My Charming Lady Boss - Bab 334 Permainan yang lebih seru

Rico pun mengalihkan pandangannya dari tubuh perempuan yang menggoda itu pada pria bertato, ia lalu tersenyum dan berkata, "Coba kamu tebak?"

Ia juga menodong mereka dengan pistol yang sudah diisi pelurunya itu saat berbicara dengan mereka.

Pria bertato itu mengira pistol miliknya akan digunakan oleh dirinya sendiri untuk menjadi senjata perlawanan, tidak disangka sekarang malah jatuh ke tangan Rico, ia juga kebingungan mengapa mereka dapat mengetahui dirinya tinggal di Greenhill apartment dan bias menerobos masuk ke dalam apartemennya, hal ini yang paling ia tidak mengerti.

Dia sudah menyuruh banyak anak buahnya untuk mencari Andri dan teman-temannya, tidak disangka pria bertato itu dapat bertemu dengan mereka di rumahnya sendiri, hal ini membuat dirinya tidak perlu repot-repot lagi mencari Andri dan teman-temannya, untuk menahan mereka lebih lama, pria bertato itu sengaja memasang ekspresi ketakutan.

"Kalian ada urusan apa, bisa dibicarakan baik-baik, simpan mainan itu agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan!"

Mendengar hal itu, Rico malah merasa tertantang dan sengajar menodongkan pistol itu tepat di hadapan pria bertato, ia lalu menundukkan kepalanya dan melihat pistol itu sekilas, "Jadi mainan ini bisa membuat sesuatu yang tidak diinginkan?"

Pria bertato itu langsung membujuk Rico, "Kak Rico, aku seorang penakut, tolong jangan seperti itu padaku."

Mendengar panggilan pria bertato pada Rico barusan, ia pun menjadi senang, ia berjalan ke hadapan pria bertato itu dan memerhatikan dengan seksama, lalu ia melihat perempuan yang tubuhnya hanya ditutupi handuk itu sejenak, ia pun berkata, "Gadis cantik! Tubuhmu bagus juga!"

Setelah mengatakan hal itu, Rico mengulurkan tangannya dan menepuk pipi pria bertato itu, ia tertawa lalu berkata, "Kak Shen, tidak terpikirkan akan ada hari seperti ini bukan?"

Pria bertato itu tersenyum canggung, ia segera meminta maaf, "Kak Rico, maafkan aku! Semua yang kulakukan padamu dulu hanya bercanda."

"Bercanda? Kalau begitu candaanmu sangat lucu, hari ini juga aku berencana untuk bercanda denganmu!" kata Rico sambil memukul pipi pria bertato itu lagi, semakin dipukul semakin keras bunyinya, tapi pria bertato itu tetap tersenyum dan tidak berani membalas, ia tahu dirinya pernah mencoba melukai Rico, sekarang keadaan berbalik, pasti ia akan dibalas.

Setelah itu Rico melihat perempuan itu lagi, ia tertawa dan berkata, "Perempuan cantik, bolehkah aku meminta tolong padamu?"

Wajah perempuan itu sudah pucat, terlebih karena ia melihat Rico yang membawa senjata api di tangannya, tubuhnya gemetar dan menatap Rico dengan ketakutan, ia pun menganggukkan kepalanya.

Rico berkata, "Kamu lihat bagaimana aku menamparnya, semakin kencang aku menamparnya, kamu juga harus semakin keras, bila tamparannya tidak cukup keras, maka kamu yang akan kutampar, mengerti?"

Setelahnya Rico langsung menampar pipi pria bertato itu dengan kencang, suaranya sangat nyaring, bahkan hingga telapak tangan Rico terasa sakit.

Setelah menampar, Rico bertanya lagi, "Kamu lihat?"

Mana berani perempuan itu menampar wajah si pria bertato, dia adalah anak buah Gill yang sangat dipercaya, di ktoa D ini, siapa yang tidak kenal dengan dirinya, tapi hari ini ada tugas yang sangat berat dan melibatkan dirinya, dia tidak berani menampar pria itu, perlahan air matanya mengalir.

Seketika Rico berkata, "Jangan menangis, aku paling benci melihat perempuan menangis, kalua kamu menangis lagi, aku akan melemparmu dari atas sini, kalua kamu masih tidak mau menamparnya, maka aku akan segera bertindak."

Karena tekanan dari Rico, perempuan itu terpaksa menangis sambil menampar pria bertato itu.

Andri tidak mencegah Rico untuk berbuat seperti itu, karena sebelumnya Andri juga diperlakukan sama oleh tiga anak uah Gill, kali ini ia mengambil kesempatan untuk membalas mereka.

Jadi, ia hanya berdiri di sebelah Rico dan tidak bersuara, ia lalu menyalakan rokoknya dan mulai menghisap rokok itu

Perempuan itu sudah menampar pipi kanan dan kiri dari pria bertato itu, tapi ia masih tidak berani membalas, kedua pipinya sudah memerah, seperti pantat monyet warnanya, perempuan itu menamparnya kurang lebih selam sepuluh menit, sampai-sampai ia tidak bertenaga lagi untuk menamparnya.

Melihat hal ini, Rico yang sedang merokok segera menghentikan perempuan itu, "Sudah cukup, sekarang giliranku."

Setelahnya, Rico memberi isyarat agar pria bertato itu keluar dari kamar mandi, ia bertelanjang di hadapan Rico, ia melihat pria bertato itu dari ujung kepala sampai ujung kaki lalu tertawa, "Kak Shen, berdiri yang benar."

Baru saja ia berkata seperti itu, Rico langsung mengangkat kaki kanannya dan menendang dada si pria bertato dengan kencang, ia pun jatuh terpeleset lantai, rasa sakitnya terasa hingga ke bagian perut.

Rico sengaja bertanya padanya, "Kak Shen, tidak apa-apa kan?"

Pria bertato itu menahan sakit dan perlahan bangkit, tangan kanannya memegang bagian yang baru saja ditendang oleh Rico, sebelum ia berdiri dengan sempurna, Rico menendang pria itu lagi dengan kencang, pria itu pun terjatuh untuk kedua kalinya. Pria bertato itu terjatuh lagi ke lantai kamar mandi, wajahnya yang kesakitan hanya bisa berbaring dan tidak mengeluarkan suara apa-apa.

Rico berjalan mendekat dan berjongkok di depan pria bertato itu lalu bertanya, "Kak Shen, anda tidak apa-apa kan? Perlukah aku panggilkan mobil ambulans?"

Setelah beberapa saat, barulah pria bertato itu merasa panas, ia memarahi Rico, "Kurang ajar kamu, kalua berani satu lawan satu!"

Mendengar "Satu lawan satu" Rico pun merasa senang, ia menengok ke arah Andri dan tersenyum, lalu berkata, "Kak Andri, kamu dengar barusan ia mengatakan apa? Katanya ia ingin berkelahi satu lawan satu denganku."

Setelah mengatakan hal itu, Rico menggertak giginya dan menunjukkan tatapan yang kejam, ia langsung menempelkan bagian rokok yang terbakar api itu ke punggung si pria bertato, pria bertato yang kepanasan itu hanya bisa berteriak, "Aaaargh!!"

Setelah berteriak, muncul bau seperti daging yang dibakar dalam toilet itu, Rico berjongkok lagi di sebelah pria bertato dan bertanya, "Bukankah itu sakit? Aku pernah bilang waktu itu, kalau suatu saat nanti aku berhasil menangkapmu, pasti aku akan memperlakukanmu dengan baik!"

Pria bertato itu tidka tahan dengan Rico, ia pun batuk lalu marah, "Berengsek! Kalau kamu berani bunuh saja aku hari ini, atau tidak nanti aku akan membunuh kalian dengan cara yang lebih kejam!"

"Halah! Masih memintaku membunuhmu! Tunggu saja, aku akan membuat permainan ini menjadi semakin lebih menantang!" setelah tu Rico mulai berdiri.

Andri tidak tahu apa yang akan dilakukan Rico, saat Rico berjalan di depan Andri, ia membisikki Rico sesuatu, "Rico, aku rasa sudah cukup."

Rico menjawab, "Kak Andri, saat orang ini memukulku sangat sadis waktu itu, hari ini aku harus membereskannya, kalau tidak dia akan pikir aku sangat mudah disakiti."

Saat itu Andri tahu dirinya tidak akan berhasil membujuk Rico lagi, ia juga ingat saat itu Rico dihabisi dengna kejam oleh orang-orang Gill, hari ini pasti akan terbalaskan.

Akhirnya Rico mencari lakban dari salah satu kamar di apartemen itu dan mengikat kaki tangan pria bertato itu, lalu ia menyimpan pria bertato di bathtub, ia mengisi bathtub itu dengan air dingin, pria bertato itu mulai kedinginan, bahkan ia sesekali menghirup napas dalam melalui mulutnya seperti orang kekurangan oksigen.

Setelah sepuluh menit berlalu, barulah Rico mengangkat pria bertato itu dari dalam bathtub, ia tertawa lalu bertanya, "kak Shen, bagaimana rasanya?Enak?"

Pria bertato itu menggigil dan marah lagi, "Be...reng...sek! Kalau berani bunuh aku !"

Rico ingin melanjutkan permainannya itu tapi Andri berjalan mendekatinya dan menghalangi Rico, "Rico, sudah cukup, sekarang kita lakukan apa yang seharusnya kita lakukan."

Barulah Rico berhenti, Andri mengambil sebah handuk dan melemparkan ke arah pria bertato itu, ia juga membuang seluruh air dingin yang ada dalam bathtub itu, ia berjalan ke depan pria bertato itu dan bertanya, "Kak Shen, kami tidak ingin menyusahkanmu, kami hanya ingin kamu katakan pada kami mengapa Gill melepaskan kami?:

Pria bertato itu sama sekali tidak menghiraukan Andri, ia memalingkan kepalanya ke arah lain.

Rico yang melihat kejadian itu merasa tidak senang, ia lalu mengancam pria bertato itu, "Tidak bisa bicara ya? Percaya tidak aku dapat memotong lidahmu?"

Andri berkata pada Rico, "Rico, kamu bawa perempuan ini keluar, aku akan bicara berdua dengan dia."

Rico berkata, "Kak Andri, jangan bertele-tele dengannya, kalau dia masih tidak mau buka mulut, pukuli saja dia terus sampai mau bicara, kita masih punya waktu."

"Baik, cepat kamu keluar! Aku tahu arus berbuat apa." kata Andri pada Rico.

"Baiklah! Kak Andri, kalau dia tidak berkata jujur, panggil aku." kata Rico yang setelahnya membawa perempuan yang hanya mengenakan handuk itu keluar dari dalam kamar mandi.

Akhirnya Andri berinisiatif membuka lakban yang megikat pria bertato itu, lalu mengambil handuk untuk menutup badannya, ia lalu bertanya lagi, "Kak Shen, aku tidak ingin menyakitimu, dan tidak akan menyakiti bosmu, aku pikir ada sedikit kesalahpahaman antara aku dan bosmu, tapi aku ingin tahu apakah jam tangan ini ada hubungannya dengan bosmu yang tidak jadi membunuh kami?"

Mendengar hal ini, pria bertato itu menolehkan kepalanya dan melihat jam tangan yang dipakai oleh Andri.

Dari tatapan mata pria bertato itu, Andri mengetahui sepertinya pria bertato ini tahu sedikit banyak mengenai jam tangan yang dipakainya itu.

Tapi setelah pria bertato itu melihat sejenak, ia masih tidak berkata apapun.

Melihat hal ini, Andri menyalakan rokoknya lagi lalu memberikannya pada pria bertato itu, tentu saja pria bertato itu tidak mengambil rokok yang diberikan oleh Andri, ia lalu berkata, "Kamu jangan pikir aku akan menjawab pertanyaanmu, bila aku tahu jawabannya juga aku tidak akan memberitahumu, sekarang aku telah ditangkap oleh kalian, anggaplah aku sial, terserah kalian bila ingin membunuh atau menyiksaku."

Mendengar hal ini, Andri menghirup rokok itu dalam, saat menghembuskan asap kok, ia tersenyum datar pada pria bertato itu lalu berkata, "Kak Shen, jangan paksa aku!"

"Memaksamu? Aku sangat menyesal mengapa saat itu Kak Gill tidak menghabisimu!" kata pria bertato itu dengan kesal.

Mendengar hal ni, Andri langsung berdiri dan mematikan rokok di tangannya, saat ia akan memukul pria bertato itu, tiba-tiba Nora masuk ke dalam kamar mandi , di tangannya ada ponsel yang berdering.

Andri yang mendengarnya pun menolehkan kepala, ia melihat Nora sekilas, Nora memberi isyarat pada Andri bahwa itu ponsel milik pria bertato, "Andri, adik perempuannya menelepon."

Andri berjalan keluar, ia meraih ponsel itu dan melihatnya dengan teliti, ada tulisan "Adik perempuan" di layer posnel itu.

Setelah melihatnya, Andri menolehkan kepala dan melihat pria bertato itu yang ada di dalam kamar mandi, dengan datar ia bertanya, "Kamu masih punya seroang adik perempuan?"

Setelah Andri berkata seperti itu, wajah pria bertato itu pun mendadak berubah menjadi suram, sepertinya ia tahu Andri akan berbuat apa, ia tidak takut mati, tapi ia takut Andri dan teman-temannya akan berbuat hal jahat pada adik perempuannya, akhirnya ia langsung berkata, "Kak Andri, jangan macam-macam! Apa yang ingin kamu ketahui, kan kuberitahukan semuanya padamu, asal kamu lepaskan adik perempuanku."

Andri tidak menyangka titik kelemahan pria bertato itu adalah adik perempuannya, bila tahu dari awal, mereka tidak perlu repot-repot seperti sekarang.

Novel Terkait

Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu