My Charming Lady Boss - Bab 356 Sebuah Permainan

Saat ini Rico Wang yang berbaring di lantai mengangkat kepalanya, dia melihat sebuah bayangan yang dia kenal, pria itu tidak menyangka Andri Chen bisa muncul di sana, dia menutup menahan perutnya dan batuk bebrapa kali, dan mengeluarkan dahak berupa darah dari mulutnya, dengan suara serak dan menahan sakit berkata: “Kakak Andri, mengapa kamu datang?”

Dengan perhatian Andri Chen bertanya: “Bagaimana keadaanmu?”

Rico Wang berusaha berdiri dari lantai, tanpa dapat menahan diri dia kembali batuk dan menjawab: “Kakak Andri, aku baik-baik saja”.

Pada saat berbicara, Buddy berjalan menuju tempat duduk Tuan Muda ketiga, dan menunjuk Andri chen, lalu dengan hormat berkata: “Tuan muda ketiga, dia adalah Andri Chen”.

Mendegar Buddy memperkenalkan Andri Chen, Tuan muda ketiga hanya diam saja, dia hanya menganggukan kepala, seperti sedang memikirkan sesuatu, dia duduk di sofa bar tanpa melepas kaca mata hitam dan masker yang menutupi mulutnya, tangan satunya memengang tongkat, dan tangan satunya lagi mengetuk-ngetuk punggung tangan yang memegang tongkat tersebut secara berirama.

Andri Chen pun memperhatikan Tuan muda ketiga yang legendaris tersebut, kaca mata hitam dan masker itu menutupi setegah wajahnya, dia tidak dapat melihat dengan jelas wajah Tuan muda ketiga yang sesungguhnya.

Tidak lama, Tuan muda ketiga yang memakai masker itu berbicara, dia berpesan kepada Buddy yang ada di sisinya: “Buddy? Karena dia sudah datang, maka suruh dia serahkan barang itu!”

Mendegar perkataan Tuan Muda ketiga, Buddy seperti mengerti sesuatu, dia langsung berjalan ke hadapan Andri Chen, lalu mengulurkan tangan dan berkata: “Anak kecil, asalkan kamu memberikan jam tangan itu, maka Tuan Muda ketiga akan melepaskanmu”.

Mendegar kata-kata ini, Andri Chen pun berpikir, ternyata Tuan muda ketiga juga menginginkan jam tangan tersebut, sepertinya asal muasal jam tangan ini tidak sederhana, dirinya ingin memanfaatkan keadaan ini untuk mencari tahu dari mana datangnya jam tangan tersebut.

Akhirnya, Andri Chen berbicara: “Tuan muda ketiga, Aku dapat memberikan jam tangan itu kepadamu, tetapi aku memiliki satu syarat”.

Baru saja Andri Chen selesai berbicara, Tuan muda ketiga langsung memotong perkataan selanjutnya Andri Chen, “Anak kecil, aku paling tidak suka orang lain membicarakan syarat denganku, di Kota D ini, sampai saat ini tidak ada orang yang berani mengatakan syarat denganku, aku berikan kamu kesempatan sekali lagi, serahkan jam tangan itu, atau aku akan segera membunuhmu!”

Begitu kata-kata itu di ucapkan, dua orang bodyguard yang mengenakan kacamata, masing-masing mengeluarkan pistol dari pinggang mereka, mulut pistol tersebut terarah ke Andri Chen, hal ini membuat Andri Chen merasa terkejut, bila di katakan tidak takut, maka tidak mungkin, Andri Chen tetap berpura-pura tenang, tetapi telapak tanganny sudah berkeringat.

Saat ini melihat Andri Chen tidak bergerak, Tuan muda ketiga dengan dingin berkata mengingatkan: “Aku akan menghitung sampai tiga”.

Andri Chen masih belum tersadar, mulut Tuan muda ketiga mulai menghitung, “Satu, dua…..”

Ketika Tuan muda ketiga menghitung sampai angka dua, Rico Wang yang berdiri di sebelah dua bodyguard berbadan besar itu bersiap maju kedepan untuk menggantikan posisi Andri Chen, karena dia mengira Tuan muda ketiga pasti akan menembak, dia ingin menolong sahabat baiknya itu.

Tetapi, ketika Rico Wang bersiap maju kedepan, tiba-tiba seseorang menendang kakinya, sehingga dia tersungkur jatuh.

Tepat ketika Rico Wang terjatuh, Tuan muda ketiga telah mengihitung sampai angka tiga.

Ketika Andri Chen berniat untuk berbicara, sepertinya telah terlambat, di dalam bar tersebut tiba-tiba terdegar suara tembakan, dan kedua suara tembakan ini berturutan, satu di depan satu di belakang, hanya beda 1 detik antara tembakan pertama dan kedua!”

“Dor!”

Ketika suara tembakan berbunyi, seluruh syaraf Andri Chen menegang, dia mengeira dirinya telah mati, tetapi dia tidak merasakan ada bagian tubuhnya yang terasa sakit, tidak tahu apakah kepalanya yang tertembak, hingga ketika dia mendengar suara kaca yang pecah, dia baru menyadari, peluru itu tidak menembus tubuhnya, tetapi menembus botol alkohol yang terletak belakang tubuhnya dia atas meja bar.

Ketika Andri Chen tersadar, punggungnya berkeringat dingin, bahkan tangan kanannya mulai gemetar.

Untung saja tadi Andri Chen menajga ketenangannya, kalau tidak mungkin dia sudah ngompol, pada saat suara tembakan itu terdengar, sebuah kebohongan bila dirinya tidak merasa takut, untung saja Andri Chen mengeraskan rahangnya pada saat itu.

Saat ini, Tuan muda ketiga yang duduk di hadapan Andri Chen mulai berbicara.

“Anak muda, apakah kamu tidak takut mati?”

Tiba-tiba Tuan muda ketiga mengubah panggilannya terhadap Andri Chen, Andri Chen merasa tidak terbiasa, tetapi dia tetap menjawab dengan jujur: “Takut!”

Mendegar jawaban Andri Chen, Tuan muda ketiga manganggukan kepala dan kembali berkata: “Anak muda, walaupun ini pertama kalinya kita bertemu, tetapi aku tahu kamu adalah orang yang berani, walaupun kamu berani, tetapi aku tidak tahu bagaimana dengan sahabatmu ini”.

Setelah Tuan Muda ketiga berbicara, Andri Chen tidak tahu apa yang akan Tuan Muda Ketiga lakukan, tetapi dia merasa, selanjutnya akan terjadi hal yang tidak baik.

Tuan Muda ketida menoleh melihat Buddy, lalu dia melambaikan tangan memberikan instruksi dan berkata: “Buddy, ikat anak kecil itu di tiang di sana”.

Andri Chen tidak tahu Tuan Muda Ketiga ini ingin melakukan apa, ketika baru saja dia ingin mendatangi Roco Wang, ketika kaki kanannya baru melangkah, terdengar suara tembakan di dalam bar tersebut.

“Dor!”, bodyguard yang bediri di belakang Tuan Muda ketiga menembakan pistolnya.

Tembakan itu melayang ke arah tempat Andri Chen berdiri, tepat menuju bawah kaki Andri Chen hanya berjarak 1 sentimeter dari ujung kaki Andri Chen, bila Andri Chen bergerak satu langkah saja, kemungkinan peluru itu menembus sepatu yang di kenakan oleh Andri Chen.

Andri Chen menundukan kepala melihat kakinya, sekali lagi dia terkejut hingga tubuhnya mengeluarkan keringat, tidak disangka kedua orang bodyguard ini menembak dengan sangat tepat, ternyata nama Tuan Muda ke tiga tidak sembarangan.

Andri Chen terdiam di sana, Rico Wang di tarik dan di ikat di sebuah tembok batu di seberang Andri Chen oleh bodyguard yang berbadan besar, dia tidak tahu apa yang ingin Tuan Muda ketiga lakukan terhadapnya, hati nya merasa takut.

Setelah beberapa saat, Tuan Muda Ketiga melirik sebuah botol alkohol yang berada di sebelahnya, lalu dia mengambilnya dan berkata kepada Buddy: “Buddy, letakan benda ini di atas kepalanya”.

Degan hormat Buddy menjawab: “Baik”.

Selesai berbicara, Buddy mengabil botol tersebut dari tangan Tuan Muda ketiga dan berlari menuju tempat Rico Wang di ikat, lalu meletakan botol tersebut di atas kepala Rico Wang, Rico Wang tidak tahu apa yang ingin Tuan Muda ketiga lakukan, dia sangat gugup, botol tersebut hampir terjatuh ke bawah.

Melihat hal itu, Tuan Muda ketiga berkata kapada Rico Wang: “Anak kecil, kamu harus menajga botol tersebut, bila jatuh, maka air keras di dalam botol tersebut akan jatuh ke tubuhmu”.

Rico Wang yang mendengar hal ini, kulit kepalanya terasa keram, dia terkejut hingga tubuhnya mengeras, dia tidak mengira Tuan Muda ketiga mempermainkannya seperti ini, bila air keras tersebut terjatuh ke tubuhnya, tidak hanya akan terasa sakit, hal itu akan membuat tubuhnya hancur, hal ini lebih mengerikan dari pada mati.

Mengingat hal ini, keingnan untuk mati pun terbersit di pikiran Rico Wang, dia berusaha menjaga agar botol tersebut tidak jatuh.

Saat ini, Tuan Muda ketiga berkata kepada seorang bodyguard: “Berikan pistol kepadaku!”

Bodyguard tersebut menuruti, dan memberikan sebuah pistol kepada Tuan Muda ketiga, pria itu melihat pistol yang berada di tangannya, tiba-tiba dia mengangkat tangan dan membidik tempat Rico Wang berdiri.

“Dor!” terdengar kembali bunyi tembakan, peluru itu menuju atas kepala Rico Wang, lalu terdengar suara “blarrrr!” botol alkohol itu pecah, dan cairan yang berada di dalamnya jatuh ke atas kepala Rico Wang.

Tiba-tiba, Rico Wang berteriak: “Aaah….!”

Dia tidak menyangka Tuan Muda ketiga itu menembak, teringat isi dari botol tersebut air keras, bagaimana mungkin Rico Wang bisa tenang.

Melihat keadaan itu Andri Chen menajdi gemetar, melihat Rico Wang yang berteriak, dirinya tidak tahu harus bagaimana, dia terlalu merendahkan Tuan Muda ketiga, tidak disangka tekhnik menembaknya sangat hebat, bahkan botol alkohol tersebut di isi dengan air keras, sungguh kejam.

Ketika Rico Wang berteriak, dan melihat Andri Chen kebinggungan, Tuan Muda ketiga dengan senang berkata: “Tenang, isi dari botol tersebut bukan air keras, melainkan bir”.

Mendegar kata-kata tersebut, Rico Wang memiringkan kepalanya, selain kulit kepalanya tersa keram, juga terasa panas, hanya kepalanya yang terasa dingin, dan hidungnya mencium bau bir, ternyata benar bukan air keras.

Tetapi ketika botol tersebut pecah, dia sangat terkejut, bahkan sampai sekarang pun dia masih merasa ketakutan, dia menarik napas panjang, lalu dia menoleh menghadap Tuan Muda ketiga dan memarahinya: “Kuarang ajar! Aku menyumpahi nenek moyangmu!”

Mendegar Rico Wang yang memarahinya, beberapa bodyguard yang berada di sisi Tuan Muda ketiga, memukul Rico Wang, setelah beberapa pukulan , Tuan Muda ketiga menghentikan mereka: “Sudah, hentikan! Jangan sampai dia pingsan, permainan kita baru dimulai”.

Walaupun Rico Wang dipukuli, tetapi mulutnya tidak berhenti memarahi Tuan Muda ketiga: “Aku menyumpahi nenek moyangmu! Menyumpahi ibumu!”

Saat ini, Tuan muda ketiga berpesan kepada Buddy: “Buddy, abil gelas arak dan letakan di atas kepalanya”.

“Baik, Tuan Muda ketiga”. Buddy menjawab, lalu berjalan ke meja bar.

Tidak lama, Buddy mengambil sebuah gelas yang ukurannya hanya sebesar telapak tangan, dan meletakan gelas tersebut di atas kepala Rico Wang, lalu memperingatkan Rico Wang: “Anak kecil, jaga baik-baik gelas ini, bila jatuh, gelas selanjutnya akan aku isi dengan air keras, bila kamu tidak ingin seperti itu, maka jangan memaksaku melakukannya!”

Rico Wang sangat kesal, lalu dia meludah ke wajah Buddy, dan mengerak-gerakan kepalanya, gelas di atas kepalanya langsung jatuh ke lantai, terdengar suara pecahan gelas yang nayaring.

Melihat hal ini, Buddy menghapus air ludah yang ada di wajahnya, lalu memukul Rico Wang dengan keras, rasa sakitnya membuat perut Rico Wang kejang, pukulan Buddy kali ini benar-benar keras, sehingga membuat Rico Wang menutup mulutnya.

Tentu saja, Tuan Muda ketiga melihat semuanya, lalu segera berpesan kepada Buddy: “Buddy, isi gelas tersebut dengan air keras”.

“Baik! Tuan Muda ketiga”. Mendegar hal ini, Buddy sangat senang.

Ketika Buddy berjalan menuju meja bar, Andri Chen segera berkata.

“Tuan Muda ketiga, lepaskan sahabatku, aku akan memberikan jam tangan tersebut”.

Saat ini Andri Chen hanya dapat memilih untuk mengalah, dia tahu jika terus begini, Rico Wang bila bukan di permainkan hingga mati, maka akan terkejut hingga mati, Tuan Muda ketiga bukan orang biasa, dia sangat pintar memainkan orang, Andri Chen tidak ingin terjadi apa-apa kepada Rico Wang.

Mendengar perkataan Andri Chen, Tuan Muda ketiga segera meletakan pistolnya, lalu berkata kepada Andri Chen: “serahkan jam tangan tersebut!”

Buddy langsung berjalan ke hadapan Andri Chen, dia mengira Andri Chen akan segera menyerahkan jam tangan tersebut, tidak di sangka Andri Chen mengatakan: “Jam tangan tersebut tidak ada ditanganku”.

Tuan Muda ketiga terdiam, lalu kembali bertanya: “Di mana?”

Andri Chen menjawab:” Aku meyerahkan jam tangan tersebut kepada polisi”.

Novel Terkait

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu