My Charming Lady Boss - Bab 115 Mau Menemanimu (1)

Andri benar-benar putus asa akan Futari, ia hanya bisa mengabulkan permintaannya dan berkata: “Kamu cantik, sudah cukupkah?”

Futari menggeleng dengan tidak puas: “Tidak tulus, yang kau katakan pasti tidak jujur.”

Andri pun mengganti ucapannya: “Dia cantik.”

Mendengar ini, wajah Futari cemberut, tampak tidak senang.

Melihatnya yang seperti ini Andri pun bertanya: “Kamu kenapa?”

Futari cemberut dan berkata: “Perasaanku tidak senang.”

Andri tidak mengerti dan bertanya: “Tadi masih baik-baik saja, mengapa sekarang tidak senang?”

Futari tidak berbicara, ia memegang kaleng bir tadi dan meneguknya hingga habis.

Sambil meminum, Futari malah menangis, “Huhuhu ……” Tangisannya sangat sedih, langsung membuat Andri kebingungan.

“Mengapa kau berbicara dan tiba-tiba menangis, apa yang terjadi? Apakah ada sesuatu yang membuatmu tidak senang?” Andri bertanya kebingungan, sama sekali tidak mengerti apa yang dilakukan Futari.

Futari menangis dengan sangat sedih, air matanya terus mengalir.

Andri pun hanya bisa bertanya: “Ada apa denganmu? Jangan menangis! Kamu bisa memberitahu Paman apa yang membuatmu sedih?”

Futari mengusap air matanya, menangis sambil bertanya: “Paman, bisakah kamu memelukku?”

“Ha!” Andri terkejut.

Melihat Andri tidak mengiyakannya, Futari melanjutkan tangisannya dengan keras: “Huhuhu……”

Tangisannya kencang, seakan-akan Andri melakukan suatu kesalahan padanya, menangis hingga Andri bingung, karena tengah malam, jika saja tetangga mendengarnya, mereka akan mengira terjadi sesuatu di rumahnya.

Andri memohon tanpa henti: “Bibi kecilku, bisakah jangan menangis lagi?”

Futari cemberut, langsung masuk ke dalam pelukan Andri, membuat Andri tidak memiliki kesempatan untuk menolak.

Futari memeluknya, lagi-lagi menangis di dalam pelukan.

Menangis sejenak, akhirnya suara tangisan Futari berhenti, barulah Andri mencoba untuk bertanya lagi: “Ada apa denganmu?”

Futari melepaskan diri dari pelukan Andri, menghapus air matanya dan berkata: “Ayah Ibuku akan bercerai.”

Hampir saja Andri tidak menangkapnya, ia bertanya dengan terkejut: “Bercerai?”

Futari mengangguk dan menjawab: “Hm.”

Futari menghapus air matanya dengan tisu dan berkata: “Ayahku memiliki wanita lain di luar.”

Andri berpikir lalu bertanya: “Apakah Kakakmu tahu?”

Futari menggelengkan kepalanya: “Tadinya aku berencana memberitahunya, tapi tidak kusampaikan.”

“Mengapa tidak bilang?” Andri mulai penasaran.

Futari menghela napas dan berbicara: “Aku tidak ingin memberitahunya tentang hal yang tidak menyenangkan, apakah kamu tidak melihat mereka begitu bahagia bertemu denganmu?”

Andri melihatnya, Ayah Sisca adalah yang paling bahagia, sepertinya mereka benar-benar ingin menikahkan Sisca, umur Sisca sudah tidak muda lagi, juga tomboy, sepertinya tidak ada pria yang bisa menahannya, karena kucing liar ini mudah bermain tangan hanya dalam beberapa kalimat saja, pria mana yang bisa menerima pukulannya?

Mana lagi, polisi adalah pekerjaan yang bahaya, kapan ia bisa berhenti dan melahirkan seorang anak, ditambah lagi Sisca sangat suka akan pekerjaannya sebagai polisi, ia lebih baik tidak menikah dan tetap menjadi polisi.

Jadi, kekhawatiran Ayah Ibu Sisca beralasan.

Ia berpikir sejenak, baru tersadar dan melanjutkan bertanya: “Lalu apa rencanamu?”

Futari menggeleng: “Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan, jadi ……”

Berbicara sampai di sini, Futari cemberut, terlihat akan menangis lagi.

Andri membaca situasi, sibuk mengalihkan pembicaraan: “Anak kecil, kamu tidak boleh minum, kamu akan mabuk jika minum lagi.”

Tapi, pencegahan Andri sepertinya tidak membuahkan hasil, Futari sudah menengadahkan kepala dan minum seteguk.

Futari memegang kaleng bir itu dan berjalan ke ruang tamu lalu duduk di sofa, lagi-lagi meminum seteguk bir, menengadah memandang Andri dan bertanya: “Kakak Ipar, menurutmu kalian pria apakah menyukai wanita licik?”

Akan pertanyaan Futari ini, Andri benar-benar tidak tahu harus menjawab apa, jawab saja tidak suka, orang akan mengatakan terlalu bohong, jika menjawab suka, orang akan menjawab pria tidak ada baiknya.

Ia berpikir lalu menjawab: “Ada kalanya suka, ada kalanya tidak.”

Futari tidak paham dan bertanya: “Apa maksudnya ada kalanya suka, ada kalanya tidak?”

Andri menjelaskan: “Ketika baik akan suka, ketika jahat tidak akan suka.”

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu