My Charming Lady Boss - Bab 387 Memeluk Cucu

Nora menjawabnya, "Tenang saja! Tidak akan membuat emosi pasien meninggi lagi."

Doctor Jiang menganggukkan kepalanya, "Baiklah kalau begitu, jika ada keperluan lagi, segeralah hubungi saya, ini adalah kartu namaku."

Dia lalu mengeluarkan sebuah kartu nama dan memberikannya kepada Nora, setelah Nora menerimanya dia bersalaman lagi dengan Doctor Jiang, dan ketika akan mengatakan terima kasih, Doctor Jiang malah duluan mengatakan, "Direktur Shen, mohon banyak bantuannya kedepannya"

Nora mengerti maksudnya, dirinya adalah teman dari kepala rumah sakit, jika Nora membaikkannya didepan kepala rumah sakit, maka Doctor Jiang akan mendapatkan banyak keuntungan.

Setelah itu Doctor Jiang pergi.

Mereka masih menunggu didepan ruang ICU, dua orang suster mendorong sebuah kasur pasien dari dalam, Ibu Andri terbaring diatasnya dan disampingnya masih terpakai infus, Andri ingin maju dan memanggil ibu, tapi suster disampingnya langsung mengisyaratkan diam kepadanya.

"Hshh! jangan bersuara, sekarang pasien butuh istirahat!"

Andri hanya bisa mengikuti suster dari belakang dan mengikuti mereka hingga keruang pasien.

Ruang pasiennya juga adalah ruang pasien VIP, semua ini diatur oleh Nora, jika bukan karena Nora datang tepat waktu, mungkin saja akan terjadi sesuatu! Andri juga tahu bahwa Doctor Jiang yang terakhir masuk sangatlah berpengaruh, jika tidak dia tidak bisa membayangkannya, ditambah lagi ini adalah rumah sakit didaerah pinggir kota, fasilitasnya pasti tidak sebagus dibandingkan dengan ditengah kota, dokter disini memang lebih buruk sedikit dibandingkan dengan dikota.

Ditambah lagi dengan kejadian hari ini, Andri berhutang budi lagi kepada Nora, jika bukan karena dia, mungkin saja dia harus bertemu dengan Ibunya disebuah tempat spesial.

Setelah suster selesai mengurusnya, mereka lalu mengingatkan Andri, "Sekarang pasien tidak boleh diransang sama sekali, jika tidak dokter juga tidak punya cara lain, kalian harus bekerjasama."

Andri menjawabnya, "Tenang saja! Tidak akan lagi."

Suster melanjutkan, "Jika ada apa-apa, panggillah kami, kami berada dikamar sebelah."

"Baik, terima kasih." Nora mengantarkan suster keluar dari ruang pasien.

Malahan Yuni yang berdiri disamping terlihat sedikit berlebihan, karena dia sepertinya tidak bisa membantu apa-apa, pantas juga Ibu Andri begitu menyukai Nora, sekali dibandingkan dengannya, mereka beda jauh, Yuni merasa dirinya tidak sebagusnya, dia menghempas nafas didalam hati, dia tidak tahu bagaimana caranya untuk mempertahankan hubungannya dengan Ibu Andri setelah dia menikah dengan Andri nanti, sekarang sekali dipikir dia langsung pusing.

Setelah suster pergi, Nora melirik Andri yang sedang melongo menatapi ibunya, dia pergi dan menyentuh tangan Andri, dan mengisyaratkan Andri untuk keluar.

Andri mengerti dan tidak mengatakan apa-apa, dia mengikuti Nora untuk keluar dari ruang pasien.

Ketika mereka berdua berdiri di koridor, Nora langsung bertanya, "Andri, ada apa dengan ibu angkat? Ketika aku pergi dia masih baik-baik saja, apakah karena aku makanya kamu bertengkar dengan Ibu angkat?"

Nora adalah orang pintar, dia langsung menemukan permasalahannya.

Andri lalu mengakui, "Iya."

Nora juga mengerti kesusahan Andri, dia mengulurkan tangannya dan menepuk bahu Andri, "Andri, aku akan mengatakannya dengan ibu angkat, Yuni memang baik, perlakukan dia dengan baik, aku tahu tidaklah mudah bagi kalian untuk bersama, kalian harus saling menyayangi, setelah kejadian ini, aku akan pergi menyakinkan ibu angkat untuk menyetujui kalian menikah."

Andri tidak menyangka bahwa Nora mengetahui semuanya, dia bukanlah wanita biasa, meskipun menyukai Andri, namun dia juga hanya menyimpannya dalam hati, karena dia tahu Andri menyukai Yuni, mereka telah mengalami banyak hal, sekarang akhirnya mereka bisa bersama, Nora benar-benar senang untuk mereka, asalkan Andri bahagia, sisanya dia sama sekali tidak peduli, dan dia tahu bahwa dirinya berbeda dengan Yuni, dia tidak mungkin bisa menemani Andri seumur hidup, mungkin saja suatu hari nanti dia akan langsung mati dijalanan sama seperti Desi, karena mereka adalah orang sejenis.

Setelah mendengar perkataannya, Andri tidak bisa mengambarkan perasaaannya saat ini, karena keluarga Chen banyak berhutang kepada Nora, sekali lagi Nora menyelamatkan ibunya, Andri menganggukkan kepalanya, dan berkata dengan terharu, "Nora, sungguh baik bisa mengenalmu dikehidupan ini!"

Perkataan ini adalah perkataan hatinya, sudah berkali-kali jika bukan karena adanya Nora, dirinya mungkin sudah mati dari awal.

Nora tersenyum dan berkata, "Andri, aku berharap bisa mengenalmu dikehidupan selanjutnya!"

Andri juga membalas, "Aku percaya dikehidupan selanjutnya kita pasti akan saling mengenal."

Nora tersenyum semakin senang, dia menganggukkan kepalanya dan melihat jam tangannya lalu bergegas mengganti topik pembicaraan, "Andri, waktu sudah tidak pagi lagi, antarkanlah Yuni pulang dulu ke kota! aku akan tinggal disini untuk menjaga ibu angkat."

Andri menolah, "Bagaimana boleh! Aku yang akan tinggal untuk menjaganya."

Nora menasehati, "Andri, dengarkanlah aku, jika Ibu angkat bangun dan melihatmu dan terpikiran kejadian tadi sore, maka emosinya pasti akan meninggi lagi, setelah ibu angkat bangun, aku akan menasehatinya dengan baik, setelah emosinya stabil barulah kamu pulang, bagaimnaa menurutmu?"

Perkataan Nora memang asli, Andri tahu ibunya menyukai Nora, dan ibunya sekarang paling menyayangi Nora, apapun perkataan Nora, ibunya pasti akan mendengarkannya, perkataannya lebih berguna daripada dirinya.

Sekali terpikiran seperti itu, Andri merasa tidak berdaya, dia hanya bisa menganggukkan kepalanya dan berkata, "Baiklah! Setelah emosi ibu stabil, teleponlah aku."

Nora juga menganggukkan kepalanya, dia mendesak lagi, "Cepat antar Yuni pulang! waktu sudah tidak pagi lagi, sekarang adalah waktu yang serius, masalah Nanjing sudah aku selesaikan, kamu tinggal lindungi Yuni dengan baik saja sudah cukup, serahkan ayah angkat dan ibu angkat kepadaku."

"Baiklah, Nora, terima kasih." Andri tidak tahan dan mengatakannya.

Mendengar perkataan Andri, Nora malah sedikit tidak senang, dia lalu membenarkan, "Andri, kita adalah teman baik, sahabat baik, kedepannya kamu tidak boleh mengatakan seperti itu, jika tidak aku akan marah."

"Baik, aku salah, aku tidak akan mengulanginya lagi."

Setelah mengobrol seperti itu, Andri berbalik kembali ke ruang pasien, setelah bertemu dengan Yuni, dia mengisyaratkannya untuk keluar dan setelah keluar, Yuni bertanya, "Ada apa, Andri?"

Andri langsung mengatakannya, "Sudah tidak pagi lagi, aku antarkan kamu pulang ke kota saja!"

Setelah mendengarkannya, Yuni lalu berkata, "Mengapa harus pulang ke kota? Tante masuk rumah sakit, aku tinggal disini untuk menjaganya."

Andri menolaknya dengan halus, "Tidak perlu, disini ada Nora saja sudah cukup."

Yuni lalu berkata, "Dulu aku belajar medis di luar negeri, percayalah padaku Andri, aku juga bisa...."

Andri tiba-tiba menarik tangan Yuni, dan memotong perkataannya, "Yuni dengarkanlah aku, sekarang ibuku tidak boleh terpancing emosinya, kamu juga dengar kan, ibuku jika bangun dan terpikiran hal tadi sore, emosinya pasti akan meninggi, jadi kita pulang ke kota dulu saja, tunggu emosi ibuku stabil, barulah kita datang lagi!"

Yuni barulah sadar, dia menoleh kearah Nora yang berada didalam ruang pasien, dan bertanya, "Apakah dia sanggup sendirian?"

Andri menganggukkan kepalanya, "Tenang saja! Dirumah sakit masih ada suster dan ayahku!"

Yuni masih sedikit tidak tenang, seharusnya yang tinggal disini untuk menjaga ibu Andri adalah dia, namun sekarang Andri malah akan membawanya pergi, dia tidak tahu benar atau salah, tapi perkataan Andri juga masuk akal, jika ibu Andri bangun dan melihat Andri dan dirinya, bagaimana jika emosinya terpancing? Dia juga tahu bahwa Ibu Andri lebih menyukai Nora, lewat perbincangan, dia bisa merasakannya, hal yang dikhawatirkannya sebelumnya menjadi kenyataan.

Terakhir dibawah nasehat beruntun dari Andri, mereka pergi meninggalkan rumah sakit, dan ketika kembali ke mobil, Yuni terlihat tidak senang, ketika mengenakan sabuk pengaman, Andri meliriknya dan bertanya, "Kamu kenapa, Yuni?"

Yuni sadar dan menghempaskan nafasnya, "Andri, jujurlah kepadaku, apakah ibumu sangat membenciku?"

Andri berpura-pura, "Mana ada!"

"Benarkah?" tanya Yuni tidak percaya.

Andri menjawabnya, "Benar."

"Lalu mengapa ibumu tiba-tiba masuk rumah sakit?" tanya Yuni sambil menatapi Andri.

Andri kehabisan kata-kata, "Karena masalah lain."

"Masalah apa?" tanya Yuni.

Andri melihat Yuni yang terus bertanya dia bergegas mengalihkan topik, "Waktu sudah tidak pagi lagi, pulang dulu saja."

Seusai berkata, dia menyalakan mobil dan menyetir pergi meninggalkan parkiran dan berjalan kearah area Kota Nanjing.

Tidak lama kemudian, mobil Andri berhenti didepan komunitas Xin Hua, ketika sedang memarkir, Andri menyadari bahwa dirinya sangat lapar, dia lalu mengandeng tangan Yuni dan bertanya, "Yuni, ayo kita ergi makan, aku sangatlah lapar."

Sebenarnya Yuni juga lapar, "Baik! makan apa?"

Andri mengisyaratkan diluar komunitas, "Disekitar sini ada sebuah restoran yang lumayan bagus, kita makan disana saja! Aku sudah lapar hingga tidak mampu berjalan lagi."

Yuni lalu mengikutinya ke sebuah restoran yang berjarak beberapa ratus meter dari Komunitas Xin Hua, lokasinya berada disebuah gang sebelah kanan dari jalan raya, sekali malam tiba, restoran ini ramai ditambah lagi dengan cuaca yang panas, disini menjadi sangatlah panas dan ramai.

Mereka baru saja duduk, Andri langsung memesan banyak makanan, Yuni yang duduk diseberangnya malah tidak nafsu makan.

Andri tahu apa yang sedang dipikirkannya, dan tahu mengapa dia tidak senang.

Demi merayu Yuni agar dia senang, Andri memikirkan sebuah cara dan mengangkatkan kepalanya lalu berkata, "Yuni, apakah kamu tahu sore ini ibuku memanggilku untuk mengatakan apa?"

Sekali mendengarkannya, Yuni langsung tertarik, dia langsung menebak, "Mengatakan keburukanku?"

Andri mengelengkan kepalanya, "Bukan."

"Lalu apa yang dikatakannya?" Yuni semakin penasaran.

"Aku memberitahu ibuku kamu hamil, dia sangatlah senang, dan ingin segera memeluk cucu, sekali mendengar bahwa dia bisa memeluk cucu, emosinya meninggi dan menjadi begini....." Andri berkata dengan serius.

"Benarkah seperti ini?" Yuni sangatlah curiga.

Andri berkata dengan serius, "Mengapa aku harus membohongimu, ibuku sudah ingin memeluk cucu sangat lama, jadi kita harus bersiap-siap untuk mengandung secepatnya, dengan begitu ibuku akan semakin menyukaimu."

Novel Terkait

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu