My Charming Lady Boss - Bab 443 Kesepakatan

Setelah sepuluh tentara itu selesai mengamati keadaan sekitar, paman Ma punturun dari mobil dan membukakan pintu untuk tuan ketiga, dia menggunakan kaca mata hitamnya dan melihat kearah pondok yang berada dihadapannya, dan melihati burung merpatinya hinggap di atas atap pondok tersebut, seakan-akan tahu bahwa majikannya sudah kembali.

Orang ini adalah legenda tuan ketiga, saat dia melihat keatas, Paman Ma pun dengan sopannya memberitahu kepada tuan ketiga: “Tuan ketiga, Clay sudah membawanya ke lantai lima.”

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Tuan ketiga menganggukkan kepalanya dan langsung jalan menuju pondok tersebut.

Tuan ketiga Chen barulah melangkahkan kakinya, sepuluh tentaranya dengan sigap langsung mengawalnya sampai ke lantai lima.

Saat itu walaupun Andri Chen sedang di tutup matanya, namun ia bisa mendengar dentakan sepatu yang begitu banyak yang menaiki tangga menuju ke mereka, dan dia tahu kira-kira mereka berjumlah lebih dari sepuluh orang.

Tidak lama kemudian, ia pun merasa suara langkah kaki itu pun semakin dekat, Andri Chen pun mendengar salam dari Clay untuk Tuan ketiga : “Tuan ketiga!”

Setelah Clay mengucapkan salam, Tuan ketiga Chen tidak menjawabnya, dia hanya terus menatapi Andri Chen yang sedang di tutupi dengan kain hitam.

Saat ini, Paman Ma yang berdiri disamping Tuan Ketiga pun langsung mengambil sebuah kursi dan mempersilahkannya untuk duduk, “Tuan ketiga, silahkan duduk!”

Tuan ketiga Chen yang mendengarnya pun hanya menganggukan kepala dan langsung menduduki kursi tersebut.

Setelah Tuan ketiga Chen duduk, Paman Ma pun lanjut bertanya: “Tuan ketiga, mau minum teh apa?”

Tuan ketiga Chen pun melepaskan kaca mata hitamnya dan berkata: “Teh sumur naga saja!”

“Baiklah, aku sekarang akan langsung membuatnya.” Setelah selesai berkata, Paman Ma pun langsung sibuk di lantai lima itu.

Ini adalah kali pertama Andri Chen mendengar suara Tuan ketiga, namun dia juga sedikit ragu, apakah benar yang duduk dihadapannya itu adalah Tuan Ketiga, karena ia dulu pernah mendengar kejadian tentang Paman Tao, dalam hatinya ia merasa cukup cemas, ia takut yang datang pada hari ini adalah orang pengganti Tuan ketiga.

Tidak lama kemudian, Tuan ketiga Chen tiba-tiba berkata kepada Clay yang duduk di sebelahnya: “Clay, bukakan penutup mata dan sumpalan handuk dari mulutnya.”

“Baiklah.” Jawab Clay dengan sopannya, lalu dia pun berjalan menuju Andri Chen, dan membuka tutup mata dan sumpalan handuk yang ada di mulutnya.

Saat pandangan Andri Chen kembali berwarna, dia pun barulah melihat wujud dari Tuan ketiga, dengan rambut yang sudah memutih, dahi yang berkerut, dan kelihatannya umurnya sudah hampir 60 tahun, namun tubuhnya masih sangat bergairah, hanya saja rambutnya sudah memutih, yang paling penting, penampilan dari Tuan ketiga sangatlah berwibawah, dan dari tubuhnya terpancar aurah pembunuh yang sangat kental.

Baru pada pandangan pertama saja, Andri Chen sudah sangat yakin bahwa orang itu adalah legenda dunia persilatan Tuan Ketiga, dia dengan Paman Tao jauh berbeda, setiap pergerakannya selalu membuat orang merasa tidak aman, karena tatapannya tersimpan banyak sekali rahasia, Andri Chen saja tidak dapat melihatnya.

Mereka pun saling bertatapan dalam waktu yang singkat, saat itu tidak ada yang berbicara, seketika suasana disana pun menjadi sangat tegang.

Setelah begitu lama tangan Tuan ketiga mengetuk-ngetuk pegangan kursi yang didudukinya itu, akhirnya terhenti juga, namun pandangannya tetap tertuju ke Andri Chen, lalu dia pun menghela nafas dan berkata: “Tuan Andri, sepuluh tahun telah berlalu, tidak disangka kita bisa bertemu kembali.”

Perkataan Tuan ketiga ini mengandung banyak sekali makna, seakan-akan dia sangat menunggu kehadiran hari ini.

Saat Andri Chen mendengar perkataan itu, dia tidak tahu harus berkata apa, karena dia tidak ada bayangan tentang orang yang ada di hadapannya itu, jadi dia juga tidak tahu apa saja yang pernah terjadi dulu, dia hanya pernah mendengar cerita dari mulut Angelina Chen saja.

Jadi Andri Chen hanya bisa berusaha untuk menyelesaikan permasalahan diantara mereka saja, dengan terang-terangan berbicara: “Tuan Ketiga, aku tidak tahu dulu apa saja yang terjadi antara aku dan keluarga Chen, sehingga menjadi ada dendam seperti ini, aku sudah kehilangan ingatan ku, jadi apa saja yang dulu pernah ku perbuat, sekarang aku sudah tidak bisa mengingatnya lagi, hari ini aku muncul dihadapan mu hanya untuk menyelesaikan semua permasalahan diantara kita.”

Mendengar perkataanya, Tuan Ketiga Chen pun sedikit tersenyum, namun senyum ini tidak tahu apakah benar-benar tersenyum atau hanya sebuah senyum palsu semata.

Dia pun hanya menghembuskan nafas dan seperti sangat menjadi antusias terhadap Andri Chen, “Coba kamu jelaskan, kamu mau bagaimana menyelesaikan permasalahan ini?”

Andri Chen mengutarakan apa yang sudah ia pikirkan dari jauh hari, ia berkata dengan jujur: “Tuan Ketiga, aku tahu dulu saat di kota Beichuan, aku sudah berbuat hal yang mempermalukan terhadap Nona Ketiga, sekarang ak juga tidak tahu kenapa pada saat itu aku bis aberbuat hak semacam itu, namun ini semua memang kesalahan yang aku sudah lakukan, aku pasti akan bertanggung jawab atas hal ini, namun aku ada satu permintaan, tolong lepaskan teman ku, dan kamu boleh bertindak sesuka hati mu kepada ku!”

Saat itu, Paman Ma pun sudah selesai membuat teh untuk Tuan Ketiga, dan dia pun langsung segra menuangkannya kedalam gelas Tuan ketiga yang diletakkan di depan Tuan Ketiga, lalu dengan penuh hormat Paman Ma pun mempersilahkan Tuan ketiga untuk meminum tehnya: “Tuan ketiga, ini adalah teh baru pada tahun ini, silahkan anda cicipi.”

“Baiklah.” Jawab Tuan Ketiga Chen, lalu mengambil gelas teh dan meminumnya.

Saat dia baru meminum teh tersebut satu tegukan, Paman Ma pun dengan tidak sabar langsung bertanya, “Tuan ketiga, bagaimana rasa tehnya?”

Tuan ketiga pun meletakkan kembali gelas teh tersebut, sambil menganggukkan kepalanya berkata: “Iya, daun teh tahun ini sangat baik, nanti kamu sampaikan salam ku untuk pedagang tehnya.”

“Baiklah, Tuan ketiga.” Sambil berkata, Paman Ma pun kembali menuangkan teh kedalam gelas tehnya Tuan ketiga.”

Tuan Ketiga Chen pun meminum teh itu sekali lagi, saat meletakkan gelas teh, tatapannya pun kembali menuju kepada Andri Chen, lalu dengan tenangnya bertanya: “Apakah ini adalah cara kamu menyelesaikan masalah?”

Andri Chen tahu kalau Tuan ketiga tidak akan semudah itu untuk menyelesaikan permasalahan ini, kalau hanya dengan cara seperti ini, Tuan ketiga pasti sudah menghabisinya tanpa harus membawanya kemari.

Andri Chen melihat Tuan ketiga yang sedang meminum teh, dia pun kembali brbicara: “Tuan ketiga, asalkan kamu mau melepaskan temanku, aku pasti akan menuruti semua kehendak mu.”

Setelah Tuan Ketiga selesai meminum tehnya, dia pun bertanya dengan Andri Chen dengan tenang: “Tuan Andri, apakah kamu rasa sekarang kamu masih mempunyai hak untuk berdiskusi hal seperti ini?”

Perkataannya ini membuat Andri Chen tidak bisa berkata apa-apa lagi, dengan keadaan seperti ini, dia memang tidak ada hak untuk melakukan diskusi dengan Tuan Ketiga, namun dia juga tidak akan menyerah begitu saja, dulu dia dengan bisa ular datang ke Beichuan, dan dia juga ingin memasuki sarang harimau, asalkan dapat bertemu dengan Tuan Ketiga Chen, bila dapat mengetahui keberadaan Yuni Lin, maka akan ada peluang untuk menyelamatkannya.

Disaat Andri Chen sedang berpikir, tiba-tiba suara Tuan Ketiga pun trdengar di telinganya.

Dia berbicara dengan Paman Ma yang ada disampingnya: “Adik Ma, telpon suruh orang bawakan dia kemari.”

“Baiklah, Tuan ketiga.” Jawab Paman Ma, dan dia pun dengan segera menelpon orang tersebut.

Telepon pun dengan cepat terhubung ke orang tersebut, dan Paman Ma pun langsung menyuruhnya, “cepat bawakan orang itu ke pondok lantai lima!”

Setelah selesai bicara, Paman Ma pun langsung menutup teleponnya.

Mendengar hal tersebut, Andri pun tahu kalau Tuan ketiga akan memanggil orang yang ia cari, namun dia juga tidak tahu apa yang di lakukan orang ini terhadap temannya itu, yang pasti dia tidak akan langsung melepaskan mereka begitu saja.

Berpikir begini, dia pun merasa semakin cemas.

Setelah beberapa menit kemudian, Andri Chen pun kembali mendengar suara langkah kaki dari lantai dasar, dan dia juga mendengar suara bisik-bisik yang tidak jelas, saat suara itu semakin dekat, dia baru tahu kalau Yuni Lin di angkat oleh orang, dia juga di ikat, dan matanya juga ditutup, bahkan mulutnya juga disumpal dengan handuk, suara bisik-bisik tadi juga berasal dari mulut yang di sumbat.

Andri Chen yang melihat hal tersebut pun langsung berteriak: “Yuni!”

Saat dia mendengar suara dari Andri Chen, dia pun merasa ada harapan, dia ingin menjawabnya, namun dia tetap saja tidak bisa bicara sedikit pun.

Dengan cepat, Yuni Lin di lempar kesebelahnya, namun Tuan Ketiga tidak menyuruh orang itu untuk membukakan penutup mata dan handuk yang tersumpal dimulutnya, dia pun memberontak di lantai, namun karena tangan dan kakinya di ikat, jadi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa.

Namun Andri Chen tidak menyangka, Tuan ketiga masih membawakan satu orang lagi kehadapannya, dia kira orang itu adalah orang lain, namun saat sampai di lantai lima, dia barulah menyadari orang itu bukanlah orang lain, melainkan orang yang di habisi dengan bisa ular, kak Nora, tidak disangka ternyata kak Nora masih hidup.

Melihat kak Nora masih hidup, Andri Chen pun sangat berantusias dan langsung berteriak: “Kak Nora!”

Kak Nora juga di ikat, matanya juga ditutupi dengan kain hitam, dan mulutnya juga di sumpal dengan handuk.

Akan tetapi, saat Kak Nora mendengar suara Andri, dia juga merasa ada hal yang aneh, tidak disangka Andri akan muncul ditempat seprti ini, walau dia sendiri tidak tahu dimana sekarang ia berada.

Saat kedua wanita itu dilempar kelantai, Tuan Ketiga yang sedang mencicipi teh itu pun berkata: “Jangan terlalu kasar kepada wanita, buka penutup mata dan sumpalan di mulut mereka, biarkan mereka berkumpul dulu.”

“Baiklah, Tuan ketiga.”mereka pun langsung membukakan penutup mata dan sumpalan yang ada pada mulut mereka.

Dengan cepat, mereka pun dapat melihat Andri yang juga sedang di ikat, mereka tidak menyangka Andri akan di tangkap oleh Tuan ketiga, lalu mereka berdua pun bersama-sama meneriakkan nama Andri Chen: “Andri!”

Andri yang panik pun langsung bertanya: “Kalian tidak apa-apakan?”

Mereka berdua pun serentak menggelengkan kepala dan berkata: “ tidak apa-apa.”

Kak Nora pun bertanya lagi: “Andri, kenapa kamu juga bisa di.....”

Dia belum selesai bicara, Tuan ketiga pun langsung memotong pembicaraannya: “Baik, Tuan Andri, orang yang kamu inginkan sudah ada disini, kita sebelumnya juga sudah sepakat.”

Mendengar perkataan Tuan Ketiga, Andri pun merasa semakin gelisah, tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Dia barulah selesai berkata, Andri pun melihat seseorang sudah tidak asing lagi, kali ini dia tidak mengenakan topeng melainkan menggunakan pakaian yang rapi, orang ini ialah orang yang menembaknya di atas gunung tadi, Rico Wang.

Andri tidak menyangka kalau Rico juga akan datang kemari, saat dia bertemu dengan Tuan Ketiga, dia pun memberikan salam dengan sopan dan berkata: “Ayah mertua!”

Mendengar panggilannya terhadap Tuan Ketiga, dia tidak menyangka kalau dia benar-benar akan menikahi putrinya Tuan ketiga yaitu Janice Chen, dan Rico Wang akan benar-benar menjadi menantu dari Tuan Ketiga.

Tuan ketiga yang mendengar salam tersebut pun langsung brkata: “Cepat kemari, duduk disini dan nikmati hasil teh tahun ini.”

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu