My Charming Lady Boss - Bab 343 Kejadian Tahun Itu

Sebenarnya Andri sama sekali tidak tahu kenapa dia memanggil Yuni, hanya saja karena dia tidak ingin melihat Yuni berjalan semakin jauh darinya, dia takut Yuni akan menghilang dari hidupnya lagi.

Saat Yuni menghentikan langkah dan bertanya, Andri Chen hanya tersenyum, dan mengatakan sebuah kata yang bahkan membuat dirinya sendiri juga terdiam: “Tidak apa-apa.”

Yuni Lin juga merasa seolah Andri ingin mengatakan sesuatu, tetapi entah kenapa dia mengurungkannya. Dia pun tidak bertanya terlalu banyak, hanya mengiyakan dengan senyuman yang sama: “Kalau begitu aku pergi dulu, jika ada urusan, telepon aku saja!”

Andri Chen sama sekali tidak tahu nomor telepon Yuni, karena Yuni pernah menggantinya berkali-kali.

Oleh karena itu, Andri berjalan cepat ke arah Yuni, menyodorkan handphone untuknya sembari berkata: “Nomor kamu yang dulu tidak bisa dihubungi, berikanlah nomor terbaru sekarang!”

Yuni pun tidak menolaknya, langsung menerima handphone itu dan memasukkan nomor teleponnya yang baru. Setelah mencoba menelepon, dia mengembalikannya pada Andri, dan berkata: “Sudah, telepon saja jika ada urusan.”

“Hm.” Andri mengiyakan dan berdiri di tempat sambil melihat Yuni berbalik badan pergi dengan tas tenteng dan sepatu hak tinggi yang terus mengeluarkan bunyi.

Kali ini, Yuni berjalan sangat jauh, dan tidak menoleh kembali.

Andri Chen hanya berdiri dengan bengong di posisi awal, melihat bayangan Yuni yang pergi semakin jauh, hingga menghilang dari penglihatannya, barulah mengalihkan pandangan. Ingin sekali rasanya mengikuti jejak Yuni untuk melihat kehidupannya saat ini, dan mencari tahu bagaimana sikap laki-laki bernama Jack itu pada Yuni.

Berpikir demikian, Andri Chen mengangkat kepala melihat bangunan di depan mata, memperhatikan beberapa saat, baru berbalik badan pergi.

Sebenarnya, saat Andri Chen berbalik badan, Yuni Lin sedang berdiri di salah satu lorong gedung dan memperhatikan bayangan Andri secara diam-diam, dia tidak tahu apa yang terjadi dengannya. Sejak bertemu Andri, perasaannya menjadi tidak menentu, pikirannya penuh dengan bayangan Andri, hingga sampai di tengah malam pun dia merasa ingin sekali mendengar suara Andri.

Jika Andri tahu akan semua itu, dia pasti akan langsung memeluk Yuni dengan seerat-eratnya, sekalipun hari kiamat telah tiba, dia tetap tidak akan melepaskan pelukannya. Karena Andri sudah mengerti bagaimana rasanya merindukan seseorang. 1 tahun Yuni pergi, terasa bagaikan 10 tahun di dalam pikiran Andri, hari-hari yang dilewati terasa begitu lama.

Saat meninggalkan Gang A, semangat dalam diri Andri mulai bangkit, seolah kembali pada waktu lalu. Berjalan sendiri di tepi jalan, senyuman aneh sesekali terlihat pada wajahnya, entah apa yang terjadi pada Andri. Sambil berjalan, senyuman pada bibirnya semakin melebar, seolah terpikir kejadian-kejadian indah yang pernah ada.

Di saat inilah handphone Andri tiba-tiba berdering. Mendenngar dering itu, Andri mengira Yuni yang meneleponnya, maka segera mengeluarkan handphone dan melihat nama yang terlintas di layar handphone, alhasil hanya kecewa yang dia rasakan. Yang terlintas disana adalah nama Nora Shen.

Saat ini isi pikirannya penuh dengan Yuni, hampir saja melupkan hal terpenting.

Oleh karena itu, dia tidak bingung lebih lama lagi dan langsung mengangkatnya.

“Hallo! Andri, kamu dimana?”

Andri menjawab sesuai kenyataan: “Aku baru saja keluar dari Gang A.”

Nora lanjut bertanya: “Andri, apakah sudah ada informasi tentang Gill di Nona Lin?”

Andri menjawab: ”Belum ada.”

Nora lanjut berkata: “Gill terus bersembunyi, apakah kita harus terus menetap di Kota D?”

Saat membahas masalah itu, Andri sungguh merasa cemas. Jika meninggalkan Kota D, entah sampai kapan baru bisa bertemu Gill, padahal sebentar lagi rahasia di balik jam tangan itu akan terbongkar, dia tidak ingin menyerah begitu saja.

Jadi, setelah berpikir beberapa saat, Andri berkata pada Nora: “Nora, kita bicarakan setelah aku pulang ya.”

“Baiklah.” Sampai disini, Andri langsung mematikan telepon itu, lalu menghentikan sebuah taksi di depan Gang A dan pulang ke kontrakan di depan bar milik Gill.

Nora Shen dan Rico Wang terus memperhatikan gerak-gerik di dalam bar milik Gill dari dalam kontrakan. Beberapa hari ini, sepertinya pria bertato juga ikut menghilang, dan di dalam bar bertambah beberapa orang yang tidak terlihat seperti orang lokal, dengan badan yang kekar dan besar, lebih terlihat seperti orang dari bagian Utara.

Nora Shen pun memberitahu kondisi itu pada Andri, Andri berpikir sejenak di depan jendela, menyalakan sebatang rokok, menghisapnya beberapa kali, dan berkata seolah kepikiran sesuatu: “Seharusnya Gill akan segera kembali ke Kota D.”

Tentu saja ini hanya dugaan Andri, dalam hati dia berpikir, kemungkinan besar Gill pergi mencari Tuan Ketiga di Utara.

Setelah mendengar dugaan Andri, Nora Shen mengangguk mengiyakan: “Aku juga merasa begitu, kita menetap beberapa hari lagi disini saja, asalkan Gill menampakkan diri, kita harus mencari cara untuk mengendalikannya.”

Andri mengangguk, tiba-tiba mengubah topik pembicaraan, menatap Nora Shen dan berkata: “Nora, apakah kamu pernah bertemu Tuan Ketiga di Utara?”

Nora tidak mengerti kenapa Andri tiba-tiba bertanya seperti itu, dan bertanya dengan penuh heran: “Kenapa memangnya?”

Andri Chen pun mengungkapkan isi pikirannya: “Aku rasa Gill memang pergi mencari Tuan Ketiga.”

Mendengar analisa Andri, Nora pun ikut memikirkannya, beberapa saat kemudian baru berkata: “Andri, Tuan Ketiga adalah orang hebat dan terkenal, seumur hidup ini aku hanya pernah bertemu sekali dengannya, itupun sudah bertahun-tahun lamanya. Tuan Ketiga memiliki wibawa yang sangat tinggi, hingga pejabat dan anggota militer pun tunduk padanya. Jika bukan karena dia, mungkin saja akan terjadi berbagai masalah besar di bagian Utara, dan meresahkan pemerintah disana. Beberapa tahun terakhir, bisa dibilang tidak pernah ditemukan masalah apapun di Utara, ini juga berkaitan erat dengan adanya Tuan Ketiga disana, tidak ada orang yang berani mencari masalah di daerah kekuasaannya.”

Mendengar perkataan Nora, Andri pun menganggukkan kepala. Dalam hati dia berpikir, mungkinkah jam tangan yang sedang dipakainya memiliki kaitan dengan Tuan Ketiga, jika tidak, kenapa hanya sebuah jam tangan saja bisa menyelamatkan nyawa mereka, dan Gill juga menghilang tiba-tiba karenanya.

Baru saja berpikir demikian, Rico yang sedang berdiri di depan jendela sambil memegang teropong terkejut, lalu menurunkan teropong itu dan berteriak: “Abang Andri, cepat kemari, coba tebak siapa yang kulihat.”

Andri ikut terkejut, lalu berjalan ke arah Rico dengan hati penasaran, sembari bertanya: “Siapa?”

“Lihat saja sendiri!” Rico Wang menyodorkan teropong kepada Andri.

Andri menerima teropong itu dan melihat ke arah pintu depan bar milik Gill. Alis matanya mengerut secara cepat, dan mata terbelalak besar, dia bahkan ragu dengan penglihatan sendiri. Setelah melihat dengan jelas, ternyata perempuan yang berkemeja putih di depan pintu adalah Sisca Mi.

Melihat sosok Sisca disana, Andri semakin heran, “Kenapa dia bisa di depan bar milik Gill?”

Nora Shen segera menghampiri mereka dan bertanya dengan penasaran: “Ada apa?”

Andri tidak berkata apapun, dalam pikirannya terus terbayang pertanyaan tadi. Nora segera mengambil teropong itu dan juga melihat ke arah pintu depan baru, spontan berteriak keras.

“Sisca Mi!”

Andri Chen merasa keadaan semakin kacau, kenapa Sisca Mi tiba-tiba muncul di depan bar itu.

Nora menurunkan teropong di tangan, langsung bertanya pada Andri: “Andri, kenapa dia bisa disini?”

Sebenarnya, Andri Chen juga sangat terkejut dengan kehadiran Sisca secara tiba-tiba. Sisca baru saja keluar penjara, kenapa bisa berada di Kota D? Dan juga muncul di depan bar Gill, apakah semua ini hanya kebetulan? Ataukah ada maksud lain? Dia sungguh tidak mengerti.

Tetapi, melihat Nora yang menunggu jawabannya, Andri hanya bisa menjawab seperlunya: “Aku juga tidak tahu. Sejak keluar dari kepolisian, dia dipenjara beberapa saat, dan sekarang sama sekali tidak bisa menjadi polisi lagi, kasihan sekali.”

Baru selesai berkata, Nora malah mengucapkan sebuah kalimat yang sangat mengejutkan Andri.

“Tidak menyangka dia juga menerima balasan atas semua ini, rasain!”

Mendengar perkataan itu, Andri tiba-tiba merasa dendam Nora pada Sisca begitu besar. Sisca adalah teman Andri, dia tidak mungkin membiarkan Nora mengatainya seperti itu.

“Nora, Sisca adalah temanku, kenapa kamu berkata seperti itu tentangnya?” Andri Chen terlihat mulai kesal.

Nora berkata dengan nada dingin: “Berkata tentangnya? Aku bahkan ingin membunuhnya langsung!”

Andri tahu seberapa besar dendam Taopa pada Sisca, karena Sisca-lah dia terkurung selama 6 tahun di dalam penjara, dan mungkin saja Nora benci pada Sisca juga karena masalah itu.

Soal masalah itu, Andri Chen hanya bisa membujuknya: “Nora, Sisca adalah temanku. Aku tahu, 6 tahun yang lalu kalian berantem hebat karena masalah Taopa. Karena saat itu Sisca berprofesi sebagai polisi, dia pun tidak mampu mengubah tugas yang diberikan.”

Berbicara soal masalah tahun itu, Nora tiba-tiba berubah total, berkata dengan nada dingin: “6 tahun yang lalu, karena perempuan itulah aku hampir mati di dalam gudang bekas.”

Andri Chen tidak tahu apa yang terjadi 6 tahun yang lalu, yang dia tahu sangatlah mudah bagi Nora untuk menghabisi nyawa Sisca. Sisca pernah mengenakan seragam polisi, membawa pistol di pinggangnya, tetapi kini semua itu telah tiada. Dia sungguh takut Nora akan mencelakai Sisca. Maka dari itu, bagaimanapun caranya dia harus menyelesaikan pertikaian di antara kedua orang.

“Nora, anggap saja aku memohon padamu, lepaskan dia!” Andri berkata dengan serius, sejak pulang dari Kota S, dia telah memperlakukan Nora sebagai teman sendiri. Meskipun Nora melakukan banyak tindakan tercela, Andri tetap saja berusaha membimbingnya untuk menjadi perempuan yang baik.

“Lepaskan dia? Tahukah kamu saat dia mengarahkan peluru padaku, membuatku….” Berbicara sampai disini, Nora tiba-tiba tidak mampu melanjutkan perkataannya, seolah Andri telah mengupas kembali luka yang pernah dia alami waktu itu.

Melihat Nora yang tidak bisa mengendalikan diri, Andri tahu pasti terjadi masalah serius antara Nora dan Sisca waktu itu, hingga membuatnya begitu dendam.

Oleh karena itu, Andri mencoba bertanya: “Nora, apa yang terjadi waktu itu? Bolehkah kamu memberitahuku?”

Baru saja selesai bertanya, Andri terkejut melihat Nora meneteskan air mata dari ujung mata.

Novel Terkait

Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu