My Charming Lady Boss - Bab 264 Menyesal

Andri tidak menyangka Rossa akan setuju dengan gampangnya, hal ini sama sekali di luar perkiraannya.

Tapi, ketika berkata sampai sini, Andri tiba-tiba tidak ada keberanian, karena dia tidak ingin melihat Rossa sakit hati.

Rossa melihat Andri berhenti, merasa semakin penasaran, bertanya: "Andri, kenapa kamu berhenti?"

Saat ini, Andri tidak bisa menahan diri dan menyalakan sebatang rokok, setelah menghirup sekali, dia baru melihat Rossa dan berkata dengan lembut: "Rossa, aku ingin...."

Andri lagi-lagi berhenti, membuat Rossa tidak tahan dan bertanya: "Kamu ingin apa?"

"Aku....." kata selanjutnya, Andri benar-benar tidak bisa mengatakannya.

Rossa tiba-tiba tertawa, bertanya dengan bahagia: "Andri, apakah kamu ingin melamarku?"

Mendengar kata melamar, dunia Andri langsung berantakan, karena dia pernah berkata mau menikahi Rossa, dia tahu Rossa terus menantikan hari ini, Andri juga ingin menyatakan janjinya, tapi keadaan sekarang ini, Andri benar-benar tidak bisa menepati janjinya.

Baru saja bertanya, Rossa lagi-lagi bertanya dengan senyum indah: "Andri, sore ini, aku sudah merasa ada yang aneh denganmu, kamu terlihat seperti memiliki masalah besar, malam ini kamu membawaku kesini, apakah ingin memberikan sebuah kejutan untukku?"

Dari wajah Rossa, Andri bisa melihat ekspresi berharap, tapi Rossa sama sekali tidak tahu bahwa yang dinantikannya adalah kesakitan yang amat sangat.

Ketika Rossa mengatakan hal ini, kedua matanya melihat sekeliling restoran, tidak tahu kejutan seperti apa yang disiapkan Andri untuknya.

Tepat ketika Rossa masih penuh dengan harapan, Andri memberanikan dirinya, dia mengatakan sesuatu yang membuat Rossa terkejut.

"Rossa, tidak peduli apa yang terjadi, kamu harus menjaga dirimu dan anak kita dengan baik."

Mendengar kata ini, wajah Rossa langsung berubah, karena dari kalimat ini, Rossa tiba-tiba merasakan sesuatu, dalam hati juga diam-diam merasa tidak aman.

Rossa menenangkan dirinya sejenak, mendongak dan bertanya bingung: "Andri, ada apa denganmu hari ini? Kenapa berkata seperti itu?"

Andri lagi-lagi menghirup rokok, kemudian menghembuskan asap rokok yang pekat, berkata: "Rossa, dua hari lagi aku akan pergi ke sebuah tempat, mau waktu yang lama baru bisa kembali."

Rossa seketika menyadari sesuatu, seperti sudah mengerti sesuatu.

Ekspresi wajah Rossa semakin memburuk, berpaling melihat pemandangan di luar jendela, kemudian berpaling kembali, berusaha mengontrol emosinya, bertanya dengan suara rendah: "Andri, apakah kamu mau pergi mencari dia?"

Dia ini, tentu saja Yuni Lin, Rossa tahu di dalam hatinya, Andri sama sekali tidak bisa melupakannya, semenjak Yuni meninggalkan Nanjing, Rossa sudah tahu akan ada hari ini, tapi dia tidak menyangka akan datang secepat ini.

Menghadapi pertanyaan Rossa, Andri langsung menjelaskan: "Rossa, kamu salah paham, bukan seperti itu."

Rossa mendengar hal ini, ekspresinya yang sedih seketika berubah membentuk senyuman, berkata tidak peduli: "Andri, kamu tidak usah mengatakan apa-apa lagi, aku mengerti, kamu pergilah! Aku berjanji padamu, aku pasti akan menjaga diriku dan anak ini dengan baik."

Melihat senyuman di wajah Rossa, Andri tahu dia sengaja, dia tidak ingin Andri melihat dia yang menangis sakit hati.

"Rossa....." ketika Andri bermaksud menjelaskan, Rossa tiba-tiba berdiri dari kursinya, berkata: "Aku pergi ke toilet sebentar."

Kemudian, Rossa berjalan ke arah toilet dengan langkah cepat.

Melihat sosok Rossa yang semakin jauh, hati Andri sangat sakit, hanya sampai sosok Rossa sudah menghilang, Andri tidak tahan dan berdiri, berjalan menuju toilet.

Ketika dia berjalan sampai pintu toilet, dia mendengar suara tangisan dari toilet perempuan.

Andri langsung tahu itu adalah suara Rossa, Rossa menangis dengan sangat sedih, Andri mendengarkan semuanya, tapi dia tidak bisa masuk ke toilet perempuan, dia hanya bisa menunggu di depan toilet, setelah dia menghirup sebatang rokok, Rossa masih belum berhenti.

Pelayan restoran berjalan ke arah Andri, berkata dengan penuh hormat: "Tuan, pesanan kalian sudah keluar."

Andri mematikan rokoknya, membuang puntung rokok ke dalam tempat sampah, mengangguk: "Baik, aku sudah tahu."

Kemudian, Andri kembali ke meja mereka, menyuruh pelayan membuka sebotol wine, kemudian dia menuang segelas, kemudian mulai minum karena stress, setelah minum sejenak, dia akhirnya tidak bisa mengontrol diri, dia mengambil botol wine dan meminum langsung dari botolnya, seperti meminum bir.

Adegan ini membuat para tamu, khususnya pelayan restoran melihatnya dengan pandangan kaget.

Andri menghabiskan seluruh wine dalam sekali teguk, kemudian memanggil pelayan dan memesan: "Tolong bukakan satu botol lagi."

Pelayan di sampingnya membeku sejenak, kemudian sadar kembali, menjawab: "Tuan, anda tunggu sebentar!"

Kemudian, pelayan tersebut mengambil botol kosong tadi dan pergi.

Tapi, pandangan para tamu tetap tidak berpindah dari Andri, Andri tahu mereka sedang melihatnya diam-diam, tapi dia tidak peduli, membiarkan mereka menggosipkan dirinya sesuka hati mereka.

Tidak lama kemudian, di dalam pandangan Andri pun muncul sosok Rossa, dia memakai sepatu hak tinggi berjalan ke arah Andri dari toilet, ketika dia duduk di depan Andri, Andri pun menyadari kalau kedua mata Rossa sedikit bengkak, sangat jelas telah menangis lama.

Tapi, Andri tidak langsung bertanya, dia menunjuk ke steak sapi di meja dan berkata: "Cepat makan! Tidak enak kalau sudah dingin."

Rossa awalnya masih punya nafsu makan, tapi begitu memikirkan perkataan yang dikatakan Andri kepadanya, nafsunya langsung menghilang, dia akhirnya memaksa diri tersenyum senang dan berkata kepada Andri: "Andri, kamu makan saja! Aku tidak lapar."

Andri tahu alasan Rossa tidak nafsu makan, dia pun mengangguk dan tidak mengatakan apapun.

Selanjutnya, Andri menunduk memotong steak sapi di atas meja, kemudian memasukkan steak sapi itu ke mulutnya dengan potongan kecil, dia terlihat seperti lumayan bernafsu, tapi dia merasa steak sapi di mulutnya lebih susah ditelan daripada batu.

Mereka berdua hening sejenak, Rossa mulai berbicara duluan: "Andri, kamu berencana kapan pergi?"

Mendengar ini, tangan Andri yang sedang memotong steak sapi berhenti mendadak, dia mendongak, melihat Rossa sekilas, kemudian berpikir dan berkata: "Masih belum ada keputusan."

Rossa mengangguk, segera mengeluarkan dompetnya dari tasnya, dan mengeluarkan sebuah kartu bank dari dompetnya, kemudian menyerahkannya kepada Andri, berkata: "Andri, di dalam kartu ini ada sedikit uang, kamu bawa saja! Ke Amerika pasti butuh banyak uang, kalau tidak cukup, kamu hubungi aku, aku akan langsung mengirimkan uang untukmu."

Melihat kartu di tangan Rossa, air mata di sudut mata Andri hampir mengalir turun tanpa bisa ditahan, tapi dia menggertakkan gigi dan berhasil menahannya.

Dia berpura-pura kuat dan berkata: "Rossa, tidak usah, aku punya uang."

Rossa langsung meletakkan kartu bank ke meja di depan Andri, berkata dengan lembut: "Andri, setelah sampai Amerika, ingat telepon aku."

Setelah berkata seperti ini, Rossa langsung berdiri dan berkata: "Aku merasa tidak enak badan, aku pulang duluan."

Kemudian, Rossa mengambil tasnya dan berjalan keluar dengan langkah cepat.

Andri awalnya bermaksud memanggilnya, tapi suaranya tidak bisa keluar, dia merasa dia seketika menjadi seorang bisu.

Hanya sampai sosok Rossa sudah menghilang dari pandangan Andri, air mata Andri baru mengalir turun tanpa bisa dihentikan, dia mengulurkan tangan mengelap air matanya, kedua tangannya menutupi wajahnya, langsung menabrakkan kepalanya ke meja dengan sekuat tenaga, membuat para tamu terkejut dan melihati Andri.

Semua orang yang ada di dalam restoran sama sekali tidak tahu apa yang terjadi, mereka semua memandang Andri dengan tatapan aneh.

Sedangkan Rossa yang meninggalkan restoran, setelah naik ke mobil, tidak langsung pergi, dia tengkurap di atas setir mobil dan menangis keras, air matanya yang jernih membasahi seluruh wajahnya.

"Huuuu....."

Orang-orang yang mengemudi mengarahkan pandangan mereka ke Rossa, tidak tahu ada apa dengannya, bahkan ada orang yang ingin pergi bertanya, tapi ketika orang itu maju, Rossa menaikkan jendela mobil, menyalakan mesin dan mengemudi keluar dari parkiran restoran.

Di perjalanan pulang, Rossa sambil mengemudi sambil menangis keras, air matanya seperti air terjun deras.

Saat ini Andri masih duduk di dalam restoran, dia duduk selama beberapa jam, baru bayar dan pergi.

Ketika dia kembali dengan oyong ke Komunitas Xin Hua, sudah jam 9 malam, dia membuka pintu rumah, melihat tidak ada orang di dalam rumah, dia memanggil dua kali, juga tidak mendengar suara Rossa, dia pun membuka pintu rumah Yuni, melihat rumah ini juga gelap dan kosong, sama sekali tidak ada sosok Rossa.

Seketika, Andri pun panik, dia sangat khawatir terjadi sesuatu kepada Rossa, karena sekarang Rossa sedang hamil.

Oleh karena itu, Andri pun menelepon Rossa terus menerus, tapi sudah berdering sangat lama, tetap tidak dijawab.

Saat ini Andri semakin panik, dia langsung merasa menyesal dengan keputusannya hari ini, dia langsung meninggalkan rumah, memanggil taksi pergi ke kompleks rumah Rossa yang dulu, mengetuk pintu rumah Rossa, tapi sudah mengetuk sekian lama, tetap tidak ada yang menjawab.

Andri mencari kesana kemari, tetap tidak menemukan Rossa, apalagi sekarang sudah sangat larut, dia tidak tahu Rossa kemana, akhirnya dia menelepon Robin, dengan panik bertanya: "Robin, apakah kakakmu ada menghubungimu malam ini?"

Robin mendengar Andri bertanya seperti ini, balik bertanya dengan curiga: "Abang ipar, terjadi apa? Kakakku bukannya terus bersamamu?"

Andri tidak bisa menjelaskan semuanya dalam telepon, dia pun menjelaskan secara singkat: "Kamu cepat bantu aku berpikir, kakakmu kemungkinan ada dimana? Apakah dia ada teman di Nanjing?"

Mendengar nada suara Andri, Robin pun merasa terjadi sesuatu dengan kakaknya, berpikir sejenak, berkata: "Abang ipar, aku benar tidak tahu."

Novel Terkait

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu