

Di dalam ruangan sangat sunyi, ia tahu Yuni masih bersembunyi di dalam.

Baru saja ia mau berjalan masuk ke kamar, pintu kamar justru terbuka sendiri, Yuni melongokan setengah dari kepalanya, sedikit takut dan bertanya: “Andri, apakah itu kamu?”

Andri langsung merespon: “Ini aku.”

Setelah Andri mengucapkan itu, barulah ia menyalakan lampu ruang tamu, tiba-tiba kamar terlihat sangat terang, Yuni keluar dari dalam kamar, terkejut dan gemetaran sambil bertanya: “Kamu …… kamu pergi kemana?”

Andri menenangkannya: “Yuni, tidak apa-apa, hanya terkejut saja.”

Mendengar ini, Yuni bertanya tidak mengerti: “Apa yang ada di dalam paket?”

Demi mencegah Yuni ketakutan, Andri tidak mengatakan yang sejujurnya pada Yuni, kalau-kalau mengatakan ada tikus mati di dalamnya, ia pasti terkejut dan tidak berani tidur, Andri pun mencari alasan dan berkata: “O, Nora yang mengirimkannya, ia sekarang meneleponku dan mengatakan sulit membicarakannya di telepon, ia menyuruhku keluar pukul sepuluh malam.

Begitu mendengarnya, Yuni melanjutkan bertanya: “Apakah terjadi sesuatu?”

Andri menjawab: “Tidak ada apa-apa.”

Yuni masih ingin terus bertanya, tapi Andri menghentikannya, ia mengalihkan topik dan berbicara: “Yuni, ayo kita makan! Akan dingin jika tidak segera di makan.”

Yuni tidak bertanya apa-apa lagi, ia hanya kembali ke ruang makan dan lanjut menemani Andri makan malam.

Ketika makan, Andri tidak bicara banyak, kepalanya memikirkan maksud dari Jane yang menyuruhnya untuk pergi ke pelabuhan nomor dua, apa yang ingin dilakukannya? Ia tahu Jane selalu ingin membunuhnya, jika paket tadi adalah bom, ia sungguh bisa mengabulkan mimpinya, mengapa tidak membunuhnya? Apa sebenarnya tujuan dia?

Akhirnya, hampir tiba pukul sepuluh malam, tiba-tiba Andri merasa khawatir, haruskah malam ini ia membatalkan janji, jika saja ia pergi, bagaimana jika ini adalah sebuah jebakan, jika ia pergi, Yuni akan ada dalam bahaya.

Setelah dipikir-pikir, Andri pun memutuskan untuk menelepon Nora, karena di saat seperti ini, paling aman adalah menyerahkan Yuni pada Nora, tempat seperti Nanjing, orang paling dekat yang dikenalnya hanyalah Nora.

Selanjutnya, Andri mengambil ponsel Yuni ke balkon, lalu menelepon Nora.

Dengan cepat panggilannya terjawab, terdengar suara Nora dari balik ponsel.

“Halo! Andri.”

Andri berkata dengan terburu-buru: “Nora, bisakah kamu membantuku.”

“Membantu apa, katakanlah.” Nora sedikit bingung, tidak tahu apa yang terjadi dengan Andri.

Andri menjelaskan: “Begini, aku ingin kamu mengantikanku menjaga Yuni untuk satu malam, sebentar lagi aku ada urusan keluar.

Nora bertanya: “Andri, apakah terjadi sesuatu padamu?”

Novel Terkait

My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu