My Charming Lady Boss - Bab 510 Penghianatan

Andri menuturkan rencana yang telah lama ia perhitungkan dengan penuh keberanian itu, "Tetapi kau harus melawan Raja Bunga bersamaku."

Mendengarnya, Laver sangat terkejut, ia bertanya kaget, "Apa? Melawan Raja Bunga?"

Saat ini, Laver bahkan meragukan apakah telinganya salah mendengar.

Yang terkejut bukan hanya Laver seorang, Rose yang berada di samping mereka juga tak kalah kaget, ia segera menyela, bertanya pada Andri, "Apa? Kau mau melawan Raja Bunga?"

Pemikiran yang berani ini tentu membuat dua perempuan itu tak bisa menerimanya, entah orang setingkat apa Raja Bunga itu, meski ia telah berusia 50 tahun, tetapi ia bukan pria biasa, tingkat keseramannya, Rose dan yang lain tahu dengan sangat jelas, ia membunuh orang bagaikan membunuh seekor semut, dan lagi anggota Florist Organization sangat banyak hingga bisa menjadi pasukan tentara, setiap anggota memiliki kemampuan khusus, mereka semua adalah pembunuh hasil didikan Florist Organization, mereka semua melupakan kenangan mereka yang dulu, dan sekarang melayani Raja Bunga dengan sepenuh hati, dan lagi jika para pembunuh ini menyalahi aturan, mereka akan mati dalam waktu singkat.

Demi mengendalikan para pembunuh itu, Raja Bunga telah menghabiskan setengah hidupnya, ia sangat suka menjadi raja, dan bahkan lebih ingin lagi menguasai seluruh dunia.

Andri juga merasa rencananya agak mengada-ada, tetapi ini adalah pilihannya satu-satunya, jika Raja Bunga tidak mati, maka mereka sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk hidup, Tuan Ketiga Chen sudah cukup hebat, namun bila Tuan Ketiga Chen dibandingkan dengan Raja Bunga, ia hanyalah seekor lalat kecil, di dunia internasional, Raja Bunga bahkan telah memiliki pengaruh yang sangat besar, banyak negara yang telah menempatkannya di posisi nomor 1 dalam daftar buronan.

Namun, setelah bertarung sekian lama, kekuatan Raja Bunga semakin besar, orang yang ingin membunuhnya sangat banyak, tapi orang-orang ini malah dibunuh duluan oleh Raja Bunga dalam waktu yang begitu singkat.

Menghadapi kebingungan dua perempuan itu, Andri mengangguk dan menjawab, "Benar."

"Sayang, apa kau sudah gila?" Tanya Rose, ia tak dapat memahami pemikiran Andri yang terlalu bernyali itu.

Di saat dua perempuan itu kebingungan, Andri melanjutkan mengatakan pemikirannya, "Jika kita tidak membunuh Raja Bunga, asalkan ia hidup sehari saja, ia tidak akan melepaskan kita begitu saja, coba kalian pikir, di antara siapapun yang bekerja di Florist Organization, siapa yang pernah mengundurkan diri? Sudah tak terhitung banyaknya orang yang meninggal di tempat atau negara asing, hanya ia, Raja Bunga, satu-satunya yang masih hidup hingga saat ini."

Mendengar Andri berkata demikian, kedua perempuan itu memikirkan lagi baik-baik, anggota Florist Organization begitu banyak, tetapi hampir semua yang masih hidup hanyalah yang masih muda, sama sekali tidak ada anggota senior, yang mati sudah mati, yang hilang sudah hilang tak berjejak, ada juga yang ditembak mati oleh pasukan tentara.

Seketika, mereka berdua merasa perkataan Andri masuk akal, Raja Bunga melatih para pembunuh itu semuanya demi bekerja untuk organisasi, ketika mereka kehilangan nilai guna mereka, sama seperti merawat bunga, ia akan memotong mereka satu per satu.

Laver berpikir sejenak, hatinya mulai tergerak, ia tak ingin menghianati Florist Organization, namun ia juga tak bisa menentang perkataan Andri ini, ia menantikan kehidupan yang bebas, ia juga diam-diam merasa Raja Bunga tidak akan mengabulkan harapannya, seperti perkataan Andri, setelah membantunya mengambil kembali barangnya, mungkin hidup Laver juga berakhir.

Beberapa tahun ini, Laver juga mendapati beberapa hal yang tidak beres di organisasi, Raja Bunga sepertinya mulai melatih pembunuh-pembunuh baru, para pembunuh ini sama seperti mereka dulu, semua dilatih sejak kecil, mungkin saja beberapa tahun lagi, para pembunuh ini sudah bisa mengemban tugas, hidup mereka sebagai pembunuh pun juga akan berakhir, itu sama saja dengan cari mati, tetapi mereka juga tak bisa meminta bantuan polisi, karena mereka adalah pembunuh, begitu mereka masuk ke dalam genggaman polisi, sisa hidup mereka akan dilalui dalam sel penjara.

Sehingga, dalam hal ini, mereka sangat kesulitan membuat pilihan, tetapi pemikiran berani Andri membuat perubahan dalam diri Laver, mungkin dengan bertaruh sekali, mereka mungkin bisa menang, tetapi kemungkinan menang mereka sangat kecil, mau membunuh orang setingkat Raja Bunga, mereka mungkin harus mengambil resiko yang sangat besar.

Kali ini, Laver berpikir sejenak, lalu bertanya dengan khawatir, "Kak Bee, hanya dengan mengandalkan kekuatan kita bertiga, apa bisa?"

Andri pernah berpikir, kekuatan mereka bertiga memang sedikit lemah, tiba-tiba ia teringat akan Season dan Peony, ia segera berkata, "Jika Season dan Peony ikut, kita masih ada kesempatan menang."

Mendengarnya, Rose semakin khawatir, ia berkata, "Apakah Peony dan Season akan setuju?"

Terhadap Season dan Peony, Andri memang tidak begitu yakin, mereka sudah bertahun-tahun tidak bertemu, dan lagi mereka berdua sangat menarik minat bos, jika Peony dan Season tidak setuju, maka itu adalah jalan buntu bagi mereka bertiga.

Memikirkannya, Andri berkata dengan tak begitu yakin, "Kita hanya bisa mencoba."

Baru saja selesai mengatakannya, jam tangan di pergelangan Laver langsung mengeluarkan bunyi "bip, bip", sisa waktunya sudah tidak banyak, ia langsung mengunci tatapannya pada jam tangan itu.

Mendengar suara ini, Andri mengalihkan perhatiannya pada jam tangan Laver, ia segera menghampirinya, dengan cepat menggenggam tangan Laver dan melihat-lihat jam tangan itu, melihat waktu ledakannya semakin dekat, ia harus membereskan jam tangan Laver secepatnya, kalau tidak, tidak lama lagi ia akan mati meledak.

Setelah selesai mengamatinya, Andri segera berkata pada Laver, "Laver, jangan khawatir, aku tahu bagaimana cara melepaskan jam tangan ini."

Mendengarnya, Laver semakin kaget, ia betanya, "Kak Bee, kau bisa membereskan jam tangan ini?"

Andri mengangkat tangan kirinya untuk memberi isyarat pada Laver untuk melihatnya, dan berkata, "Lihatlah tanganku."

Laver mengamatinya dengan teliti, dengan kaget ia menyadari, jam tangan di pergelangan tangan kiri Andri ternyata sudah tidak di sana, ia bertanya heran, "Kak Bee, di mana jam tanganmu?"

Andri berpikir sejenak, baru ia ingat, jam tangannya itu ia letakkan di bawah suatu jembatan di Kota Nanjing, awalnya waktu ia memakai jam tangan itu saat melarikan diri dari organisasi pembunuh, jam tangan itu hampir meledak, untungnya ia sudah lama meneliti dan mengerti cara kerja jam tangan itu, ia melepas jam tangan itu dengan paksa, alat penyadap dan bom di dalam jam tangan itu sudah dilepas semua oleh Andri, sejak saat itu, jam tangan itu sama dengan jam tangan biasa.

Sambil mengingat, Andri berkata, "Sudah dari dulu kulepas."

Mendengarnya, Laver bagaikan melihat secercah harapan, jam tangan di pergelangannya ini sudah cukup menyiksa mereka, setiap kali menetapkan batas waktu dalam tugas khusus, mereka selalu hampir tidak selamat, rasanya seperti bermain-main dengan detak jantung, untungnya di saat kritis, mereka bisa menyelesaikan tugas, sekarang memikirkannya, dalam hati mereka masih ada rasa takut yang tertinggal, bagaikan mantera Golden Hoop yang menyegel kepala Monkey King.

Laver dan Rose sudah lama ingin melepasnya, hanya saja mereka tidak menemukan cara melepaskannya.

Laver pun buru-buru bertanya, "Kak Bee, bagaimana caramu melakukannya?"

Andri menjawab, "Saat bos baru saja memakaikan jam tangan ini padaku, sejak saat itu pula aku mulai menelitinya, tak kusangka aku benar-benar bisa menemukan salah satu kelemahannya, saat kabur dari organisasi pembunuh, aku pun memberanikan diri mencobanya sekali, tak kusangka ternyata benar-benar berhasil."

Mendengarnya, Rose segera memutus perkataan Andri dan berkata, "Sayang, lepaskan dulu jam tangan Laver, kalau tidak ia akan mati meledak."

Tanpa ragu, Andri segera menjawab, "Baik, akan kulepaskan sekarang juga."

Setelah itu, Andri naik ke mobil bersama Laver, mereka menaiki mobil Rose itu hingga meninggalkan pinggiran Kota Nanjing.

Andri membeli beberapa peralatan, ada obeng, kaca pembesar, dan lain-lain.

Sepuluh menit kemudian, Andri mulai melepaskan jam tangan Laver, saat ini sisa waktu di jam tangan itu sudah tidak banyak, Andri mencari sebuah hotel, di kamar hotel itu, ia membongkar jam tangan Laver sedikit demi sedikit, setiap melepaskan suatu bagian, ia selalu sangat berhati-hati, ia takut sedikit saja tidak hati-hati, mereka bertiga akan mati meledak.

Saat melepas jam tangan, Andri memakai kaca pembesar, karena jam tangan yang terlihat mirip dengan jam tangan Rolex ini dibuat dengan penuh ketelitian, kemampuan khusus di dalamnya sangat kuat, ia terlebih dahulu menghabiskan waktu 10 menit, baru ia berhasil melepaskan bahan peledak kualitas tinggi dengan lancar, bahan peledak kualitas tinggi itu semua berada di dalam jam tangan, kekuatan ledakannya, kurang lebih sama dengan kekuatan granat.

Setelah melepaskan bahan peledak, Andri berhasil melepaskan alat penyadap di dalam jam tangan.

Saat jam tangan itu terlepas dari Laver, seketika ia merasa dirinya bebas, ke depannya ia tak perlu lagi terkekang oleh jam tangan ini, ia dengan sangat gembira menggoyangkan pergelangan tangannya yang terasa ringan itu, tak ada saat yang lebih menyenangkan daripada saat ini.

"Syukurlah, akhirnya bisa melepaskannya," ujar Laver gembira.

Rose juga tak menyangka Andri benar-benar bisa melepas jam tangan itu, dan lagi ia sama sekali tidak apa-apa.

Tetapi, saat Andri melepas jam tangan ini, ia berkata pada Laver yang sedang dipenuhi kebahagiaan, "Laver, meskipun bahan peledak dan penyadap di dalam jam tangan itu sudah dilepas, tetapi itu sama saja kau telah menghianati Florist Organization, Raja Bunga pasti akan segera menyadarinya, posisi terakhirmu berada di Kota Nanjing, orang-orang Raja Bunga akan menuju Kota Nanjing dengan cepat, siapa tahu di Kota Nanjing ini, sudah ada orang Raja Bunga."

Mengenai hal ini Laver tentu saja tahu, gerak-gerik mereka diawasi oleh organisasi setiap saat, lokasinya saat ini hilang, orang yang bertanggung jawab mengawasi tentu akan segera melapor pada Raja Bunga.

Ia masih ingat Raja Bunga pernah berkata, orang yang menghianati organisasi akan dihukum mati dengan cara mutilasi.

Saat mereka baru memasuki organisasi, sudah ada seorang pembunuh yang tertangkap menghianati Raja Bunga, mutilasi dilaksanakan dihadapan semua orang, pemandangan yang dipenuhi bau amis darah itu, membuat tidak sedikit orang yang pingsan ketakutan.

Laver tak berani memikirkannya, juga tak ingin memikirkannya, karena kebebasan dan kesetiaan bukanlah hal yang bisa dipilih sekaligus, ia telah lama mendambakan kebebasan, karena sudah memilih, ia tak akan menyesalinya, jika ia ingin terus hidup, ia harus memilih untuk mepercayai Andri.

"Aku mengerti," ucap Laver sambil mengangguk.

Saat ini, Rose segera berkata, "Sayang, lepaskan juga jam tanganku!"

Andri tidak langsung menyanggupinya, ia malah bertanya dengan serius, "Rose, apakah kau sudah memikirkannya? Begitu aku melepaskan jam tangan ini, itu sama dengan menghianati Raja Bunga, dan menjadi musuh dengan Florist Organization."

Tanpa berpikir panjang, Rose langsung menentukan pilihannya, ia tersenyum dan berkata dengan yakin, "Sayang, bukankah ada perkataan orang zaman dulu yang berbunyi 'Istri mengikuti suami'? Kau dan aku telah menjalani pernikahan, tak peduli apapun yang kau lakukan, aku akan mendukungmu tanpa ragu, siapa suruh aku ini istrimu?"

Novel Terkait

Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu