My Charming Lady Boss - Bab 393 Kamu Sangatlah Cantik

Seusai Andri berkata seperti itu, barulah dia menyadari adanya kejanggalan, karena Yuni yang berdiri didepan pintu dapur tengah menatapinya dengan tatapan marah, Andri bergegas menjelaskan, "Maksudku adalah bra kamu terlalu besar, aku harus menyumbatnya menggunakan kentang."

"Preman!" seusai berkata, Yuni langsung mengambil sebuah rok dan pergi.

setelah Andri memasukkan kentang, dia bergegas kembali ke ruang tamu, dia melihat Yuni tengah duduk diatas sofa, Andri tersenyum dan jalan mendekatinya, dia berkata, "Istriku."

Yuni lalu berkata, dia menjawab, "Aku bukanlah istrimu!"

"Kamu istriku!" kata Andri tidak tahu malu.

Yuni juga malas untuk berdebat dengannya, karena dia tahu Andri masih punya banyak hal penting, dia bergegas mengganti topik pembicaraan, dia mengisyaratkan rok yang berada ditangannya, "Kamu lihat, bagaimana dengan rok ini?"

Andri menerimanya dan melihatnya, dia menyadari rok ini lebih panjang daripada yang dipakainya sekarang, ujung roknya sudah hampir mencapai betisnya, dengan memakai rok ini, bulu kakinya bisa diumpet, dia melihatnya dan berkata, "Ini dia."

Seusai berkata, dia langsung mengganti memakai rok ini, "Jika melihat dari belakang pasti tidak bisa dikenali, namun jika berhadapan, kumis dimulutmu itu sungguh terlihat jelas, kamu harus mencukur kumismu, jika tidak pasti akan ketahuan."

Mendengar perkataan Yuni, Andri berjalan kedepan kaca dan melihat bahwa kumisnya memang sangatlah lebat, dia sudah lumayan lama tidak mencukur kumisnya.

Lalu dengan bantuan Yuni, Andri menghilangkan kumisnya, dia duduk didepan kaca, Yuni menjadi pendandannya, dia memberikan sebuah wick untuk Andri, dan mengenakannya lipstick, setelah didandan oleh Yuni, Andri terlihat mirip seorang wanita.

Setengah jam kemudian, Yuni sudah selesai, dia melihat Andri dari cermin, Yuni lalu memuji, "Andri, kamu sungguh cantik!"

Melihat dirinya sendiri dari kaca, Andri hampir tidak bisa mengenali dirinya sendiri, waktu itu dia berpura-pura menjadi wanita juga hanya mengganti baju saja, kali ini setelah didandan oleh Yuni, dia sama persis seperti seorang wanita, dirinya sendiri saja terkejut, jika dia berjalan dijalanan, bagaimana jika dia diganggu, karena kemampuan berdandan dari Yuni sangatlah hebat.

Andri berdiri dan memutarkan badannya didepan kaca, dia sangatlah takut dirinya menjadi seorang wanita benaran.

Dia melirik sementara, dan ebrakta dengan sedikit khawatir, "Apakah ini akan berhasil?"

Yuni melihat Andri dari cermin, "Andri! Asalkan kamu tidak berbicara, tidak akan ada orang yang bisa mengenalimu."

Mendengar perkataan Yuni, Andri tenang, dia berharap dandanannya hari ini bisa mengelabui polisi yang berada dibawah sana, jika ketahuan, maka ini akan menjadi sangatlah bermasalah.

Ketika Andri bersiap akan pergi, dia tiba-tiba teringat sesuatu, dan bergegas berkata, "Yuni, kita tukar hp dulu, hari ini kamu jangan pergi kemanapun, tunggulah aku dirumah, aku akan pergi ke pinggir kota sebentar."

Yuni menganggukkan kepalanya, "Halo, kamu hati-hati dulu."

"aku pergi dulu, jika ada masalah, teleponlah aku." seusai berkata, Andri berencana akan pergi.

Namun ketika dia baru saja berada didepan pintu, Yuni langsung memanggilnya, "Tunggu sebentar Andri!"

Andri berhenti setelah mendengarnya, dia menoleh kearah Yuni, "Ada apa?"

Yuni mengambil sebuah sepatu hak tinggi, dia berkata, "Kamu jangan lupa pakai sepatu."

Andri baru saja sadar, jika memakai seperti begini saja, mungkin saja akan ketahuan, para polisi itu juga tidaklah sederhana.

Sekali berpikiran seperti ini, Andri bergegas mengganti sepatunya, dia lalu memakai sepatu hak tinggi yang tidak dibiasainya, dia lalu pergi meninggalkan gedung itu, karena dia tidak pernah memakai sepatu hak tinggi punya Yuni, ditambah lagi kentang didepan dadanya membuatnya sangatlah tidak terbiasa, dia takut kentangnya jatuh, oleh karena itu dia sangatlah berhati-hati ketika turun tangga, dan dia harus berpura-pura berjalan seperti seorang wanita, demi mempelajari cara wanita berjalan, Yuni masih mengajarnya belasan menit demi berakting dihadapan para polisi.

Ketika turun tangga, Andri hampir saja terjatuh, karena sepatu hak tinggi memang tidak enak dipakai, dia benar-benar tidak tahu bagaimana caranya para wanita berjalan menggunakan sepatu hak tinggi, dia saja hampir terseleo, untung saja dia menanggapinya dengan cepat, jika tidak hari ini dia tidak bisa keluar.

Akhirnya, dibawah usaha Andri, dia akhirnya tiba di lantai dasar, namun dia mengerti, jika dia terjatuh di Eastern Road, dia mungkin saja akan ketahuan, demi untuk mengelabui polisi yang mengawasinya, dia harus berakting dengan bagus.

Andri berdiri didekat tangga dan menarik nafas dalam-dalam, dia memberanikan diri dan berjalan kepintu komunitas Xin Hua.

Setiap langkahnya ini sangatlah hati-hati dia takut dirinya terjatuh, jalannya sangatlah stabil.

Dan yuni juga terus menlihatnya dari ruang tamunya menggunakan teropong, dia tidak berharap Andri terjadi apa-apa, jika ketahuan oleh polisi, dia pasti tidak bisa meninggakan komunitas Xin Hua hari ini.

Dibawah pengawasan Yuni, Andri yang mengenakan rok panjang dan sepatu hak tinggi akhirnya berjalan sampai depan pintu komunitas Xin Hua, dia awalnya berencana ingin mengendarai mobil pergi ke pinggir kota, tapi mobilnya ini bukan lagi sebuah rahasia, jika dia mengendarai mobil ini, dirinya pasti akan ketahuan.

Oleh karena itu, dia hanya bisa mengenakan sepatu hak tinggi lalu berjalan selangkah demi selangkah keluar dari Eastern Road, ketika sampai ditikungan, dia melihat dua buah mobil yang terus mengawasinya 24 jam, jendela mobil itu tertutup rapat, namun dia merasa ada sepasang mata yang terus saja mengawasi Eastern Road.

Andri sedikit tegang, namun dia tetap bertahan dan berjalan kearah bus stop, semoga bisa lolos dari tatapan polisi.

Dari Eastern Road hingga ke bus stop hanya berjarak sekitar 100 meter, namun Andri merasa dirinya seolah berjalan hingga ribuan meter, setiap langkahnya sangatlah panik, dia takut diketahui oleh orang yang berada didalam mobil.

Untung saja ketika dia selesai menempuh jarak 100 meter ini, dia berhasil naik keatas bus nomor 211, dia juga tidak tahu kemana arah perginya bus ini, setelah naik dia lalu mencari sebuah tempat untuk duduk, setelah itu dia melirik mobil yang berada dipinggir jalan, untung saja tidak ada kejanggalan.

setelah bus berjalan, dan mobil disana tetaplah tidak beraksi, hati Andri akhirnya tenang.

Bus melaju, setelah beberapa bus stop, barulah Andri turun dan ketika turun dia bergegas mencari taksi dan setelah naik dia memberitahu alamat rumah sakit ibunya.

Mendengar suara aneh Andri, supir taksi awalnya meliriknya, dan melihat dandanannya, dia awalnya mengira bahwa memang seperti begini suaranya, dia tidak menyangka Andri adalah seorang lelaki.

Dengan cepat taksi meninggalkan kota, diperjalanan menuju pinggir kota, Andri terus saja melirik belakang mobil, dia takut ada yang membuntuti, setelah mengawasinya sesaat, barulah dia sadar bahwa dirinya aman.

Ketika siang hari, Andri barulah berhasil tiba dirumah sakit tempat keberadaan ibunya, Baru saja Andri bersiap untuk menjenguk ibunya, dia terpikiran dengan tampangnya sekarang, dia takut ketika ibunya melihatnya, dia akan terkejut, jika begitu memang kurang bagus.

Oleh karena itu, dia hanya bisa menelepon Nora, dengan cepat telepon diangkat.

"Halo! Ini siapa!" terdengar suara Nora.

“Nora, ini aku." Andri berkata dengan singkat dalam telepon.

Mendengar suara Andri, Nora langsung bertanya, "Andri, dimanakah kamu?"

Andri menjawabnya dengan jujur, "Aku berada didepan pintu rumah sakit."

Nora mendengar perkataannya dan merasa sedikit kaget, "Bukannya kamu sedang diawasi oleh polisi? bagaimana caramu keluar dari sana?"

Andri tidak berkata banyak didalam telepon, dia mengalihkan topik pembicaraan, "Nora, aku berada didepan pintu rumah sakit, keluar dulu."

"Baik, kamu tunggu aku sebentar, aku segera keluar." seusai berkata, Nora mengakhiri panggilan telepon.

Andri menunggu selama beberapa menit didepan pintu rumah sakit, sosok Nora muncul dihadapannya, dia berdiri didepan pintu rumah sakit dan mencari-cari, namun tidak menemukan Andri, karena saat ini Andri berdandan menjadi wanita, ini juga membuktikan bahwa dandanan Andri berhasil, karena bahkan Nora saja juga tidak bisa mengenalinya.

Dan disaat ini, Andri melangkah kearah Nora dengan sepatu hak tinggi yang dikenakannya sambil memanggil, "Nora!"

Nora menoleh, melihat Andri yang mengenakan rok, dia tercengang dan melihatnya dengan teliti, barulah dia menyadari bahwa orang berambut panjang yang mengenakan rok ini adalah Andri.

"Andri!" kata Nora dengan kaget.

Seusai kaget, dia bertanya, "Andri, mengapa kamu berpakaian seperti begini?"

Andri menjawabnya, "Jika aku tidak berpakaian seperti begini, apakah aku bisa keluar?"

Sambil berkata, Nora melihat Andri dari atas hingga bawah, dia menyadari bahwa dandanan Andri ini sungguh indah, jika tidak dilihat dengan teliti, sama sekali tidak akan menyadari bahwa dia adalah Andri.

Melihat ini, Nora tidak tahan dan memuji, "Andri, pakaian kamu ini sungguh cantik!"

Andri tidak menyangka bahwa kemampuan berdandan dari Yuni begitu berhasil, Andri sama sekali tidak peduli dengan 'Kecantikan' yang dia miliki, dia hanya peduli dengan satu hal saja, "Bagaimana dengan keadaan ibuku sekarang?"

Nora menjawabnya dengan jujur, "Ibu angkat sangatlah baik, dia sudah bisa turun dari kasur, ayah angkat membawanya jalan-jalan ke taman bunga."

Setelah mendengarnya, Andri terpikiran dengan hal lain, dia berkata dengan khawatir, "Nora, kasus pembunuhan di kota D itu kamu sudah menjadi tersangka paling besar, bahkan entah dengan cara apa, pihak kepolisian menemukan foto Rico.

Nora juga bingung dan bertanya, "Mengapa pihak kepolisian mempunyai foto Rico?"

Andri menjawabnya dengan jujur, "Polisi dari Nanjing sempat mencariku, dan memperlihatkan kepadaku foto Rico menutup mukanya, foto itu benar-benar adalah Rico, aku sangatlah khawatir mereka berhasil mencari tahu bahwa orang difoto itu adalah Rico."

Seusai mendengarkannya, Nora juga sedikit tegang, sekali identitas Rico terungkap, tidak ada satupun dari mereka yang bisa kabur, meskipun orang yang mati adalah orang dari Tuan Ketiga, namun bagaimanapun juga mereka juga membunuh.

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu