My Charming Lady Boss - Bab 147 Hal Bagus (2)

Perkataannya ini masih belum selesai bicara, Rossa Du langsung berkata kepada pemilik: “Tuan, setiap macam tiga kilo.”

Tuannya mendengar, buru-buru mengambil plastik lalu bersibukan, dalam hatinya berpikir nona ini sungguh kaya.

Andri Chen baru ingin mengatakan sesuatu, Rossa Du langsung mengeluarkan seratus yuan kasih ke pemilik kedai buah, berkata: “Tuan, anda lihat-lihat total berapa.”

Pemilik kedai buah setiap macam diisi dua tiga kilo, masing-masing ada apel, pir, pisang, jeruk dan lainnya.

Dia hitung-hitung, berkata: “Nona, total 140ribu.”

“Sini, kasih kamu uang.” Rossa Du langsung memberikan seratus yuan ke pemilik toko.

Setelah selesai bayar uangnya, Rossa Du baru dengan lembut terhadap Andri Chen berkata: “Andri, banyakkan makan buah, baik untuk kesehatan kamu.”

Melihat babak ini, Andri Chen merasa menyesal didalam hati, sebenarnya dia tadinya tidak ingin membohonginya, tapi dia ini tidak ada cara lagi.

Selesai beli buah, dua orang naik mobil, Andri Chen duduk ditempat pengemudi samping, Rossa Du lalu menyetir mobil pergi dari kedai buah, disaat perjalanan kembali ke Komunitas perumahan Xinhua, Rossa Du dengan binggung bertanya: “Andri, kamu semalam kenapa tidak menelepon ke aku? Ngapain sendirian tidur diHotel? Luka kamu masih belum sembuhkan!”

Andri Chen menjawabnya: “Aku tidak ingin merepotkanmu!”

“Ngapain kamu masih sungkan sama aku?” Rossa Du dengan tidak menyetujui bertanya.

Andri Chen hanya mengeluhkan nafas, tidak terpikir sendiri miskin sampai masih harus mengandalkan perempuan, pikir-pikir hatinya lalu merasa goblok dan tak becus apa-apa.

Melihat Andri Chen mengeluh nafas, Rossa Du seolah-olah telah mengenali dengan jelas pemikiran dia, juga sangat memahaminya, diperkotaan Nanjing ini, saat dia baru datang, juga menyewa rumah, bekerja mati-matian begitu banyak tahun, akhirnya sendiri ada rumah yang lumayan.

Lewat gak lama, Rossa Du tiba-tiba membuka mulut berkata: “Andri, kalau tidak kamu beli satu rumah saja!”

Mendengar perkataan ini, Andri Chen bersenyum dengan sangat amat masam: “Rossa, aku sekarang kemiskinan, mana ada uang untuk beli rumah? Aku sekarang sampai menyewa rumah saja pun tidak mampu.”

Rossa Du mencoba berkata: “Aku sini masih ada sedikit uang, boleh pinjam ke kamu untuk membayar uang muka dulu! Aku dulunya juga begitu melewatinya.”

Andri Chen tahu Rossa Du bermaksud baik, tapi dia tidak akan menyetujuinya, sendiri bagaimanapun juga adalah seorang pria dewasa yang harus bertanggung jawab, mana boleh ambil uang perempuan, biarpun hanya pinjam juga tidak boleh.

“Rossa, terima kasih anda, aku menahan-nahan lagi saja! Berapa hari lagi sudah mau bagi gaji.” Andri Chen tak tahan lagi berterima kasih.

Rossa Du tau setiap lelaki ada harga diri sendiri, apalagi lelaki didepan mata ini lebih keras kepala, jadi dia tidak banyak berbicara, karena dia mengerti sifatnya Andri Chen.

Dengan secepatnya, mobil Mazda dia ini sudah berhenti didepan pintu Komunitas Perumahan Xinhua, Andri Chen baru turun dari mobil, langsung melihat penjaga pintu Komunitas Perumahan.

Dia buru-buru jalan kesitu, dengan sopan bertanya: “Hallo, nama saya Andri Chen… …”

Andri Chen baru selesai bilang nama sendiri, penjaga pintu segera merespon, segera memutuskan pembicaraan, sedikit tidak sabar bertanya: “Kamu adalah Andri Chen! Barang kamu didalam ruang penjaga pintu, cepatan pindah! Terlalu menempati tempat.”

Andri Chen tau ruang penjaga pintu memang tidak besar, barangnya bilang banyak juga tidak banyak, bilang sedikit juga tidak baik, dengan gelisah berterima kasih: “Terima kasih anda.”

Dia baru memindahkan keluar barangnya, memakai seragam kerja Yuni Lin juga muncul diruang penjaga pintu, Rossa Du segera dengan hormat memanggilnya: “Direktur Lin!”

“Pagi Rossa!” Yuni Lin memanggilnya dengan ramah mesra.

Andri Chen juga berpura-pura memanggilnya: “Direktur Lin!”

Yuni Lin melihat barang yang disamping Andri Chen, sengaja menggerutu: “Kamu diusir keluar sama pemilik rumah, kenapa tidak menelepon memberitahukannya ke aku, dan sendiri diam-diam pergi tinggal dihotel.”

Andri Chen tak terpikir Yuni Lin main sandiwara sampai begitu mirip dengan yang sebenarnya, juga berkoordinasi dengannya: “Direktur Lin, aku tidak ingin merepotkanmu.”

“Merepotkan apa, barangnya cepatan pindah kedalam rumah aku dulu, aku pergi cari pemilik rumah kamu untuk berbicara, dia bagaimana boleh menggencet orang begini?” Yuni Lin membela Andri Chen yang diperlakukan secara tidak adil.

Rossa Du juga ikut menyahutnya: “Betul, pemilik rumah ini juga terlalu menggecet orang, memang harus cari dia untuk merundingkan benar salahnya.”

Selesai berbicara, dua perempuan lalu membantu Andri Chen memindahkan barangnya ke rumah Yuni Lin.

Baru menaruhkan barangnya, Yuni Lin langsung berkata kepada Andri Chen: “Andri Chen, kamu berikan nomor telepon pemilik rumah ke aku, aku cari dia untuk merundingkan benar salahnya.”

Andri Chen sedikit ragu, berkata: “Rumah orang, dia sewa gak sewa ke aku, itu kekuasaannya, kita tidak berkuasa ikut campur, apalagi rumah sewanya sudah habis masa berlakunya, dia menelepon ke aku tak tersambung juga, ini tidak bisa menyalakannya.”

“Tapi… …” Yuni Lin tetap membela Andri Chen yang diperlakukan sedikit tidak adil, karena pihak lawan tidak seharusnya menaruhkan semua barangnya diruang penjaga pintu! Berbuat begini, benar-benar keterlaluan.

Yuni Lin baru rencana melanjutkan bicara, kebetulan Hp Andri Chen berbunyi disaat ini, dia mengeluarkan Hp lihat, ekspresi mata melongo sebentar.

Yuni Lin melihat kondisinya, buru-buru bertanya: “Kenapa?”

Andri Chen menjawab dua kata: “Pemilik rumah.”

Selesai berbicara, dia langsung mengangkat teleponnya: “Hallo!”

Dengan secepatnya, lubang suara Hp menyebar keluar suara pemilik rumah yang sangat amat sungkan: “Andri Chen, masalah sebelumnya benar-benar maaf, mulai dari hari ini, kamu sudah boleh tinggal disitu dalam masa panjang, juga tidak perlu bayar uang sewa, aku sekarang juga kemari mengantar kunci kamarnya ke kamu, mulai dari sekarang dan seterusnya, rumah ini telah menjadi milik kamu.”

Novel Terkait

Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu