My Charming Lady Boss - Bab 115 Ingin Kamu Menemani (2)

Mendengarnnya Futari agak bingung, sama sekali tidak memahami arti ucapannya.

Baru saja ia mau melanjutkan bertanya, Andri lagi-lagi melihat jam tangannya dan mengingatkan: "Anak kecil, sudah malam, kuantar kamu pulang!"

Futari lanjut meminum birnya dan menggeleng: "Aku tidak ingin pulang!"

Andri merayunya: "Kalau kamu tidak pulang, Ayah Ibumu akan khawatir."

Futari berkata dengan sedih: "Pagi ini Ibuku pergi bisnis ke luar kota, Ayahku pasti membawa pulang wanita licik itu, aku tidak ingin pulang dan mendapati sosok menjijikan mereka."

Selesai berbicara, lagi-lagi Futari menengadah dan meneguk birnya.

Andri pasti tidak bisa membiarkan Futari bermalam di rumahnya, apa-apaan, jika Yuni Lin tahu, apa yang akan dipikirkannya, jadi ia berusaha berkata: "Anak kecil, jika kau benar-benar tidak ingin pulang, aku akan menelepon Kakaknya, menyuruhnya menjemputmu."

Futari langsung menolaknya: "Tidak mau! Malam ini aku ingin tidur di sini."

"Ha!" Andri sangat kaget.

Melihat Andri yang panik, Futari malah tertawa, sengaja berkata: "Kakak Ipar, kamu takut aku kurang ajar padamu? Aku yang perempuan saja tidak takut, apa yang kau takutkan sebagai seorang pria dewasa?"

"Ini......" Andri benar-benar kesulitan.

Futari langsung mengancamnya: "Kakak Ipar, jika kamu tidak mengiyakan, aku segera menelepon Bibi dan memberitahunya kamu dan Kakak menipu mereka."

Andri putus asa, tidak menyangka dirinya bisa diancam seorang anak perempuan.

Andri berkata: "Anak kecil, betapa buruknya jika orang lain tahu kamu tinggal di sini?"

Futari menjawab dengan tidak peduli: "Kamu tidak bilang, aku juga tidak bilang, tidak akan ada yang tahu, apa yang kamu khawatirkan."

Andri berpikir, ia tidak bisa melawan Futari, hanya bisa berkata: "Begini saja! Kamu tidurlah di rumahku! Aku akan keluar mencari hotel."

Begitu mendengarnya Futari langsung tidak setuju, "Tidak mau!"

"Kenapa lagi?" Andri bertanya sambil menahan sabar.

Futari menjawab: "Kakak Ipar, kalau kamu pergi, aku takut sendirian!"

Saat itu, tiba-tiba Andri teringat Rossa Du, ditambah lagi Robin yang sangat menyukai anak ini, Andri hanya bisa memanggil Rossa Du datang ke rumah: "Kalau begitu, aku panggil kakak dari Robin datang menemanimu?"

Futari tetap menggeleng: "Tidak mau! Aku hanya mau kamu yang menemaniku!"

Andri langsung mengerti, anak ini bergantung padanya, jika saja Robin tahu masalah ini, apa yang akan ia jelaskan sebagai seorang Kakak Ipar? Ditambah lagi, di matanya Futari hanya seorang anak kecil.

Dalam keputusasaannya, Andri hanya bisa menerima ancaman itu: "Baiklah! Kita tetapkan dahulu, kamu hanya boleh menginap satu malam, besok cepatlah pulang."

Mendengarnya, Futari langsung senang dan berkata: "Kakak Ipar, tenanglah! Setelah malam ini, aku pasti pulang ke rumah."

Andri pergi ke kamar dan mengambil selimutnya, memberikannya pada Futari dan berkata: "Ruang tamu agak dingin, berhati-hatilah jangan flu."

Futari menerima selimut dari tangan Andri dan mengangguk: "Hm."

Setelahnya, Andri masih berinisiatif menutup jendela ruang tamu untuk Futari, dengan begini, ruangan pun menjadi jauh lebih hangat.

Andri kembali ke kamarnya, menyadari sudah tidak ada selimut di ranjangnya, ia hanya bisa mengambil beberapa jaket dari dalam lemari bajunya dan meletakkannya di atas ranjang, nanti akan ditaruh di atas badannya, hanya untuk semalam.

Ketika ia sedang mengambil baju, tiba-tiba Futari berjalan masuk, berdiri di pintu sambil berkata: "Kakak Ipar, aku ingin mandi, apakah kamu ada baju ganti?"

Andri tercengang, menyapukan pandangannya pada Futari: "Aku tidak ada baju yang bisa kamu pakai, besok saja mandi ketika pulang!"

Futari cemberut dan berkata: "Kakak Ipar, aku sudah terbiasa, setiap hari harus mandi dahulu baru bisa tidur, jika tidak tubuhku tidak nyaman."

Sambil berbicara, Futari berjalan ke arah lemari baju, menyapukan pandangannya pada baju di dalam lemari, lalu menemukan satu kemeja dan berkata: "Aku memakai kemeja saja."

Ia mengambil kemeja itu, tidak menunggu hingga Andri menjawab, ia sudah pergi meninggalkan kamar, berjalan ke arah kamar mandi di ruang tamu.

Tidak berapa lama kemudian, Andri mendengar suara gemericik air di dalam kamar mandi, seharusnya anak kecil itu sudah sedang mandi.

Ia mandi sebentar, lalu terdengar suara Futari dari dalam kamar mandi: "Kakak Ipar, ada handuk keringkah? Beri aku handuk kering."

Andri langsung menjawab: "Kamu tunggu sebentar, akan kucari."

Ia sejenak mencari di kamar, menemukan handuk yang terakhir kali dipakai Yuni Lin, langsung mengambilnya pergi ke kamar mandi.

Ia baru mau mengetuk pintu, menyadari pintu kamar mandi tidak dikunci dari dalam, ia mengetuk dengan perlahan, pintu itu terdorong sedikit.

Andri berpikir di dalam hatinya, anak ini tidak hanya buang air saja tidak menutup pintu, bahkan mandi pun tidak, sungguh tidak mengerti pencegahan bahaya.

Ia terpaku sejenak, Futari berteriak dari dalam kamar mandi: "Kakak Ipar, sudah menemukan handuk?"

Ia berdiri di depan pintu kamar mandi dan menjawab: "Sudah ketemu."

"Kamu bantu aku antar ke dalam! Seluruh wajahku adalah sabun mandi, tidak bisa membuka mata." Suara Futari terdengar dari dalam kamar mandi.

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu