My Charming Lady Boss - Bab 85 Menjaga Perempuan Idaman (2)

Andri masih merasa khawatir, berkata: “Direktur Lin, cepat bukakan pintu.”

Yuni menjawab: “Tunggu sebentar.”

Dengan begitu, Andri menutup teleponnya, dan menunggu beberapa menit di depan pintu rumah, tak lama kemudian pintu rumah Yuni pun terbuka, Andri melihat Yuni berdiri di depan pintu, dia pun berjalan masuk, saat Yuni berbalik badan, dia hampir terjatuh, Andri langsung mengambil kesempatan itu untuk memeluknya.

Melihat keadaan Yuni yang sangat lemah, Andri menyarankan: “Direktur Lin, aku antarkan ke rumah sakit ya?”

Yuni terbatuk, dan menggelengkan kepalanya, kemudian berkata: “Aku tidak ingin pergi.”

Andri tidak begitu mengerti, dan bersikeras bertanya: “Bagaimana bisa tidak pergi ke rumah sakit jika sudah sakit begini?”

Yuni mengahlikan topik, dan berkata: “Bantu aku ke tempat tidur.”

Andri tidak banyak bicara, lalu berlahan-lahan membantu Yuni menuju ke tempat tidurnya, ketika Yuni berbaring di tempat tidur, ia pun batuk beberapa kali, Andri membujuknya: “Direktur Lin, Jika kamu tidak pergi ke rumah sakit, lama kelamaan penyakitnya akan semakin parah, ini pasti disebabkan oleh hujan tadi malam.”

Yuni berkata dengan perasaan yang tidak senang: “Aku sudah bilang, aku tidak ingin pergi ke rumah sakit, kamu sangat menganggu!”

Andri tidak punya pilihan lain selain diam, dia tidak ingin membuat perempuan idamannya tidak senang, Yuni pasti punya alasan kenapa tidak ingin ke rumah sakit.

Setelah beberapa saat, Yuni pun berkata kepada Andri: “Apakah kamu keberatan jika membantuku membeli obat flu di apotek sebelah?”

Andri tidak terburu-buru membelikan obat untuk Yuni, dia bertanya dengan lembut: “Direktur Lin, Apakah kamu merasa kedinginan?”

Yuni sedikit mengangguk, dan berkata: “Sedikit.”

Andri pun bertanya lagi: “Apakah kamu kehilangan tenaga?”

Yuni pun mengangguk lagi, dan menjawab: “Aku merasa seluruh tubuhku tidak berdaya, dan tidak bersemangat.”

Setelah Andri mendengar itu, ia mengangguk dengan serius dan berkata: “Aku rasa kamu demam.”

Setelah mendengar itu, Yuni pun menjulurkan tangannya menyentuh dahinya, dia sendiri tidak tahu apakah dirinya demam atau tidak.

Andri melihatnya dan langsung menjulurkan tangan kanan, dia menyentuh dahi Yuni, terkejut saat merasakan dahi Yuni yang sangat panas , tidak salah lagi, dia demam.

Andri berkata dengan tegas: “Direktur Lin, kamu demam, sekarang yang harus dilakukan adalah menurunkan demam, kalau tidak akan merusak otak.”

Yuni memahami kebenaran itu, namun ia tetap tidak ingin pergi ke rumah sakit, kemudian memelas dan berkata: “Apakah boleh tidak ke rumah sakit?”

Andri tidak tahu alasan Yuni, dan tidak ingin bertanya, lalu ia mengangguk: “Baiklah, tidak pergi ke rumah sakit, tapi aku akan membantu menurunkan demammu.”

“Apakah kamu bisa?” Yuni bertanya dengan khawatir.

“Coba saja!” Andri berkata dengan ragu-ragu.

Yuni berkata: “Aku tidak ingin menjadi kelinci percobaanmu.”

“Kamu tunggu sebentar.” Setelah selesai bicara, Andri segera meninggalkan rumah perempuan idamannya, sebelum pergi, dia tak lupa mengambil kunci rumah, Andri pun pergi ke apotek di lantai bawah untuk membeli termometer dan obat penurun panas.

Saat kembali lagi ke rumah Yuni, Andri mengukur suhu tubuh Yuni menggunakan termometer, suhunya menunjukkan 38,5 derajat, ini sudah termasuk demam tinggi.

Karena itu, Andri pun memberikan Yuni sebuah obat penurun panas, kemudian mencari handuk bersih dan baskom, merebus air panas, menyesuaikan air mendidih ke suhu yang tepat, dan membawa handuk ke samping tempat tidur Yuni, saat bersiap akan mengelap tangan dan kaki perempuan idamannya, karena mereka adalah lawan jenis, ia pun terpaksa bertanya: “Direktur Lin, aku yang membantumu mengelapnya? Atau kamu sendiri saja ……”

Yuni yang bersandar di tempat tidur bertanya: “Menurutmu?”

Andri pun segera menyerahkan baskom yang telah diisi dengan air hangat dan handuk kepada Yuni, dan berkata: “Area yang paling penting adalah, telapak tangan, telapak kaki, dahi, ketiak, dan seluruh tubuh.”

Yuni berkata: “Aku tahu, kamu keluar dulu sana! Nanti kalau sudah aku akan memanggilmu.”

“Baiklah.” Respon Andri, lalu berjalan keluar dari kamar Yuni.

Andri menunggu beberapa saat di ruang tamu, dan terdengar suara Yuni dari dalam kamarnya: “Kamu sudah boleh masuk.”

Ketika Andri mendorong pintu kamar, Yuni sudah selesai mengelap seluruh tubuhnya, ia telah meletakkan handuk ke dalam baskom.

Saat Andri akan berjalan masuk, Yuni bertanya dengan curiga: “Haruskah aku mengikuti idemu?”

Andri berkata: “Kamu harus tidur menggunakan selimut beberapa saat, untuk mengeluarkan keringatmu.”

“Ya.” Yuni menganggukkan kepala, kemudian masuk ke dalam selimut.

Saat Andri berjalan keluar pintu, menoleh ke arah Yuni yang masih tertutup selimut dan berkata: “Direktur Lin, kalau ada apa-apa panggillah aku, aku ada di ruang tamu.”

“Oke, sudah tahu.” Setelah selesai bicara, Andri menutup pintu kamar Yuni.

Setelah itu, Andri duduk di ruang tamu dan menonton televisi, berusaha untuk tetap menjaga suaranya agar tetap pelan, takut menganggu Yuni beristirahat.

Setelah menonton TV selama kira-kira setengah jam, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu rumah Yuni, Andri terkejut, dia merasa khawatir dan berkata sendiri: “Jangan bilang Tommy sialan itu sudah pulang?”

Setelah mengalami masalah waktu itu, Andri memiliki bayangan gelap dalam hati, dan sangat khawatir jika orang sial bernama Tommy itu telah pulang, jika dia beneran pulang, maka dia akan kehilangan kesempatan untuk merawat perempuan idamannya lagi.

Novel Terkait

Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu