My Charming Lady Boss - Bab 293 Ada masalah

Mendengar nada bicara kepala Lu, Andri curiga hal yang ia ceritakan ada hubungannya dengan Rossa, tiba-tiba hatinya tidak tenang.

“Ada masalah apa?” Tanya Andri dengan resah.

Kepala Lu lanjut berkata di balik telepon : “Tadi kakak aku telepon, katanya Rossa masuk rumah sakit.”

“Apa?”Mendengar perkataannya, jantung Andri terasa berhenti berdetak, apa yang dia perkirakan sungguh terjadi.

Ketika Andri ingin bertanya lebih lanjut, kepala Lu berkata lagi, “Andri, kamu jangan khawatir, kakak aku menjaga dia di rumah sakit, Rossa akan baik-baik saja.”

Andri bertanya dengan heran, “Selama ini dia baik-baik saja, kenapa bisa masuk rumah sakit?”

Kepala Lu menjelaskan, “Aku tidak tahu jelas apa yang terjadi, tapi aku dengar kakakku berkata, dia hanya tidak enak badan biasa saja, bukan masalah besar, Andri, kamu tidak perlu terlalu khawatir.”

Andri tidak khawatir itu hanya pura-pura, apalagi dalam perut Rossa masih ada anaknya sendiri, kalau terjadi sesuatu dengan sepasang ibu dan anak ini, dia tidak akan tenang seumur hidup.

Di saat Andri diam seribu bahasa, terdengar lagi saran dari kepala Lu : “Andri, begini saja, kalau di tempat kamu aman, kamu telepon saja ke kakakku, tanya keadaan Rossa secara detail, aku sudah beri tahu kakak aku soal masalah kamu, dia akan membantu kamu menjaga Rossa dengan baik.”

“Iya, aku mengerti.” Andri tidak banyak berkata lagi di telepon, setelah panggilan dimatikan segera dia menghubungi Diana Lu.

Telepon berdering beberapa saat, baru kemudian terdengar suara Diana yang tidak asing.

“Andri?” Diana tampak terkejut mendapat panggilan dari Andri.

Andri memanggil dengan ramah dari balik telepon : “Ibu angkat! Bagaimana dengan Rossa?”

Diana menjelaskan di telepon : “Andri, kamu tenang saja! Rossa tidak apa-apa, Cuma terjadi masalah kecil di kantor, jadi aku bawa dia periksa ke rumah sakit, dokter bilang, Rossa Cuma kaget saja, sudah tidak apa-apa lagi, tapi masih harus dirawat inap untuk pemeriksaan lebih lanjut, tunggu keadaannya sudah stabil baru boleh keluar.”

Mendengar penjelasan Diana, Andri akhirnya tenang, dia mengira terjadi sesuatu yang parah dengan Rossa.

“Kalau begitu merepotkan ibu angkat dulu.” Ucap Andri dengan sungkan.

Mendengar ini, Diana berkata dengan ramah : “Andri, buat apa kamu sungkan dengan ibu angkat, yang perlu mengucapkan terima kasih adalah ibu angkat, soal kamu, adik aku sudah beritahu. Andri, masalah ini sungguh menyusahkan kamu, juga sudah menyusahkan Rossa, tapi kamu tenang, aku pasti akan menjaga Rossa dan anak di perutnya dengan baik, dan tidak lama lagi, kamu sudah bisa jadi ayah.”

Berkata sampai di sini, Diana merasa agak senang, meskipun Andri bukan menantu keluarga Mi, tapi dia sungguh turut bahagia, lagi pula Andri membantu adiknya dengan mempertaruhkan nyawanya.

“Ibu angkat, kalau begitu aku titipkan Rossa dan anakku sama ibu.” Ucap Andri dengan berjuta-juta rasa terima kasih.

Sekali lagi Diana berjanji : “Andri, kamu benar-benar tidak perlu khawatir! Aku sudah menganggap Rossa sebagai anak kandung sendiri, beberapa waktu ini Rossa yang menemani aku, dulu masih ada Sisca yang berkeliaran di sampingku, dan sekarang tiba-tiba dia sudah tidak di sini, rasanya sangat tidak terbiasa.”

Andri memahami perasaan Diana, sama seperti di sampingnya tidak ada Rossa dan Yuni, mendadak terjadi perubahan drastis dalam hidupnya, apalagi dirinya berada di luar, menyebabkan berbagai rasa tak terbiasa.

Andri menghibur : “Ibu angkat, jangan khawatir, tidak berapa lama lagi sudah bisa ketemu Sisca, nanti kalau dia sudah tidak jadi polisi, dia akan ada di samping ibu selamannya.”

Diana tahu Andri sedang menghibur dririnya, ia menghela napas di balik telepon, dan balik menasihati Andri, “Andri, kamu sendirian di luar, harus berhati-hati, sedangkan Rossa di sini, akan kubantu kamu menjaga dia.”

“Iya.”Andri menjawab, lalu mengingatkan Diana lagi, “Ibu angkat, mengenai hari ini aku telepon ke ibu, sungguh jangan beritahu ke Rossa.”

“Aku mengerti, akan aku rahasiakan dari Rossa.” Jawab Diana.

“Ibu angkat, aku sudah harus mengakhiri panggilan, sampai jumpa.” Melihat Bella datang menghampiri dari arah balkon, segera Andri mematikan telepon.

Bella sampai di hadapan Andri dan tersenyum, serta mencoba berkata dengan bahasa mandarin yang tepat, “Apa kabar tuan Chen, bisakah aku bicara dengan kamu?”

Andri menjawab sambil mengangguk, “Boleh.”

Bella tersenyum simpul sambil menoleh melihat sekilas ke Futari, kemudian dengan perasaan terima kasih berkata kepada Andri, “Tuan Chen, terima kasih sudah menolong Yinna.”

Andri menjawab : “Nona Bella, tidak perlu berterima kasih dengan saya, masalah ini disebabkan oleh saya, kalau bukan karena saya, juga tidak akan terjadi masalah begini.”

Bella menggeleng-geleng kepala membantah perkataan Andri, “Tuan Chen, kamu tidaksalah,lagi pula Yinna hanya seorang anak kecil, satu tahun ini dia ikut berbagai pelatihan di Korea, jadi tidak sedikit ia berjerih payah, setelah pulang kembali dia ingin bersantai-santai, ini bisa dimengerti, lagi pula tekanan dari perusahaan juga besar untuk dia, meskipun saya manajernya Yinna, tapi saya juga merupakan temannya.”

Andri sangat mengerti perkataan Bella, juga perkataan inilakh yang membuat Andri mempunyai kesan yang khusus terhadap wanita korea ini.

Dia menganggukkan kepala dan berkata dengan berterima kasih, “Terima kasih kamu bisa memaklumi dia.”

Mendengar perkataan terima kasih dari Andri, Bella tiba-tiba tertawa, kemudian menoleh melihat ke Futari, lalu lanjut berkata kepada Andri, “Tuan Chen, ada satu hal yang harus saya beritahu.”

“Apa?”Tanya Andri dengan penasaran.

Bella menyatakan dengan langsung, “Tuan Chen, aku tahu kamu adalah pria berkuda putih di dalam hati Yinna, saat di Korea, dia pernah mengungkit tentang kamu ke saya, dan bercerita banyak tentang kamu.”

Andri tidak tahu apa maksud perkataan Bella, baru saja dia ingin bertanya lebih lanjut, Bella sudah melanjutkan : “Tuan Chen, artis seperti Yinna yang bisa terkenal hingga seluruh Asia Tenggara itu tidak banyak, saya tidak ingin kamu mempengaruhi pekerjaan dia, serta perusahaan juga menetapkan peraturan, artis dilarang berpacaran, saya juga tidak berharap kalian menimbulkan gosip.”

Mendengar ini, akhirnya Andri mengerti, lalu tertawa dan berkata : “Nona Bella, kamu tidak perlu khawatir sama sekali, aku dan Yinna hanya teman saja, lagi pula aku sudah punya istri.”

“Begitukah?”Bella merasa sangat terkejut.

Andri mengangguk, lalu berkata dengan bangga, “Aku bukan hanya sudah punya istri, sebentar lagi aku akan menjadi ayah.”

Dengan kepala penuh pikiran Bella mengangguk, ia lanjut bertanya, “Yinna tahu?”

Andri tidak yakin, ia menoleh melihat sekilas ke Futari yang sedang duduk di sofa, lalu menggeleng, “Mungkin tidak tahu.”

Bella menyarankan, “Kalau begitu kamu harus baik-baik ngomong ke dia, aku keluar dulu, kalau ada urusan telepon saja ke aku.”

Selesai berkata demikian, Bella mengeluarkan kartu nama dari dompetnya dan diserahkannya ke tangan Andri.

Andri hanya melihat sekilas sambil menjawab : “Iya.”

Bella kembali membalikkan badan berjalan ke arah ruang tamu, ia pergi setelah bicara sebentar dengan Futari.

Ketika Andri kembali ke ruang tamu, Futari bertanya dengan penasaran, “Bella ngomong apa sama kamu? Sampai begitu senang.”

Andri menjawab, “Oh, dia tanya soal kejadian kemarin.”

Futari segera mengalihkan pembicaraan, bertanya dengan terkekeh, “Om, kakak Bella cantik tidak?”

Andri menjawab dengan jujur : “Cantik!”

Futari mengingatkan lagi dengan penuh maksud, “Om, dia sekarang belum punya pacar!”

“Ada hubungannya dengan aku?” Tanya Andri dengan sengaja.

Futari pun ikut sengaja menggodai : “Om, kalau kamu ada perasaan sama kak Bella, nanti aku bantu.”

Andri tahu Futari sedang bercanda, segera ia mengalihkan pembicaraan, “Sudah, sekarang aku tany sama kamu, ceritakan apa yang terjadi kemarin di pasar malam? Bagaimana kamu bisa diculik oleh Noel?”

Mengungkit kejadian pasar malam, Futari mengingat kembali, “Om, waktu kamu mengejar pencuri tas, aku ikut di belakang, tapi kamu berlari terlalu cepat, dan orang di pasar malam juga banyak, belum jauh aku kejar, sudah ada satu orang yang menyekap aku dengan menutup mulutku menggunakan kain dari belakang, lalu aku sudah hilang kesadaran.”

Selesai mendengar itu semua, Andri lanjut bertanya, “Lalu bagaimana kamu bisa sakit?”

Futari menjawab dengan kebingungan : “Aku juga tidak tahu, aku terbangun di atas ranjang, sepertinya sebuah hotel, tapi tidak lama kemudian ketemu cowok bernama Noel itu, dia bilang dia pemilik bar, apa nama barnya aku sudah lupa, dia bilang mau ngomong soal bisnis dengan aku, jadi suruh aku menyanyikan satu lagu di bar, kemudian beri aku imbalan uang, saat itu aku sangat takut, karena aku tidak tahu siapa dia, jadi aku tidak menyetujuinya, lalu dia bilang kalau aku tidak mau, dia akan......”

Ketika ngomong sampai di sini, Futari tidak enak hati untuk melanjutkan, karena apa yang ingin Noel lakukan, rasanya sudah tertebak oleh Andri.

“Kamu tidak apa-apa bukan?”Andri khawatir Noel benar-benar melakukan sesuatu terhadap Futari.”

Futari menggeleng dengan kebingungan, dan berkata : “Aku juga tidak tahu apa yang dia lakukan ke aku, di kamar itu juga, tidak tahu kenapa aku merasa pusing dan akhirnya tertidur, ketika bangun sekujur badanku merasa capek sekali, tidak tahu apa yang terjadi dengan diriku, sampai di malam hari, cowok bernama Noel itiu memanggil seorang dokter untuk memberiku infus. Keesokan harinya ketika bangun, sudah tidak merasa capek.”

Selesai mendengar penjelasan Futari, Andri merasa ada yang janggal, karena Noel mengantar Futari pulang.

Mengingat ini, Andri tidak tahu apa yang dilakukan Noel, dan sekarang dia sudah kabur, Andri merasa masalah ini akan rumit.

Dia berpikir sejenak, handphone di dalam saku celananya berbunyi, ia pun mengeluarkan handphone dan ternyata panggilan dari Nora.

Awalnya Andri mengira urusan di Nora sana sudah beres, namun setelah mengangkat telepon dia baru sadar, ada masalah.

Nora berkata dengan tidak tenang dari balik telepon : “Andri, ada masalah dengan nona Yinna.”

“Ada apa?” Tanya Andri dengan kebingungan dan panik.

Nora balik bertanya :” Andri, kamu dimana? Aku jelaskan saat ketemu nanti.”

Segera Andri menjawab : “Aku di Century hotel.”

“Aku ke sana dengan Desi sekarang.” Kata Nora dengan tergesa-gesa dan langsung mematikan panggilan.

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu