My Charming Lady Boss - Bab 418 Perlahan Terlelap

Waktu pukul sepuluh malam, Andri Chen barulah mencoba berjalan pergi ke arah Komunitas Xin Hua, karena dia berpakaian seperti ini, tidak mungkin baginya naik taksi atau naik kendaraan umum, waktu berjalan di jalanan pun, orang-orang yang lewat pun satu persatu menutup hidung mereka, bau ini sungguh terlalu mengganggu, dia tahu dirinya berapa besar pengorbanannya untuk bisa menang terhadap rasa bau ini, tapi melihat reaksi orang-orang yang berpapasan dengannya di jalan, dia tahu dia sudah berhasil berdandan sebagai gelandangan.

Waktu langkahnya memasuki jalan Xin Hua, sudah mendekati tengah malam, hujan yang turun semakin lama semakin deras, bahkan di luar perkiraan Andri Chen, dia semula ingin mencari tempat berteduh, anehnya, tidak ada tempat berteduh di jalan Xin Hua, sebetulnya ada sebuah supermarket 24 jam yang bisa dijadikan tempat berteduh, tapi dia berpakaian seperti ini, bisa diperkirakan belum sampai masuk pintu supermarket pun sudah diusir oleh karyawannya.

“Duang! Duang….”

Saat ini, gelapnya langit malam mengeluarkan beberapa kali bunyi gelegar Guntur, hujan deras tanpa peduli menghantam sekujur tubuhnya, seketika tubuhnya basah kuyup, ditambah lagi dengan berhembusnya angin, membuat sekujur tubuhnya membeku dan gemetar kedinginan, saat berjalan di jalan itu, dia terus-terusan bersin, hanya ingin di bawah hujan sampai ke Komunitas Xin Hua untuk berteduh.

Tetapi pada waktu Andri Chen mau berjalan ke arah mulut gang yang menuju ke Komunitas Xin Hua, sebuah mobil sedan hitam seketika tertangkap pandangan mata Andri Chen, ini adalah mobil dari luar kota, lagipula dari jalan dekat jalan Xin Hua bermunculan bebeberapa mobil serupa, hujan yang begitu derasnya, mereka malahan tidak beranjak pergi, seperti sedang menantikan sesuatu.

Melihat beberapa mobil ini, hati Andri Chen berdegup kencang, dirasanya ini semua adalah orang-orang suruhan Tuan Ketiga, karena semuanya adalah mobil luar kota, lagipula semuanya sama-sama mobil Toyota, sama persis dengan mobil yang menabraknya hari ini.

Andri Chen hujan-hujanan, meniru cara jalan seorang gelandangan, berjalan menuju ujung jalan Xin Hua yang satunya, jalanan begitu sunyi, kemunculannya yang tiba-tiba, sekejap menarik perhatian orang-orang di dalam mobil, salah seorang pria yang duduk dalam mobil sedan itu mematikan rokoknya, menyalakan wiper mobilnya, wiper bergerak ke kiri dan kanan, beberapa orang pria memandang kea rah Andri Chen yang sedang berjalan di tengah hujan, karena hujan begitu deras, rasanya tidak mungkin ada orang berjalan di luar.

Dikarenakan kedinginan, Andri Chen mengabaikan hal ini, karena kalau dia tidak mencari tempat untuk berteduh, ada kemungkinan dia akan mati kedinginan, tidak tahu mengapa, tiba-tiba saja kota Nanjing turun suhunya, dan lagi turun hujan yang sangat deras, bertiup pula angina yang kencang, dia pasti tidak akan tahan, dirasanya Tuhan sengaja mencobainya.

Ketika Andri Chen sedang berjalan tertatih perlahan ke arah ujung jalan Xin Hua, sebuah mobil Toyota yang ada di gerbang Komunitas Xin Hua menyalakan mesinnya, dan menyalakan lampunya, berjalan perlahan mendekati posisi Andri Chen.

Andri Chen berjalan di depan, meski tidak menolehkan kepalanya, tapi dia dapat merasakan ada mobil yang berjalan di belakangnya mendekati dia, dia juga tidak berani menoleh ke belakang, begitu menoleh pasti akan memancing kecurigaan orang-orang ini.

Sehingga, dia terus berjalan perlahan, berharap dirinya dapat lolos, kalau tidak dia bisa mati di jalan Xin Hua ini.

Perlahan, jarak mobil Toyota itu dengan Andri Chen semakin dekat, begitu mobil ini berhenti tepat di samping kanan Andri Chen, dia tetap tidak menghentikan langkahnya, terus berjalan maju.

Tetapi, tidak sampai beberapa detik, Andri Chen mendengar bunyi pintu mobil ditutup, sepertinya ada orang yang turun dari mobil, dan memakai paying, karena terdengar suara air hujan jatuh di atas payung, dia mendengar dengan sangat jelas.

Kemudian, didengarnya suara langkah kaki yang menginjak genangan air di jalan, menilai melalui suara, harusnya ada orang yang berjalan menghampirinya dari belakang, dan bukan hanya satu orang.

Hati Andri Chen sedikit gugup, takutnya kedua orang ini mengenalinya, karena wajah dia, Andri Chen, pastinya sudah disebarkan melalui ponsel oleh Tuan Ketiga kepada para pembunuh bayaran, orang-orang yang diutus oleh Tuan Ketiga, pasti tahu dengan jelas di wajah Andri Chen ada berapa tahi lalatnya, bahkan berapa banyak fleknya pun mereka tahu dengan jelas.

Di saat inilah, tiba-tiba dari arah belakang terdengar suara bentakan pria.

“Hei! Pengemis di depan tunggu sebentar.”

Mendengar ini, hati Andri Chen berdegup kencang, dia menghentikan langkahnya, baru saja mau membalikan badan perhalan, samar-samar didengarnya kedua pria itu mendekatinya.

Ketika kedua pria mendekatinya, pas Andri Chen juga membalikkan badannya, beruntung dia mengenakan rambut palsu, rambut palsu ini pun diguntingnya dari kepala gelandangan, karena rambut gelandangan itu asli, ditambah siraman dari hujan yang deras, butiran air hujan tampak di setiap helaian rambut, sejak awal sudah membuat aroma yang khas itu menjadi aroma Andri Chen di sekujur tubuhnya, yang paling penting adalah, rambut palsu Andri Chen ini cukup panjang, ditambah bantuan air hujan, helaian rambut yang basah menyembunyikan setengah wajah Andri Chen, kalau saja dia dengan tampang begini muncul di dalam suatu koridor, pasti membuat orang kaget setengah mati.

Baru saja 2 pria berpakaian setelan jas mendekatinya, langsung menutup hidungnya, salah satunya sambil menutup hidung, mengeryitkan alisnya, terlihat sangat tersiksa dan mengumpat: “Sialan, bau begini!”

Orang yang satunya lagi yang memegang payung juga menutup hidungnya, bicara: “Gila! Bajingan ini sudah berapa lama tidak mandi sih?”

“Mana aku tahu, kamu tanya dia saja.” Pria itu menjawab.

Saat pria itu menjawab, dia mundur beberapa langkah, menjaga jarak tertentu dari Andri Chen, karena terlalu bau, mereka takut bau yang dikeluarkan dari tubuh Andri Chen akan menempel di tubuh mereka.

Sebenarnya, pada saat air hujan dari atas kepala mengalir di wajah Andri Chen, dia hampir muntah, tapi ini adalah saat yang kritis, kalau sampai dia tidak dapat menahan untuk tidak muntah, bisa diperkirakan dia akan ketahuan.

Jadi, dia terus berusaha menahan, kalaupun semakin bau, dia harus bisa menahannya.

Pria yang menutupi hidungnya berusaha mengamati dan menilai Andri Chen, karena gelap, mereka tidak dapat melihat jelas tampang Andri Chen, ditambah lagi Andri Chen yang bertelanjang kaki, pakaiannya compang camping, dilihat-lihat bagaimanapun tidak mungkin Andri Chen, karena orang tidak akan tahan dengan bau ini.

Salah satu pria di antaranya baru saja mau membuka mulut bertanya, Andri Chen tiba-tiba mengulurkan tangan kanannya, diarahkan ke pria ini, membuat gerakan meminta-minta, tapi Andri Chen tidak berbicara, tetap melangkah dengan tertatih.

Melihat hal ini kedua pria itu terkejut segera melangkah mundur, mereka takut pakaian kotor Andri Chen mengotori jas mereka, dengan kasar memarahi Andri Chen: “Cepat pergi! Kalau tidak pergi, hati-hati aku akan memukulmu!”

Mendengar ini, Andri Chen menghentikan langkahnya, membalikkan badannya dan melangkah pergi.

Di saat bersamaan dia pergi, masih didengarnya pria itu mengomel: “Gila! Betul-betul keterlaluan baunya, tidak pernah aku melihat pengemis sebau iut, badannya begitu bau, mengapa tidak mati saja? Beruntung sekali!”

Pria yang satunya lagi memberi tanda berkata: “Jangan bicara lagi, cepat masuk ke mobil mengamati, sebentar kalau ketahuan Kakak Leng, kita bisa dibunuhnya,”

“Baik, naik mobil!” selesai berkata mereka kembali ke mobil.

Sampai ketika pria itu menutup pintu mobilnya, hati Andri Chen yang tidak tenang itu akhirnya menjadi tenang.

Ketika Andri Chen berjalan bertelanjang kaki melewati genangan air di jalanan, berjalan sampai ke ujung jalan Xin Hua yang satunya, dia terkejut mendapati di mulut jalan ini pun ada beberapa mobil yang sedang mengamati, sama-sama mobil dari luar kota, juga mobil Toyota, sangat jelas satu kelompok dengan 2 orang pria tadi, mereka seharusnya adalah orang-orangnya Tuan Ketiga.

Melihat pemandangan seperti ini, Andri Chen tahu dirinya tidak mungkin kembali ke Komunitas Xin Hua.

Sepasang kakinya yang kedinginan sampai sudah kebas rasanya, ketika sore tadi melepaskan sepatunya, juga dikarenakan ingin berpenampilan semakin mirip gelandangan, tapi sekarang! Dia cari masalah, mau cari tempat berteduh saja sulit sekali.

Akhirnya, dia duduk di halte bis jalan Xin Hua untuk sejenak berteduh, menunggu selama hampir setengah jam lebih, Andri Chen mendapati beberapa mobil tersebut tidak ada tanda-tanda pergi, sepertinya memang berencana terus mengamati Komunitas Xin Hua, sepertinya tahu bahwa Andri Chen pada akhirnya akan kembali ke sini.

Waktu jam satu tengah malam, Andri Chen mengantuk dan lapar, tapi dia tidak membawa uang, kalau ada uang untuk membelinya, bisa diperkirakan restoran pun akan menjual makanan yang enak kepadanya, saat ini perutnya sangat keroncongan, tidak mungkin baginya bertingkah seperti pengemis sungguhan yang mengais tempat sampah dan memungut sisa makanan dari dalamnya!

Sampai sekarang, Andri Chen masih belum sanggup melakukan sampai tahap ini, demi agar dapat tidur nyenyak mala mini, dalam otaknya tiba-tiba terpikirkan satu tempat, yaitu kolong jembatan Nanjing tempat para pengemis berkumpul, tempat itu, walaupun tidak senyaman di rumah, tapi setidaknya di kolong jembatan dia bisa berteduh, lagipula gelandangan dan pengemis kota Nanjing hampir semuanya bermalam di sana, lagipula setiap orang ada tempatnya masing-masing, bahkan ada pengemis yang masih bisa menemukan selimut, baju dan barang lainnya yang masih lumayan bagus dari tempat sampah di dekat sana.

Berpikir demikian, Andri Chen berjalan meninggalkan tempat itu, ketika berjalan keluar dari jalan Xin Hua, dia mempercepat langkahnya, di tengah hujan berjalan sampai ke kolong jembatan Nanjing, waktu sudah menunjukkan pukul 2 subuh, dia merasa dirinya sudah hampir mati beku.

Untung saja setelah sampai kembali ke jembatan Nanjing, pergi ke tempat persembunyian harta rahasianya, ditariknya selembar uang, di sana dia membeli selimut dari gelandangan yang sedikit lebih berada, gelandangan itu menerima dengan senang uangnya, segera melakukan jual beli dengan Andri Chen, karena uang yang diberikan oleh Andri Chen bisa mencukupi kebutuhan hidup gelandangan itu selama 1 bulan, lagipula bulan ini setiap hari bisa makan enak.

Andri Chen berhasil membeli selimut, diciumnya selimut itu, meskipun sangat bau juga, tapi dibandingkan dengan bau di badannya, sangat berbeda jauh.

Demi menghangatkan tubuhnya, Andri Chen tidak mempedulikan masalah itu lagi, menyelimuti tubuhnya dengan selimut bau itu, lalu membereskan tempat di kolong jembatan itu yang agak bersih, menjadikan tempat tidurnya malam ini.

Ketika Andri Chen akan mulai tidur, dia saat ini mengerti apa yang namanya kehangatan.

Begitu besarnya kota Nanjing, begitu majunya, malam tidak ada tempat yang menjadi milik Andri Chen.

Hujan masih turun dengan deras, Andri Chen tadinya sangat mengantuk, memandangi lampu jalanan Nanjing, dia merasa ingin menangis, karena tinggal begitu lama di kota Nanjing, belum pernah ada hari seperti hari ini, dia tidur di kolong jembatan bersama gerombolan gelandangan dan pengemis.

Andri Chen tidak tahu hari-hari seperti ini akan berlangsung berapa lama, juga tidak tahu besok akan seperti apa.

Malam kian larut, hujan pun turun semakin lama semakin deras, Andri Chen mendengar suara hujan malam ini, merasa ini adalah lagu pengantar tidur yang paling merdu, di tengah irama bunyi hujan, dia pun perlahan terlelap…..

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu