My Charming Lady Boss - Bab 125 Membicarakan Tentang Wanita (1)

Rossa Du dengan cepat mengubah suaranya lalu berkata, "Apakah kamu ingat waktu kita bertemu dengan Rico Wang di hotel?"

Sebenarnya, Andri Chen yang sedang berbaring di tempat tidur tahu apa yang ingin dikatakan Rossa Du, sampai tiba-tiba ia meralat perkataannya, itu karena di hadapannya adalah Yuni Lin, jadi dia membahas tentang Rico Wang.

Tentu saja Andri Chen ingat, tetapi saat ini dia tidak bisa mengakuinya, jadi dia harus menggelengkan kepalanya, dan sama sekali tidak berbicara.

Rossa Du tidak menyangka bahwa Andri Chen sama sekali tidak bisa mengingatnya, dan dia merasa sangat kehilangan arah.

Saat ini, Yuni Lin yang berada di sebelahnya menghiburnya: "Rossa, jangan khawatir, perlahan-lahan ingatannya akan kembali."

Pada titik ini, Rossa Du terpaksa menganggukkan kepalanya, karena dia tahu jika dia terus berbicara, maka hasilnya akan sama saja.

Tetapi, kabar Andri Chen telah sadar, melalui dua wanita di hadapannya ini kabar itu telah tersebar dengan cepat.

Saat ini, Hendy Wang, Sisca Mi, dan beberapa teman kerja nya, setelah mendengar berita itu dengan cepat dating menjenguk, tetapi setelah tahu tentang amnesia yang dialami Andri Chen, mereka semua tampak sangat kecewa.

Sisca Mi karena pekerjaan, segera lekas pergi.

Hendy Wang dan lainnya menunggu sampai malam baru meninggalkan La Trobe Hospital, karena besok mereka juga tetap harus pergi bekerja, perusahaan juga masih membutuhkan mereka mempromosikan bisnis.

Pada pukul delapan malam, di dalam kamar pasien hanya tersisa Rossa Du dan Yuni Lin, kedua wanita saling menjaga diri mereka, dan juga berharap agar ingatan Andri Chen dapat segera pulih.

Sampai saat ini, pintur kamar pasien dibuka oleh seseorang, Rico Wang yang telat datang memasuki ruangan, saat di telepon ia mendengar bahwa Andri Chen hilang ingatan, dia sama sekali tidak menyangka bahwa akan terjadi seperti ini.

Jadi, dia pergi ke arah tempat tidur, lalu menatap Andri Chen, segera membuka mulut dan bertanya, "Kak Andri, apa kamu mengenali aku?"

Andri Chen sangat ingin mengangguk, tetapi ia sedikit khawatir, jadi dia dengan terpaksa menggelengkan kepalanya.

Rico Wang menarik nafas dalam-dalam, lalu menoleh untuk melihat Yuni Lin dan Rossa Du, berkata, "Kak Rossa, pasti kalian belum makan malam! Kalian pergi makan dulu, biar aku yang menjaga Kakak Andri.”

Rossa Du berdiri, menganggukkan kepalanya, berterima kasih padanya, "Kak Rico, kalau begitu merepotkanmu."

Rico Wang tersenyum, lalu berkata, "Apanya yang merepotkan, kakak Andri adalah kakakku, merawatnya itu bukan hal yang besar, kalian cepat pergi makan! Jika tidak kalian akan merasa sangat lapar, lalu jika ingatan Kak Andri pulih, sampai itu terjadi kalian akan menyalahkan ku.”

Rossa Du tersenyum, menoleh ke arah Yuni Lin dan berkata dengan hormat, "Direktur Lin, kalau begitu ayo kita makan terlebih dahulu!"

Yuni Li yang sedang merenungkan sesuatu lalu tersadar kembali ke kenyataan, mengangguk dan berkata, "Ayo."

Dengan ini, Yuni Lin berdiri, lalu menoleh melihat ke arah Andri Chen yang berada di tempat tidur, bertanya dengan nada perhatian: "Andri, apakah kamu lapar? Kamu ingin makan apa?"

Andri Chen dari awal sudah merasa lapar, tetapi tidak tahu harus memakan apa, akhirnya berkata, "Istri ku, beri aku apa saja untuk aku makan.”

“Baiklah, tunggu sebentar, kami akan segera kembali.” Setelah selesai berbicara, kedua wanita itu meninggalkan ruang pasien.

Pada saat ini, Rico Wang terdiam sejenak, dalam hatinya berpikir bagaimana bisa kakak Andri memanggil direktur mereka dengan sebutan Istri? Situasi apa ini?

Ketika Rico Wang sedang sibuk berada di dalam pikirannya sendiri, berpikir, Andri Chen yang berbaring di tempat tidur dan matanya menyapu seluruh ruangan lalu melirik ke arah pintu, setelah menyadari bahwa dua wanita itu telah meninggalkan ruangan, dia baru berteriak, "Rico!"

Mendengar suara ini, Rico Wang terdiam sebentar, lalu mengangkat kepalanya, menatap Andri Chen, bertanya dengan kaget: "Andri, kamu ingat siapa aku?"

Andri Chen melirik pintu kamar pasien lagi, dan segera mengalihkan pandangannya ke arah Rico Wang, berkata, "Omong kosong!"

Mendengar nada ini, Rico Wang sangat gembira, berkata dengan senang: "Kakak Andri, apakah ingatanmu benar-benar sudah pulih?"

Andri Chen menjelaskan semuanya dengan jujur: "Aku sama sekali tidak amnesia, aku pura-pura."

"Apa? Berpura-pura?" Kerutan kening Rico Wang lebih dalam, tidak tahu apa yang ingin dilakukan Andri Chen.

Andri Chen mengangguk dan berkata, "Ya."

Rico Wang sedikit bingung, bertanya dengan tidak jelas, "Kak Andri, mengapa kamu berpura-pura mempunyai amnesia?"

Andri Chen tersenyum pada Rico Wang, berkata, "Apakah kamu tidak mengerti?"

Melihat senyum Andri Chen, Rico Wang tiba-tiba berpikir bahwa laki-laki itu baru saja memanggil Yuni Lin itu istirnya, lalu segera memberikan reaksi, senyum nakal mulai muncul di wajahnya, lalu menunjuk ke arah Andri Chen sambil tersenyum: "Kak Andri, aku tahu apa yang ingin kamu lakukan."

Andri Chen segera berkata: "Kamu ini harus merahasiakannya, jika kamu membocorkannya, akan ku buat kau sendirian seumur hidup mu."

Rico Wang tersenyum, berkata, "Kak Andri, kamu tenang saja! Aku tidak akan membocorkan hal ini."

Mendengar ini, Andri Chen tertawa bahagia, berkata, "Ini baru saudara lelakiku."

Selesai berbicara, Andri Chen menyapu pandangannya ke arah pintu pasien lagi, lalu tidak menemukan pergerakan apa pun, dia segera mengalihkan pandangannya ke arah Rico Wang, lalu bertanya, "Apakah ada rokok?"

"Untuk apa?" Rico Wang menatapnya bingung.

Andri Chen kesal: "Tentu saja untuk merokok, apa lagi yang bisa dilakukan!"

Rico Wang mengeluarkan sebungkus rokok Nanjing, berkata dengan ragu-ragu, "Kak Andri, sepertinya sekarang kamu tidak bisa merokok kan?"

Andri Chen mendesak: "Rico, bagaimana kamu sama saja seperti wanita-wanita itu, banyak ngomong saja, cepat beri aku rokok, sangat menyusahkan."

Rico Wang tahu bahwa Andri Chen ketergantungan merokok, tetapi melihat tubuhnya terbungkus kain kasa, dia sedikit tidak tenang. "Kak Andri, kalau tidak biar aku tanya dokter dulu, lihat dulu apakah kamu boleh merokok atau tidak?"

Andri Chen berkata langsung: "Apanya tanya dokter dulu! Cepat nyalakan satu rokok untukku, hanya satu batang tidak akan membuat seseorang mati.”

Novel Terkait

Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu