My Charming Lady Boss - Bab 224 Mimpi yang menakutkan

Andri Chen perlahan berjalan ke batu nisan Nick Lin, melihat Yuni Lin berlutut di depan batu nisan itu, hatinya merasa tertekan, karena dia yang menyebabkan Yuni Lin terpisah dari ayahnya.

Lucy memegang payung dan melihat Andri Chen, tiba-tiba Lucy berteriak: "Andri!"

Suaranya baru saja berhenti, Yuni Lin yang berlutut di depan batu nisan tiba-tiba menengok dan melihat Andri Chen, dia seperti kesetanan marah kepada Andri Chen dan berteriak: "Untuk apa kamu datang? Pergi kamu!" Aku tidak ingin melihatmu lagi seumur hidupku!"

Andri Chen berdiri di tengah hujan hanya meminta maaf dengan suara rendah: " Yuni Lin, maaf..."

Andri Chen belum selesai bicara, Yuni Lin berteriak lagi: "Pergi kamu!"

Respon Lucy sambil memegang payung, hatinya juga kecewa, dia tidak menyangka dua orang yang sebelumnya saling mencintai menjadi seperti sekarang, dia hanya bisa berbisik: "Yuni, kamu jangan seperti ini....Andri tidak sengaja melakukannya...."

Yuni Lin mengabaikan kata-kata Lucy, matanya melotot dan berteriak kepada Andri Chen: "Mengapa kamu membunuh ayahku? Mengapa? Mengapa?"

Berteriak beberapa kali, tenggorokan Yuni Lin kering, berlutut lagi, menangis sedih, dia terus bertanya-tanya: "Mengapa? Mengapa kamu melakukan ini padaku...."

Pada saat ini, Rossa Du datang memegang payung, berlari untuk melindungi Andri Chen dari hujan, melihat badan Yuni Lin dipenuhi lumpur, dia meminta maaf kepada Yuni Lin: "Yuni Lin, aku minta maaf, aku tidak menyangka akan terjadi seperti ini, ini semua salahku. Kamu mau menyalahkan, salahkanlah aku! Aku yang membunuh paman Lin, itu tidak ada hubungannya dengan Andri Chen..."

Yuni Lin menangis sebentar, mengangkat kepalanya, menunjuk Andri Chen dan Rossa Du dengan marah berteriak: "Pergi kalian, aku tidak ingin melihat kalian lagi, pergi!"

"Yuni Lin....." Rossa Du ingin menjelaskan sesuatu.

Yuni Lin berteriak lagi: "Pergi!"

Rossa Du merasa sebaiknya tidak berbicara lagi, dia tahu bahwa Yuni Lin tidak akan pernah memaafkan mereka, juga tahu hubungan antara dia dan Yuni Lin sebelumnya seperti orang asing.

"Boom!" ada lagi suara petir di langit yang gelap, hujan semakin deras, pandangan Andri Chen kabur, dia berdiri tak bergerak, tubuhnya tampak kaku, dan Yuni Lin datang berteriak di telinganya.

Yuni Lin berteriak dan melihat Andri Chen acuh tak acuh, mengambil batu dari tanah dan melemparkan batu ke arah Andri Chen.

Andri Chen melihat batu terbang lurus seperti peluru menembus hujan dan kabut, dia bisa saja menghindar, tetapi dia hanya menutup matanya, batu sebesar kepalan tangannya itu mengenai dahinya Andri Chen, dan darah merah segar bercampur air hujan menetes dari dahinya, dan melewati pipinya yang mati rasa.

Perlahan-lahan, Andri Chen mulai merasa bahwa dunianya akan menjadi gelap, pada saat dia jatuh, dia samar-samar mendengar Rossa Du memanggil: "Andri Chen...."

Seperti ini, Andri Chen jatuh kembali ke tanah dan hujan deras menghantamnya tanpa henti, dia ingin tidur selamanya saat ini dan tidak bangun selamanya.

Ketika Rossa Du melihat ini, dia melempar payung di tangannya, sambil menangis dan berteriak: "Andri Chen, apa yang terjadi padamu, kamu bangun, jangan menakuti aku..."

Tidak lama, suara bunyi ambulan terdengar dari sekitar kuburan, di bawah hujan deras dokter dan perawat mengangkat Andri Chen yang pingsan ke ambulan, ditemani Rossa Du, ambulan dengat cepat melewati hujan deras dan perlahan-lahan menghilang dari pandangan Yuni Lin.

Pada saat Yuni Lin duduk di depan batu nisan, dia terlihat bodoh, menatap kosong ke arah ambulan yang pergi, dan air matanya tidak berhenti mengalir, seolah-olah dia tidak bisa mendengar suara apapun di dunia ini.

"Yuni! Ada apa denganmu, Yuni....." Lucy berteriak terus menerus di sampingnya.

Yuni Lin masih melihat ke arah ambulan, dia tampak seperti orang bodoh, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Andri Chen bermimpi, mimpi yang sangat panjang, dalam mimpi ada gaun pengantin putih yang indah, ada suara anak-anak tertawa, ada serangkai bunga mawar, seolah-olah di pantai, juga seolah-olah di gereja, juga melihat bangunan villa yang besar, semua orang berkumpul bersama, juga melihat Rico Wang berpakaian sangat rapi, tangannya memegang gelas minum berbentuk piala, tersenyum ke Andri Chen.

Tetapi Andri Chen menyadari dia sendiri berdiri di tengah kerumunan, mengenakan jas putih dan memegang buket bunga mawar ditangannya, dia tampaknya berada di tempat pernikahan, tetapi kali ini dia bukan sebagai tamu, tetapi dia menjadi pengantin pria.

Ada seorang wanita mengenakan gaun pengantin yang indah di sampingnya, terlihat sangat cantik, senyumannya tidak asing, ketika Andri Chen menatap wajah wanita itu, dia menyadari bahwa itu adalah Rossa Du, senyumannya sangat ceria, begitu bahagia, persis seperti senyuman Yuni Lin.

Pernikahan yang meriah itu tiba-tiba menjadi tenang, Andri Chen melihat seorang pendeta, dia memegang buku dan berdiri di depan mereka berdua, bertanya: "Nona Rossa Du, apakah kamu bersedia menikah dan menjadi istri dari tuan Andri Chen? Dan biarkan dia menjagamu seumur hidupnya, dan tetap bersamanya tanpa keluhan atau penyesalan, tidak peduli apakah dia menderita atau miskin."

Rossa Du memegang siku tangan Andri Chen, menoleh untuk melihat Andri Chen, lalu memandang ke arah pendeta di depannya, dan mengangguk dengan gembira: "Aku bersedia!"

Pendeta dengan serius menatap Andri Chen, "Tuan Andri Chen, apakah kamu bersedia menikahi nona Rossa Du yang cantik ini di depan anda sebagai istri anda? Tidak peduli anda sakit atau miskin, anda bersedia menjaganya seumur hidup."

Setelah pendeta selesai bertanya, Andri Chen ingin berkata "aku setuju! Tetapi dia tidak bisa mengatakannya, seolah-olah seseorang menutupi mulutnya.

Semua orang yang hadir menantikan jawaban Andri Chen, tetapi dia tidak bisa mengatakan apa-apa.

Pada saat ini, tiba-tiba muncul seorang pria mengenakan jas dan topi menghampiri Andri Chen, mengeluarkan pisau dari lengan bajunya, menusuk perut Andri Chen, dia langsung merasakan perutnya ada goncangan, dia menunduk dan melihat darah tidak berhenti mengalir, kemudian mendongak dan melihat wajah yang tidak asing dan memanggil namanya: " Yuni Lin....."

Dia tidak menyangka pria yang memakai topi ini sebenarnya adalah Yuni Lin yang berpakaian seperti pria, dia juga menusuk pisau ke perutnya sendiri, matanya sangat mengerikan, sangat aneh, sangat memilukan.

Ketika Andri Chen perlahan-lahan terjatuh, para tamu terkejut dan mendengar teriakan keras Rossa Du.

"Ah.....!"

Tiba-tiba Andri Chen terbangun dari tidur dan membuka matanya, pertama kali yang dilihatnya adalah langit-langit putih, kemudian dia mencium bau disinfektan yang menyengat, kemudian mendengar napasnya sendiri yang terengah-engah.

Setelah dia bernapas beberapa saat, tiba-tiba terdengar suara Rossa Du.

"Andri Chen, kamu sudah siuman?"

Andri Chen memiringkan kepalanya, melirik Rossa Du dengan gelisah, mengangguk, dan bertanya, "Dimana aku?"

Rossa Du menjawab: "Rumah sakit."

Pada awalnya Andri Chen mengira dia sudah meninggal, tidak menyangka dia masih hidup, memikirkan mimpi tadi, dia memejamkan mata, dan mengambil napas dalam-dalam, ketika dia mau duduk, Rossa Du disampingnya berkata dengan lembut: "Andri Chen, jangan bergerak, kepalamu dibalut kain kasa."

Andri Chen baru menyadari kepalanya sangat berat, seperti tertindih batu besar.

Dia melihat sekitar kamar pasien, tidak ada orang lain selain Rossa Du, dia tidak melihat orang yang dia ingin lihat, Andri Chen tahu dia tidak akan pernah memaafkan dirinya seumur hidup, sampai mati pun, tidak akan bisa kembali seperti semula.

Memikirkan hal ini, hatinya sangat sakit sampai sulit bernapas.

Melihat ini, Rossa Du sangat cemas san bertanya: " Andri Chen, ada apa denganmu?"

Andri Chen menggelengkan kepalanya, menjawab Rossa Du dengan suara lemah: "Aku baik-baik saja."

Rossa Du menyentuh dada Andri Chen, dan dengan cemas bertanya, "Andri Chen, apakah sakitnya di sini? Aku akan memanggil dokter untuk melihatmu."

Begitu Rossa Du akan pergi, tiba-tiba Andri Chen memegang tangan Rossa Du, lalu menggelengkan kepala ke arahnya lagi.

Rossa Du akhirnya mengerti, lalu duduk di sebelah ranjang pasien, dan bertanya dengan lembut: "Andri Chen, apakah kamu lapar? Aku akan masak bubur untukmu, aku menyuapimu sedikit."

Andri Chen menggelengkan kepala dan menjawab dengan lemas: "Aku tidak lapar."

Rossa Du dengan sedih berkata: "Andri Chen, kamu sudah koma sehari semalam, cepat kamu makan, kamu seperti ini bisa menyiksa tubuh kamu.

Andri Chen tetap menggelengkan kepala, dan menjawab dengan lembut: "Aku baik-baik saja."

Melihat keadaan Andri Chen saat ini, Rossa Du semakin tertekan, ada beberapa kata yang dikatakan keada Andri Chen: "Andri Chen, mengapa kamu lakukan ini? Apakah kamu tahu Yuni Lin satu centimeter pun tidak akan menyentuhmu, matamu dibutakan."

Andri Chen dengan kesulitan berkata: "Jika aku buta bisa menghidupkan kembali ayahnya, aku bersedia!"

"Andri Chen, aku tahu hati Yuni Lin sangat sedih, tetapi kematian ayahnya hanya kecelakaan, siapapun tidak ingin terjadi seperti ini....." Ketika Rossa Du belum selesai bicara, Andri Chen langsung memotong pembicaraannya dan berkata: "Rossa Du, kamu jangan bicara lagi, tinggalkan aku sendiri."

Rossa Du berhenti bicara, dia tahu bahwa Andri Chen tidak ingin bahas masalah ini lagi.

Ruangan pasien hening beberapa saat, Rossa Du melihat Andri Chen yang sedang berbarik di ranjang pasien, dan dia menghela napas. Ketika dia berbalik badan dan ingin meninggalkan ruangan pasien, tiba-tiba ponselnya berdering.

Rossa Du menengok dan mengambil ponsel yang berdering milik Andri Chen, tidak nenyangka yang menelpon adalah Lucy.

Akhirnya, Rossa Du melihat sekilas Andri Chen, lebih baik diluar ruangan untuk menerima telepon dari Lucy.

"Halo!"

Lucy mendengar suara Rossa Du di telepon, ketika mendengar suara Rossa Du: "Kamu Rossa Du?"

Iya, ini aku, Lucy.

Lucy dengan kesedihan berkata: "Terjadi sesuatu pada Yuni Lin."

Mendengar kata ini, Rossa Du langsung menegang, dan dia bertanya dengan cepat, "apa yang terjadi?"

Novel Terkait

Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu