My Charming Lady Boss - Bab 483 Perjanjian Besar

“Halo!” sapa Andri Chen. Dia tidak tahu siapa wanita itu.

Ketika dia selesai bicara, wanita itu langsung menjawab dengan jelas dan lantang, “Jangan mencariku. Kamu tidak akan bisa menemukanku.”

Andri Chen terkejut. Dia langsung tahu wanita diseberang telepon itu adalah Meggy Qu yang telah mereka cari. Tanpa disangka, dia berinisiatif untuk menelepon. Sisca Mi dan yang lain pun terkejut. Jimmy Zhou langsung menyuruh orang untuk menginvestigasi lokasi wanita itu.

Andri Chen bertanya, “Mengapa kamu membawa lari puteraku?”

Meggy Qu tidak menjawab pertanyaan Andri Chen. Dia malah balik bertanya dengan santai, “Puteramu imut sekali. Siapa namanya?”

“Daniel.” jawab Andri Chen dengan jujur.

“Nama yang bagus.” ujar Meggy Qu senang.

“Apa yang kamu inginkan? Mengapa kamu membawa kabur puteraku?” tanya Andri Chen lagi.

“Em…” Meggy Qu enggan menjawab, “Bagaimana kalau kita bertemu saja?”

Andri Chen terkejut, “Iyakan saja.” ujar Sisca Mi lirih.

“Baiklah. Dimana?” Andri Chen menyetujuinya.

Meggy Qu berpikir sejenak lalu menjawab tanpa ragu, “Datanglah ke Jingzhou, tapi jangan bawa teman polisimu itu, kalau tidak, mereka akan menyesal.”

Andri Chen baru saja akan bertanya, namun wanita itu sudah lebih dulu menutup teleponnya. Hanya tersisa nada sambung dari seberang telepon.

Tut! Tut! Tut!

Mereka berbincang kurang dari dua menit. Ketika Andri Chen menutup teleponnya, polisi disampingnya berkata dengan girang, “Berhasil dilacak! Dia ada di Jingzhou.”

Jimmy Zhou langsung memberi perintah, “Segera beri kabar ke kepolisian Jingzhou dan suruh mereka datang ke lokasi.”

“Baik!” jawab polisi itu. Dia lalu mengambil ponsel di mejanya, namun Andri Chen langsung menghentikannya, “Tunggu dulu.”

Polisi yang sedang sibuk mengetik nomor itu lalu berhenti seketika. Dia menoleh ke Andri Chen, tidak tahu harus berkata apa.

“Jangan baku hantam lagi.” ujar Andri Chen.

Jimmy Zhou mengerutkan dahinya dan bertanya, “Mengapa?”

Andri Chen menganalisa sejenak, “Mneurutmu mengapa wanita ini berani menelepon kantor polisi secara langsung?”

Jimmy Zhou memahami sesuatu dari analisa Andri Chen, “Itu menunjukkan kalau wanita itu sudah bersiap.”

“Selain itu, dia tahu kita sedang mencarinya. Sebelum menutup teleponnya, wanita itu bilang untuk menemuinya di Jingzhou. Apa kamu tidak merasa wanita ini bukan wanita biasa? Dia sama sekali tidak terdengar takut kalau kita bisa menemukannya. Dia bahkan memperingatkanmu untuk tidak ikut datang.” ujar Andri Chen.

Setelah mendengar penjelasan Andri Chen, Sisca Mi menyadari wanita bernama Meggy Qu ini memang tidak biasa. Jika dia adalah wanita biasa, dia pasti sudah lama kabur sejak dia menculik bayi orang. Dia juga pasti tidak akan berinisiatif menelepon polisi. Jika dia sampai berani membuat janji dengan Andri Chen, itu berarti dia tidak takut dengan polisi sama sekali.

Berdasarkan pengalaman Sisca Mi dengan kasus serupa, analisa Andri Chen bisa dibilang masuk akal. Dia lalu berkata, “Andri benar. Wanita ini bukan wanita biasa.”

Satu hal yang lebih penting lagi, wanita itu mengenakan jam tangan yang sama persis dengan jam tangan Andri Chen. Tidak ada yang tahu apa maksudnya.

Jimmy Zhou berpikir sejenak lalu menyadari hal yang sama. Secara logika, wanita itu benar bukan wanita biasa. Dari nada bicaranya tadi, wanita itu sama sekali tidak terdengar canggung seakan tidak takut jika polisi menemukannya.

Jimmy Zhou menyalakan dan menghisap cerutunya, “Tapi, polisi tidak bisa hanya diam saja, ‘kan?”

“Jimmy, jangan bertindak asal untuk saat ini.” ujar Sisca Mi.

Jimmy Zhou ingin mengatakan sesuatu, tapi Andri Chen mendahuluinya, “Sisca, Jimmy, untuk hal ini, sebaiknya polisi jangan ikut campur. Aku akan pergi ke Jingzhou untuk mencari tahu tentang wanita ini. Aku merasa dia datang untuk mencariku.”

Jimmy Zhou merasa khawatir, “Jimmy, kamu tahu akan sangat berbahaya bagimu untuk pergi ke Jingzhou seorang diri, ‘kan?”

Yuni Li juga berpikir demikian, “Ya, Andri. Aku tidak yakin kamu harus pergi seorang diri.”

“Jangan khawatir. Aku akan baik-baik saja.” Andri Chen menenangkan mereka. Dari nada bicara Meggy Qu, Andri Chen merasa wanita itu mengenalnya.

“Tapi—” ujar Yuni Lin.

Andri Chen langsung menggenggam tangan Yuni Lin, “Yuni, jangan khawatir! Aku akan baik-baik saja. Kamu tunggu aku di Quyang. Aku akan kembali dengan selamat.”

“Andri!” Sisca Mi juga merasa bahwa terlalu riskan untuk membiarkan Andri Chen pergi seorang diri ke Jingzhou.

Andri Chen isi kepala Sisca Mi, dia langsung berkata, “Sisca, kamu dengarkan aku kali ini, jangan kirim seseorang untuk mengikutiku atau sesuatu akan terjadi.”

Entah mengapa, insting Andri Chen memberitahunya kalau wanita bernama Meggy Qu ini bukan wanita biasa. Kalimat peringatan yang dia katakana sebelum menutup teleponnya tadi bukanlah candaan. Dia berada jauh di Jingzhou saat ini, tapi dia tahu persis apa yang sedang terjadi di Quyang. Jelas, wanita ini bukan wanita biasa.

Akhirnya, Sisca Mi dan Yuni Lin mengantar Andri Chen ke bandara. Butuh satu jam untuk terbang dari Quyang ke Jingzhou. Sebelum dia naik ke pesawat, Sisca Mi memberinya sebuah ponsel supaya Andri Chen bisa dengan mudah menghubunginya. Andri Chen juga berniat untuk langsung menghubungi Sisca Mi sekalinya dia tiba di Jingzhou.

Setelah itu, kedua wanita itu melihat Andri Chen naik ke pesawat

Ini adalah pertama kalinya Andri Chen mengunjungi Kota Jingzhou. Setelah meninggalkan bandara, dia tidak tahu harus pergi kemana. Jadi, dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon Sisca Mi untuk memberitahunya kalau dia sudah tiba di Kota Jingzhou dengan selamat.

Setelah itu, dia menelepon Meggy Qu.

Teleponnya langsung diangkat dan suara familiar pun terdengar, “Kamu sudah di Jingzhou?”

“Ya. Aku di bandara.” jawab Andri Chen jujur sambil melihat ke sekelilingnya. Dia merasa Meggy Qu sedang mengawasinya dari suatu tempat. Wanita itu seakan memiliki banyak mata.

“Baiklah. Kamu bisa mengambil penerbangan ke Kota Xuzhou sekarang.” ujar Meggy Qu senang.

Andri Chen bertanya dengan bingung, “Apa? Penerbangan ke Kota Xuzhou?”

“Ya, ke Xuzhou. Kamu harus bergegas masuk ke bandara, kalau tidak kamu bisa ketinggalan pesawat.” ujar Meggy Qu.

Andri Chen menutup teleponnya. Dia terburu-buru, jadi dia tidak sempat menelepon Sisca Mi. Sebelum naik ke pesawat, Andri Chen menerima sebuah pesan.

“Jangan kontak teman-temanmu. Aku tidak suka orang berbohong padaku.”

Andri Chen melihat koridor kabin yang panjang dan penuh dengan penumpang ke Xuzhou. Dia curiga wanita itu di kabin atau di suatu tempat dalam pesawat, tapi dia tidak tahu dimana dia duduk.

Andri Chen tidak tahu trik apa yang sedang wanita itu mainkan dengannya. Satu jam kemudian, pesawat tiba di Kota Xuzhou.

Setelah turun dari pesawat, dia langsung menelepon Meggy Qu.

“Kamu sudah di Xuzhou?” tanya wanita itu.

“Ya.” jawab Andri Chen terus terang.

“Masuk ke bandara lagi dan ambil penerbangan ke Canghai.” ujar Meggy Qu.

“Apa? Aku masih harus ke Canghai lagi?” Andri Chen merasa wanita ini sedang bermain-main dengannya.

“Kamu bisa saja memutuskan untuk tidak pergi, tapi jika kamu tidak pergi, aku takut kamu tidak akan bisa bertemu dengan puteramu, Daniel, lagi.”

Andri Chen tidak memiliki pilihan lain karena ancaman dari Meggy Qu. Dia langsung berbalik badan dan berjalan masuk ke bandara lagi lalu mengambil penerbangan ke Kota Canghai.

Sore itu, pesawatnya tiba di Kota Canghai. Saat itu ketika dia menelepon, Meggy Qu tidak menyuruhnya untuk mengambil penerbangan ke kota lain lagi. Meggy Qu hanya berkata, “Naik taksi dari bandara ke pelabuhan utara Kota Canghai. Ketika kamu sudah sampai di pelabuhan, hubungi aku.”

Andri Chen menutup teleponnya lalu naik taksi ke pelabuhan utara Kota Canghai. Meggy Qu telah membuatnya berputar-putar sejauh ini, mungkin wanita itu juga mengecek apakah Andri Chen membawa seseorang atau tidak.

Sepertinya, dirinya memang benar. Wanita bernama Meggy Qu ini bukan wanita biasa. Untungnya, Sisca Mi tidak menyuruh orang untuk mengikutinya.

Sepuluh menit kemudian, taksi tiba di pelabuhan. Hari ini, cuaca di kota ini sangatlah bagus. Ketika Andri Chen tiba di pelabuhan, dia melihat pemandangan matahari tenggelam yang sangat indah. Dia tidak menyangka Meggy Qu ingin menemuinya disini.

Dia melihat ke sekeliling. Pelabuhan itu penuh dengan perahu kargo dan kapal pesiar. Dia tidak tahu dimana Meggy Qu, jadi dia mengeluarkan teleponnya dan menelepon wanita itu lagi.

“Aku sudah disini.” ujar Andri Chen tanpa basa-basi.

“Aku melihatmu. Berjalanlah kearah kanan pelabuhan dan cari sebuah speedboat. Ada kunci di speedboat itu. Kamu bisa langsung mengendarainya menuju Area Laut Dongzhou.”

Meggy Qu sudah menutup teleponnya sebelum Andri Chen sempat mengatakan apapun.

Dia langsung mencari speedboat itu di area pelabuhan. Setelah dia menemukannya, dia mendapati kunci sudah tertancap. Ada sebuah peta di di atas speedboat itu. Ada juga lingkaran merah yang menandai lokasi Dongzhou.

Andri Chen langsung mengendarai speedboat ke lokasi di peta. Dia melaju kencang selama setengah jam. Dia terkejut ketika mendapati ponselnya tidak memiliki sinyal dari daerah itu. Dia ada di laut lepas. Dia lalu lanjut mengendarai speedboatnya kearah Dongzhou. Dia berdiri dan sayup-sayup melihat sebuah pulau seperti yang tergambar di peta. Pulau itu harusnya adalah Area Laut Dongzhou.

Andri Chen meletakkan petanya dan langsung melaju.

Seperempat jam kemudian, Andri Chen tiba di Pulau Dogzhou. Di dekat pulau itu, dia melihat sebuah kapal pesiar yang mengapung di laut dekat pulau.

Novel Terkait

Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu