My Charming Lady Boss - Bab 84 Anak Laki-Laki (2)

Andri menunjukkan ekspresi yang sinis dan berkata : ”Minggir ! Kalau tidak, akan kupotong tangan kecilmu itu !”

Mendengar perkataan itu, anak kecil langsung ketakutan dan berlari, setelah berlari beberapa meter, dia pun terjatuh dan bangkit kembali, tidak berani melihat ke belakang.

Saat itu juga Andri pun mengalihkan pandangannya ke arah pria gendut yang sedang duduk di tanah dan bernafas terengah-engah.

Dia pun menghampirinya dan mengeluarkan ikat pinggang, lalu mengikat orang itu di tiang listrik agar dia tidak dapat melarikan diri.

Setelah mengikat, Andri mengeluarkan handphone dan menelepon Sisca.

Sisca mengangkat telepon dan baru saja ingin memarahi Andri, Andri mendahului dan berkata :”Saat kamu menembak, ada yang melarikan dari balik tembok dan aku berhasil menangkapnya.”

“Kamu dimana ?” Tanya Sisca.

Andri memegang handphone dan melihat ke sekitarnya lalu berkata :”Aku juga tidak tahu ini dimana, tapi disini ada pabrik pengolahan He Yun dan aku berada di depan pabrik itu.”

Sisca berteriak di telepon :”Rekanku akan segera kesana, bertahanlah, jangan biarkan tersangka melarikan diri.”

Andri setuju dan berkata :”Jangan khawatir ! Aku sudah mengikatnya di tiang lampu jalan kok.”

“Baik, kamu hati-hati !” Ketika menutup telepon, Sisca berkata dengan cemas, orang-orang ini bisa saja melakukan cara licik saat situasi terdesak, dan mungkin mereka memiliki pisau atau senjata tajam lainnya.

Setelah menutup telepon, Andri terdiam beberapa saat, dia seperti melihat sosok anak laki-laki tadi, dan ada beberapa anak kecil yang lebih tinggi lainnya di samping anak itu, Andri melihat sekilas, ada sekitar 5 atau 6 anak dengan kisaran umur 7 tahun.

Bukan hanya anak laki-laki yang dilihatnya, dia juga melihat semua anak itu dikawal oleh anjing licik, berwarna hitam, putih, loreng dan lainnya, semua berjumlah 6 ekor.

Saat itu, anak laki-laki itu melihat Andri di bawah tiang listrik, dia pun memberitahu kepada teman-temannya yang lain :”Dia ada disana !”

Kemudian, beberapa anak laki-laki itu berlari mendekatinya sambil menarik anjingnya masing-masing.

Andri memiliki firasat yang buruk, sepertinya anak itu ingin balas dendam.

Ternyata benar, saat mereka sudah dekat di hadapannya, anak laki-laki tadi pun memerintahkan anjingnya: ”Si Hitam, gigit dia!”

Anak laki-laki yang lain juga memerintahkan anjingnya masing-masing: “Gigit dia !”

Tak lama kemudian, Andri pun melihat keenam anjing itu berlari ke arahnya sambil menunjukkan taring yang tajam.

Dia tidak menyangka anjing-anjing itu sangat mendengarkan kata majikannya, dia pun marah : “Sialan ! Apakah ini gabungan avengers ?”

Setelah marah, dia pun berbalik badan dan mulai berlari, sekelompok anjing tetap mengejarnya tanpa henti.

Beberapa anak laki-laki itu malah menjadi tim pemandu bersorak: ”Si hitam semangat ! Abu semangat ! Si putih semangat …..”

Andri tidak tahu ada apa dengan hari ini, apakah dia pernah menyakiti anjing di kehidupan sebelumnya? Hingga diganggu dan ditindas oleh sekelompok anjing seperti ini.

Dia terus berlari tanpa berani melihat ke belakang, tetapi terus merasa sekelompok anjing itu akan segera menerkam bokongnya.

Dalam situasi terdesak, dia pun memilih menaiki tiang lampu jalan dengan jarak 10 meter dari pria gemuk itu. Untung saja dia naik dengan cepat, kalau tidak, mungkin kakinya sudah tidak selamat.

Melihat Andri memanjat tiang lampu, beberapa anak laki-laki itu tertawa dan sangat gembira.

Seorang anak kecil berteriak :”Si hitam, panjat dan gigitlah dia.”

Saat Andi melihat ke bawah, beberapa anjing sedang menggonggong di sekitar tiang lampu jalan.

Saat ini Andri mengerti, anak kecil sungguh tidak bisa ditindas, sekarang dan selamanya dia tidak akan menyinggung anak kecil manapun lagi

Dia memeluk tiang dengan erat menggunakan satu tangan, tangan lainnya mengeluarkan handphone, dan menelepon Sisca

Baru saja tersambung, Andri langsung berbicara dengan tergesa-gesa: ”Halo ! Istriku tolong ! Cepat tolong aku !”

Siska bertanya dengan panik :”Apa yang terjadi?”

Anjing besar di bawah kakinya tidak berhenti menggonggong, Andri meletakkan handphonenya di kaki, lalu mengambilnya kembali ke arah mulut dan berkata: ”Apakah belum cukup jelas?”

Sisca mendengar suara anjing yang berisik di ujung telepon, tetapi sama sekali tidak tahu apa yang sedang terjadi, oleh karena itu dia bertanya dengan penasaran :”Dari mana anjing sebanyak itu? “

Andri berkata dengan penuh kesusahan :”Kelamaan bicara ! Kalau kamu masih tidak datang, aku bisa mati digigit segerombol anjing ini.”

Sisca bertanya lagi :”Kamu dimana ?”

Andri memberi tanggapan yang benar : “Aku di atas tiang lampu pinggir jalan, aku sudah tidak tahan lagi.”

“Bertahanlah sebentar, aku segera kesana.” Sisca langsung menutup telepon.

Tadinya Andri masih bisa bertahan beberapa saat, tapi ketika dia tersadar dan melihat ke arah sekumpulan anak kecil itu, wajahnya langsung menghitam, dia pun memeluk erat tiang lampu jalan sambil berteriak mengancam mereka: ”Kalian jangan main-main ! Aku adalah seorang polisi, kalian…..”

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu