My Charming Lady Boss - Bab 369 Hidup Ataupun Mati

Setelah melihat sejenak dan tidak menemukan kejanggalan, barulah Andri naik keatas tiang batu, namun dia juga menyadari bahwa ada perbedaan tiang ini dengan Huai Jiang Bridge, tiang ini lebih tua, dan dia merasa ini adalah salah satu jembatan bersejarah yang berada di Kota D, buktinya saja sudah begitu lama masih saja bertugas melayani penduduk kota D.

Andri berdiri ditempat yang agak datar dan melihat sekeliling, dia tidak melihat adanya orang disini, tapi dia masih saja jelas tahu bahwa Nora mengatakannya didalam telepon bahwa mereka berada di tiang kedua.

Lalu Andri mencari dilingkaran tersebut, ketika tiba di lingkaran keempat, dia seolah mendengar suara dari dalam, sebuah kepala muncul dan memegang sebuah pistol berwarna hitam sudah ditunjukkan kearah Andri, untung saja Andri bergegas bersuara jika tidak mungkin saja sudah ditembak.

"Nora, ini aku!" Melihatnya, Andri bergegas bersuara.

Nora memegang pistol dan keluar secara perlahan, dia mengintipnya, memang benar ini adalah Andri, dia tidak menyangka dia mengenakan sebuah celana pendek, hampir saja dia tidak bisa mengenalnya.

setelah melihatnya, Nora menyimpan pistolnya dan memanggil, "Andri!"

Andri menyadari bahwa Nora juga basah kuyup, dia bergegas berjalan kearahnya, dan bertanya, "Nora mengapa kalian berada disini?"

Seusai bertanya dia lansung melihat disamping Nora terbaring seseorang, Dia melihatnya, dan menyadari bahwa orang ini adalah Jack, wajahnya pucat, dan bibirnya kering, tempat yang dibaringi oleh Jack penuh dengan darah.

Andri bergegas mendekat, dan menunduk melihat Jack yang sedang batuk, dia bertanya kepada Nora, "Nora, ada apa dengan Jack?"

Nora menjawab dengan jujur, "Jack tertembak?"

"Dimanakah lukanya?" tanya Andri, tatapannya merambat dibadan Jack.

Sesaat kemudian, barulah dia menyadari lukanya berada didadanya, disamping sana ada beberapa kotak obat yang tidak diketahui namanya, sepertinya untuk mencegah darahnya mengalir terus.

Ketika melihat Andri tiba, Jack batuk dan nafasnya menjadi terengah-engah, dia memegang tangan Andri dan berkata, "Gu....Guru, aku....aku sudah hampir tidak tahan, tolong beritahu kak Yuni, jika ada kehidupan mendatang, aku......."

Sekali berkata hingga begini, Jack tidak bisa melanjutkan lagi, dia terus batuk dan mengeluarkan banyak darah, dia mengertakkan giginya dan melanjutkannya, "Aku....aku pasti akan menikahinya, gu.....guru, kamu.....harus menjaganya dengan baik."

Seusai mendengar perkataan Jack, Andri sangatlah sedih, dia tidak menyangka akan menjadi begini, dia memegang tangan Jack dengan erat, dia berkata dengan sedih, "Jack, kamu tidak akan kenapa-kenapa, kamu tidak akan kenapa-kenapa."

Jack lalu bernafas berat dan tersenyum, lalu berkata sambil menangis, "Gu....guru, sampai jumpa!"

Seusai mengatakan kata itu, tangan Jack yang memegang Andri juga terlepas dan terjatuh kelantai, kedua matanya juga perlahan ditutup.

Melihat Jack yang mati, Andri tidak bisa mengontrolnya, dia menangis, air matanya mengalir, dia menghapus air matanya.

Nora melihat tampang Andri yang sedih, hatinya juga tidak enak, dia mengulurkan tangannya dan menepuk bahu Andri, dan berkata, "Andri, maafkan aku, aku sudah berusaha, peluru melewati paru-parunya, darahnya tidak bisa dihentikan..."

Andri menutup kedua matanya dan menangis sesaat, dia menyadari ada seseorang yang hilang, dia menghentikan tangisannya, dan menganggukkan kepalanya lalu bertanya, "Dimanakah Rico?"

Nora mengingat kembali, "Waktu itu Jack tertembak, demi untuk menarik perhatian polisi dan orang dari Tuan Ketiga, dia berpisah dengan kami."

Andri lalu bertanya, "Apakah kamu memberitahunya untuk bertemu di barbershop?"

Nora menjawab, "Waktu itu kondisi sangat kritis, aku tidak sempat memberitahunya."

Mendengar perkataannya, Andri menghempaskan nafas, dimanakah keberadaan Rico sekarang, apakah dia ada bahaya atau tidak, Andri sangatlah tidak tenang, Jack sudah tiada, hatinya sangatlah sedih, meskipun tahu waktu yang diberikan kepadanya sudah tidak banyak lagi, namun ketika dia benar-benar menutup kedua matanya, Andri sedikit bingung, dia mengerti bahwa Jack memilih untuk tinggal sebenarnya juga demi Yuni, didunia ini tidak hanya ada Andri yang mencintainya, lelaki yang menutup kedua matanya ini juga."

Nora melihat sekeliling dan menasehati Andri, "Andri cepatlah pergi dari sini! jika tidak polisi akan menemukan kita."

Andri melihat mayat Jack dan ingin memikulnya pergi, namun sekali memikulnya pergi, polisi pasti akan menemukan mereka dengan cepat, dia lalu berkata kepada Nora, "Kita harus membakar mayatnya, jika tidak, kalau polisi menemukannya, kita akan bermasalah."

Mendengar perkataan Andri, Nora merasa masuk akal, dia menganggukkan kepalanya dan bertanya, "Kita carikan sedikit bensin."

"bagaimana caranya?" tanya Andri tidak mengerti.

Nora berkata, "Tunggulah aku sebentar, aku akan segera kembali."

"Baik, hati-hatilah." Andri sedikit tidak tenang dan mengingatkannya.

"Tenang saja! tidak apa-apa." Nora membalasnya dan bergegas pergi meninggalkannya.

sekejap, terdengar suara Nora melompat kedalam kali.

Andri duduk disamping mayat beberapa saat, dia mendengar suara air disekitar, dia lalu melirik dan melihat Nora membawa sebuah botol coca-cola dan sedang naik keatas tiang batu.

sejenak kemudian, Nora muncul dihadapannya, Andri melihat botol ditangan Nora dan mengetahui bahwa isinya adalah bensin, dia bertanya dengan penasaran, "Nora, kemana kamu mendapatkannya?"

Nora membuka botol itu dan menuangkan bensin kemayat Jack, "Aku mencurinya di parkiran dekat sana."

Mendengar perkataannya, barulah Andri ingat bahwa disamping kali ada sebuah parkiran, mobil disana tidaklah banyak, ada seorang bapak tua sedang menonton televisi disana, ketika dia lewat dan bersuara saja lelaki tua itu juga tidak menyadarinya, sekalipun Nora mencuri mobilnya, lelaki tua itu sepertinya juga tidak akan menyadarinya."

Dengan cepat Nora mengeluarkan sebuah korek api, dan sebuah kertas, dia melemparkannya keatas mayat Jack, seketika, api berkobar, Andri melihat mayat Jack yang berkobar, rasanya aneh.

Nora takut apinya terlalu besar dan akan mengundang perhatian orang di pinggir kali, dia bergegas mendesak Andri, "Andri, cepat pergi! jika tidak nanti akan ketahuan."

Andri lalu pergi dengan tidak tega dan melompat kedalam kali bersama Nora, setelah berenang ketepian, dia menemukan bajunya dan memakainya, lalu meninggalkan JiaHua Bridge bersama Nora yang juga basah kuyup.

Andri berjalan dijalanan, hatinya masih mengkhawatirkan Rico, dia tidak tahu kemana Rico pergi, apakah ditangkap oleh polisi atau tidak, dia tidak yakin, atau mungkin terjadi kecelakaan.

Setelah bberajlan sesaat, Andri tiba-tiba berhenti dan seolah terpikiran sesuatu.

Melihatnya begini, Nora bertanya karena penasaran, "Ada apa, Andri?"

Andri bergegas mengeluarkan telepon dan menelepon Anwar Barbershop, telepon berbunyi dan ada yang menjawab, "Halo!"

Mendengar suara ini, Andri tahu bahwa yang menjawab telepon bukanlah Anwar, sepertinya adalah kepala toko barbershop.

Andri berkata, "Aku mencari boss kalian."

Kepala toko menjawab, "Boss kami sedang tidak ada."

Andri lalu bertanya, "Apakah kamu adalah Tony?"

Tony yang berada disisi lain telepon seolah mendengar suara Andri, dia lalu berkata dengan sopan, "Kak Andri, ini aku."

Andri lalu melanjutkan, "Apakah ada orang yang bernama Rico Wang pergi ketoko?"

"Rico Wang?" Tony sedikit bingung setelah berpikir sejenak barulah dia memastikan, "Tidak ada."

"Oh, baiklah." Andri tidak banyak berkata, dia mengakhiri panggilannya, dia tahu Rico tidak mencari mereka di barbershop, lalu kemanakah dia pergi?"

Seusai mengakhiri panggilan, Nora yang berada disamping Andri bertanya, "Andri, bagaimana sekarang? apakah Rico kembali ke barbershop?"

Andri mengelengkan kepalanya, "Tidak."

Seketika Nora menjadi kecewa, dia tahu jika bukan karena Rico menarik perhatian orang-orang itu, mereka semua mungkin akan mati disekitar Jiang Nan Bridge."

Melihat ekspresi Andri yang saat ini tidak tenang, Nora berusaha untuk menasehatinya, "Andri, teangn saja! Rico tidak akan kenapa-kenapa."

Andri tahu Nora sedang menasehatinya, dia tahu bahwa Rico tidak familiar dengan kota D, kemanakah dia akan pergi, setelah merenung sejenak dia bertanya, "Nora, dimanakah kalian berpisah?"

Nora mengingat kembali adegan waktu itu, waktu itu tidak hanya ada polisi saja, masih ada banyak orang Tuan Ketiga yang bersembunyi, demi menyamar mereka, Rico menembak kearah poilisi dan membawa polisi berlari kesebuah gang kecil didekat Jiang Nan Bridge, polisi langsung mengejarnya, Nora lalu menopang Jack berlari kearah bawah jembatan Jiang Nan Bridge, untung saja Rico berhasil menarik perhatian polisi, jika tidak Nora dan Jack pasti akan tertangkap oleh polisi.

Setelah mereka meninggalkan jembatan, mereka melompat kedalam kali, lalu Nora membawa Jack berenang hingga sangat jauh sekali dan barulah mereka tiba di Jia Hua Bridge, lalu Nora menarik Jack dengan susah payah keatas JiaHua Bridge, dia melihat dada Jack terluka dan membeli obat di toko obat terdekat untuk Jack, namun karena luka Jack terlalu parah ditambah lagi Jack punya kanker paru-paru, dia tidak menyangka bahwa Jack akan tidak tahan.

Untung saja dia menelepon telepon Andri dan menyadari bahwa tidak bisa terhubungi dan meneleoon Anwar, Nora tidak menyangka bahwa yang menjawab telepon itu adalah Andri.

Setelah itu, barulah ada adegan yang seterusnya, sedangkan Rico dalam kondisi hidup ataupun mati, mereka memang benar-benar tidak tahu.

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu