My Charming Lady Boss - Bab 527 Berhenti tiba-tiba

Peony tentu saja tidak tahu apa yang terjadi di luar kantor polisi, dengan berseragam polisi, ia berhasil masuk ke dalam kantor, serta menyandera seorang polisi, kemunculannya yang tiba-tiba membuat satu kantor menjadi panik, serta ia membawa bom di dirinya, hanya satu tujuan yaitu membawa pergi bom beracun tersebut.

“Jangan bergerak, kalau tidak akan kutembak mati dia!” Peony menunjuk kepala polisi tersebut dengan pistol.

Seluruh ruangan kantor polisi menjadi ribut, semuanya memegang sebuah pistol dengan mengarah ke Peony yang baru saja masuk, dia tidak tahu Peony berasal dari mana, meskipun berseragam polisi, tapi mukanya sangat asing, sama sekali bukan orang dalam, dan suaranya bukanlah suara wanita, ini adalah keunggulannya.

“Kamu jangan sembarangan!” Seoarang polisi memperingati Peony.

Terhadap ancaman dari polisi-polisi itu, Peony sama sekali tidak takut, dengan tenang ia memerintah polisi itu : “Keluarkan pria yang kalian tangkap, kalau tidak akan kutembak mati dia.”

Mendengar itu, beberapa polisi tersebut teringat sesuatu dan langsung berlari mencari Sisca, karena mereka tahu masalah ini ada sangkut pautnya dengan Andri yang Sisca tangkap, juga banyak polisi yang mengetahui hubungan khusus antara Sisca dan Andri.

Di saat yang bersamaan, Sisca masih di ruangan tahanan, berusaha memikirkan cara agar Andri mengatakan rahasia di balik bom itu.

Tapi sudah setengah jam Sisca berusaha, sama sekali tidak berhasil, malah di saat ini, pintu ruang tahanan di ketuk dengan ketukan yang tergesa-gesa sekali.

“Masuk!” Sisca menjawab ketukan pintu tersebut.

Dengan cepat pintu sudah terbuka, seorang polisi berlari masuk dengan napas terengah-engah, dengan nada terbata-bata ia berkata : “Sisca, gawat, gawat.”

Sisca tidak tahu apa yang terjadi, ia mengernyitkan dahi dan mengomel : “Apa yang dipanikkan? Apa yang terjadi?”

Polisi ini menjelaskan : “Ada seorang pria berseragam polisi yang tak tahu muncul dari mana, menyandera Nicky dengan pistol dan mau kita menyerahkan Andri.

“Apa? Polisi menyandera polisi?” Sisca sangat terkejut.

Polisi itu menjelaskan lagi : “Kak Sisca, sepertinya dia bukan polisi, dia datang untuk Andri.”

Sisca berpikir sejenak, lalu berkata : “Di mana, bawa aku pergi.”

Polisi itu menjawab : “Di lobby utama.”

“Ayo, pergi.” Sisca tidak berlama-lama, segera ia mengikuti polisi itu pergi, sebelum itu masih mengunci ruang tahanan terlebih dahulu, dia merasa orang ini datang kepada Andri, tapi masih ada satu tujuan lagi, yaitu bom racun itu.

Tak lama kemudian, Sisca sudah sampai di lobby kantor, sejumlah polisi berpistol saling berhadap dengan Peony, polisi bernama Nicky itu kaget hingga pucat, dia tidak tahu orang yang menyanderanya itu siapa, tapi dilihat dari caranya, sepertinya bukan orang biasa, lebih tak mungkin lagi seorang polisi.

Di lobby tersebut, Sisca melihat Peony, tapi ia sama sekali tidak tahu Peony adalah seorang wanita, karena ia menyamar dengan mirip sekali, bahkan suara pun seperti pria.

“Jangan gegabah! Semuanya bersikap tenang!” Sisca memerintah para polisi, dia tidak ingin kantor polisi menjadi medan perang, lebih tidak ingin lagi Nicky yang disandera sampai terluka, sekian lama ia bertugas di kota Nanjing, baru pertama kali bertemu ada yang menyamar menjadi polisi, lalu datang ke kantor polisi untuk menyandera polisi, sungguh berani sekali, juga membuat malu polisi kota Nanjing, dia harus membereskan masalah yang terjadi belakangan ini dengan baik, pertama adalah kasus pembunuhan di pasar Nanjing, begitu banyak teman kerja yang meninggal, juga meninggalkan trauma bagi polisi yang masih hidup, bahkan di seluruh kantor polisi, ada yang memilih untuk mengundurkan diri, karena alasan dari keluarga, banyak sekali anggota keluarga polisi yang tidak berharap pria mereka kehilangan nyawa di saat-saat genting ini.

Bagi Sisca yang merupakan kapten polisi, dia harus menegakkan kembali kehormatan polisi, jika tidak, ini akan menjadi lelucon di satu sistem kepolisian.

Dia yang muncul tepat waktu di lobby, bagaikan memberi para polisi yang panik tersebut sebuah pil penenang, dengan otomatis mereka menjadi lebih berani.

Setelah memberi perintah, Sisca mengalihkan pandangannya ke Peony, lalu berkata dengan lembut : “Saudara, di sini aku yang berkuasa, ada masalah harap dibicarakan baik-baik, letakkan dulu pistolnya!”

Cara Sisca yang satu ini tidak berefek untuk Peony, secara langsung ia berkata : “Serahkan pria yang hari ini kamu tangkap itu.”

Tentu saja Peony mengenali Sisca, hari ini dia melihatnya di berita, ketika Andri ditangkap, media berita Nanjing menjadikannya berita utama, membuat Peony langsung mengenalinya.

Sisca menjawab dengan jujur : “Dia adalah tersangka, untuk sementara aku tidak berhak untuk menyerahkannya padamu.”

Peony berkata dengan dingin : “Aku tidak peduli, aku hitung sampai tiga, kalau tidak kamu serahkan juga, akan kutembak mati dia.”

Mendengar itu, Nicky langsung menaruh semua harapan ke Sisca, tak hentinya ia memohon : “Kak Sisca, selamatkan aku! Kak Sisca……”

Nicky masih sangat muda, belum sampai dua tahun ia bergabung dalam kepolisian, dia juga merupakan salah satu polisi yang Sisca senangi.

Di saat Sisca masih berpikir, Peony sudah mulai menghitung : “Satu, dua……”

Ketika Peony menyebut tiga, Sisca merespon dan segera menjawab : “Baik, akan segera aku mengutus orang untuk membawanya keluar.”

Selesai berkata demikian, Sisca memerintah polisi yang di belakangnya : “Bawa dia keluar.”

“Baik!” Jawab polisi itu, lalu dengan cepat ia ke ruang tahanan tempat Andri berada.

Di saat pintu terbuka, Andri yang berjalan kesana kemari di dalam ruang tahanan tidak tahu apa yang terjadi di luar, ketika mendadak melihat polisi itu kembali lagi, dia menyadari sesuatu, segera ia bertanya, “Apa yang terjadi di luar?”

Polisi ini sudah tidak sempat menjelaskan, ia mengeluarkan kunci membuka sel tahanan, lalu berkata dengan buru-buru : “Cepat ikut aku.”

Dari raut wajah polisi itu, Andri menebak apa yang terjadi di luar, pasti Season dan Peony datang ke kantor polisi.

Andri tidak banyak bertanya, ia mengikuti polisi itu keluar, dengan borgol masih menempel di tangannya.

Dengan dikawal oleh polisi itu, tidak lama kemudian Andri sudah sampai di lobby kantor, ketika membuka pintu di depannya, dia melihat ada banyak polisi di sana, juga melihat ada seorang pria berseragam polisi yang menyandera pria satunya lagi.

Melihat pria ini, Andri tercengang sejenak, diamatinya beberapa saat juga tidak menemukan sosok yang ia kenal, dia tidak tahu apakah pria berseragam polisi ini utusan Season dan Peony atau bukan.

Di saat Andri masih mengamati, terdengar suara Sisca.

“Sudah aku bawa orangnya ke sini, sekarang sudah bolehkah kamu melepaskan sandera?”

Peony melihat sekilas ke Andri, lalu memberikan syarat baru lagi, “Keluarkan bom itu, kalau tidak, aku ledakkan kantor polisi ini.”

“Bom? Bom apa?” Sisca berpura-pura tidak tahu.

Tapi Peony sama sekali tidak bisa dikelabui, ia membuka penahan pistol bersiap menarik pelatuk, sekali lagi ia mengancam Sisca : “Aku tidak punya banyak waktu untuk mengoceh denganmu, kuperintahkan kamu, cepat keluarkan bom itu, kalau tidak, sekarang juga akan kutembak dia.”

Sisca baru mengerti, dia datang untuk bom tersebut, tapi teringat bahayanya bom itu, kalau sampai jatuh di tangan mereka, bukan hanya menjadi bencana di satu negara saja, melainkan satu dunia.

Teringat akan hal ini, Sisca menyadari betapa gentingnya masalah ini.

Di saat dia ragu-ragu, terdengar suara tembakan pistol di dalam lobby.

“Praangg!” Bunyi tembakan ini mengagetkan semua orang, termasuk Sisca sendiri, dia tidak menyangka Peony akan menembak di saat ini.

Satu tembakan ini tidak ditembak ke kepala Nicky, melainkan di pahanya, sakitnya membuat kaki Nicky gemetar, dan darah segar pun mengalir dari pahanya.

Peony menekankan lagi : “Aku katakan sekali lagi, kalau masih tidak keluarkan bomnya juga, maka kali ini yang akan kutembak adalah kepalanya.”

Sambil berkata demikian, Peony mengarahkan lubang pistol ke kepala Nicky, Nicky terkejut hingga menangis.

“Kak Sisca, selamatkan aku!”

Di saat ujung tanduk begini, Sisca masih tidak bisa membuat pilihan, satu sisi adalah teman kerjanya sendiri, di sisi lain adalah nyawa satu negara, dia mulai bingung, ia tidak boleh menyebabkan bencana bagi negara dan dunia demi teman kerjanya sendiri, tapi mendengar suara tangisan Nicky, ia juga tidak tega.

Di saat ini juga, Andri mendekat ke samping Sisca, lau membuka mulut berkata : “Sisca, serahkan bomnya ke dia!”

“Tapi……” Sisca juga ingin menyerahkan bom ke orang itu, tapi ia tidak boleh berbuat demikian, tanggung jawabnya terlalu besar, dia tidak bisa menanggungnya.

Belum selesai Sisca berbicara, Andri menyela : “Percaya sama aku!”

Andri seolah memberitahu Sisca sesuatu melalui sorotan matanya, pandangan matanya begitu tulus, dia juga meganggukkan kepala ke Sisca.

Di detik ini, Sisca juga tidak tahu kenapa ia harus percaya dengan Andri, mungkin karena dia sudah tidak punya pilihan, jadi ia hanya bisa menaruh harapan kepada Andri, dulu juga pernah demikian,

Dia pun berkata kepada Peony : “Baik, barang boleh aku berikan kepadamu, tapi kamu harus menjamin keselamatan sandera.”

Peony juga mengeluarkan syarat : “Aku bisa menjamin, tapi kamu harus serahkan bom dan orang itu kepadaku.”

Sisca agak ragu-ragu, sekali lagi Andri menganggukkan kepala kepadanya.

Barulah dia menyetujui, “Baik.”

Selesai berkata demikian, segera Sisca keluarkan bom yang Andri sebut, dengan hati-hati sekali ia membawa sampai ke lobby, dan diletakkannya di tengah ruangan, lalu berkata : “Barang yang kamu mau sudah kuserahkan, sekarang sudah boleh melepaskan sandera?”

Peony melihat sekilas ke Andri, sekejap ia seperti mengerti sesuatu, ia mendekat dan mengambil bir merah tersebut dengan hati-hati.

Dengan begitu, Peony masih menyandera Nicky, lalu membiarkan Andri naik ke mobil polisi yang terparkir di halaman sambil memeluk bir merah ini.

Setelah naik ke mobil polisi, Andri bertugas untuk membawa mobil, Peony duduk di kursi belakangan dengan Nicky, mereka meninggalkan kantor polisi dengan para polisi mengejar di belakang, tapi ketika keluar dari halaman kantor polisi, Peony tidak melihat sosok Season dari kaca jendela, dia mulai khawatir.

Di saat inilah, Andri tiba-tiba menginjak rem hingga mobil polisi tersebut berhenti tiba-tiba di jalan, kecepatannya sangat tinggi, Nicky yang disandera Peony langsung melayang keluar dan menabrak kaca mobil yang di depan.

Novel Terkait

Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu