My Charming Lady Boss - Bab 303 Kembali Pulang Ke Nanjing

Sampai hari ini, Andri tidak mengerti apa itu rasa sakit. Dia memiliki ribuan rasa sakit di dalam hatinya, tetapi dia tidak dapat menemukan seseorang untuk membicarakannya. Tidak peduli berapa banyak dia menderita, dia hanya bisa menelannya sendiri. Andri berharap suatu hari nanti, Rossa dapat memahami rasa sakitnya itu, tapi sekarang dia tidak memiliki pilihan.

Andri duduk di pinggir pantai, tangannya menutupi wajahnya dan menangis untuk sementara waktu. Kemudian dia menyalakan sebatang rokok dan memandangi laut yang tak berbatas, lalu menghela nafas panjang. Dikatakan bahwa pria tidak bermain-main dengan air mata, hanya saja belum sampai kepada rasa yang menyedihkan, dia akhirnya mengerti arti dari kalimat itu hari ini.

Setelah merokok, Andri berdiri dan berjalan menuju mobil ke tempat Fred itu berada.

Baru saja akan kembali ke mobil, mata Nora teralihkan kepada Andri, kemudian dia dengan khawatir bertanya: "Andri, apa kamu baik-baik saja?"

Andri dengan ringan menjawab : "Aku tidak apa-apa. "

Walaupun Nora tidak tahu apa yang terjadi, tetapi melalui pengamatannya, dia tahu bahwa Andri sedang dalam suasana hati yang tidak baik. Dia juga tahu bahwa itu karena masalah emosional, sehingga dia tidak banyak bicara.

Lagipula ini semua adalah urusan pribadi Andri, dan dia tidak punya hak untuk bertanya lebih banyak.

Pada saat ini, Andri akhirnya teringat tujuan kedatangan mereka ke gunung Qilin dan segera berkata : "Mari kita pergi menemui Desi!"

Mendengar ini, Fred mengangguk lalu membuka pintu dan turun dari mobil.

Setelah Andri turun dari mobil, dia membantu Norai di kursi rodanya perlahan, dan kemudian mendorongnya ke pemakaman gunung Qilin.

Meskipun gunung Qilin adalah kuburan, pulau ini ditutupi dengan jalan aspal. Andri mendorong Nora tanpa usaha. Dengan bantuan Fred , akhirnya mereka segera melihat batu nisan Desi.

Tiga orang berdiri di depan batu nisan, meletakkan krisan putih yang sudah disiapkan di depan batu nisan Desi dan memandangi gambar di batu nisan itu. Nora tidak dapat menahan tetapi menutupi mulutnya dan menangis. Dia tidak bisa menerima kenyataan bahwa Desi telah meninggal, karena dia merasa sosok Desi masih hidup di sampingnya.

Melihat Nora menangis dengan sedih, dan hidungnya masam, Andri membungkukkan badannya di depan batu nisan Desi. Melihat gambar di batu nisan, Andri ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia tidak bisa mengatakannya.

Namun, Fred berdiri dan merokok terus-menerus. Andri tahu bahwa dia lebih kesal. Karena Andri bisa melihat Fred begitu mencintai Desi, sama seperti Yuni yang tidak bisa dia lupakan dalam hatinya, dia sungguh dapat memahami perasaan Fred.

Tak lama setelah itu, ponsel Fred berdering. Dia menekan rasa sakit batinnya dan menjawab telepon.

Dia berkata di telepon sebentar, lalu menutup telepon, menghampiri Andri, dan berkata pelan : "Kak Andri, Nona Yinna sedang berada di sini, dia tidak tahu bagaimana cara masuk, sehingga aku akan membawanya masuk. "

Mendengar ini, Andri merasakan jeda di dalam hatinya. Tanpa diduga, Futari juga datang.

Ketika Fred hendak pergi, Andri buru-buru menghentikannya: "Fred, biarkan aku pergi!"

Fred hanya dapat mengangguk dan menjawab : "Oke."

Dengan cara ini, Andri meminta Fred untuk tetap menjaga Nora. Lagipula, kakinya belum pulih, dan situasi di Kota S sungguh tidak aman.

Andri pergi ke gerbang pemakaman gunung Qilin di sepanjang jalan itu, dia merasa kuburan ini sangat besar dan dibagi menjadi wilayah Tenggara dan barat laut. Jika tidak ada panduan, maka akan sulit untuk menemukannya.

Andri harus berputar-putar dulu sebelum mencapai pintu pemakaman tersebur.

Baru saja tiba di gerbang, dia melihat mobil limusin perak. Andri melihat Futari yang mengenakan kacamata hitam, mendorong membuka pintu dan turun dari pintu. Dia memegang seikat krisan putih di tangannya. Futari diikuti oleh Bella agennya, dan kemudian ada dua pengawal berjas, lalu ada adik perempuan Fred.

Ketika Futari melihat Andri, dia terlihat bersemangat dan berteriak: "Paman!"

Setelah berteriak, dia segera melepas kacamata hitamnya dan datang ke menghampiri Andri.

Andri terlihat sangat terkejut ketika bertanya: "Gadis kecil, bagaimana kamu bias datang?"

Setelah menanyakan hal ini, Bella pun juga datang menghampiri Andri. Melihat Andri, dia dengan sopan berteriak : "Halo, Tuan Andri!"

Terlihat adik perempuan Fred yang mengikuti Bella. Sebenarnya, Andri sama sekali tidak mengenal adik perempuan Fred, tetapi begitu gadis itu turun dari bus, Andri menyadari bahwa dia sangat mirip dengan Fred, sehingga diam-diam menduga bahwa dia pasti merupakan adik perempuan Fred.

"Halo, Kak Andri!" Gadis itu tersenyum pada Andri dan berteriak dengan hormat.

Andri pun langsung bertanya : "Apakah kamu saudara perempuan Fred?"

Gadis itu seusia dengan Futari, tapi dia tidak terlalu cantik. Dia mengangguk dan menjawab: "Ya, Kak Andri, namaku Sellen."

"Senang bertemu denganmu!" Andri tersenyum ringan, dan kemudian mengalihkan perhatiannya ke tubuh Futari. Dia bertanya dengan khawatir: "Gadis kecil, apakah kamu merasa lebih baik?"

Futari menatap Sellen, lalu menjawab: "Paman, untungnya ada Sellen, kalau tidak aku tidak tahu bagaimana dapat bertahan hidup."

Baru saja Andri ingin mengucapkan terima kasih kepada Sellen, tetapi gadis itu lebih dulu membuka mulutnya.

"Kak Andri,penyakit kecanduan Yinna telah sembuh, jadi kamu dapat tenang sekarang."

Bella menjawab dengan Bahasa Mandarin yang kurang fasih: "Ya! Tuan Andri, untungnya kali ini ada Nona Sellen jika tidak, Yinna tidak bisa berhenti begitu cepat."

Mendengar kata-kata Bella, Andri menjadi terkejut. Karena Sellen masih sangat muda, bagaimana bisa dia membuatnya keluar dari kecanduannya? Sehingga dengan sangat heran Andri bertanya : " Sellen, kamu tidak pernah merokok juga bukan?"

Melihat ekspresi Andri yang terkejut, Sellen tersenyum dan menjawab, "Aku tidak akan menghisap benda seperti itu! Kakakkuu dulu pernah merokok, tetapi kemudian aku membantunya berhenti."

"Kamu begitu hebat!" Andri tidak bisa mempercayainya.

"Kak Andri, jika kamu tidak percaya,kamu dapat bertanya kepada." jawab Sellen dengan sangat percaya diri.

Andri tentu percaya, hanya saja bagaimana bias gadis semudanya, dapat melakukan hal hebat seperti itu, membuat orang sulit untuk percaya.

"Aku percaya! Sellen! Terima kasih!" Andri berkata dengan penuh terima kasih.

Sellen menjawab : "Kak Andri, aku lupa memberitahumu bahwa aku adalah penggemar kakak Yinna. Aku suka serial TV-nya, jadi kamu tidak perlu berterima kasih padaku!"

Andri tersenyum tipis, lalu mengalihkan pandangannya ke Futari dan Bella, dan memberi isyarat : "Mari kita masuk!"

Beberapa orang itu mengangguk dan mengikuti Andri masuk ke gerbang makam gunung Qilin. Dengan arahan Andri, mereka segera tiba di batu nisan Desi. Dengan inisiatif Futari menyajikan bunga krisan putih di tangannya . Futari tahu bahwa jika bukan karena Desi, maka yang meninggal ialah dia.

Jika dia berjanji untuk bernyanyi untuk Noel, maka tidak akan terjadi begitu banyak masalah, dan begitu juga dengan Desi.

Di depan batu nisan Desi, satu-satunya yang meminta maaf kepada Desi ialah Futari, karena semuanya dapat terjadi karena dia.

Pada sore hari, mereka baru meninggalkan gunung Qilin. Ketika mereka kembali ke kota, kru menemukan Nora, karena dia sudah jauh dari Kota D selama hampir sebulan. Kepala Sutradara pun tidak dapat menghubungi dia lagi. Dia pikir ada sesuatu yang salah. Sehingga akhirnya mengirim kru ke Kota S. Ketika mereka bertemu Nora, mereka baru tahu bahwa dia terluka.

Nora berbicara dengan kru untuk sementara waktu, kemudian memutuskan untuk segera kembali ke Kota D dalam waktu dekat, karena syuting tidak dapat ditunda lagi.

Hari berikutnya, Andri dan mereka berencana untuk terbang ke Kota D, karena mereka tidak memiliki urusan lagi di Kota S.

Untuk kepergian Andri dan Nora, Fred memiliki perasaan yang tidak rela di dalam hatinya. Dia awalnya ingin menyuruh Andri tinggal untuk memimpin, tetapi Andri menolak, karena dia bukan orang persilatan, juga tidak ingin menginjakkan kaki di jalan orang persilatan.

Namun, tepat saat dia akan terbang ke Kota D, Futari berubah pikiran untuk sementara waktu. Dia ingin kembali ke kota Nanjing terlebih dulu, karena dia sudah berada di Korea selama lebih dari setahun. Dia ingin kembali menemui bibinya dan pamannya serta Sisca yang berada di penjara.

Nora hanya dapat setuju. Dia memberi Futari liburan satu minggu dan menunda waktu syuting menjadi minggu depan.

Namun, Nora tidak kembali ke Nanjing bersama Andri . Dia pergi ke Kota D dan tampaknya memiliki hal-hal yang lebih penting untuk dilakukan.

Jadi, Andri dan Nora berpisah di bandara Kota S untuk sementara waktu. Pesawat mereka tiba di bandara Nanjing beberapa jam kemudian. Ketika pesawat mendarat di bandara, Futari, yang duduk di sampingnya, bersemangat. Dia selalu bersemangat untuk pulang. Dia telah jauh dari Nanjing selama lebih dari setahun, tetapi kota Nanjing hanya memiliki sedikit perubahan.

Setelah turun dari pesawat, mereka langsung menuju rumah Diana. Ketika Diana membuka pintu dan melihat Futari, dia benar-benar bingung. Karena dia hampir tidak bisa mengenal Futari.

"Bibi! Aku sangat merindukanmu!" Futari memanggil ramah dan kemudian memegang Diana dengan erat.

Diana juga menangis ketika melihat Futari. Dia tidak menyangka Futari akan menjadi bintang besar, dan dia bisa melihat Futari di TV setiap hari, tetapi dia tidak pernah berpikir bahwa dia berada di Nanjing saat ini.

Ketika Futari kembali ke rumah, dia sepertinya kembali ke masa lalu. Dia adalah gadis kecil yang tidak akrab dengan kerasnya dunia setahun yang lalu.

Namun, ketika Diana melihat Andri, sepertinya ada hal yang dia katakan, sehingga segera memanfaatkan waktu saat Futari sedang mengobrol dengan Victor, Diana pun segera menghampiri Andri yang berada di balkom.

Diana bertanya kepada Andri dengan heran :"Andri, bagaimana kamu bisa bersama Futari?"

Andri menjawab: "Ibu, cerita nya sangatlah panjang! Aku akan memberitahumu nanti."

Tepat setelah berbicara, Andri segera mengganti topik mengenai Rossa, karena ketika dia berada di Kota S, dia punya banyak pertanyaan yang tidak bisa dijawab. Satu-satunya yang dapat menjawabnya ialah Diana, karena hanya Kepala Lu dan dia yang tahu tentang Andri. Kepala Lu tentu tidak akan memberi tahu Rossa, jadi pasti Diana yang memberitahu Rossa.

"Ibu, apakah kamu memberi tahu Rossa tentang kepergianku ke Kota S?"

Mendengar ini, Diana tampak bingung. "Tidak!"

"Kalau begitu bagaimana Rossa bisa pergi ke Kota S?" Tanya Andri dengan ragu.

Mendengar kata-kata Andri, Rossa tiba-tiba memikirkan sesuatu dan menjelaskan : "Oh, aku ingat."

"Apa?" Andri tidak sabar untuk bertanya.

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu