My Charming Lady Boss - Bab 142 Indah Sekali (2)

Yuni Lin tidak ingin berdebat lagi dengan Andri, dia langsung membalikkan halaman itu dan memerintah dengan tegas: “Sudah, jangan lihat halaman itu lagi.”

“Baiklah!” Andri mengiyakan, lanjut melihat halaman-halaman lain dalam album itu.

Halaman belakang kebanyakan dipenuhi foto-foto Yuni saat di bangku TK dan SD, beserta foto SMP, SMA dan kuliah. Andri Chen telah melihat sendiri pertumbuhan Yuni dari tahap ke tahap.

Andri menghabiskan waktu 1 jam untuk melihat semua foto itu, Yuni yang duduk di samping pun mulai menguap, kelihatan sangat mengantuk.

Saat menutup album foto, Yuni mengambilnya dan berdiri dari sofa, berkata: “Sudah malam, siap-siap tidur, besok masih harus masuk kerja.”

Selesai berkata, Yuni pun membawa album foto yang tebal itu kembali ke ruang kerja.

Saat keluar dari ruangan itu, dia menghampiri Andri dan berkata: “Aku ambilkan selimut untukmu, malam ini kamu tidur di sofa saja ya.”

Mendengar harus tidur di sofa, Andri langsung tidak bersedia, dia berkata dengan wajah memelas: “Direktur Lin, aku masih sakit loh! Bagaimana mungkin tidur di sofa!”

Yuni baru tersadar setelah mendengarnya, dia mengangguk dan berkata: “Begini saja, kamu di ranjang, aku di sofa.”

Andri tetap menggelengkan kepala: “Tidak boleh.”

“Kenapa?” Yuni melihatnya dengan heran.

Andri Chen mengucapkan tiga kata: “Aku kasihan padamu!”

Yuni langsung tersenyum manis, berkata: “Kalau begitu kamu tetap tidur di sofa saja! Aku nyalakan AC ruang tamu.”

Andri Chen ingin sekali tidur sambil memeluk Yuni, tetapi itu hanyalah mimpi yang tidak akan terwujud. Karena tidak berhasil mencari alasan yang tepat, dia pun menerima anjuran Yuni Lin.

“Baiklah! Aku tidur di sofa.” Selesai berkata, dia langsung berbaring di sofa ruang tamu.

Yuni menemukan remote dan menyalakan AC di ruang tamu. Dia berbalik badan menujur kamar dan mengambilkan selimut untuk Andri.

Di saat inilah, terdengar suara kucing di luar jendela. Suara itu terasa sangat menakutkan.

Saat mendengar suara itu, Yuni langsung menoleh ke arah jendela. Dia tiba-tiba teringat suara tangisan perempuan malam itu. Ditambah lagi saat ini waktu sudah menunjukkan jam 12 malam.

Yuni Lin pun mulai merinding, untung saja ada Andri di rumahnya malam ini, jika tidak, dia mungkin tidak berani tidur di rumah.

Melihat Yuni terdiam disana, Andri segera bertanya: “Ada apa?’

Yuni Lin tersadar dengan wajah pucat, dia bertanya dengan suara gagap: “Apakah kamu mendengar suara kucing tadi?”

“Suara kucing?” Andri terdiam, dia sungguh tidak mendengarnya.

“Miao… miao!” Saat ini, suara kucing kembali terdengar dari luar jendela.

Yuni berkata dengan bibir yang bergetar: “Coba kamu dengar!”

Andri menoleh ke arah jendela, dia memang mendengar suara itu. Saat kembali melihat Yuni, dia sudah terlihat sangat ketakutan.

“Kamu takut dengan suara kucing?’ Andri mencoba bertanya.

Yuni mengangguk, dengan segera memerintah Andri: “Coba kamu lihat ke luar jendela!”

Melihat wujud Yuni seperti itu, Andri pun terpaksa berdiri dan berjalan ke arah jendela. Saat membuka jendela rumah, suara kucing yang mengerikan itu terdengar lagi.

Dia melihat sekilas keluar, seekor kucing hitam sedang duduk di jendela gedung depan, sambil sesekali mengeong.

Setelah memahami kejadian itu, Andri Chen menoleh dan berkata: “Ada seekor kucing hitam disana!”

Mendengar kata ‘Kucing Hitam’, Yuni berkata dengan terburu-buru: “Cepat tutup jendelanya!”

Andri Chen tidak menyangka Yuni begitu penakut, dia pun terpaksa menutup kembali jendela itu.

Setelah itu, dia berjalan ke depan Yuni dan bertanya dengan kesal: “Kenapa kamu begitu takut dengan kucing hitam?’

Yuni menjawab dengan gugup: “Sejak kecil aku sudah takut, aku pernah dikejutkan berkali-kali, hingga sekarang masih terus terbayang.”

Melihat ekspresi pada wajah Yuni saat ini, Andri tahu dia memang berkata jujur.

Dia pun menghiburnya: “Jangan takut, hanya seekor kucing kok.”

Selesai berkata, Andri menguap beberapa kali, dia pun mulai ngantuk: “Sudah,sudah, cepat tidur! Aku juga ngantuk, besok masih harus kerja!”

Andri baru ingin berjalan ke sofa, Yuni langsung menarik lengannya dari belakang, berkata: “Jangan tidur di sofa lagi, kamu tidur dengan tikar di lantai kamarku saja!”

Andri merasa senang dalam hati, tetapi dengan bibir yang berpura-pura menolak: “Begini kurang baik deh! Laki-laki dan perempuan tidur satu kamar, bagaimana jika terjadi sesuatu?”

Yuni menggelengkan kepala: “Tidak akan, kamu berhati baik, aku yakin kamu akan sopan kepadaku.”

Andri sengaja berkata: “Bagaimana jika sampai tengah malam aku tidak kuat mengendalikan diri?”

Yuni berpikir sejenak, berkata: “Kamu harus percaya dengan diri sendiri, pasti bisa mengendalikannya. Anggap saja aku ini teman terbaikmu.”

“Baiklah!” Andri mengiyakan dengan ekspresi terpaksa, tetapi dalam hati sebenarnya sudah sangat kegirangan.

Yuni menoleh sekilas ke jendela itu. Dia pun mematikan AC dan mengambil selimut di sofa, sembari membujuk Andri: “Ayo cepat, masuk ke dalam kamar.”

Andri pun berjalan mengikutinya, Yuni langsung mengunci pintu itu dari dalam, karena takut sesuatu yang aneh masuk ke dalam.

Andri sungguh tidak menyangka Yuni akan seperti itu, juga tidak tahu Yuni pernah dikejutkan saat masih kecil.

Novel Terkait

Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu